Bila di darat dikenal jenis ranpur IFV (Infantry Fighting Vehicle), yakni wahana transport personel yang dipersenjatai dengan kanon kaliber menengah, sehingga cukup efektif untuk menyerang sasaran secara langsung, di lingkup TNI AD bisa dicontohkan dengan hadirnya Marder 1A3. Nah, dalam wujud yang lain, kavaleri udara TNI AD juga punya The “Flying IFV.” Punya kehandalan dan kegarangan setara Marder, tapi IFV yang satu ini wujudnya adalah helikopter.
Helikopter angkut atau heli transport untuk misi multirole sudah jamak di lingkungan Puspenerbad TNI AD. Jenisnya pun cukup beragam, mulai dari NBO-105, Bell 205 A1, NBell 412, dan Mil Mi-17-V5. Selain bisa membawa pasukan, heli tersebut juga bisa dipersenjatai. Tapi itu semua itu belum pantas disebut “Flying IFV,” karena bekal senjata yang dibawa kurang memberi efek getar, belum lagi lapisan proteksi untuk awak dan penumpangnya masih dianggap minim. Hal yang berbeda dengan “Flying IFV,” masih merujuk pada platform helikopter angkut personel, tapi punya daya gempur plus proteksi khas heli serbu yang dedicated. Yang dimaksud disini tak lain dan tak bukan adalah Mil Mi-35P. Heli tempur yang menjadi arsenal di Skadron 31 Serbu Puspenerbad TNI AD, jadi satu skadron dengan heli Mil Mi-17-V5.
Untuk saat ini, setidaknya sebelum AH-64E Apache produksi Boeing diserah terimakan ke TNI AD, maka Mi-35P masih menyandang sebagai heli berkemampuan serbu paling mutakhir yang ada di Indonesia. Heli ini pantas disebut punya kemampuan hybrid, pasalnya selain menyandang predikat sebagai helikopter tempur, Mi-35P juga merupakan heli transport pasukan tempur. Dengan bekal ruang kargo yang berada di belakang kokpit, heli ini sanggup membawa 8 personel pasukan darat bersenjata lengkap. Atau dalam misi medical evacuation, ruang kargo dapat dimuati empat tandu pasien.
Heli ini dirancang sejak era Uni Soviet, dengan mengambil pengalaman AS di Perang Vietnam, terbesit bagi Rusia untuk menggabungkan peran dua helikopter yang dominan saat Perang Vietnam, yaitu UH-1 Huey dan AH-1 Huey Cobra. UH-1 sebagai heli angkut pasukan, sementara Huey Cobra sebagai heli serbu, keduanya kerap dioperasikan dalam satu misi. Kemudian lewat riset dan pengembangan, munculah Mil Mi-24 Hind. Satu heli yang punya dua kemampuan sekaligus, yaitu bisa membawa pasukan tempur, tapi juga bisa melaksanan misi tempur layaknya AH-1 Huey Cobra dan AH-64 Apache. Keseriusannya sebagai heli tempur sangat kental dengan adopsi bentuk kursi pilot dan kopilot dengan model bertingkat (tandem). Ditambah model cantelan senjata dalam bentuk wingtip yang khas heli serbu keluaran NATO.
Mil Mi-35P
Ada cukup banyak varian yang ditelurkan oleh Mi-24, salah satunya adalah Mi-24P Hind F yang digunakan AB Rusia. Untuk kebutuhan pasar ekspor, pihak pabrikan, Mil Helicopter kemuduan merilis versi Mi-35P, versi inilah yang dioperasikan sejumlah 5 unit oleh Puspenerbad TNI AD. Dalam operasionalnya, Mi-35P dibutuhkan tiga orang kru, terdiri dari pilot, kopilot yang merangkap sebagai operator persenjataan, dan teknisi (flight engineer). Formasi tempat duduk pilot berada diatas posisi duduk kopilot, tak beda dengan konfigurasi tempat duduk di AH-64 Apache atau AH-1 Cobra. Posisi kopilot di depan membuat dirinya lebih leluasa melihat sasaran dan mengakurasi tembakannya. Kokpit helikopter dibuat kedap udara agar tahan dalam kondisi NBC. Sementara untuk teknisi, duduk di dalam ruang kargo.
