Selasa, 13 Januari 2015

C-295M: Pesawat Angkut Taktis Lapis Kedua TNI AU

Rangkaian aksi pencarian dan evakuasi korban penumpang pesawat Air Asia QZ8501 secara langsung juga menampilkan performa armada pesawat angkut taktis milik TNI AU. Selain yang utama pesawat angkut berat C-130 Hercules Skadron Udara 31, misi SAR dan transportasi udara selama operasi terkait Air Asia QZ8501 juga menghadirkan keluarga baru TNI AU, yakni C-295M, pesawat taktis angkut sedang dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Bersama C-130 Hercules, C-295M Skadron Udara 2 mendapat peran untuk mengangkut jenazah korban Air Asia QZ8501 dari Pangkalan Bun Ke Lanudal Juanda di Surabaya. Selain itu, C-295M juga menorehkan kesan mendalam, pasalnya awak pesawat ini yang pertama kali menemukan serpihan pesawat naas di tengah laut. Penugasan C-295 bukanlah tanpa sebab, pesawat dengan dua mesin 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) ini memiliki kemampuan untuk terbang non-stop selama delapan jam.
Sekilas tentang C-295M, pesawat ini di dapuk sebagai pengganti pesawat angkut Fokker F-27 Troopship yang sudah memasuki usia tua dan kerap mengalami kecelakaan. Menurut sejarahnya, pada bulan Juli 2012, KSAU, Marsekal TNI Imam Sufaat memerintahkan 4 penerbang dari jajaran Skadron Udara 2 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma dan 18 teknisi dari berbagai jajaran di TNI AU untuk mempelajari cara pengoperasian dan juga pemeliharaan pesawat C-295M di Airbus Military Seville, Spanyol.
CN295MRAFO_EADS_CASA_C-295_901_PAS_2013_02
Untuk memperkuar Skadron Udara 2, TNI AU akan mendapat 9 pesawat C-295M, sesuai dengan kontrak pembelian antara Kementerian Pertahanan RI dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memperkuat alutsista di jajarannya. Pesawat C-295M adalah pesawat buatan Airbus Military yang akan dikerjasamakan dalam proses produksinya dengan PT DI dan secara bertahap akan diproduksi oleh Airbus Military maupun akan dirakit bersama-sama di fasilitas PT DI Bandung nantinya. Keseluruhan 9 pesawat direncanakan akan selesai dan diserahterimakan secara bertahap kepada TNI AU mulai akhir tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Sebagai pesawat angkut sedang, C-295M mampu membawa cargo seberat 9 ton, sementara bila difungsikan untuk mendukung pergeseran pasukan, dapat dimuati hingga 71 pasukan. Sedangkan bila diberi tugas menghantarkan pasukan payung (lintas udara), pesawat ini dapat membawa 49 pasukan para plus seorang jumpmaster. Berikut konfigurasi dari beberapa varian C-295.
avc212_10
Pasukan linud AD Spanyol di dalam kabin C-295.
Pasukan linud AD Spanyol di dalam kabin C-295.

Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 9.100 meter dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot (480 km/jam), serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take Off & Landing) yaitu dengan panjang landasan hanya 670 meter, tentunya dengan kondisi muatan tertentu. Sebagai penyempurnaan dari CN-235, roda pendarat, terutama roda di bagian depan telah diperkuat, sehingga C-295 dapat lebih kokoh untuk mendarat dan lepas landas di permukaan tanah/rumput.
Sebagai pesawat angkut sedang taktis (medium airlifter) generasi terbaru yang sudah menggunakan full glass cockpit, digital avionic dan sepenuhnya kompatibel menggunakan night vision googles (NVG). Sebagai bentuk proteksi, C-295 dapat ditambahkan lapisan baja pada kokpit, radar warning receiver (RWR), missile warning, laser warning, dan chaff/flare dispenser. Perangkat-perangkat tersebut telah dibenamkan pada C-295 yang ditugaskan NATO dalam misi di Afghanistan dan Irak. Bahkan, C-295 sudah mempunyai modul tambahan untuk suatu waktu dipasangkan fasilitas in flight refuelling.
Tmpilan kokpit C-295.
Tmpilan kokpit C-295.
C-295 menujukkan demo STOL.
C-295 menujukkan demo STOL.
Demo C-295 di Indonesia.
Demo C-295 di Indonesia.

