Sabtu, 30 Agustus 2014

Balitbang Uji Statis dan Dinamis Roket R-Han

Uji coba roket R-Han 450mm
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan RI (Balitbang Kemhan) dan Konsorsium Roket Nasional melaksanakan uji coba statis roket R-Han 450mm dan uji dinamis roket R-Han 320mm di lapangan Sonda Lapan Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat pada 21 dan 22 Agustus 2014. Uji coba dihadiri oleh Kabalitbang Kemhan dan tim Konsorsium.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program kegiatan pembuatan prototipe roket dengan jangkauan 100 km 'ground to ground' yang dilaksanakan pada T.A. 2013 yang  pada saat itu sampai pada tahap uji statis roket R-Han 320 mm sebanyak 2 unit dan uji statis roket R-Han 450 mm 1 unit.

Dalam kegiatan ini salah satu implementasi pemanfaatan teknologi khususnya dikaitkan dengan bentuk-bentuk ancaman adalah dikembangkannya roket pertahanan R-Han 320 mm dan R-Han 450 mm. Berdasarkan evaluasi strategis terhadap letak geografis negara Republik Indonesia dan perkembangan situasi serta ancaman yang masih dihadapi, maka peroketan dalam bentuk sistem senjata adalah suatu keharusan dan perlu segera dikembangkan untuk pengembangan dan modernisasi TNI  dalam menjawab tantangan-tantangan perang  serta upaya membuat Indonesia tidak bergantung pada produk luar negeri, khususnya di bidang pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). 

Penekanan tombol pada saat peluncuran roket R-Han dilakukan oleh Kabalitbang Kemhan Prof. Dr. Ir. Eddy S. Siradj M.Sc. Kegiatan uji coba yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan hasil sesuai harapan.  Diharapkan kegiatan pembuatan prototipe roket jarak 100 km 'ground to ground' (tahap awal) dapat terus berlanjut (multiyears) sehingga akan didapatkan prototipe roket yang andal serta tercapainya kemandirian alutsista, khususnya  teknologi keroketan. (Balitbang Kemhan)
 

Tank Leopard Mejeng di Monas

 
Turis Asing pun menyukai Tank Leopard (Haritsah Almudatsir/Jawa Pos)
Turis Asing pun menyukai Tank Leopard (Haritsah Almudatsir/Jawa Pos)

Independent Day Run 2014 digelar di area Monumen Nasional (Monas) besok (31/8/2014). Kegiatan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI itu juga diramaikan pesta rakyat dan pameran alutsista (alat utama sistem senjata). Dua Tank Leopard buatan Jerman dan Panser Anoa bikinan PT Pindad ikut dihadirkan.
Dua Tank Leopard dipajang di Silang Barat Monas Jumat (29/8). Sedangkan delapan Panser Anoa diparkir di pintu masuk Gedung Indosat. Alutsista milik pasukan pengamanan presiden (Paspamres) tersebut menjadi primadona acara. Tidak sedikit pengunjung yang memanfaatkan peralatan perang itu untuk berfoto selfie.
Panitia penyelenggara Independent Day Muhammad Aries menjelaskan, Tank Leopard dan Panser Anoa sengaja dipajang untuk menarik kedatangan warga dalam acara tersebut. Puncak acara bakal diramaikan pesta rakyat. “Sengaja dipajang lebih awal supaya Sabtu (hari ini, Red) pengunjung bisa menikmati dulu,” ujar dia.
Menurut Aries, Independent Day Run sengaja dihelat untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan RI. Acara yang dimulai pukul 06.00 itu diawali dengan lomba lari sejauh 8 kilometer dan 17 kilometer.
Presiden SBY dijadwalkan hadir dan membuka lomba lari tersebut. SBY juga diagendakan ikut memainkan salah satu alat marching band lokananta milik akademi militer. “Ada juga kegiatan lomba balap karung, bakiak, panjat pinang, dan makan kerupuk. Semuanya terbuka untuk umum,” tuturnya.
Sebagai penutup kegiatan, panitia akan mempersembahkan kegiatan jupiter aerobatik tim. Kegiatan itu diisi dengan atraksi pesawat jet milik TNI-AU yang melakukan manuver di atas langit Monas. (jawapos.com)

