Minggu, 02 November 2014

Natuna, Sekali Mendayung Dua Tiga Pulau Terlampaui

Doktrin pertahanan yang bernama “masuk dulu baru digebuk” sudah mulai ditinggalkan oleh pengawal republik dan berganti baju dengan “berani masuk digebuk”. Ini sejalan dengan hakekat rencana pembentukan Kogabwilhan yang menyatukan komando matra darat, laut dan udara dalam satu komando gabungan di hotspot yang diprediksi menjadi pusat konflik teritori.  Setidaknya ada 4 hotspot yang disiapkan, dua diantaranya hotspot teritori yaitu Ambalat dan Natuna.  Dua lainnya adalah hotspot separatis yaitu Aceh dan Papua.
Natuna adalah hotspot yang harus dipersiapkan untuk menjadi titik tumpu pertahanan berskala brigade gabungan.  Pembangunan pangkalan angkatan laut dan udara saat ini untuk bisa menampung beberapa kapal perang dan jet tempur secara permanen merupakan keniscayaan untuk memastikan doktrin berani masuk digebuk, bisa dipercaya.  Bukan apa-apa, kita sedang berpacu dengan waktu karena demam yang tak kunjung usai bahkan tensi semakin meninggi dengan aura sengketa batas teritori yang saling berklaim di seberang pagar Natuna yang kaya itu.
Unjuk kekuatan di Surabaya, HUT TNI ke 69
Pembangunan pangkalan militer di Natuna untuk ketersediaan alat tempur utama yang dibutuhkan seperti kapal perang berkualifikasi striking force, sejumlah jet tempur, helikopter tempur, satuan radar, satuan peluru kendali anti serangan udara, batalyon infantri dan intelijen gabungan.  Memperkuat Natuna mirip-mirip dengan memperkuat Tarakan di Kaltara ketika konflik Ambalat memanas beberapa tahun silam. Natuna hampir sama dengan Tarakan, sama-sama sebuah pulau yang disekitarnya kaya dengan sumber daya alam tak terbarukan.
Saat ini di pulau Tarakan sudah tersedia brigade gabungan AD, AL dan AU.  Lanud Tarakan sudah dinaikkan kelasnya, mampu “menginapkan” jet tempur segala jenis, sudah tersedia satuan radar militer, pangkalan AL sedang dikembangkan, kapal perang berpatroli rutin setiap saat.  Di Nunukan juga sudah dipersiapkan 1 brigade TNI AD berikut satuan intelijen dan satuan radar yang mampu mengawasi pergerakan pesawat di Sabah Malaysia.  Hasilnya, jiran sebelah tak segalak dulu lagi, bahkan suaranya sudah “nyaris tak terdengar” di sekitar Ambalat.
Latihan gabungan AU dan AL dengan komando Hanudnas selama sepekan ini yang berakhir di penghujung Oktober 2014 di Natuna, Batam, Dumai dan Pontianak adalah untuk menguji koordinasi, komunikasi dan kecepatan respons terhadap adanya ancaman di garis border itu.  Tiga jenis jet tempur dilibatkan yaitu 4 Sukhoi, 6 F16 dan 8 Hawk bersama sejumlah kapal perang yang disiagakan di Dumai, Batam dan Natuna. Pesan jelasnya adalah mensimulasikan doktrin berani masuk digebuk, termasuk adanya force down pesawat sipil Singapura yang nyelonong masuk teritori pada saat latihan itu berlangsung.
Sukhoi dan F16 di langit Jakarta, 17 Agustus 2014
Kehadiran militer berkualifikasi siap tempur di Natuna bersama sejumlah alutsistanya sejatinya mendapat dua manfaat sekaligus.  Dalam beberapa tulisan terdahulu kita berpandangan bahwa pembangunan kekuatan militer di Natuna seperti peribahasa, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.   Maksud utamanya adalah untuk menjaga teritori kita dari ancaman “lidah naga”. Benarlah kemudian karena ternyata pembangunan pangkalan militer itu memberikan manfaat kedua, mampu memberikan nilai gentar pada negara jiran. Beberapa pendapat di forum militer Malaysia memberikan makna strategis bagi militer Indonesia karena pangkalan militer Natuna dikhawatirkan mampu memberikan sekatan alias blokade militer dari Semenanjung Malaysia ke Sarawak dan Sabah jika konflik terjadi di Ambalat.
Kita meyakini bahwa dalam waktu 2-3 tahun ke depan Natuna sudah tersedia kekuatan menyengat untuk pihak lawan yang ingin mengganggu.  Natuna memang dipersiapkan model pertahanan sarang lebah untuk musuh dari Utara namun kalau ada tetangga kiri kanan yang merasa khawatir, itu adalah dampak dari strategi pertahanan RI yang bermain cantik tanpa harus menyinggung perasaan tetangga. Kalau mau khawatir sih boleh-boleh saja. Kita juga khawatir jangan-jangan Natuna juga diklaim atau mau dicaplok. Jadi pembangunan pangkalan militer di Natuna adalah implementasi konsep Kogabwilhan untuk membentengi diri dari kekuatan Utara yang punya ambisi ekspansi teritori.
Sudah tentu isian alutsista untuk memperkuat militer Indonesia di renstra kedua MEF ini akan semakin gahar lagi.  Disamping mempersiapkan Natuna juga mempersiapkan Biak untuk home base skuadron tempur dan Sorong untuk home base Marinir yang dikembangkan menjadi 3 divisi.  Sangat wajar dengan tambahan 2-3 skuadron tempur dalam lima tahun ke depan bersama 100 tank Amfibi dan sejumlah kapal selam, fregat,korvet atau KCR.  Alutsista jenis lain yang diprediksi datang adalah satuan peluru kendali anti serangan udara jarak sedang, sejumlah radar militer, pesawat UAV. 
Natuna adalah pertaruhan kehormatan dan harga diri kedaulatan.  Mempersiapkan Natuna adalah dalam rangka pertaruhan kedaulatan itu dari kacamata militer.  Jangan lupa ruang diplomasi yang menjadi kekuatan tawar setara itu harus dibayangi dengan kekuatan militer agar tidak ada unsur “anggap enteng” karena sekali lagi negara yang kekuatan militernya setingkat anjing kampung akan ditertawakan oleh pihak sana.  Jadi disamping punya keandalan dan kecerdasan diplomasi juga harus dikawal dengan kekuatan milter segahar herder.
 