Kemampuan Pesawat C-295M dinilai sangat cocok dan ideal dikaitkan dengan tugas dan misi yang diemban oleh Skadron Udara 2. Di antaranya, melaksanakan angkutan personel dan logistik, penerjunan pasukan dan logistik, Evakuasi Medis Udara, Patroli Udara terbatas, serta penugasan militer maupun misi kemanusiaan lainnya. Berikut adalah dimensi dan spesifikasi teknis C-295M yang kami kutip dari situs Airbus Defence and Space.
spek1spek2
Saat mulai masuk dalam jajaran TNI AU, C-295 sempat menimbulkan polemik. Walaupun pesawat C-295 merupakan pengembangan dari pesawat CN-235, namun PT DI sama sekali tidak terlibat dalam proses pembuatannya sejak awal. Lalu tidak lama berselang tiba-tiba muncul pesawat terbang dengan tulisan NC-295, tidak lama kemudian muncul lagi pesawat yang sama dengan tulisan besar berwujud sebagai CN- 295. Mengingat Indonesia hanya berperan sebagai negara perakit, memang idealnya identitas pesawat adalah NC-295, sama seperti dahulu PT DI memproduksi NC-212 Aviocar atas lisensi dari CASA Spanyol.
Faktanya, meski saat ini pesawat CN 295 masih dirakit di Spanyol, namun untuk proses pengecatan dan penyelesaian akan di lakukan PT DI di Indonesia. Begitu juga dengan pesawat ketiga dan keempat yang akan dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia.
Untuk pesawat kelima dan keenam, dan ketujuh, sudah mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat ke depan dan kesembilan sepenuhnya akan dirakit dan diproduksi oleh PT DI di Indonesia di Bandung. Selain armada C-295M, Skadron Udara 2 sejak era 90-an juga telah diperkuat dengan enam pesawat CN-235. (Gilang Perdana)

Sejarah Pembajakan Pertama Pesawat di Bandara Adi Sucipto


Pesawat Vicker Viscount MZ-171 Merauke yg dibajak di Bandara Adisucipto Yogyakarta 15 April 1972.
Tampak di jendela cockpit, Ipda Bambang Widodo Umar sedang melongok ke dalam u/ membantu pilot Capt. Hindiarto.
SejarahIndonesia diam-diam ternyata termasuk salah satu negara yg paling jarang mengalami pembajakan pesawat. sejarahpembajakan pesawat, terakhir kali pada 25 April 2014, saat pesawat Boeing 737-800 berkode penerbangan VA41 milik maskapai Australia Virgin Blue Airlines dipaksa mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali oleh seorang penumpang berkewarganegaraan Australia yg mabuk berat.

Sementara sejarahpembajakan pesawat Indonesia yg paling terkenal adalah pembajakan pesawat DC-9 berkode penerbangan GA 206 Woyla milik maskapai Garuda Indonesia Airways (GIA) pada 28 Maret 1981, yg berakhir di Bandara Internasional Dong Muang, Bangkok pada 31 Maret 1981. Insiden ini melambungkan pamor Kopassanda (sekarang Kopassus) sebagai pasukan elite.

Namun tahukah Anda bahwa Woyla bukanlah pesawat Indonesia pertama dan satu-satunya yg pernah dibajak?sejarah Pesawat Indonesia yg pertama kali dibajak adalah Vickers Viscount MZ-171 Merauke milik maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA) pada 15 April 1972! 9 tahun sebelum pembajakan Woyla!

sejarah KRONOLOGI AWAL
Peristiwanya berawal dari berawal ketika pesawat Merpati MZ-171 yg sedang melayani jalur penerbangan Menado-Makassar-Surabaya-Jakarta pada 15 April 1972. Pesawat sedang mengudara di ketinggian 14.000 kaki di atas Tegal, ketika salah seorang penumpangnya memaksa masuk ke cockpit. Saat salah seorang awak kabin melarang sang penumpang, yg belakangan diketahui bernama Hermawan, memperlihatkan dua buah granat buatan RRT yg digenggamnya! Spontan awak kabin pun bergeming dan membiarkan sang penumpang masuk ke cockpit dan mengancam pilot Capt. Hindiarto & copilot Capt. Soleh untuk memutar haluan pesawat ke arah timur.

Pembajak, yg ternyata seorang desertir Marinir TNI-AL, mencoba nekad membuka pintu pesawat pada ketinggian tersebut, tetapi sang pilot berteriak mengingatkan. “Jika Bapak membuka pintu pesawat pada ketinggian ini maka anak telinga saya akan pecah, demikian pula telinga Bapak”. Si pembajak pun lantas mengurungkan niatnya. Kemudian pesawat tersebut berhasil mendarat di Bandara Adisucipto, Yogyakarta.

