Sabtu, 20 September 2014

Rudal Hellfire II AGM-114R Indonesia

image
US Army memesan lebih dari seribu rudal Hellfire II buatan AS, untuk Pemerintah: Irak, Yordania, Indonesia, Arab Saudi dan Qatar.
Pejabat Angkatan Darat di Redstone Arsenal, mengumumkan kontrak pembuatan hellfire system seharga 68,7 juta USD untuk produksi rudal 1361 unit dengan jenis: Hellfire II AGM-114R, AGM-114R-3, AGM-114P-4A, TGM M36E7 dan ATM-114Q-6.
Rudal ini akan dijual ke militer asing: Irak, Yordania, Indonesia, Arab Saudi dan Qatar. AGM-114R merupakan versi terbaru dari rudal Hellfire II.
Hellfire System adalah produk Lockheed Martin Corp dan AGM-144R merupakan varian terbaru yang dilengkapi pencari laser semi-aktif untuk menghancurkan berbagai jenis target. Rudal Hellfire 114R dapat diluncurkan dari beberapa jenis pesawat sayap tetap dan helikopter, kapal permukaan, dan kendaraan darat militer.
Hellfires juga rudal pilihan untuk beberapa jenis kendaraan udara tak berawak (UAV): seperti MQ-1B Predator, MQ-9 Reaper, dan MQ-1C Abu-abu Elang. Rudal ini juga akan dipasang di helikopter tak berawak militer AS.
Rudal 114R Hellfire II Romeo telah menggunakan fragmentasi hulu ledak terintegrasi untuk menghancurkan target yang sebelumnya dibutuhkan beberapa rudal hellfire (varian lama) untuk menghancurkannya.
Rudal ini dapat mencari target secara mandiri atau dengan designators laser jarak jauh. Rudal ini memiliki tiga sumbu satuan pengukuran inersia untuk memungkinkannya menyerang target dari samping dan belakang.
AGM-114R dapat diluncurkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari varian sebelumnya karena kemampuan guidance dan navigasinya telah ditingkatkan. Dengan hulu ledak multi-tujuan, rudal dapat menghancurkan target keras, lembut, dan tertutup.
hellfire1.jpg
Awalnya rudal ini dikembangkan sebagai rudal anti-tank untuk helikopter serang Apache AH-64 Angkatan Darat AS. Rudal Hellfire telah menjadi salah satu amunisi AS paling serbaguna, karena bisa ditembakan dari pesawat sayap tetap, helikopter, UAV, Kapal permukaan, dan situs berbasis darat.
AGM-114R akan dipandu oleh cahaya yang dipantulkan dari penanda laser dan bersifat senjata dengan radar fire-and-forget. Rudal Hellfire memiliki berat 106 pound, dengan varian hulu ledak tinggi yang dirancang untuk menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja lainnya. Adapun ledakan versi fragmentasi dirancang untuk menghancurkan truk, antena/radar, konsentrasi pasukan musuh, dan sasaran lunak lainnya.
Pengembangan rudal Hellfire AGM-114R menjadi diperlukan setelah Pentagon membatalkan proyek Joint Common Missile (JCM), yang tadinya untuk menggantikan Hellfire, serta rudal udara ke darat AGM-65 Maverick.
Pada kontrak ini Hellfire Systems LLC akan dikerjakan di Lockheed Martin Corp. Adapun Missiles dan Fire Control di Orlando – Florida dan selesai November 2016. (militaryaerospace.com).

CN 235 220 MPA untuk TNI AL

CN-235 Patmar (photo : David Halim/Defense Studies)
CN-235 Patmar (photo : David Halim/Defense Studies)

