Senin, 29 September 2014

Legion of Merit Medal Laksamana TNI Marsetio

Laksamana TNI Dr Marsetio terima Legion of Merit Medal AS

Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Dr Marsetio (tengah), menerima penganugerahan bintang kehormatan The Legion of Merit, dari Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan Greenert, di Markas Angkatan Laut Amerika Serikat, Washington, Amerika Serikat, Rabu (24/9). (Dinas Penerangan TNI AL)
 
Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Dr Marsetio, menerima bintang kehormatan The Legion Of Merit dari pemerintah Amerika Serikat, yang disematkan Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan Greenert, dalam upacara militer, di Washington, Amerika Serikat, Rabu (24/9).
Tembakan meriam kehormatan 19 kali mengiringi penyematan bintang yang hanya diberikan kepada sosok pemimpin dengan jasa sangat luar biasa di bidang kemiliteran bagi Amerika Serikat itu.
“Kami menyambut baik sahabat dan mitra kami, Laksamana TNI Dr Marsetio, selaku kepala  Staf TNI AL pada pagi ini, di halaman Markas Angkatan Laut Amerika Serikat, dalam upacara yang penuh kehormatan,” kata Greenert.
“Laksamana TNI Dr Marsetio adalah pemimpin yang visioner baik pada angkatan lautnya serta di kawasan regional Asia Tenggara,” kata Greenert, saat menyematkan bintang kehormatan.
Greenert dan Marsetio secara pribadi juga saling mengenal dan bersahabat baik selain di ranah kedinasan sebagai militer profesional.
Indonesia secara perlahan namun pasti tengah mewujudkan visinya sebagai angkatan laut berkelas dunia, dimulai dengan investasi SDM ke berbagai belahan dunia dan sistem di lingkungan internal.
Dalam kurun waktu 2012 sampai 2014, kata Greenert dalam pidatonya, “Laksamana TNI Dr Marsetio telah berhasil meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dan harmonis kedua Angkatan Laut.”
TNI AL telah berperan signifikan dalam menjaga keamanan maritim di Asia Tenggara, serta dapat menjalin kemitraan yang sama di kawasan Pasifik, seturut keterangan TNI AL, di Jakarta, Kamis.
Marsetio menggagas dan mewujudkan Simposium Keamanan Maritim Internasional yang diikuti 57 negara pada 2013. Kemitraan strategis kedua pemerintahan diterjemahkan dalam bentuk nyata pada berbagai aspek kemiliteran di lingkungan angkatan laut Indonesia dan Amerika Serikat.
Hal itu diikuti latihan bersama skala besar Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 dengan 18 negara negara-negara ASEAN dan sejumlah negara besar Eropa dan Asia lain di Laut Natuna, yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
“Kerja keras yang telah ditorehkan akan selalu dikenang dan saya berharap kerja sama kedua bangsa antara Amerika dan Indonesia khususnya kedua Angkatan Laut akan terus berjalan,” kata Greenert.
Marsetio berada di Amerika Serikat juga sebagai partisipan penting pada Simposium Ke-21 Sea Power Internasional di Naval War College, Newport, Virginia, Amerika Serikat, yang diikuti 113 negara.
Simposium itu juga untuk meningkatkan operasi, kerja sama dan sinergitas dalam menanggulangi kerawanan dan kejahatan maritim, membahas tren masa depan dalam keamanan maritim, dan implikasi perubahan iklim terhadap keamanan maritim.
Ada juga sesi untuk mengatasi tantangan Angkatan Laut dalam kondisi geografis tertentu.
Inilah juga forum ilmiah tentang kemaritiman dan angkatan laut internasional, dihadiri 72 kepala staf angkatan laut sedunia, 14 rektor perguruan tinggi sekolah peperangan angkatan laut, 21 kepala Pengawal Pantai, dan tokoh-tokoh akademik lain. (antaranews.com).