Selepas mendarat, pembajak melalui kontak radio ke ATC (Air Traffic Control) Bandara Adisucipto menuntut tebusan sebesar Rp. 20 juta! Jumlah uang yg sangat besar pada masa itu. Otoritas keamanan, seperti kepolisian dan TNI-AU, masih awam dengan kasus pembajakan pesawat seperti ini, namun komandan Lanud Adisucipto bergegas mengerahkan pasukan Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat, sekarang Paskhas) TNI-AU untuk mengepung pesawat yg parkir di apron dengan mesin masih menyala tersebut. Tak lama kemudian, petugas kepolisian Koresko 961 (Komando Resort Kepolisian Kota) Yogyakarta di bawah pimpinan Letkol Polisi Sujono telah berada di ruang operasi bandara tsb untuk membicarakan strategi pembebasan sandera.

Sejarah UPAYA PEMBEBASAN
Sudah beberapa menit berlalu, tapi otoritas keamanan setempat masih bingung bagaimana caranya membebaskan para sandera, karena memang belum ada pengalaman dan SOPnya! Tersebutlah salah seorang intel polisi bernama Inspektur Polisi Tingkat II (IPDA) Bambang Widodo Umar, yg berpakaian preman dan tidak diijinkan masuk ke kawasan bandara lantaran berpakaian preman!


Komisaris Besar Polisi (Purn) Bambang Widodo Umar setelah pensiun.

Tindakan Inspektur Bambang dipuji Presiden Soeharto . Untuk pertama kalinya perwira muda itu terbang naik pesawat. Di Jakarta, Soeharto secara pribadi memberikan selamat untuk Bambang.

Dari rel kereta api di dekat kawasan bandara, alumni Akabri Kepolisian tahun 1971 yg baru 5 bulan lulus dan bertugas itu melihat sebuah pesawat baling-baling, parkir dengan mesin masih menyala persis di apron bandara. Sebagai perwira intel, Bambang tidak berseragam polisi. Bambang yang masih sangat muda (24 tahun), dan tubuhnya yang tidak terlalu besar masih seperti anak SMA. Bedanya ia menyelipkan sebuah revolver Colt Special besar di pinggangnya. Setelah melambung melewati berbagai jalan tikus, Bambang pun akhirnya bisa masuk ke ruang tunggu penumpang.

Di ruang tunggu tersebut sudah ramai oleh pejabat dan petinggi aparat keamanan. Ada Pangkowilhan II, Danrem, Dantares, dan Danres Yogjakarta, semuanya sedang berkoordinasi. Dalam suasana tersebut, percakapan detil antara pembajak hanya berlangsung dengan petugas menara Air Traffic Control (ATC) yang selanjutnya diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu.

Namun, dari pembicaraan para jenderal dan petinggi keamanan yang terdengar oleh Bambang, sempat menyebut-nyebut pembajak minta uang tebusan sebesar Rp 20 juta. Namun, uang sebanyak itu disebut-sebut tidak bisa didapatkan, karena uang yang dikumpulkan dari bank-bank di Yogyakarta pun tidak mencapai jumlah sebanyak itu.

Saat itu juga ada rencana menembak pembajak dengan peluru bius, karena pembajak disebut-sebut akan meledakkan pesawat. Sambil mendengarkan percakapan para petinggi aparat keamanan itu membuat berbagai rencana untuk melumpuhkan para pembajak, mata Bambang terus mengawasi pesawat. Kebetulan, dari tempat ia berdiri bisa dengan leluasa menghadap kearah pesawat.

Setelah memperhatikan dengan seksama, Bambang pun melihat sesuatu yang aneh pada pesawat yang dibajak. Dari jendela kocpit ada tangan melambai-lambai. Bambang tidak mengerti apakah itu tangan pilot atau tangan co-pilot. Waktu itu hari sudah hampir magrib. Saat tangan melambai-lambai di jendela kocpit, di kabin penumpang tampak ada bayangan orang berjalan mondar-madir. Jika jendela kocpit tertutup, bayangan orang mondar-mandir itu hilang.