PT Dirgantara Indonesia menyerahkan Pesawat Udara CN-235 220 Patroli Maritim kepada Kementerian Pertahanan yang langsung diserahkan ke Pusat Penerbangan TNI AL, Rabu (17/9/2014). Serah terima yang dilaksanakan di Apron Base Opps Lanudal Juanda itu dihadiri Menteri Pertahanan RI, Prof Purnomo Yusgiantoro.
Pesawat CN 235 220 MPA bernomor. P-862 adalah pesawat udara jenis patroli Maritim ke tiga yang diserahkan PTDI. Sebelumnya dua pesawat serupa yang diberi nomor P-860 dan P-861 telah diserahkan di tahun 2013.
“Ini merupakan langkah baik bagi industri pertahanan dalam negeri. Ini juga bukti industri pertahanan dalam negeri sudah bersaing,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.
CN 235 MPA akan mendukung kebutuhan penerbagan TNI AL sebagai patroli udara dan maritim dengan kemampuan pengintaian dan pengawasan. Pesawat ini akan menjadi kepanjangan tangan, mata dan telinga bagi kapal perang yang melaksanakan operasi tempur maupun operasi keamanan laut.
Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro meninjau  pesawat saat serah terima CN 235.
Menteri Pertahananan Purnomo Yusgiantoro meninjau pesawat saat serah terima CN 235.

Pesawat buatan dalam negeri ini memiliki karakteristik umum panjang 21,40 meter, bentang sayap 25,81 meter, tinggi 8,18 meter, dan memiliki tenaga penggerak dua mesin General Electric CT79 C Turboprop 1395KW (1850bhp). Kecepataan maksimum. Yang dimiliki 509 km per jam dan jarak jangkau 796 km (496 mil).
Pengadaan pesawat terbang ini adalah bagian dari rencana pemenuhan kebutuhan Minimal Essensial Force Alutsista TNI AL hingga 2024. Rencananya Pusat Penerbangan TNI AL akan menerima pesawat sejenis hingga 12 buah.
Penambahan alutsista di antaranya untuk pesawat latih, helikopter AKS, helikopter AKPA. Total diperkirakan akan ada penambahan mencapai 50 pesawat udara dan helikopter.
(tribunes.com).

The Great HUT ke 69 TNI : 7/10/2014

image
Graphic provided by Jalo
image
image
image
image
image
image
Pada tanggal 7 Oktober 2014 di Surabaya, Jawa Timur akan dicetak sejarah parade militer terbesar Indonesia. Bayangkan saja, TNI AU akan menerbangkan 139 pesawat fix wing maupun rotary. Mungkin ini menjadi sejarah fly pass terbesar yang pernah dilakukan Indonesia. 139 pesawat TNI AU akan melintas bersamaan dengan formasi di atas langit Surabaya.
Alutsista itu belum termasuk pesawat udara TNI AD sebanyak 43 unit, serta milik TNI AL 23 unit. Tentu ini menjadi pemandangan yang mencengangkan, karena mereka akan fly pass bersamaan. Fly Pass ini membutuhkan kordinasi yang cermat, termasuk urusan take off dan landing.
HUT TNI ke 69 pada 7 Oktober nanti akan melibatkan 526 alutsista. Selain fly pass, akan didemonstrasikan peperangan tiga matra, sehingga lokasinya dipilih di Armatim Surabaya.
TNI AL juga akan melakukan sailing pass yang melibatkan 35 kapal perang, plus menampilkan rudal maut Yakhont. Untuk armada bawah laut, tidak usah berpikir macam-macam, karena kapal selam yang ditampilkan adalah KRI Nanggala 209. KRI ini memang sedang giat dengan misi “sosialisasi” dengan masyarakat. Kapal selam Indonesia, dibagi menjadi dua kategori, sama halnya dengan pesawat tempur: yakni, kapal selam latih dan kapal selam tempur.
Angkatan Darat juga akan mengeluarkan alutsista mautnya, yakni 22 MBT Leopard 2, 22 IFV Marder, 13 Panser Tarantula, 6 pucuk meriam keras berat, Caesar 155mm, 9 pucuk Roket Multi Laras Astros 2, 18 pucuk meriam KH 179, 155mm dan banyak lagi. Tentu tidak semua alutsista dipamerkan di sini.