Korpaskhas Juara Menembak di UNIFIL

 Sertu Setiawan menerima medali dan piala sebagai Juara 1 Pistol Perorangan dalam UNIFIL Inter Contingent Shooting Championship 2014. (photo:  paskhas.mil.id)
Sertu Setiawan menerima medali dan piala sebagai Juara 1 Pistol Perorangan dalam UNIFIL Inter Contingent Shooting Championship 2014. (photo: paskhas.mil.id)

Prajurit Korpaskhas yang tergabung dalam Satuan Tugas Kontingen Garuda UNIFIL Lebanon 2014 berhasil mengukir prestasi dalam UNIFIL Inter Contingent Shooting Championship 2014 yang diselenggarakan oleh India Batalyon (Sector East) pada tanggal 16 s.d. 18 September 2014.
Kejuaraan ini diikuti oleh 10 kontingen dari Indonesia (Satgas FPC, Indobatt, dan FHQSU), Austria, Spanyol, Srilangka, Finlandia, Belgia, India, Irlandia dan Serbia, materi yang dilombakan yaitu Rapid Pistol jarak 25 Meter dan Senapan Jarak 100 Meter.
Prajurit Paskhas berhasil memperoleh Juara 1 Pistol Perorangan atas nama Sertu Setiawan (Indo FPC), Juara 3 Pistol perorangan atas nama Pratu Jupri Trianto (Indo bat), Juara 1 Senapan Perorangan atas nama Praka Wardono (Indo FPC), dan Juara 3 Senapan Perorangan atas nama Kopda Tri Wantoro (Indo FPC).
Sebelumnya Kapten Psk Jacky Wohel juga memperoleh apresiasi dan Koin Kehormatan dari Force Commander Unifil Mayor Jenderal Paolo Serra atas dedikasi dan prestasi pada pelaksanaan Jajar Kehormatan beberapa tamu yang berkunjung ke UNIFIL Naqura Lebanon. (paskhas.mil.id),

KRI Usman Harun-359 Siap Beraksi

KRI Usman Harun siap ramaikan HUT TNI ke  69 di Surabaya
KRI Usman Harun siap ramaikan HUT TNI ke 69 di Surabaya

KRI Usman Harun yang sempat ramai dibicarakan ternyata sudah berada di Indonesia. Kapal yang dibuat di Inggris itu tiba pada 25 September 2014, dan akan mulai aksinya saat perayaan HUT TNI ke-69 di Surabaya.
Dikutip dari situs TNI AL, Minggu (28/9/2014), kapal Usman Harun datang bersamaan dengan KRI John Lie. Masing-masing memiliki nomor lambung: KRI Usman Harun-359 dan KRI John Lie-358.
Acara penyambutan digelar di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (25/9) lalu. Para pejabat TNI yang menyambutnya adalah Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Marsetio, Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI Arie H. Sembiring, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A. serta pejabat teras Mabesal lainnya.
Kedatangan kedua KRI tersebut, disambut dengan tari Jaipongan dari Jawa Barat dilanjutkan pengalungan bunga oleh Kasal sebagai ucapan selamat datang kepada Komandan KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 yang telah berhasil menyeberangkan kapal perang dari Inggris. Sebelumnya KRI Bung Tomo sudah tiba lebih dulu.
KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 merupakan Kapal Perang produksi BAE System Maritime Naval Ship Inggris yang dibeli oleh pemerintah Indonesia. KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 tiba di Indonesia setelah menempuh perjalanan mengarungi samudera sejauh 9740 Nautical Mile dengan masing-masing membawa 87 ABK Perwira, Bintara dan Tamtama serta 5 orang sipil warga negara asing sebagai teknisi kapal.
KRI Bung Tomo-357, KRI John Lie-358 dan KRI Usman Harun-359 mempunyai Spesifikasi berat tonase 1,940 ton dengan panjang keseluruhan 95 meter, lebar 12,8 meter, dengan tenaga penggerak mesin 4 X Man B&W ruston diesel engine yang dapat menyemburkan tenaga hingga berkecepatan mencapai 30 knot dengan daya jelajah 9.000 km
Persenjataan yang dimiliki antara lain: Meriam Oto Melara 76 mm, dua meriam MSI Defence DS 30 B REMSIG 30 mm, Peluncur Triple BAE System kaliber 324 mm untuk perang atas air, enam belas tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA VLS Mica (BAE System), dua tabung peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exoxet. Serta dilengkapi juga dengan Radamec 2500 yang merupakan perangkat sensor elektro optic weapon director, dimana alat ini dapat disetting multi mode auto tracker, yaitu lima sasaran dapat dipantau sekaligus dari jarak 18.000 meter.
Penamaan kapal Usman Harun pernah jadi perhatian pemerintah Singapura. Mereka menyesalkan Indonesia memilih nama tersebut, sebab dua orang itu adalah pelaku pengeboman di gedung MacDonald Singapura. Indonesia tak mengubah keputusan pemberian nama tersebut karena sudah menganggap Usman dan Harun sebagai pahlawan.
Rencananya, kapal itu akan diresmikan oleh Presiden SBY berbarengan dengan perayaan HUT TNI di Dermaga Ujung Surabaya pada 7 Oktober mendatang. (Detik.com).