Keadaan itu berlangsung berkali-kali. Bambang menyimpulkan, bayangan orang yang berjalan mondar-madir itu bisa jadi si pembajak. Rupanya perkiraannya benar, dari informasi yang disampikan oleh pilot ke petugas di air traffic control dan diteruskan ke para pejabat di ruang tunggu bahwa, pembajak mulai panik karena tuntutannya tidak dipenuhi dia mengacak-acak barang milik penumpang.

Situasi ini benar-benar Bambang manfaatkan. Spontan saja berbekal pengamatannya, Bambang memberanikan diri berjalan dan berlari-lari kecil mendekati pesawat. Saat itu, tanpa ada rasa takut sedikit pun Bambang dengan berjingkat-jingkat mendekati pesawat. Arah yang dituju adalah moncong pesawat, jendela tempat di mana pilot atau co-pilot melambai-lambaikan tangannya.

Namun, body pesawat itu terlalu tinggi buat Bambang, dengan setengah berteriak ia meminta bantuan seorang petugas apron untuk menarik tangga di dekat pesawat. Dengan suara mesin dan baling-baling yang terus berputar, pembajak pun tak melihat aksi nekat Bambang. Akhirnya ia berhasil menggeret sebuah tangga. Walaupun sudah naik tangga, ia tetap tak bisa leluasa menembak pembajaknya. Jendela cokpit hanya sampai di muka Bambang.

Baru saja ia menyodorkan kepalanya, sang pilot yang berbaju putih setengah berteriak, “Mana duitnya!”

Belum juga menjawab pertanyaan yang mengejutkan itu, jendela ditutup kembali, Bambang pun langsung melorotkan tubuhnya menghindari penglihatan pembajak yang memasuki cokpit. Bersembunyi di leher pesawat, Bambang sempat melihat ke sekeliling dan melihat aparat yang mengepung di kanan kiri pesawat, tetap bersiaga pada posisinya masing-masing, tanpa ada upaya apa pun.

Setelah jendela cokpit kembali terbuka, sebagai tanda pembajak berada di belakang, kembali Bambang menaiki tangga.
Kali ini ia menjulurkan tangannya dengan mengangkat pistol tujuannya menunggu pembajak masuk ke kocpit dan ia akan menembak. Namun posisi untuk menembak itu buat Bambang cukup sulit karena tinggi dirinya tidak sampai menjangkau jendela secara penuh.

Melihat kondisi tersebut sang pilot setengah berteriak, “Saya AURI, saya AURI, saya bisa menembak.” Mendengar teriakan lirih pilot yang meminta pistol, Bambang pun secara reflek memberikan pistolnya kepada sang pilot.
Quote:

Jenasah pembajak bernama Hermawan sedang diperiksa oleh petugas kepolisian.
Suasana tegang itu berlangsung lima menit lamanya. Mendadak co-pilot dan pilot turun dari pesawat tergesa-gesa. Ternyata tembakan telah dilepaskan dan pembajak Hermawan telah mati.

Capt. Hindiarto menuturkan, bahwa tembakan pertama yang dilepaskan, tepat mengenai leher si pembajak. “Saya yakin satu tembakan itu sudah mematikannya,” kata Hindiarto. Tapi karena Co-pilot Soleh berteriak, “Tembak lagi Cap,” maka dua peluru menyusul menembus tubuh si pembajak, yang terguling menutup api yang sudah menyala, sehingga api padam (api ini sulutkan Hermawan pada serbuk TNT yang ditaburkan di lantai pesawat). “Sungguh miracle (mukjisat), saya masih hidup,” kata penerbang Merpati asal Solo ini.


Minggu, 11 Januari 2015

TNI beri kenaikan luar biasa prajurit "AirAsia"

TNI beri kenaikan luar biasa prajurit
Penghargaan Panglima TNI Panglima TNI Jenderal Moeldoko berbicara kepada wartawan saat konfrensi pers setelah mendampingi tim SAR gabungan mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1). (ANTARA FOTO/Suryanto)
Saya melihat sendiri perjuangan para prajurit, bagaimana mereka berhadapan dengan kondisi alam, untuk itu saya memutuskan kenaikan luar biasa beberapa prajurit saya,"
Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memberikan kenaikan luar biasa bagi prajurit TNI yang ikut dalam pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 28 Desember 2014.

"Saya melihat sendiri perjuangan para prajurit, bagaimana mereka berhadapan dengan kondisi alam, untuk itu saya memutuskan kenaikan luar biasa beberapa prajurit saya," kata Moeldoko di Lanud Islandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan sempat melihat sendiri betapa sulitnya memindahkan ekor pesawat Air Asia dari KRI Banda Aceh ke KN Cress Onix di tengah laut dengan gelombang yang tinggi.

