Jumat, 29 Agustus 2014

PT PAL Serahkan KCR Kedua Pesanan TNI AL

Upacara penyerahan Kapal Cepat Rudal (KCR)-60 Meter buatan PT PAL Indonesia kepada TNI AL, di Surabaya, Rabu (28/5)/Bisnis-Peni Widarti 
KRI Sampari-628

BUMN galangan kapal PT PAL Indonesia (Persero) akhirnya melakukan penyerahan kapal cepat rudal (KCR) 60 Meter kedua kepada TNI Angkatan Laut sesuai kontrak jual beli pemesanan kapal perang dari TNI AL pada 2011.
Kepala Departemen Humas PAL Indonesia Bayu Witjaksono mengatakan KCR 60 M bernama KRI Tombak 629 itu diserahkan Rabu 27 Agustus 2014. Sebelumnya PAL Indonesia juga telah merampungkan proyek KCR-60 M yang pertama dan  resmi menyerahkannya pada 28 Mei 2014.
“Penyerahan KCR 60 M ketiga rencananya akan dilakukan pada September mendatang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/8/2014).
Bayu menjelaskan proses pembangunan KCR 60 meter tersebut berawal dari pengembangan produk PAL Indonesia sebelumnya yakni Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter yang hingga kini masih digunakan oleh TNI AL.
“Pengembangan ukuran dan kemampuan KCR 60 M memang direncanakan dan didesain sesuai dengan kebutuhan masa dengan armada perang, dan ini merupakan karya perseroan yang berteknologi canggih,” ujarnya.
Tiga KCR 60 M senilai Rp375 miliar tersebut merupakan kapal perang pesanan TNI AL yang digarap sejak 2012 dan ditargetkan rampung pada semester II/2014. Kapal itu dibuat untuk memenuhi Minimum Esensitial Force (MEF) yang ada sesuai amanah Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.
Kapal yang berfungsi sebagai kapal kombat dan kapal pemburu atau kapal sergap itu didesain dengan kemampuan bisa bersembunyi di antara pulau-pulau yang tersebar di Indonesia. Untuk itu kapasitas kapal tersebut memiliki panjang 60 meter, lebar 8,10 meter, kecepatan maksimal 28 knots dan berat muatan penuh 460 ton.
Bayu menambahkan perkembangan kapal perang saat ini sangat diperlukan, baik dari segi persenjataan, desain dan kemampuan kapal yang dapat menyokong kinerja TNI AL. Setidaknya Indonesia harus memiliki minimal 16 unit KCR 60 meter, 16 unit KCR 40 meter, dan 12 unit kapal selam.
Dalam penyerahan dan peresmian KCR 60 M tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Menteri pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pendidikan M. Nuh dan Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio. (surabaya.bisnis.com)

Terus Berlatih Dengan Tank Leopard

Selain di Jerman, upaya mengawaki MBT Leopard 2 juga tengah berlangsung di Tanah Air. Buktinya sebanyak 30 personel Yonkav 8/ Tank Divif 2 Kostrad saat ini sedang mengikuti pelatihan mengemudi Tank Leopard yang dilaksanakan di Pusdikkav Pussenkav. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan selama 2 minggu ini dibuka secara resmi oleh Komandan Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD, Brigjen TNI Mulyanto pada tanggal 18 Agustus 2014 bertempat di Gedung Serba Guna Susilo Sudarman, Pusdikkav Padalarang Jawa Barat.

Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari program pengadaan 103 unit Tank Leopard yang dilaksanakan TNI AD, guna menyiapkan prajurit Kavaleri yang akan mengawaki Alutsista baru tersebut. Di samping sebagai langkah penyiapan dalam rangka penerimaan 24 unit Tank Leopard 2A4 dan 28 unit Tank Marder yang akan tiba di Indonesia padaawal bulan September 2014. Tank kebanggan TNI-AD tersebut seluruhnya akan digelar pada upacara memperingati Hari TNI  5 Oktober 2014 yang akan diselenggarakan terpusat di Dermaga Ujung Koarmatim TNI AL, Surabaya.
Dalam pelatihan tersebut prajurit Narasinga Wiratama yang bermarkas di Pasuruan, JawaTimur itu diberikan pengenalan dasar tentang otomotif serta teknik mengemudi dasar Tank Leopard di medan datar. Dalam pengarahannya pada saat peninjauan pelaksanaan kegiatan pelatihan, Danyonkav 8/2 Kostrad Mayor Kav. Valian Wicaksono berpesan agar setiap petatar dapat menimba ilmu yang diberikan selama pelatihan. Sehingga diharapkan mampu secara optimal mengawaki Alutsista baru tersebut, khususnya pada pelaksaan Upacara Hari TNI ke-69 Tahun 2014 ini.