KRI Teluk Bintuni Resmi Operasional

KRI Teluk Bintuni. (photo: Sailbumi.com)
KRI Teluk Bintuni. (photo: Sailbumi.com)

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan kapal jenis “landing ship tank” (LST), yakni Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni 520 yang merupakan hasil produksi industri galangan kapal dalam negeri.
“Pengadaan satu unit kapal angkut ini bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan. Kapal angkut tank ini diproyeksikan untuk digunakan oleh jajaran lintas laut militer TNI AL,” kata Purnomo dalam peresmian KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bentuni-520 di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Sabtu (27/9).
Selain Purnomo, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio dan Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dan pejabat terkait dalam peresmian tersebut.
“Pembangunan kapal angkut tank ini merupakan bentuk pembinaan pemerintah untuk industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dengan negara lain di masa mendatang. Pemerintah juga sudah membentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan untuk membina industri pertahanan,” ujar Purnomo.
KRI Teluk Bintuni 520 memiliki panjang 120 meter, dapat mencapai kecepatan 16.000 knot, didukung dua unit mesin yang masing-masing berkapasitas 3.285 KW.
Kapal yang dibangun dengan biaya sekitar Rp 160 miliar dan dikerjakan selama 16 bulan ini mampu mengangkut hingga 10 unit tank Leopard buatan Jerman seberat 62,5 ton ditambah 120 orang awak kapal dan 300 orang pasukan.
Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan keberadaan industeri galangan kapal di provinsinya juga dapat mendorong perekonomian Lampung.
“Kami memimpikan dengan keberadaan industri galangan kapal dan industri maritim di pelosok tanah air bisa membangun kekurangan Angkatan Laut sehingga di laut kita jaya, bukan hanya di laut kita tapi juga di seluruh dunia,” kata Ridho.
Ia mengaku berniat membangun industri maritim di Lampung karena ditunjang dengan kondisi Teluk Lampung yang cocok untuk membangun industri maritim.
Direktur Utama PT Daya Radar Utama (DRU) Amir Gunawan mengaku membutuhkan tenaga kerja yang berkualitas agar dapat membangun industri maritim.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan KRI Bintuni 520 di Lampung (photo: Antara)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meresmikan KRI Bintuni 520 di Lampung (photo: Antara)