Surat Keputusan Panglima TNI untuk kenaikan luar biasa itu masih akan menyusul. Namun secara simbolis pemberian kenaikan luar biasa telah dilakukan di atas kapal usai pengangkatan ekor pesawat Air Asia.

Menurut dia, kerja keras para prajurit TNI dalam tim SAR gabungan operasi pencarian dan evakuasi korban telah sesuai dengan keinginan Badan SAR Nasional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, dan seluruh rakyat Indonesia.

TNI dalam bagian melaksanakan tugas SAR, ia mengatakan sudah melakukan kegiatan dengan baik dari mulai mencari, mengevakuasi, mencari kotak hitam, mengangkat ekor pesawat dan menyerahkannya kepada KNKT.

Pada kesempatan yang sama, Moeldoko juga menjanjikan dukungan TNI untuk mencari dan mengevakuasi korban, kotak hitam, dan pesawat dalam operasi SAR gabungan ini.

Ia pun siap mengerahkan prajuritnya untuk melakukan penyelaman untuk mengambil kotak hitam jika memang lokasi pasti dari teknologi tersebut sudah diketahui. 
 
 

Panglima: Keberhasilan Pengangkatan Ekor AirAsia karena Penyelam TNI Sangat Profesional

  Proses operasi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI, di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).
Proses operasi pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI, di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).

Proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ8501 oleh tim penyelam TNI menunjukkan hasil yang sangat membanggakan. Terlebih lagi, operasi itu dipantau langsung Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dari atas geladak KRI Banda Aceh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Sabtu (10/1/2015).
“Keberhasilan dalam pengangkatan ekor pesawat ini tidak terlepas dari profesionalisme yang dimiliki para penyelam TNI yang ditunjukkan selama proses operasi berlangsung. Selama empat hari mereka, tidak kenal lelah dan terus melakukan strategi yang tepat dan aman selama proses pengangkatan berlangsung,” tegas Panglima TNI Jend Moeldoko.
Proses pengangkatan ekor pesawat dilaksanakan beberapa tahap antara lain: penyelaman pertama dilakukan guna pengecekan hasil pemasangan Belt. Aksi para penyelam TNI dimulai dengan turunnya dua penyelam ke permukaan di titik pengangkatan ekor pesawat pada pukul 06.01 WITA, dilanjutkan dua penyelam lagi pada pukul 06.02 WITA.
Pada pukul 06.26 WITA para penyelam naik ke permukaan, dan pukul 10.12 WITA para penyelaman mulai melakukan pengisian udara sebanyak 6 tabung.
Tahap selanjutnya, pada pukul 11.14 WITA, para penyelam mulai turun dan tiba di permukaan pukul 11.31 WITA. Pada pukul 11.40 WITA penyelaman dilanjutkan kembali dan pukul 11.48 WITA para penyelam tiba di permukaan. Pada pukul 11.50 WITA, lifting bag muncul ke permukaan dan ekor pesawat terlihat terangkat ke permukaan, dengan dibantu penarikan menggunakan tali tros kapal,” lanjut Moeldoko.
Panglima TNI yang memantau dari atas KRI Banda Aceh itu mengatakan, ekor pesawat perlahan mulai muncul ke permukaan laut. “Itu sudah mulai kelihatan, itu kelihatan jelas tulisan AirAsia. Proses evakuasi ini dimulai sejak pukul 06.00 WITA”, ujarnya.
Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, proses pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ-8501 dari dasar laut menggunakan alat lifting bag dan proses penarikan dengan menggunakan Kapal Crest Onyx, setelah berhasil di tarik ke permukaaan, ekor pesawat kemudian di angkat keatas kapal yang selanjutnya akan di bawa ke Pelabuhan Teluk Kumai.
Jenderal TNI Moeldoko mengapresiasi kepada seluruh tim yang telah berhasil mengangkat ekor pesawat  AirAsiaQZ-8501 walaupun terdapat beberapa kendala yang menghambat dalam proses evakuasi ekor pesawat tersebut, salah satunya kondisi cuaca dan arus di perairan tempat jatuhnya pesawat.
Hal lain yang juga menjadi hambatan dan dihadapi Tim SAR di lapangan adalah sistem pengangkatan ekor pesawat ke atas permukaan. Meski demikian Tim SAR telah menyiapkan Subsurface Vehicle yang dilengkapi balon khusus untuk mengambangkan pesawat dari bawah air. Operasi yang berlangsung mulai hari kamis akhirnya membuahkan hasil dengan terangkatnya ekor pesawat AirAsia  pada siang hari ini.
Lokasi penemuan ekor AirAsia QZ-8501 berada di titik koordinat 3 derajat 38′ 39” Lintang Selatan dan 109 derajat 43′ 45” Bujur Timur. Lokasinya berjarak sekitar 127 kilometer dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan 188 kilometer dari Pulau Belitung. Serpihan bagian ekor pesawat telah diverifikasi oleh dua penyelam dari Tim Intai Amfibi TNI Angkatan Laut yang berada di kedalaman 34 meter. Saat ditemukan, obyek sudah terkoyak di beberapa sisi. Namun bentuk ekor masih jelas terlihat karena menghujam ke dasar laut. 

