Uji coba roket RX 450 dan RX 320 di
Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat, berhasil. Dua roket yang tengah
dikembangkan untuk program peluncuran satelit tersebut memenuhi target
saat menjalani pengujian berbeda.
Kepala Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) Sutrisno mengatakan, roket RX 450 diuji statis
sementara roket RX 320 diuji terbang (dinamis). Pengujian statis roket
RX 450 ditujukan agar para peneliti LAPAN mengetahui performa motor
roket.
“Hasilnya, uji statis terhadap RX 450 berhasil memenuhi target. Kami
memprediksi durasi performa motor roket RX 450 adalah selama 18 detik.
Namun hasil uji statis ini menunjukkan durasi waktunya mencapai 19,5
detik,” kata Sutrisno di Garut, Jumat (22/8/2014).
Roket berkaliber 450 mm dengan panjang total 6.110 mm ini memiliki
gaya dorong sekitar 12.895 kg. Roket yang menggunakan bahan bakar
propelan komposit ini memiliki panjang motor 4.459 mm. “Setelah
keberhasilan ini, kami akan mengagendakan uji terbang roket RX 450 di
akhir 2014 mendatang,” ujarnya.
Pengujian terbang roket RX 320 juga berhasil memenuhi harapan. Untuk
alasan keamanan dan keselamatan jiwa para teknisi, peneliti, dan
masyarakat di sekitar lokasi peluncuran, roket berdiameter 320 mm ini
diterbangkan LAPAN pada kemiringan 70 derajat.
“Kami luncurkan di kemiringan 70 derajat. Jadi tidak tegak lurus.
Namun, hasilnya cukup memuaskan. Berdasarkan data dari rekaman yang kami
miliki, roket RX 320 berhasil terbang pada ketinggian antara 20 hingga
30 km. Ketinggian ini cukup memenuhi target, karena hanya diluncurkan
dalam posisi elevasi 70 derajat. Kalau diluncurkan dengan posisi tegak
lurus, daya jangkaunya akan lebih jauh lagi,” paparnya.
Menurut Sutrisno, RX 450 dan RX 320 merupakan jenis roket sonda.
Roket sonda adalah roket yang biasa digunakan untuk misi meneliti
parameter atmosfer, kelembaban temperatur, dan lainnya.
“Jadi, jika kita mampu menguasai teknologi roket sonda, meluncurkan
satelit sendiri di kemudian hari bukan hal yang tidak mungkin lagi. Kami
akan terus mencoba, meneliti, dan mengembangkan masing-masing roket
sesuai tahapan-tahapannya. Karena untuk meluncurkan satelit pada
ketinggian tertentu, diperlukan lebih dari satu roket atau bertingkat.” (sindonews.com)