Kini Senjata di Panser Anoa Bisa Dikendalikan Otomatis


Kendaraan tempur TNI (Panser Anoa) kini kecanggihannya bertambah. Dari yang sebelumnya dikendalikan secara manual, saat ini senjata yang melekat di beberapa jenis ranpur ini bisa dikendalikan otomatis dengan menggunakan remote control.

Batalyon Infantri (Yonif) Mekanis 201/Jaya Yudha mempunyai program open to public yang mengizinkan masyarakat menaiki Anoa setiap hari Sabtu pukul 08.00-10.00 WIB mulai minggu depan. Batalyon pengamanan Ibukota ini sendiri memiliki 51 ranpur buatan dalam negeri itu.

Remote control weapon system

"Kita punya 51 tapi yang baru ada di sini 40, sisanya ada yang masih diproduksi juga di Pidnad. Sekarang (Panser Anoa) ada pengembangannya. Kita punya 2 Anoa yang senjatanya pakai remote control weapon system. Ada joystick (alat pengendali) nya, jadi seperti main game," ujar Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, Letkol Inf Bangkit Widodo di markas Batalyon-nya, Jl Raya Bogor KM 28, Pasar Rebo, Jaktim, Sabtu (1/11/2014).

Dua Anoa di Yonif 201/Jaya Yudha yang sudah memiliki sistem ini adalah Anoa 1 jenis APC (armoured personnel carrier) atau ranpur angkut dan 1 jenis Anoa Komando. Sistem kendali otomatis tersebut berada di dalam ranpur dan terdiri dari layar dan joystick. Pada layar tersebut prajurit yang mengoperasikan senjata bisa melihat keadaan medan perang dari cctv yang terpasang pada senjata yang ada di luar. Laras senjata akan berubah-ubah posisi secara otomatis untuk mengarahkan sasaran sesuai gerakan joystick.