Sabtu, 10 Januari 2015

Kopaska: Tugas, Perekrutan, dan Hellweek


Kopaska

Kopaska (Komando Pasukan Katak) adalah pasukan khusus TNI Angkatan Laut (TNI AL) dengan semboyan "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang artinya "Tak Ada Rintangan yang Tak Dapat Diatasi". Meskipun sudah ada sejak tahun 1954, Kopaska baru resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya.
Tugas utama Kopaska adalah demolisi (peledakan) bawah air termasuk sabotase (penyerangan rahasia) ke kapal lawan dan pangkalan musuh, kamikaze (torpedo berjiwa), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta maritime counter terrorism (anti-teror di laut).

Dalam masa damai, Kopaska terbagi dalam tim-tim berkekuatan tujuh orang yang bertugas sebagai personel keamanan untuk pejabat atau tamu penting negara. Lebih penting lagi, salah satu tugas mereka adalah menjadi pengawal pribadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka juga secara terbatas membantu tugas-tugas SAR di laut. Di samping itu, Kopaska pernah bertugas memperkuat pasukan perdamaian PBB.
Sekilas Perekrutan Kopaska

Proses perekrutan personel Kopaska diadakan setahun sekali dan hanya personel TNI AL non-Marinir yang boleh mendaftar. Usia maksimal pendaftar adalah 30 tahun. Proses pemilihan ini memakan waktu selama tujuh bulan. Biasanya, dari 700-1500 pendaftar hanya 15-20 orang yang lulus seleksi pertama. Setelah itu, para lulusan seleksi pertama ini  harus mengikuti Pelatihan Empat Tahap, yaitu satu minggu latihan fisik (hellweek), setelah itu latihan dasar bawah air, latihan komando, dan latihan parasut. Biasanya setelah keempat tahap ini hanya lima atau enam orang yang lulus menjadi anggota Kopaska..
Proses perekrutan KOPASKA terbagi dalam beberapa tahap dan mempunyai spesifikasi khusus untuk perekrutan anggotanya. Spesifikasi perekrutan adalah anggota TNI AL (non Marinir), minimal sudah berdinas selama 2 tahun, lulus uji kesamaptaan dan kemampuan jasmani, lulus uji ketahanan domisili di air (tes ketahanan air), lulus psikotest khusus, lulus kesehatan khusus di bawah air. Setelah anggota dinyatakan lulus test maka diadakan pendidikan selama 10 bulan di Sekolah Pasukan Katak TNI AL (SEPASKAL)/Komando Pendidikan Operasi Laut-KODIKOPSLA/Komando Pengembangan Pendidikan TNI AL-KOBANGDIKAL) Ujung Surabaya. Sebelumnya adalah di Sekolah Penyelaman TNI AL (SESELAM) PUSDIKOPSLA KODIKAL Surabaya). Dengan materi umum antara lain :
  • Akademis umum angkatan laut (operasi laut, navigasi, mesin, elektronika, bangunan kapal, komunikasi dan lain lain)
  • Kepaskaan (doktrin manusia katak, penyelaman dasar, penyelaman tempur, renang tempur, kartografi, menembak berbagai jenis senjata, mengemudi, dan menangani kapal/perahu cepat dan lain lain)
  • Dik Komando (dasar komando, perang hutan, jungle survival/sea survival SERE, dan lain lain. Sebelum mempunyai pendidikan Komando sendiri siswa kopaska ikut dengan pendidikan komando hutan Marinir)
  • Terjun (Static dan AFF). Setelah melaksanakan terjun dasar mendarat di darat selanjutnya adalah spesialisasi kemampuan terjun (static & free fall) untuk mendarat di sasaran-sasaran lepas pantai dan laut.
  • Intelijen tempur, sabotase dan kontra sabotase, demolisi bawah air, dan SAR Tempur.
Latihan Neraka Kopaska