Jumat, 29 Agustus 2014

Oerlikon Skyshield TNI AU

Oerlikon Skyshield TNI AU
Oerlikon Skyshield TNI AU

TNI AU ternyata memilih sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield mobile, untuk melindungi Pangkalan dan alutsista mereka.
Platform yang dipilih adalah truk 6×6 yang disuplai oleh PT Alam Indomesin Utama (AIU). Sederhana namun taktik, karena areal yang dipertahankan oleh TNI AU adalah teritorial dengan medan yang mulus, seperti hanggar maupun Pangkalan Udara. Untuk mengantisipasi jumlah yang belum sepadan dengan Pangkalan udara! Oerlikon Skyshield dipilih yang bersifat mobile, agar mudah di pindahin ke titik hot spot.
Oerlikon Skyshield TNI AU  (photo: PT AIU)
Oerlikon Skyshield TNI AU (photo: PT AIU)
image
Pada perkembangannya,satuan brigade mekanis juga membutuhkan anti pertahanan udara seperti ini, yang akan efektif menghajar drone, rudal maupun helikopter.
Untuk itu FNSS Turki mengembangkan Oerlikon Skyshield dengan platform kendaraan lapis baja, yakni ACV-300.
Oerlikon Skyshield ACV300 platform
Oerlikon Skyshield ACV300 platform
image
image
Pada MEF I, Panser Anoa dikembangkan ke berbagai varian: APC, IFV, Ambulance dan recovery.
Pola ini bisa dilihat dan tampaknya akan diadopsi untuk Langkah Pindad selanjutnya, yakni membuat lapis baja dengan penggerak rantai. Tank medium Pindad itu sedang didisain bersama FNSS Turki, pembuat APC dan Tank ACV 300.
Diharapkan Pindad bisa memanfaatkan kerjasama itu, untuk membuat Oerlikon Skyshield platform tracked, yang nantinya akan dibutuhkan oleh TNI AD dan AU. Dengan demikian, produksi dari Tank Nasional pada MEF II dapat digenjot jumlahnya oleh Pindad.
image
image
image
Bukan hanya FNSS Turki, sejumlah produsen senjata dari negara lain juga mengadopsi sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield berbasis tank (rantai/ roda).
 

TNI AL Butuh 48 Kapal Perang

 
KCR 60 M (photo bumn.go.id)
KCR 60 M (photo bumn.go.id)

Kementerian Pertahanan mencatat besaran kebutuhan ideal alat utama sistem senjata (Alutsista) untuk memperkuat keamanan perairan Indonesia sesuai rencana strategis mencapai 48 unit kapal, termasuk armada untuk perang.
“Dari puluhan kapal itu sebanyak 16 unit berupa kapal cepat rudal (KCR) 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 16 unit kapal patroli cepat,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ditemui usai menerima kapal pesanan TNI AL yang kedua, KCR 60 M dengan nama KRI Tombak-629, di Dermaga PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu.
Mengenai pembangunan 16 unit KCR tersebut, ungkap dia, membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apalagi, sampai sekarang kapasitas produksi PT PAL Indonesia hanya tiga unit kapal per tahun.
“Total KCR yang kami pesan tergolong multirole karena dipersenjatai dengan rudal, meriam, dan software yang bisa digunakan untuk perang elektronik,” ujarnya.
Sementara, jelas dia, desain kapal yang dilengkapi sistem multirole itu diyakini mampu bertempur dengan mengantisipasi serangan udara, laut, maupun darat.
“Bahkan terhadap perang warfare sekalipun,” katanya.
Pada kesempatan serupa, KSAL Laksamana Marsetyo, menambahkan, pembangunan KCR 60 meter akan diserahkan ke PT PAL Indonesia sebagai Lead Integrator. Sementara, untuk KCR 40 meter nantinya akan dibangun di galangan kapal di Batam.
“Dengan demikian, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan produksi galangan kapal nasional,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT PAL Indonesia, M Firmansyah Arifin, mengemukakan, terkait pembangunan satu unit KCR 60 m tersebut membutuhkan dana Rp 125 miliar. Besaran tersebut hanya pembangunan fisik atau belum termasuk biaya persenjataannya.
“Kini KCR kedua pesanan TNI AL tersebut diberi nama KRI Tombak-629. Kapal itu dipesan di tempat kami dan hari ini diterima langsung Menhan, Purnomo Yusgiantoro,” katanya.
Sebelumnya, lanjut dia, Kemenhan telah menerima kapal pertama pada 28 Mei lalu yang diberi nama KRI Sampari. Rencananya, kapal terakhir pesanan Kemenhan diserahkan pada September tahun 2014 dan sekarang masih dalam proses.(Antara).