Berangkat dari pengalaman yang terjadi selama Perang Afghanistan, maka Mi-35P diberi lapisan proteksi layaknya ranpur lapis baja. Mi-35P dibekali pelindung lapisan baja untuk menahan terjangan proyektil. Keseluruhan bodi helikopter dirancang untuk mampu menahan tembakan proyektil kaliber 12,7 mm, termasuk pada lima bilah rotornya. Rotor utama Mi-35P terbuat dari bahan campuran titanium dan fiber glass sehingga mampu menghasilkan tenaga putaran dan balance yang lebih maksimal terhadap lima bilah rotornya. Kemudian rotor pada bagian ekor terbuat dari bahan alumunium pilihan dan mampu berperan sebagai stabilizer dengan sangat baik. Khusus untuk kompartemen pilot dan kopilot dirancang mampu menahan serbuan proyektil dari kaliber 37 mm dengan material kevlar. Dari sisi proteksi, heli ini menjadi wahana yang sangat pas untuk membawa VVIP melintasi wilayah yang rawan.
Meski tampil dengan sosok garang dan penuh proteksi, kiprahnya sempat down saat pejuang Mujahidin dibekali rudal SAM MANPADS Stinger oleh AS. Dengan kemampuan menguber sasaran lewat jejak panas, Mi-24 menjadi bulan-bulanan dalam perang tersebut, lebih dari 200 unit Mi-24 berhasil ditembak pejuang Mujahidin. Tapi lain dulu di tahun 70 dan 80-an, kini Rusia sudah mengantisipasi serangan-serangan dari rudal panggul, ini dibuktikan dengan hadirnya perangkat Radar warning receiver, IR (infra red) jammer, flares, dan optional heat diffusers pada Mi-24/Mi-35 generasi terkini.
Persenjataan
Bekal senjata yang dapat dibawa Mi-35P terbilang kelas berat dan punya daya hancur besar pada basis perkubuan lawan. Salah satunya yang telah menciptakan perang brutal melawan pejuang Mujahidin adalah roket S-5 kaliber 57 mm, senapan mesin kaliber 23 mm, sejumlah bom pintar seberat 100 kg, 250 kg, dan 500 kg. Sistem sayap stubbed wing memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, dan rudal anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara untuk pertahanan diri.
Bekal senjata yang dapat dibawa Mi-35P terbilang kelas berat dan punya daya hancur besar pada basis perkubuan lawan. Salah satunya yang telah menciptakan perang brutal melawan pejuang Mujahidin adalah roket S-5 kaliber 57 mm, senapan mesin kaliber 23 mm, sejumlah bom pintar seberat 100 kg, 250 kg, dan 500 kg. Sistem sayap stubbed wing memungkinkan untuk dibawanya persenjataan dalam jumlah besar, dengan standarnya adalah pod roket, pod senapan, dan rudal anti-tank. Sistem sayap ini juga memungkinkan helikopter dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara untuk pertahanan diri.
Bagi para pemerhati alutsista Indonesia, hadirnya Mi-35P pada tahun 2010 juga menandai era baru kesenjataan helikopter militer. Pasalnya, lewat Mi-35P mulai diperkenalkan penggunaan rudal, dalam hal ini rudal anti tank AT-9 Spiral-2. Sebelum-sebelumnya, jenis heli kombatan TNI AD paling banter hanya dipersenjatai kombinasi kanon, SMB (senapan mesin berat), dan roket FFAR. Selain diperkenalkannya rudal untuk heli TNI AD, Mi-35P juga menjadi helikopter pertama di lingkungan TNI yang dibekali kanon internal (fixed weapon), yaitu jenis GSh-30K kaliber 30 mm. Kanon dua laras ini disematkan pada sisi kanan kokpit. Bekal amunisi untuk kanon ini adalah 750 peluru.