Terima kasih Pak SBY, Purnomo Yusgiantoro dan Sjafrie Sjamsoeddin. Anda memang hebat. We love you :D 

Anggaran Kapal Selam Indonesia, Cair


Kapal Selam Changbogo
Kapal Selam Changbogo

Rapat kerja Menteri BUMN Dahlan Iskan dengan Komisi VI DPR hakhirnya menyetujui pemberian dana segar, berupa penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,5 triliun kepada PT PAL Indonesia (Persero).
Rapat yang berlangsung singkat 20 menit, dimulai pukul 20.00 WIB. Dana Rp 1,5 triliun ini diberikan dalam bentuk tunai, untuk proyek pembuatan kapal selam pertama.
Adapun suntikan modal untuk PAL, akan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015. Kapal selam akan dibuat PAL di fasilitas miliknya yang berlokasi di Surabaya.
“Komisi VI dapat menyetujui usulan PMN dalam RAPBN 2015 sesuai surat Menteri BUMN kepada PAL senilai Rp 1,5 triliun dalam bentuk tunai, untuk pembangunan fasilitas kapal selam, dan penyediaan sumber daya manusia untuk bangun kapal selam,” kata Ketua Komisi VI DPR, Airlangga Hertarto dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
Dahlan-DPR Rapat 20 Menit, BUMN Ini Dapat Rp 1,5 T Untuk Bikin Kapal Selam (photo: detik.com)
PAL membutuhkan total dana Rp 2,5 triliun untuk pengembangan kapal selam ini. Namun untuk tahun depan, dana yang disetujui baru mencapai Rp 1,5 triliun.
Uang ini, rencananya digunakan untuk membangun fasilitas pengembangan kapal selam, pembelian peralatan produksi, dan lain-lain yang menunjang pembangunan kapal selam tersebut. (detik.com).

Brasil Kirim Super Tucano

image
image
image
image
image
image
image
image
Redacción – Super Tucano Indonesia di landasan Los rodeo, Brasil. Empat turboprop A-29B Super Tucano terbang menuju Indonesia 11 September. Sebagian gambar kurang terang karena diambil dari balik kaca bandara. (aereo.jor.br & elblogoferoz.com)

KCR-60, Frigate Sigma dan Kapal Selam

 Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net
Kapal rucal cepat KRI Halasan 630. (photo: Wakhid suarasurabaya.net

Produsen kapal nasional, PT PAL Indonesia, menyerahkan kapal cepat rudal 60 meter (KCR 60) kepada TNI AL guna mendukung kecukupan arsenal militer pada masa mendatang.
Kapal perang yang bernama KRI Halasan-630 ini, merupakan kapal ketiga batch pertama di kelas kapal cepat berpeluru kendali 60 meter.
Penyerahan kapal perang buatan Indonesia di Surabaya, ini, dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.
“Upaya itu menyusul predikat kami sebagai lead integrator. Sesuai amanah UU 16/2012 yang menugaskan kami sebagai BUMN yang mampu memproduksi keperluan sistem kesenjataan TNI,” kata Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, di Surabaya, Rabu.
“KCR 60 meter ini pengembangan dari kapal patroli cepat (FPB-57) yang telah kami bangun sebelumnya,” ujarnya.
Sebelumnya, jelas dia, pihaknya telah menyerahkan KCR-60 meter pertama, dengan nama KRI Sampari-628 pada 28 Mei lalu, diikuti KRI Tombak-629 pada 27 Agustus 2014.
“Penyelesaian proyek KCR 60 bacth pertama sekaligus bersamaan pemotongan pertama pelat baja Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 10514) Kedua,” katanya.
Ia menyebutkan, proyek kerja sama dengan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, juga untuk memenuhi keperluan TNI AL sebagai pengguna.
“Apalagi, kini perkembangan keperluan kapal dan teknologinya selalu meningkat setiap tahun,” katanya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan), bersama Wakil KSAL Laksdya TNI Didit Herdiawan (kedua kiri), Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M Firmansyah Arifin (kedua kanan) dan perwakilan galangan kapal Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) Belanda (kiri), menunjukkan potongan plat baja berbentuk kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 di Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia (Persero) Surabaya, Rabu (17/9). Pemotongan plat baja pertama (fist steel cutting) proyek kapal PKR yang bekerjasama dengan galangan kapal DSNS Belanda tersebut, untuk menyeimbangkan teknologi terkini pada industri perkapalan, demi memenuhi Armada TNI AL. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
(ANTARA FOTO/Eric Ireng)
 
Seusai penyerahan KRI Halasan-630 itu, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro juga memberikan arahan terhadap 200 insan PT PAL INDONESIA yang akan berangkat ke Korea Selatan untuk menggarap transfer teknologi Proyek Kapal Selam.
 