"Jadi prajurit penembaknya nggak perlu di atas lagi untuk menembak karena rawan sasaran sniper. Jadi bisa dioperasikan dari dalam. Pakai sistem ini bisa lock (mengunci) target 10 sasaran diam. tinggal ngarahin pakai joysticknya," jelas Letnan Satu M Awaluddin dalam kesempatan yang sama.

Panser Anoa yang merupakan kebanggaan dalam negeri ini ada beberapa jenisnya. Yaitu ranpur APC, ranpur Komando, ranpur Ambulance, ranpur intai, ranpur recovery, dan ranpur morse.

"Ranpur morse atau panser mortir itu senjata lintas lengkung, kalau (ranpur) Recovery itu untuk pemulihan, misalnya ada ranpur lain yang terperosok. Di ranpur Komando ada ruang briefing," Udin menjelaskan.

Perwira ini pun menyatakan dalam waktu dekat Pindad akan me-launching satu jenis ranpur Anoa lagi. Yakni Anoa amfibi yang berarti bisa digunakan di darat atau di perairan.

"Saya juga belum tahu jelas tapi saya sudah ditunjukkan video uji coba Anoa amfibi. Body-nya seperti APC, di bagian depannya ada pemecah gelombang kayak tank marinir. Di belakangnya ada mesin-mesin hydro jet untuk jalan di air. Kalau senjatanya saya belum tahu, katanya sebentar lagi mau dilaunching," tutup Udin.

Misil Sukhoi TNI AU

Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)

Prajurit TNI Angkatan Udara sedang mengoperasikan forklift untuk mengangkat kotak berisi misil R-73 di Bandara Internasional Hang Nadim,  Jumat (31/10).
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
Misl Sukhoi TNI AU (ANTARA/Joko Sulistyo)
 
Misil buatan Vympel NPO/Tsibilisi Aircraft Manufacturing, Rusia yang memiliki bobot 105 kilogram dan berhulu ledak 7,4 kilogram itu memiliki daya jelajah 40 kilometer dengan kecepatan 2,5 mach dan merupakan senjata udara ke udara jarak pendek yang melengkapi pesawat Sukhoi jenis SU27 maupun SU30 TNI AU. (ANTARA)

So Close with Eurofighter Typhoon

Eurofighter  Typhoon
Eurofighter Typhoon

Indonesia berencana membeli jet tempur canggih untuk menggantikan F-5 Tiger yang sudah tua. Sejumlah syarat diberikan terhadap kandidat jet tempur yang akan dibeli Indonesia. Antara lain Transfer of Technology yang dapat membantu Indonesia untuk mewujudkan jet tempur KFX/IFX, kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan.
Eurofighter Typhoon Tim ke Indonesia
Eurofighter Typhoon Tim ke Indonesia

Sejumlah produsen pesawat tempur telah menawarkan produk mereka. Dan PT DI sempat menyatakan ketertarikan mereka dengan Eurofighter Typhoon, untuk membantu pembuatan IFX. Apakah Eurofighter Typhoon akan dibeli Indonesia. Tanyakan saja langsung ke pada produsennya, yang akan datang ke Jakarta Hari ini. 

Sabtu, 01 November 2014

Jelang Indo Defence 2014, SAAB JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon Bersaing Rebut Perhatian

european_fighters
Ajang pameran militer tahunan yang diselenggarakan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI, Indo Defence, kali ini akan berlangsung lebih menarik. Pasalnya beberapa manufaktur jet tempur dari manca negara akan bertarung untuk memperebutkan kontrak pengadaan jet multirole baru sebagai pengganti armada F-5 E/F Tiger II Skadron 14 yang akan masuk masa purna tugas. Pemerintah memang berketetapan untuk segera memilih jet anyar pengganti F-5 E/F, agar pada Rencana Strategis (Renstra) II 2015-2020 dapat dilakukan pembelian sehingga pesawat yang dimaksud datang tepat pada waktunya.
Seperti telah banyak disinggung, pihak Kemhan dan TNI AU telah menerima beberapa penawaran dari manufaktur, sebut saja Sukhoi Su-35BM dari Rusia, Dassault Rafale dari Perancis, Boeing F/A-18E/F Super Hornet dari AS, SAAB JAS 39 Gripen NG dari Swedia, dan Eurofighter Typhoon yang diproduksi bersama oleh Inggris, Spanyol, Jerman, dan Italia. Nilai kontrak yang diperubutkan memang belum dirilis oleh Kemhan, sebab pemerintah masih menimbang beberapa aspek, mulai dari harga, biaya operasional, skema ToT (Transfer of Technology), dan beragam paket pendukungnya.
Dari beberapa kandidat jet tempur yang disebutkan diatas, yang berpeluang besar dipinang TNI AU adalah Su-35BM, JAS 39 Gripen NG, dan Eurofighter Typhoon. Ketiga manufaktur pengusung jet tersebut pun sudah sejak beberapa lama menjalankan kampanye promo untuk mensosialisasikan produk ke masyarakat. Namun, bila dipertajam lagi ke kebutuhan untuk mendukung ToT, maka pilihan mengerucut ke JAS 39 Gripen N dan Eurofighter Typhoon, sebab Sukhoi di nilai kurang akomodatif untuk ToT.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.
Su-35 paling di favoritkan oleh masyarakat sebagai pengganti F-5E/F TNI AU.