The Jupiter Maneuver, Monas

Aksi The Jupiters TNI AU
Aksi The Jupiters TNI AU

Tim aerobatik kebanggan TNI Angkatan Udara, Jupiters Aerobatic Team (JAT) / “The Jupiters”, akan tampil pada Independence Day Run yang rencananya dilepas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Monas, Minggu 31 Agustus 2014.
Mulai Kamis, 28-30 Agustus jam 09.00 wib, The Jupiters akan melakukan latihan di sekitar Monas untuk pengenalan medan dan menyesuaikan kondisi terhadap gedung-gedung tinggi di sekitarnya, sedangkan pelaksanaannya pada Minggu (31/8).
The Jupiters menggunakan pesawat KT-1 Woong Bee buatan Korea Selatan, yang sehari-hari digunakan para instruktur penerbang TNI AU untuk melatih siswa penerbang di Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta.
The Jupiters yang dipimpin oleh flight leader (Jupiter 1) Letkol Pnb Feri Yunaldi sedikitnya akan melakukan 15 manuver aerobatik yang serasi, menarik bahkan menegangkan selama sekitar 20 menit. Sedangkan Right Wing (Jupiter 2) Kapten Pnb Idham Satria, Wing Left (Jupiter 3) Kapten Pnb Apri Arfianto, Slot (Jupiter 4) Mayor Pnb Ari Susiono, Lead Synchro (Jupiter 5) Mayor Pnb Sri Raharjo dan Synchro (Jupiter 6) Mayor Pnb H.S Romas.
Aksi The Jupiters TNI AU
Aksi The Jupiters TNI AU

Pada setiap penampilan The Jupiters menyiapkan dua bentuk manuver sebagai alternatif, yaitu Hight Show apabila kondisi cuaca baik dan memungkinkan untuk manuver formasi aerobatik secara vertikal seperti manuver Jupiter Roll, Loop, Clover Leaf, Vulcan & Leader Benefit, Loop & Break Off, Tanggo to Diamond Loop, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Solo Spin, Five Card Loop, Jupiter Roll Back dan Loop and Boom Burst.
Sedangkan manuver Low Show dilaksanakan apabila base cloud rendah sehingga tidak memungkinkan melaksanakan vertikal manuver, sehingga manuver yang akan dilaksanakan meliputi Jupiter Roll, Hi “G” Turn, Vulcan & Leader Benefit Pass, Break Off, Jupiter Wheel, Tanggo to Diamond Pass, Mirror, Screw Roll, Heart, Roll Slide, Knife Edge, Five Card Pass, Jupiter Roll Back dan Boom Burst.
The Jupiters selain tampil pada event nasional, juga tampil go internasional pada 100 tahun penerbangan Thailand pada 2012, Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2013 (LIMA’13) Februari 2013, “The 4th Brunei Darussalam International Defence Exhibition” (BRIDEX 2013) Desember 2013 dan Singapore Air Show Februari 2014 yang merupakan perhelatan kedirgantaraan terbesar di Asia Tenggara. Direncanakan The Jupiters akan tampil kembali pada Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA’15) Februari 2015. (Dispenau / Poskota).

PT PAL Serahkan KCR Kedua Pesanan TNI AL

Upacara penyerahan Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 Meter buatan PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu (28/5)/Bisnis-Peni Widarti 
KRI Sampari-628

BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.
Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan  resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.
“Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).
Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.
“Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih,” ujarnya.
Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.
Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.
Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio. (surabaya.bisnis.com)

Terus Berlatih Dengan Tank Leopard

Selain di Jerman, upaya mengawaki MBT Leopard 2 juga tengah berlangsung di Tanah Air. Buktinya sebanyak 30 personel Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad saat ini sedang mengikuti pelatihan mengemudi Tank Leopard yang dilaksanakan di Pusdikkav Pussenkav. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama 2 minggu ini dibuka secara resmi oleh Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD, Brigjen TNI Mulyanto pada tanggal 18 Agustus 2014 bertempat di Gedung Serba Guna Susilo Sudarman, Pusdikkav Padalarang Jawa Barat.

Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program pengadaan 103 unit Tank Leopard yang dilaksanakan TNI AD, guna menyiapkan prajurit Kavaleri yang akan mengawaki Alutsista baru tersebut. Di samping sebagai langkah penyiapan dalam rangka penerimaan 24 unit Tank Leopard 2A4 dan 28 unit Tank Marder yang akan tiba di Indonesia padaawal bulan September 2014. Tank kebanggan TNI-AD tersebut seluruhnya akan digelar pada upacara memperingati Hari TNI  5 Oktober 2014 yang akan diselenggarakan terpusat di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL, Surabaya.
Dalam pelatihan tersebut prajurit Narasinga Wiratama yang bermarkas di Pasuruan, JawaTimur itu diberikan pengenalan dasar tentang otomotif serta teknik mengemudi dasar Tank Leopard di medan datar. Dalam pengarahannya pada saat peninjauan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Danyonkav 8/2 Kostrad Mayor Kav. Valian Wicaksono berpesan agar setiap petatar dapat menimba ilmu yang diberikan selama pelatihan. Sehingga diharapkan mampu secara optimal mengawaki Alutsista baru tersebut, khususnya pada pelaksaan Upacara Hari TNI ke-69 Tahun 2014 ini.

Sumber : arc.web.id