TNI AU bangun radar pemantau perbatasan di Nunukan

Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)
Dokumentasi pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI Flanker Skuadron Udara 11 TNI AU menggiring pendaratan pesawat asing Boeing B-737 pada Latihan Sriti Gesit di Pangkalan Udara Utama TNI AU Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Rabu (2/4). Latihan itu untuk meningkatkan kemampuan TNI AU dalam memantau pergerakan pesawat asing yang melanggar wilayah udara Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Sahrul Tikupadang)

Sebentar lagi “mata dan telinga” militer Indonesia akan bertambah tajam sejalan pembangunan instalasi radar bergerak di Pulau Nunukan, Kalimantan Utara.
Arah hadap instalasi radar itu sengaja ditujukan ke perbatasan Indonesia dengan negara bagian Sabah, Malaysia Timur itu, untuk mencegah pelanggaran kedaulatan ruang udara nasional.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Madya TNI Sudipo Handoyo, kepada wartawan, setiba di Bandara Nunukan, Senin, menyatakan, “Radar itu diupayakan beroperasi pada November 2014.”
Untuk menempatkan instalasi strategis itu, diperlukan lahan 10 Hektare walau radarnya adalah radar bergerak (mobile radar), yang juga berarti dia bisa bersifat mobil yang dapat dipasang dimana saja.
Selain instalasi radar –umumnya setingkat detasemen (Satuan Radar TNI AU) yang dipimpin seorang mayor senior atau letnan kolonel– instalasi itu juga dilengkapi dua satuan setingkat kompi Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara.
Selama ini TNI memiliki Komando Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal muda TNI dan penggunanya adalah presiden Indonesia melalui panglima TNI.
Dalam organisasinya, komando yang berkewajiban dan berkewenangan mengintersepsi dan memaksa plus melumpuhkan pelanggar kedaulatan wilayah udara nasional itu dibagi ke dalam empat Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional yang dipimpin seorang marsekal pertama TNI. (www.antaranews.com)

===============================================================================================

Nunukan rawan pelanggaran batas udara


Nunukan rawan pelanggaran batas udara
Dokumentasi sejumlah prajurit TNI AU melakukan pemeriksaan terhadap pesawat tempur F-16 di Lanud Soewondo Medan, Sumut, Jumat (11/4). TNI AU terus menyiagakan kesiapan armada udara untuk menegakkan hukum dan menjaga keamanan kedaulatan negara dalam mengantisipasi bagi pihak asing menyusup ke wilayah Indonesia tanpa izin. (ANTARA FOTO/Septianda Perdana)

Nunukan, Kalimantan Utara – Markas Besar TNI AU mengakui wilayah batas udara Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rawan pelanggaran batas udara.
Asisten Operasi Kepala Staf TNI AU, Marsekal Muda TNI Sudipo Handoyo , kepada wartawan di Nunukan, Senin, mengungkapkan, “Selama ini TNI AU seringkali mendapat laporan pelanggaran batas wilayah udara oleh pesawat-pesawat Malaysia.”
Untuk mencegah dan menindak pelanggaran wilayah udara nasional di Nunukan itu, TNI AU langsung menindaklanjuti dengan membangun instalasi radar bergerak (mobile radar) di sana.
Bukan cuma radar dan piranti pendukung, karena satu satuan setingkat kompi dari Korps Pasukan Khas TNI AU dan Artileri Pertahanan Udara juga ditempatkan. Satuan-satuan itu masih diperkuat satuan peluru kendali permukaan-udara. Ia menegaskan, apabila suatu saat radar TNI AU itu mendeteksi pelanggaran batas udara oleh pesawat terbang Malaysia, maka pasti ditindak tegas.
Hasil pantauan instalasi radar yang akan dibangun pada lahan seluas 10 Hektare di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, itu dapat dicetak untuk membuktikan pelanggaran.
“Bisa dicetak, apabila menyangkal melanggar,” kata dia. (www.antaranews.com)