SAAB JAS 39 Gripen NG vs Eurofighter Typhoon
Menjelang berlangsung Indo Defence 2014 pada 5 -8 November mendatang, ada yang unik dilakukan dua principal jet tempur asal Eropa Barat ini. Contohnya Eurofighter Typhoon akan menggelar konfrensi pers dan media briefing pada 3 November 2014. Eurofighter cukup gencar merangkul media dan mitra blogger, bahkan lewat kampanye “Indonesia Lepas Landas,” Eurofighter mengadakan aneka lomba foto/video hingga car free day eksklusif di Jakarta pada 2 November 2014. Sementara kubu SAAB yang menyodorkan JAS 39 Gripen NG mengundang mitra media dan blogger untuk melihat secara langsung cockpit demonstrator Gripen yang akan dipajang di Indo Defence 2014. Tak mau ketinggalan, Eurofighter pun akan menampilkan cockpit demonstrator Typhoon di acara yang sama.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Perbandingan dimensi Gripen dan Typhoon.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Gripen menganut sistem STOL, ideal untuk dioperasikan dari landasan yang pendek.
Ragam senjata pada Gripen NG
Ragam senjata pada Gripen NG

Baik JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kemampuan multirole fighter. Keduanya punya spesifikasi teknis yang berbeda, dilihat dari jumlah mesin, Gripen NG hanya dibekali satu mesin, sementara Typhoon dijejali dua mesin jet. Dari segi dimensi, bobot dan harga produksi, Eurofighter Typhoon pun lebih mahal. Gripen NG per unitnya dipatok US$60 juta, dan Typhoon per unitnya mencapai US$125 juta.
JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon punya kans untuk memenangkan kontrak, dari aspek ToT keduanya siap memberi penawaran ‘terbaik.’ Usul pembelian Thyphoon diajukan oleh PT Dirgantara Indonesia (DI). PT DI beralasan para produsen Thyphoon lebih mau berbagi ilmu atau transfer teknologi. Bahkan, sangat mungkin PT DI diberi lisensi memproduksi beberapa suku cadang. Sebaliknya pihak SAAB memberi opsi ToT hingga 100% jika Indonesia membeli sistem pertahanan buatan mereka. SAAB menegaskan transfer teknologi itu diperlukan agar Indonesia mandiri di masa depan. Demikian ditegaskan Wakil Presiden SAAB Group dan Kepala SAAB Indonesia Peter Carlqvist pada Singapore Air Show, di Singapura, Carlqvist menegaskan, transfer teknologi selalu ditawarkan SAAB dalam negosiasi dengan pihak mana pun. Dari segi rekam jejak di Asia Tenggara, Gripen NG sudah dipakai oleh AU Thailand plus dengan program ToT yang ditawarkan. Dalam paket pengadaan alutsista, SAAB juga menawarkan radar Giraffe AMB dan rudal MANPADS RBS-70NG kepada TNI AD.
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Tyhphoon RAF
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Eurofighter Typhoon dengan bekal senjata lengkap.
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria "meleleh."
Promo JAS Gripen NG yang bisa bikin pria “meleleh.”