Sumber : arc.web.id

Garuda Shield 2014

ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).

Latihan bersama Garuda Shield-8/2014 antara TNI AD dengan AD Amerika Serikat direncanakan akan diselenggaraan pada Bulan September 2014 di Malang dan Asembagus Situbondo. Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan koordinasi dan rapat untuk persiapan, khususnya terkait dengan transportasi logistik dan armada perang dari Amerika Serikat yang akan menggunakan fasilitas Pelabuhan Tanjung Wangi.
image
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).
image
ICV Stryker US Army di Indonesia (jakartagreater.com).

PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Wangi yang telah memiliki terminal internasional yang comply dengan ISPS Code dialokasikan menjadi tempat bersandarnya bagi Kapal Cargo Ocean Giant untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat, dengan kapasitas muatan berupa kurang lebih 22 jenis kendaraan perang, pesawat Helicopter AD Amerika Serikat dan perlengkapan lainnya yang dimuat dalam ± 40 dengan ukuran container 40 feat. Dalam rangka persiapan penyelenggaraan dimaksud, pihak Tim US Army telah melakukan survey secara langsung ke Dermaga Pelabuhan Tanjung Wangi.
US Army di Indonesia (jakartagreater.com)
US Army di Indonesia (jakartagreater.com)

Merupakan suatu kehormatan bagi Pelabuhan Tanjung Wangi karena hal ini merupakan kunjungan perdana The United States Army (USA) melalui Pelabuhan Tanjung Wangi di saat Pelabuhan Tanjung Wangi sedang mempersiapkan diri untuk menjadi Pelabuhan Internasional dengan melayani kegiatan Petikemas, ungkap Bangun Swastanto General Manager Pelabuhan Tanjung Wangi saat ditemui setelah menghadiri Undangan Rapat koordinasi pelaksanaan Mid Exercise (MPC) Latma Garuda Shield-8/2014 di Jember. (pp3.co.id).

KRI Teluk Bintuni Siap Launching

KRI Teluk Bintuni (photo: Saibuni.com)
KRI Teluk Bintuni (photo: Saibuni.com)

Kesibukan kru PT DRU Lampung terus meningkat, tiga hari menjelang peluncuran kapal perang khusus pengangkut tank, KRI Teluk Bintuni ke laut.
“Dijadwalkan launching Kamis, 28 Agustus 2014. Semoga tidak terjadi apa-apa sehingga tidak mundur dan cuaca juga bersahabat saat acara peluncuran kapal tersebut ke laut bisa berjalan dengan lancar,” ungkap Kepala Bagian Umum PT DRU Yahya kepada Saibumi.com.
Ia menyampaikan peluncuran kapal pesanan Kementerian Pertahanan dan Keamanan tersebut akan dilakukan malam hari. “Dimulai acaranya pukul 16.00 WIB sampai dengan selesai dan rencananya juga akan ada kembang api,” ujarnya.
KRI Teluk Bintuni adalah kapal jenis Landing Shift Tank (LST) yang didesain mampu mendarat di pantai, khusus untuk angkut tank jenis Leopard yang didatangkan dari Jerman. Untuk tahap pertama, Angkatan Laut membuat tiga kapal angkut tank. Untuk kapal angkut tank 1 dan 2 dikerjakan oleh BUMN. Sedangkan pengerjaan kapal angkut tank 3 dipercayakan kepada PT DRU Lampung.
TKRI Teluk Bintuni dijadwalkan akan dipamerkan langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono. “Kapal ini direncanakan jadi maskot yang tampil pada pawai kapal perang yang dimiliki oleh Angkatan Laut saat Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun TNI pada Oktober 2014 mendatang di Surabaya,” kata General Manager PT DRU Lampung Harryadi.
KRI Teluk Bintuni ini menjadi bukti bahwa galangan kapal milik Indonesia terutama swasta sanggup untuk membuat kapal untuk memenuhi keperluan alat utama sistem senjata (alutsista).
KRI Teluk Bintuni
KRI Teluk Bintuni