Personel Kopaska TNI AL dipilih dari orang-orang terbaik. Selain berotot kawat dan bertulang besi, mereka juga wajib datang dari Korps Pelaut. Syarat wajib lain harus sudah pernah bertugas di kapal TNI AL selama dua tahun atau lebih.
Mengapa harus pelaut? Pertama, anggota Paska (Pasukan Katak) harus mengetahui konsep perang laut secara menyeluruh. Misal hendak melakukan misi sabotase atau pembebasan sandera, mereka sudah harus tahu bagian-bagian kapal. Bila bukan pelaut, mereka akan kesulitan mengenal bagian-bagian dalam kapal. Kedua, jika sudah berpengalaman dalam KRI, insting mereka akan langsung bermain di mana kamar mesin, ruang amunisi, tanki bahan bakar dan sebagainya. Hal ini jelas akan berpengaruh dalam kesuksesan misi.
Latihan pertama yang harus dijalani oleh calon personel Paska adalah "hellweek". Latihan yang benar-benar menguras emosi, tenaga dan keringat sampai ke tetes terakhir.
Dalam buku Kopaska, Spesialis Pertempuran Laut Khusus yang diterbitkan dalam rangka 50 tahun Kopaska, dikupas soal hellweek ini. Setiap calon Paska tak pernah diberi tahu kapan rangkaian hellweek akan dimulai. Bisa saja tiba-tiba saat mereka belajar di kelas, atau saat tidur terlelap.
Hari pertama minggu neraka ini dibuka dengan ritual melahap nasi komando bersama-sama. Nasi komando adalah hasil blenderan nasi, lauk pauk, telur mentah, minyak ikan dan terasi. Makanan ditaruh dalam satu tempat dan dimakan secara bergiliran. Jika salah satu muntah di tempat itu, maka yang berikutnya tetap harus memakan nasi komando itu sampai tandas. Sebagai pelepas dahaga, minuman yang diberikan adalah jamu brotowali. Jamu ini memang menyehatkan, tapi mungkin merupakan minuman paling pahit di dunia. Setiap hari porsi tekanan terus ditambah hingga benar-benar memaksa seseorang untuk bertahan di titik maksimal.
Uniknya selama pendidikan, nama mereka diganti dengan nama hewan laut. Maka nama-nama tongkol, udang, paus, kakap wajib digunakan. Nah, kadang hingga pendidikan selesai, nama ini masih melekat di antara sesama mereka. Jika tak kuat pendidikan, silakan berhenti. Tak ada paksaan sama sekali untuk mengikuti latihan Paska ini.
Siswa yang gugur atau mengundurkan diri diminta meletakkan topi bajanya di pinggir lapangan. Dari situ kelihatan berapa orang yang telah mengundurkan diri dalam satu angkatan.
Detasemen Kopaska

Saat ini Kopaska terdiri atas dua grup, yakni wilayah Barat dan Timur. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Koordinasi terhadap dua grup Kopaska dipegang Komando Armada RI masing-masing wilayah.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Barat (Satkopaska Armabar)
  • Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
  • Detasemen 2 Operasi Khusus
  • Detasemen 3 Combat SAR
  • Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
  • Detasemen 5 Underwater Demolition
  • Detasemen 6 Special Boat Units.
Satuan Komando Pasukan Katak Armada Timur (Satkopaska Armatim)
  • Detasemen 1 Sabotase/anti-Sabotase (Teror)
  • Detasemen 2 Operasi Khusus
  • Detasemen 3 Combat SAR
  • Detasemen 4 EOD dan Ranjau Laut/Mine clearence
  • Detasemen 5 Underwater Demolition
  • Detasemen 6 Special Boat Units.
Masing-masing grup akan dipimpin oleh kolonel yang membawahi enam detasemen


Sumber : Tribunnews

Detik-detik Pengangkatan Ekor Pesawat AirAsia QZ 8501

Dua perahu motor yang berisi tim penyelam TNI AL saat akan melakukan proses evakuasi ekor pesawat Air Asia di Laut Jawa (REUTERS/Pool)

Tim SAR gabungan berhasil mengangkat ekor pesawat AirAsia QZ 8501 dari dasar laut Selat Karimata, Sabtu 10 Januari 2014. Pengangkatan ekor pesawat itu menggunakan balon pelampung, yang kemudian ditarik dengan crane kapal Crest Onyx, milik SKK Migas.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana Pertama Manahan Simorangkir menjelaskan proses pengangkatan ekor pesawat tersebut.