Dalam beberapa kesempatan, Puspenerbad TNI AD selain memamerkan sosok rudal AT-9, juga ditampilkan roket S-8 kaliber 80mm, dan pelontar chaff/flare. Ada cukup banyak varian senjata yang dapat dibawa, pada intinya Mi-35P dibekali 4 hardpoints senjata dalam 2 sayap. Berikut adalah opsi-opsi paket senjata yang dapat dipasang di Mi-35P. (Bayu Pamungkas)
- Option 1 AT-9 Spiral anti-tank missile, 2 missiles on each wingtip or outer hardpoint
- Option 2 S-5 rockets in 16 round UV-16 or 32 round UV-32 rocket pod on each hardpoint
- Option 3 S-8 rockets in 20 round B-8V20 rocket pod on each hardpoint
- Option 4 S-13 rockets in 5 round B-13 rocket pod on each hardpoint
- Option 5 S-24 rocket on each hardpoint
- Option 6 UPK-23 or GUV gun pod on each hardpoint
- Option 7 FAB-250 bomb, KMGU dispenser or 4x FAB-100 bomb on each hardpoint
Spesifikasi Mil Mi-35P
Produksi : Mil Helicopter
Awak : 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
Kapasitas : 8 prajurit atau 4 tandu
Panjang : 17,5 meter
Diameter baling-baling : 17,3 meter
Rentang Sayap : 6,5 meter
Rotor : lima blade main rotor dan tiga blade tail rotor
Tinggi : 6,5 meter
Berat kosong : 8.500 kg
Berat maksimum lepas landas : 12.000 kg
Mesin : 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing
Produksi : Mil Helicopter
Awak : 3 (pilot, perwira persenjataan, teknisi)
Kapasitas : 8 prajurit atau 4 tandu
Panjang : 17,5 meter
Diameter baling-baling : 17,3 meter
Rentang Sayap : 6,5 meter
Rotor : lima blade main rotor dan tiga blade tail rotor
Tinggi : 6,5 meter
Berat kosong : 8.500 kg
Berat maksimum lepas landas : 12.000 kg
Mesin : 2× Isotov TV3-117 turbin, 1.600 kW (2.200 hp) masing-masing
Performa
Kecepatan maksimum : 335 km per jam
Kecepatan menanjak : 12,5 meter per detik
Ketinggian terbang maksimum : 4.500 meter
Lama terbang (endurance) : 4 jam
Jarak jangkau : 500 km
Jarak jangkau tempur : 160 km
Kapasitas bahan bakar internal : 1.840 liter avtur
Kapasitas bahan bakar tambahan : 500 liter per hardpoints
Jarak jangkau dengan bahan bakar tambahan : 1.000 km
Kecepatan maksimum : 335 km per jam
Kecepatan menanjak : 12,5 meter per detik
Ketinggian terbang maksimum : 4.500 meter
Lama terbang (endurance) : 4 jam
Jarak jangkau : 500 km
Jarak jangkau tempur : 160 km
Kapasitas bahan bakar internal : 1.840 liter avtur
Kapasitas bahan bakar tambahan : 500 liter per hardpoints
Jarak jangkau dengan bahan bakar tambahan : 1.000 km
Persenjataan
– 30 mm Yakushev-Borzov multi-barrel machine gun
– 1500 kg bom
– 4× Peluru kendali anti tank
– 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
– 2× 23 mm meriam dua laras (machinegun-pod)
– 4× tangki bahan bakar eksternal
– 30 mm Yakushev-Borzov multi-barrel machine gun
– 1500 kg bom
– 4× Peluru kendali anti tank
– 4× 57 mm S-5 rocket pod atau 4× 80 mm S-8 rocket pod
– 2× 23 mm meriam dua laras (machinegun-pod)
– 4× tangki bahan bakar eksternal