“Saya berterima kasih karena sudah memercayakan kepada kami untuk menyediakan alutsista (alat utama sistem senjata) nasional sehingga ikut andil dalam perekonomian nasional dan khususnya perekonomian Lampung agar bisa juga dibanggakan sebagai penghasil kapal industri maritim Indonesia, kami harapkan pemerintah dapat juga menyediakan tenaga kerja maritim di Lampung,” kata Amir.
Kapal tersebut tercatat sebagai kapal pertama yang diproduksi di Indonesia yang dapat mengangkut Leopard.
“Kapal ini adalah kapal paling besar untuk militer ‘non-combat’. KRI Teluk Bintuni 520 adalah kapal angkut yang dipersenjatai,” ujar Amir setelah menjelaskan bahwa perusahaannya biasa membuat kapal tanker atau kapal pesanan Kementerian Perhubungan.
PT DRU sendiri mampu membangun kapal hingga kapasitas 17.500 dead weight tonnage (DWT) atau ton bobot mati yang dipesan oleh Pertamina, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertahanan.
Sedangkan untuk divisi reparasi kapal juga sudah memperbaiki berbagai kapal tanker, feri, tug boat, bulk carrier, kapal konversi dan kapal lain hingga ukuran 8.000 DWT.
“Untuk reparasi itu kita harus membangun fasilitas docking dan biayanya tidak murah, untuk kapal berkapasitas 30 ribu ton bobot itu butuh biaya kira-kira Rp 300 miliar,” ungkap Amir.
PT DRU sendiri sudah membangun docking di Lampung.
“Lampung itu kondisi teluknya bagus dan dekat dengan Jawa, saya ingin membuat Lampung menjadi provinsi yang bisa dianggap sebagai salah satu provinsi industri maritim di luar industri lain, jadi tidak perlu ke Singapura misalnya,” jelas Amir.
Saat ini DRU sedang mengerjakan pesanan PT Pertamina dengan nilai kapal mencapai 23 juta dolar AS. Tidak kurang dari 268 kapal sudah dikerjakan PT DRU yang telah berdiri sejak 1972 itu. (BeritaSatu.com).

Minggu, 28 September 2014

[Gallery] Atraksi di Sertijab Pangkostrad

Penuh atraksi. Demikianlah sekilas gambaran upacara serah terima jabatan Pangkostrad TNI-AD kepada Mayjen TNI Mulyono serta berbagai pejabat lainnya di lingkungan TNI-AD. Untuk prajurit saja, total terlibat lebih dari 5000 personel. Ditambah lagi alutsista lainnya seperti Tank, Panser, Meriam, Helikopter, dan lainnya. Upacara sendiri dipimpin langsung oleh Kepala Staf TNI-AD, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Sedari awal, atraksi sudah dilakukan, yaitu dengan aksi prajurit berparamotor yang melempar bom asap. Begitu asap sirna, lapangan yang tadinya kosong, telah penuh oleh prajurit Kostrad. Seusai upacara, giliran atraksi kesenian dan terjun payung. Ketepatan para penerjun Kostrad memang layak diacungi jempol.
Sejurus kemudian, tiba-tiba datanglah Heli NBell-412 yang menurunkan pasukan. Total ada 4 heli yang terlibat plus sebuah NBO-105. Pasukan ini memperagakan aksi serbu mobil udara. Kemudian atraksi kembali ditutup dengan terjun payung.
Beralih panggung, tibalah saatnya defile. Berbagai macam alutsista muncul. Mulai rantis PJD, Panser Anoa, hingga Tank Leopard dan Scorpion. Yang unik, muncul pula Panser Anoa yang telah menggunakan RCWS. Dari tampangnya, tampaknya RCWS yang diadopsi adalah Adunok buatan Belarusia.
Nah, sebelum menyimak foto-foto jepretan ARC'ers, mari kita ucapkan Selamat Bertugas Jenderal... !!



































ARC.

Apache untuk jaga Laut China Selatan

Apache untuk jaga Laut China Selatan
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
 
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan skuadron tempur Apache akan ditempatkan di Kepulauan Riau untuk menjaga pertahanan dan keamanan di Laut China Selatan.

"Laut China Selatan sangat strategis karena memiliki cadangan minyak dan gas bumi yang besar," kata Purnomo usai menggelar pertemuan tertutup dengan pemerintah Kepulauan Riau di Tanjungpinang, Sabtu.

Kementerian Pertahanan juga berencana menempatkan skuadron pesawat terbang tanpa awak di perairan Kepri untuk berpatroli.

Selain membahas pengamanan Laut China Selatan, pertemuan Menhan bersama Pemerintah Provinsi Kepri itu juga membahas keamanan Kepri secara global sebagai wilayah terdepan Indonesia yang berbatasan dengan empat negara tetangga.

"Bukan hanya masalah pertahanan dan keamanan tapi juga masalah perkembangan ekonomi secara global," kata Purnomo.
 
Pemerintah mengembangkan Pulau Nipah di wilayah Kota Batam sebagai pusat kegiatan ekonomi pertahanan untuk mendongkrak potensi di Kepri.

