TNI AU ternyata memilih sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield mobile, untuk melindungi Pangkalan dan alutsista mereka.
Platform yang dipilih adalah truk 6×6 yang disuplai oleh PT Alam
Indomesin Utama (AIU). Sederhana namun taktik, karena areal yang
dipertahankan oleh TNI AU adalah teritorial dengan medan yang mulus,
seperti hanggar maupun Pangkalan Udara. Untuk mengantisipasi jumlah yang
belum sepadan dengan Pangkalan udara! Oerlikon Skyshield dipilih yang
bersifat mobile, agar mudah di pindahin ke titik hot spot.
Pada perkembangannya,satuan brigade mekanis juga membutuhkan anti
pertahanan udara seperti ini, yang akan efektif menghajar drone, rudal
maupun helikopter.
Untuk itu FNSS Turki mengembangkan Oerlikon Skyshield dengan platform kendaraan lapis baja, yakni ACV-300.
Pada MEF I, Panser Anoa dikembangkan ke berbagai varian: APC, IFV, Ambulance dan recovery.
Pola ini bisa dilihat dan tampaknya akan diadopsi untuk Langkah
Pindad selanjutnya, yakni membuat lapis baja dengan penggerak rantai.
Tank medium Pindad itu sedang didisain bersama FNSS Turki, pembuat APC
dan Tank ACV 300.
Diharapkan Pindad bisa memanfaatkan kerjasama itu, untuk membuat
Oerlikon Skyshield platform tracked, yang nantinya akan dibutuhkan oleh
TNI AD dan AU. Dengan demikian, produksi dari Tank Nasional pada MEF II
dapat digenjot jumlahnya oleh Pindad.
Bukan hanya FNSS Turki, sejumlah produsen senjata dari negara lain
juga mengadopsi sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield berbasis tank
(rantai/ roda).