Keberhasilan pembuatan kapal perang khusus pengangkut tank ini juga menjadi ajang pembuktian bahwa industri maritim Indonesia mampu membuat kapal perang sendiri.
“Sebelumnya kami sudah pernah dipercaya memperbaiki KRI Kala Hitam. Pernah juga perbaiki KMP Kelimutu, dan sebagainya. Kami juga sudah pernah membuat kapal tanker, kapal ferry, kapal kargo, kapal fiber (Fibre Reinforced Plastic Boat /FRP), kapal kontainer dan kapal pesiar jenis cruise. Pengalaman itu yang membuat kami, pihak swasta pertama di Indonesia, dipercaya Kemenhankam RI membuat kapal ini di Lampung,” pungkasnya.

Senjata KRI Teluk Bintuni
KRI Teluk Bintuni akan dipersenjatai. KRI Teluk Celukan Bawang-532 dari Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan barat (Satfibkoarmabar), mengangkut senjata untuk diserahkan kepada kru KRI Teluk Bintuni-520 di dermaga PT. DRU, Jalan. Srengsem Panjang, Bandar Lampung, Senin (25/8).
Menurut Komandan KRI Teluk Celukan Bawang-532 Mayor Laut (P) Dimi Amri, senjata yang dibawa tersebut merupakan titipan dari Dinas Persenjataan dan Elektronika Angkatan Laut (Disenlekal). KRI Teluk Celukan Bawang-532 saat ini sedang melaksanakan operasi keamanan Laut dengan nama sandi Rakata Jaya. (Saibumi.com / Koarmabar) .

Indonesia Matangkan Pembangunan Simulator Sukhoi

Indonesia Matangkan Pembangunan Simulator Sukhoi

Beijing (Antara) – Indonesia kini sedang mematangkan rencana pembangunan simulator Sukhoi, kata Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Beijing, Selasa.
“Saat ini telah diinvetarisasi negara-negara mana saja yang akan terlibat dalam pembangunan simulator Sukhoi bagi pilot-pilot Sukhoi TNI Angkatan Udara. Setelah itu akan dipastikan kesesuaian dari simulator yang diajukan beberapa negara itu dengan spesifikasi yang akan digunakan penerbang Sukhoi TNI Angkatan Udara,” ungkapnya.
Berdasar catatan Antara, terkait rencana pembangunan simulator Sukhoi itu ada beberapa negara yang mengajukan termasuk Rusia dan Tiongkok, sebagai produsen dan juga pengguna pesawat jet tempur Sukhoi.
Dari11 negara yang mengajukan tersaring tiga negara yang sesuai spesifikasi teknik dan kebutuhan operasional TNI Angkatan Udara yakni Tiongkok, Kanada dan Slowakia.
Untuk memastikan spesifikasi teknik dan kebutuhan operasional yang dimiliki masing-masing perusahaan di tiga negara itu, tim dari Indonesia tengah melakukan peninjauan ke setiap perusahaan dari tiga negara itu.
“Dua negara sudah ditinjau yakni Kanada dan Slowakia, sedangkan Tiongkok dalam waktu dekat,” kata sumber Antara di Mabes TNI Angkatan Udara.
Para penerbang pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara melakukan pelatihan simulator Sukhoi di Tiongkok sejak 2007, dengan materi latihan simulator Sukhoi yang telah ditingkatkan dari materi dasar ke latihan simulasi tempur.
Hingga kini sudah ada delapan penerbang Sukhoi TNI Angkatan Udara yang mengasah keterampilan dan keahliannya di Negeri Panda. (id.berita.yahoo.com)