"Di Singapura saat ini sudah penuh untuk lalu lintas kapal dalam mengisi bahan bakar dan lain sebagainya, makanya dikembangkan Pulau Nipah sebagai kegiatan ekonomi untuk mendukung pertahanan," kata Menhan.

Menurut Menhan, keamanan dan perkembangan ekonomi di Kepri harus seimbang sehingga saling mendukung satu sama lain.

"Perkembangan keamanan dan ekonomi itu harus seimbang, jika ekonomi berkembang dan keamanan tidak berkembang atau sebaliknya, tidak akan ada gunanya," kata Menhan

Menhan mengatakan Kepri sebagai wilayah terdepan dari NKRI yang 95 persen wilayahnya berupa lautan membutuhkan pengamanan yang optimal untuk mendukung kemajuan ekonomi, apalagi Kepri merupakan jalur lalu lintas kapal dagang dunia.

Dalam pertemuan itu, Menhan dan Pemprov Kepri juga membahas masalah bagi hasil minyak dan gas serta interkoneksi antarpulau di Kepri untuk mendukung kemajuan ekonomi. 
 

Menteri Pertahanan Resmikan 5 Kapal Perang

http://batamtoday.com/media/news/peresmian_kcr_menhan.jpg
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, meresmikan lima kapal perang di Pelabuhan Batuampar, (27/9/2014). (batamtoday.com)

Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, meresmikan penggunaan lima kapal perang di Pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9/2014).
Kelima kapal perang tersebut yakni KRI Sidat 851 yang diserahkan kepada TNI Angkatan Laut, serta meresmikan empat kapal perang lainnya, KRI Surik 645, KRI Siwar 464, KRI Parang 647, dan KRI Terapang 648.
Kapal-kapal perang tersebut, terbuat dari baja khusus High Tensile Steel yang diproduksi PT Citra dan Palindo Marine Shipyard Batam. Bahan baja tersebut diproduksi PT Krakatau Steel, Cilegon.
KRI Sidat 861, merupakan jenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dengan spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistim propulasi fixed propeler 5 daun.
Kapal yang disiapkan untuk penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL dalam mengamankan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, mampu berlayar dengan kecepatan 35 knot.
“Meski berukuran kecil, kapal ini lincah di segala medan. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan peluru kendali yang bisa menghadapi kapal besar,” kata Purnomo Yusgiantoro, dalam peresmian kapal-kapal tersebut, Sabtu siang.
Ditambah dengan KRI Sidat 851, sudah 5 kapal tipe KCR 40 yang diprosuksi di Batam. Sebelumnya, kapal perang seharga Rp73 miliar yang diperuntukkan menambah armada dan kekuatan TNI AL adalah KRI Alamang 644, KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.
Kapal KCR 40 ini lanjutnya, dipersenjatai rudal anti kapal C-705 buatan China. Rudal-rudal itu ditempatkan di bagian buritan dengan posisi melintang. Pada bagian depan juga terpasang meriam Closed In Weapon System (CIWS) kaliber 30 mm, sementara di bagian anjungan belakang akan dipasang 2 buah meriam 20 mm.
Kapal KRI Sidat 851 nantinya akan digunakan untuk memperkuat pengamanan laut di wilayah armada barat (Armabar). Kapal ini cocok dengan karakteristik wilayah barat yang lautnya lebih dangkal karena bentuknya yang kecil. Rencananya kapal ini juga diturunkan dam HUT TNI Oktober nanti,” kata Purnomo.
Meskipun bentuknya lebih kecil dibandingkan kapal perang lain, namun kapal jenis ini bisa lebih cepat dalam melakukan manuver saat digunakan untuk penjagaan dan pengamanan di laut.
Sama dengan KCR 40 lainnya, KRI Sidat 851 diciptakan untuk operasi militer pertempuran dan perang, selain itu bisa digunakan dalam tugas TNI AL dalam menjaga keamanan laut,” tambahnya.
Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahaan miniatur kapal dari PT yang memproduksi kepada Menhan RI secara simbolis, serta penandanganan peresmian. (batamtoday.com)