Nah, mana diantara keduanya yang akan dipilih Kemhan dan TNI AU, jawabannya mungkin akan kita ketahui saat Indo Defence 2014 nanti. Tidak menutup kemungkinan kubu Sukhoi dengan Su-35BM mampu menyundul di kesempatan terakhir. Berikut spesifikasi dasar dari JAS 39 Gripen NG dan Eurofighter Typhoon, dibangun dari platform jet tempur NATO, maka dari sisi perlengkapan senjata, banyak diantaranya yang saling kompatibel. (HANS)

2345


Kesepakatan Kerjasama Ekspedisi NKRI 2015

Pen-KopassusNKRI2015

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Universitas Udayana (Unud), sepakat menjalin kerja sama dalam program Ekspedisi Negara Kesatuan Republik Indonesia Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015.
Nota Kesepahaman (MOU) ditandatangani oleh Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo selaku Komandan Ekspedisi NKRI 2015 dan Rektor Universitas Udayana,Prof.Dr.I Ketut Suastika,Kamis (30/10/2014), di Kampus Unud Denpasar Bali.
‘Nota kesepahaman ini menjadi landasan bersama melaksanakan kegiatan Ekspedisi NKRI 2015, dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Rektor Unud.
Sementara itu, Kolonel Inf Sidharta Wisnu, selaku Komandan Koordinator Lapangan mengatakan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 merupakan kelanjutan Ekspedisi Bukit barisan 2011 di Sumatera,Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di Kalimantan, Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 dan Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 .
Materi ekspedisi seperti sebelumnya yakni,penjelajahan, penelitian (kehutanan, geologi, potensi bencana, Sosbud dan Flora Fauna) juga soal komunikasi sosial.Sedangkan tujuan ekspedisi adalah meningkatkan potensi pertahanan nasional, wawasan kebangsaan, membangun infrastruktur dipedalaman daerah tertinggal, meningkatkan daerah pariwisata dan mendata serta meneliti sumber daya alam untuk kesejahteraan rakyat.
Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara dijadwalkan akan berlangsung selama empat bulan,19 Pebruari – 2 Juni 2015. Akan dilaksanakan di delapan wilayah, yaitu subkorwil 1Kabupaten Karangasam,subkorwil 2 Lombok Timur,subkorwil 3 Sumbawa, subkorwil 4 Bima,subkorwil 5 Sumbawa Barat Daya, subkorwil 6 Ende, subkorwil 7 Alor, subkorwil 8 Belu.
Kegiatan ekspedisi ini bertemakan“ Peduli dan Lestarikan Alam Indonesia” akan melibat kan sekitar 1.181 personel dari TNI,Polri,Mahasiswa, pihak perguruan Tinggi, instansi pemerintah Pusat dan daerah, pramuka, pecinta alam dan masyarakat setempat.
Persyaratan peserta mahasiswa S1 minimal semester 5, mahasiswa D3 minimal semester 4 dengan IPK 2,75.Pendaftaranakan dibuka mulai bulan November – Desember 2014.Syarat dan tata cara pendaftaran, serta serba serbi ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 bisa diunduh pada situs www.ekspedisinkri.com,atau twitter @ekspedisinkri
Hal tersebut disampaikan pada sosialisasi Ekspedisi NKRI 2015 di Unud, dan rencana tim Ekspedisi NKRI akan menggelar sosialisasi berikutnya di Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat,Senin (3/11), serta di Universitas Nusa Cendana Nusa Tenggara Timur,Rabu ( 5/11).

Kopassus.