"Tim penyelam melakukan pengangkatan adalah tim kelima sekitar pukul 10.22 WIB," kata Manahan melalui pesan singkat yang diterima wartawan.

Menurut dia, operasi penyelaman sudah dilakukan sejak pukul 06.00 WIB.  Tim penyelaman kelima melakukan pengangkatan ekor pesawat. "Pukul 10.22 WIB diver mulai menyelam," ujar Manahan.

Berikut detik-detik pengangkatan ekor pesawat AirAsia QZ 8501:
Penyelaman kelima  pengangkatan ekor pesawat:
1.Pukul 08.35 WIB diver tiba di permukaan.
2.Pukul 10.22 WIB diver atau penyelam mulai menyelam.
Penyelaman kelima berhasil mengikat balon yang mengangkat ekor pesawat ke permukaan.

Penyelaman keenam dilakukan kembali untuk mengamankan pengangkatan ekor pesawat.
1. Pukul 11.40 WIB diver mulai menyelam. 2. Pukul 11.48 WIB diver tiba di permukaan
Pada pukul 11.50 WIB, lifting bag muncul ke permukaan dan bangkai ekor proses perlahan terangkat ke permukaan, sambil dibantu penarikan menggunakan tali tros Kapal Crest Onyx.
Dibawa ke Pangkalan BunSementara itu Direktur Operasi Basarnas, Marsekal Pertama, SB Supriyadi mengatakan ekor pesawat ini akan dibawa ke Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah."Rencananya ekor akan diangkut dengan kapal tongkang ke Pangkalan Bun. Sepertinya disandarkan ke Pelabuhan Kumai untuk penelitian," ujar Supriyadi.Supriyadi menegaskan proses untuk membawa ekor pesawat itu tidaklah mudah. Sebab sangat tergantung kondisi ketinggian gelombang yang dapat mempengaruhi kapal saat membawa ekor pesawat ke Pelabukan Panglima Utar Kumai.
"Paling cepat 7 jam paling lama 10 jam. Kalau kecepatan rendah bisa 15 jam dengan, kecepatan tongkang 5-6 knot sampai sandar di Kumai," katanya.


Viva. 

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box

Panglima TNI Khawatirkan Keberadaan Black Box
 
Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko mengaku khawatir terkait dengan keberadaan black box mengingat kondisi ekor pesawat AirAsia QZ-8501 di dalam dasar laut perairan Selat Karimata sudah berantakan. Kekhawatiran Jenderal TNI Dr. Moeldoko tersebut disampaikan di atas geladak KRI Banda Aceh, perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015).
 
Panglima TNI menjelaskan pada saat ditemukan, posisi bawah ekor masuk ke lumpur. Sayap kiri dan kanan sudah putus. Ada empat jendela yang masih tersambung dengan ekor. “Ekor pesawat memang sudah ditemukan, saya khawatir kotak hitam (black box) sudah tidak di tempatnya karena ekor pesawat sudah berantakan”, ujarnya.
 
Menurut Jenderal TNI Dr. Moeldoko,Tim SAR sudah berupaya mencari kotak hitam, namun belum membuahkan hasil. Tadi pagi, tim penyelam pertama sebanyak enam orang turun selama 62 menit untuk memeriksa bagian dalam ekor pada pukul 06.15 WITA. "Tadi kami memaksimalkan cuaca yang baik. Mereka menyelam menggunakan tabung udara cadangan," katanya.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, untuk rencana selanjutnya, Tim SAR akan menggunakan alat berat crane dan balon untuk mengangkat ekor. Tim penyelam kedua saat ini disiapkan untuk mengikatsling (tali baja) crane ke ekor pesawat, dilanjutkan membawa balon dan dikaitkan.Sling dari Kapal Crest Onix juga akan dikaitkan. Itu kekuatannya 60 ton.

Disamping itu, Tim SAR juga melakukan upaya untuk mencari kotak hitam dengan menggunakan ping detector yang dibawa Kapal Negara Jadayat. Tujuh penyelam di Kapal Jadayat mengikuti arah ping detector hingga sejauh 300 meter dari lokasi awal. "Kami mencari arah ping itu ke mana. Kalau ada ping,baru muncul sinyal," kata Panglima TNI
 
TNI.