RI Butuh 60 Rudal Jarak Sedang


rudal-C-705-RI-CHina11.jpg
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 60 unit peluru kendali (rudal) jarak sedang untuk Kapal Cepat Rudal (KCR) TNI Angkatan Laut. “Kita memerlukan sekitar 60 unit untuk dipasang di kapal-kapal cepat rudal TNI Angkatan Laut,” katanya kepada Antara di Beijing, Selasa.
Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk mengembangkan kerja sama industri pertahanan, salah satunya dalam produksi bersama rudal C-705 yang disertai alih teknologi.
“Sehingga nantinya kita sudah dapat memproduksinya sendiri, tanpa harus menunggu seluruh rudal dapat kita beli,” kata Sjafrie.
Saat ini TNI Angkatan Laut tengah mengembangkan dua ship set sistem rudal C-705 dan akan dipasangkan di beberapa KCR, yang kini dalam proses di beberapa dockyard.
Rudal C-705 kali pertama diperkenalkan ke publik dalam ajang Zhuhai Airshow ke-7 pada 2008. Rudal itu merupakan pengembangan dari C-704 dan bentuknya menyerupai miniatur rudal C-602.
Dibandingkan generasi sebelumnya C-705 hadir dengan beberapa peningkatan seperti pada elemen hulu ledak, dan sistem pemandu. Dengan desain modular dari mesin baru membuat jangkauan rudal yang sebelumnya hanya 80 kilometer menjadi mampu hingga 170 kilometer. (antara).

Pesawat N-219 Rampung 2015

 image
Desain Pesawat N-219

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) optimistis merampungkan pembuatan dua unit pesawat N-219 dan akan menjadi kado istimewa pada HUT ke-70 RI tahun 2015. “Pesawat N-219 yang merupakan produk asli PTDI optimitis rampung pada Agustus 2015 dan menjadi kado bagi HUT ke-70 RI,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso di sela acara HUT PTDI ke-38 di Bandung, Sabtu.
Setelah merampungkan prototype sebanyak dua unit, PTDI menargetkan untuk bisa memasarkan pesawat baling-baling tersebut pada 2015-2016.
Menurut Budi Santoso, pesawat yang rencananya membidik pasar penerbangan perintis itu merupakan hasil rancangan insinyur-insinyur PTDI yang dirancang dengan tingkat kehandalan yang bersaing di kelasnya.
“Kami ingin buktikan kepada calon pengguna keunggulan dari pesawat ini. Bila mendapat respon pasar PTDI memiliki kapasitas untuk bisa memproduksi 12 hingga 18 unit per tahun,” kata Budi Santoso.
Pesawat yang berkapasitas 19 penumpang itu, akan dirilis dengan harga 5 juta dolar AS. Harga sangat bersaing di kelasnya.
PTDI memiliki pengalaman bidang teknologi kedirgantaraan dan selama ini telah menjadi mitra sejajar dengan produsen pesawat dunia seperti Boeing, Eurocopter dan lainnya.
“Pesawat N-219 memiliki pasar potensial, keunggulannya bisa melayani penerbangan perintis dengan landasan pendaratan dan pacu yang pendek,” kata Budi.
Model Pesawat N-219 PTDI,  saat Pameran HUT BPPT di Jakarta (photo:Antara/Dhoni Setiawan)
Model Pesawat N-219 PTDI, saat Pameran HUT BPPT di Jakarta (photo:Antara/Dhoni Setiawan)

Pasar di dalam negeri cukup terbuka, yakni untuk melayani rute perintis di Kalimantan dan Papua yang saat ini dilayani oleh pesawat kecil yang dioperasikan oleh operator penerbangan perintis di kawasan itu. (Antara).
Pesawat N-219 merupakan pesawat multi fungsi bermesin dua yang dirancang oleh Dirgantara Indonesia dengan tujuan untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil. Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo.
Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
N-219 merupakan pengembangan dari NC-212 yang sudah diproduksi oleh PT DI di bawah lisensi CASA. Selain itu PTDI juga memiliki produk unggulan yakni CN-235 versi MPA dan sipil serta pemegang lisensi pemasaran pesawat N-295 di kawasan Asia Pasifik.

 JKGR.