Kostrad TNI AD, Pasukan Infanteri paling Unik di Dunia

kostrad_skul

Semenjak Berdirinya dalam lingkungan Angkatan Darat Tentara Nasional Indonesia, Kostrad telah menorehkan banyak catatan gemilang yang sangat berjasa bagi Ibu Pertiwi. Di bentuk pada tahun 1961 semasa kampanye Trikora dalam rangka pembebasan Irian Barat dari Belanda, Kostrad : Komando Strategis Angkatan Darat (Army Strategic Reserve Command) merupakan bagian dari komandO tempur utama milik TNI AD yang memiliki kekuatan personil antara 25.000 sampai 40.000 (tak ad jumlah pasti). Pada waktu kampanye Trikora, Kostrad merupakan salah satu kekuatan Inti Komando Mandala Irian, kemudian berganti nama menjadi Kostrad pada 1963.
Setelah selesai mengikuti misi pembebasan Irian barat, sepak terjang Kostrad makin gemilang di akhir Orde Lama dan di masa Orde Baru. Pasukan dengan baret berwarna hijau berwarna hijau dan memiki lambang senjata sakti Cakra Sapta Agni telah banyak memakan asam garam medan pertempuran, dari Operasi Trikora, penumpasan G30S, Operasi Trisula, PGRS di Serawak, PARAKU dikalimantan Utara, Operasi Seroja di Tim Tim serta menjadi tim pasukan penjaga perdamaian PBB. Nah, Uniknya Kostrad merupakan pasukan Infanteri yang paling sulit dicari tandingannya dari Korps negara lain, keunikan Kostrad karena kemampuan yang dimiliki setiap anggota Kostrad sangat berbeda dari Infanteri kebanyakan. Bahkan bentuk pelatihannya pun beraneka ragam, tak hanya pelatihan standar infantery namun ditambah pelatihan para komando dan spesialisasi lain khas pasukan khusus
Kostradtrooper
Pasukan Kostrad juga memiliki kemampuan terjun payung alias Pasukan Lintas Udara (3rd Airborne Infantry Brigade) menjadikan Kostrad bukanlah pasukan darat biasa, inilah salah satu keunikan Kostrad. Selain itu, didalam kostrad juga memiliki unit-unit lain dengan spesialisasi khusus. Kostrad bahkan memiliki satuan Kavaleri (lapis baja), Batalion Zeni, Artileri Medan, unit pasukan anti teror dan peperangan dalam kota, Raider atau banteng Raider. Sebagai pasukan besar yang siap menjalankan perintah Panglima TNI, Kostrad saat ini memiliki 2 Divisi, yakni 1st Division bertempat di Cilodong Jawa Barat dan 2nd Division di Singasari Malang. Pada taun 2009, 3rd Divison Kostrad di Gorontalo dan Makasar secara bertahap mulai dibangun sampai dengan tahun 2014.
Sumbangsih lain Kostrad bagi Ibu pertiwi antara lain secara berkala mengirimkan pasukan menjaga Perbatasan Republik Indonesia dengan negara tetangga yang diserahkan pada Batalyon Infanteri/Yonif dibawah Kostrad. Dari sekian banyak batalion Infantri Angkatan darat khususnya miliki kostrad, ada salah satu batalyon Infantri yang cukup “ditakuti” yakni, Batalyon Infanteri Lintas Udara 305, Brigif Linus 17/Kujang 1 Kostrad yang bermarkas di Karawang Jawa Barat. Kabarnya Pasukan ini selalu menuntaskan semua misi yang diembannya, memiliki nama lain Yonif 305 Tengkorak karena kesatuan ini memiliki simbol tengkorak mematikan. Seperti Batalyon Raider Kostrad, Yonif Tengkorak juga dirancang sebagai pasukan yang siap diterjunkan dalam perang2 berkelanjutan, semakin panjang pertempuran, semakin ganas dalam mengalahkan lawan.
bukukostrad
cover buku (jihad-defence-indonesia.blogspot.com)

Moto yang dipunyai Kostrad adalah Dharma Putra, merupakan nama dari 7 Prajurit Elite penjaga Raja-Raja Majapahit, bisa  di ibaratkan Kostrad merupakan salah satu pilar utama dalam melindungi keutungan Negara kesatuan Republik Indonesia, Sayang karena termasuk kekuatan negara yang dirahasiakan tak banyak lagi sepak terjang dan detail kekuatan yang bisa ane tuliskan (kayaknya butuh bocoran orang dalam neh :-D), serta persenjataan tempur yang dimilki Kostrad berserta unit-unit didalamnya. Bagi yang ingin tahu lebih detail dan jelas perihal sepak terjang pasukan Kostrad terutama yang ditugaskan sebagai penjaga perbatasan di Kalimantan, bisa membaca buku yang berjudul “Ancaman di Batas Negeri, Kostrad di Perbatasan Entikong ” karya Maria Dominique. Buku ini cocok jadi bahan bacaan anak2 muda Indonesia, agar semakin cinta tanah air.

Salam Komando !