Jumat, 22 Agustus 2014

Menhan: Wujudkan Pembangunan Pertahanan Menuju Postur Ideal

http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/photos/2014/08/17/5900/pesa1.jpg?w=1111
( photo dok : metrotvnews.com)

PERAYAAN hari kemerdekaan merupakan refleksi terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejumlah tantangan dan ujian dalam pembangunan bangsa, telah dilalui bersama. Banyak keberhasilan pembangunan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia selama kurun waktu kemerdekaan ini. Salah satu keberhasilan itu, terlihat pada aspek pembangunan pertahanan.
“Keberhasilan ditandai dengan kebangkitan dan penguatan industri pertahanan nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan alutsista pertahanan. Peran industri pertahanan nasional harus terus didukung dan didayagunakan agar master plan-nya selalu sesuai dengan pembangunan kekuatan TNI, mulai dari pemenuhan kekuatan pokok TNI sampai pada perwujudan postur ideal,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam sambutannya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-69 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, di Lapangan Setjen Kemhan, Jakarta, Minggu (17/8).
Menhan menjelaskan industri pertahanan nasional merupakan pilar utama suksesnya pertahanan dan secara umum sangat berguna bagi pembangunan Indonesia. Disamping itu, pembelian dan pengadaan alutsista untuk ketiga matra TNI terus dilakukan sebagai bagian dari moderisasi alutsista TNI.
Terpisah, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi menyampaikan perkembangan modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) prioritas TNI sebelum dan sesudah Oktober 2014 termasuk perkembangan industri pertahanan.
Menurut Sisriadi, modernisasi alutsista prioritas TNI khusus untuk Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
Sisriadi menjelaskan, Mabes TNI memiliki 75 unit kendaraan taktis (Rantis) sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan 590 unit sesudah Oktober 2014. Mabes TNI juga mengadakan Alutsista sebanyak 75 unit kendaraan angkut munisi 5 ton sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan 225 unit sesudah Oktober 2014.
Sisriadi juga menyampaikan perkembangan alutsista TNI AD. Menurutnya, sebelum Oktober 2014, TNI AD memiliki satu unit Heli serang dan direncanakan sebanyak 11 unit. Selanjutnya, sebelum Oktober 2014, TNI AD memiliki 6 unit Heli Angkut Bell dan 16 unit Heli Serbu serta senjata dan munisi. Selain itu, untuk kendaraan tempur (Ranpur) jenis MBT Leopard sebelum Oktober 2014 sebanyak 56 unit dan 124 unit sesudah Oktober 2014.
Sementara itu, Alutsista prioritas TNI AD yakni ME Armed 155 Howitzer Caesar buat Prancis sebanyak 4 unit sebelum Oktober 2014 dan 33 unit sesudah Oktober 2014; Rudal MLRS Astros II sebanyak 13 unit sebelum Oktober 2014 dan 25 unit sesudah Oktober 2014; Rudal Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) jenis VSHORAD Mistral buatan Prancis sebanyak 9 unit sebelum Oktober 2014 dan 127 unit sesudah Oktober 2014; dan Rudal Arhanud jenis Thales, UK produk luar negeri ditargetkan 111 unit sesudah Oktober 2014.
Sementara itu, alutsista TNI AL meliputi Tank Amfibi BMP-3F Sucad sudah diserahkan 37 unit pada tanggal 28 Desember 2013; Kapal Bantu Hidro Oceanografi sebanyak 2 unit yang akan diserahkan pada 11 Oktober 2015; Panser Amfibi BTR 4 sebanyak 5 unit sesudah Oktober 2014; MLRS Kal 122 MM buatan China sebanyak satu unit dan pengadaannya sesudah Oktober 2014; demikian juga satu unit MLM KRI KLS Korvet Tahap I yang dibuat di Inggris akan diserahkan pada 30 April 2016; satu unit MLM KRI KLS Korvet Tahap II yang dibuat di PT PAL Indonesia sebanyak satu unit. Sementara itu, 2 unit CN-235 MPA akan diproduksi di PT Dirgantara Indonesia sesudah Oktober 2014; Kapal Layar Latih asal Spanyol sebanyak satu unit sesudah Oktober 2014; Multi Role Light Frigates (MRLF) saat ini sudah ada sebanyak 3 unit; dan Heli Aks+Sucad buatan PT DI sebanyak 11 unit sesudah Oktober 2014.
Untuk Alutsista TNI AU, lanjut Sisriadi, saat ini sudah ada 16 unit Pesawat Tempur T50i hasil kerja sama KAI dan Korea, 6 unit SU-30 MK2 dan DUK buatan Rusia; dan Heli Full Combat SAR Mission direncanakan 6 unit sesudah Oktober 2014.
TNI AU juga saat ini telah memiliki 7 unit Pesawat CN-295 hasil kerja sama PTDI dan Airbus Military, dan akan ditambah 2 unit sesudah Oktober 2014. Selanjutnya, saat ini telah ada 2 unit Oerlikon Contrabes AG buatan Swiss, dan ditambah 4 unit sesudah Oktober 2014.
Sisriadi menambahkan, program khusus Alutsista non bergerak direncanakan 8 unit setelah Oktober 2014 untuk jenis Heli Serang Apache AH-64E buatan Amerika Serikat. Selain itu, 6 unit hasil Up Grade pesawat F-16, saat ini berjuamlah 6 unit dan direncanakan 18 unit sesudah Oktober 2014.
Sementara itu, dua unit Restorasi C-130 Hercules yang ada saat ini, akan ditambah 2 unit yakni pada Nopember 2014 dan Maret 2015.
Kemhan, lanjut Sisriadi, 3 unit Kapal Selam Diesel Electric Klas DSME 209 buatan Korea Selatan akan diserahkan kepada TNI AL pada Maret 2017, Oktober 2017 dan Desember 2018.
Alutsista non prioritas lainnya untuk TNI AL, adalah satu unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) buatan Belanda yang rencananya akan didatangkan pada Juni 2016 dan satu unit lagi pada bulan Juni 2018.
Sementara itu, TNI AU juga telah memiliki 4 unit Pesawat Super Tucano buatan Brazil dan 12 unit akan diserahkan minggu kedua bulan September 2014.
Dalam Renstra 2010-2014, Kemhan juga mendorong pengadaan Alutsista dalam negeri. Sebagai contoh, alutsista untuk TNI AD saat ini dalam proses produksi di PT Pindad yakni Retrofit AMX-13 termasuk 14 unit Panser APS 2 (6×6) yang juga sedang dalam proses pembuatan di PT Pindad.
Alutsista TNI AL yang diproduksi dari dalam negeri sebanyak 3 unit untuk jenis Platform KCR Type 40 diproduksi di PT Palindo Marine dan diserahkan ke TNI AL pada 15 Januari 2014. TNI AL juga akan mendatangkan alutsista produk dalam negeri yakni 2 unit Kapal Angkut Tank yang diproduksi PT Dok Perkapalan Kodja Bahari pada 9 Spetember 2014 dan satu unit Kapal Tank produk PT Daya Radar Utama pada 2 September 2014.
Sedangkan TNI AU juga mendorong pengadaan alutsista produk dalam negeri, misalnya satu unit CN-235 produk PTDI yang ditargetkan selesai pada Desember 2015. “Kemhan terus mendorong pengadaan alutsista yang diproduksi dari dalam negeri,” kata Brigjen TNI Sisriadi. (Jurnas)

Selasa, 19 Agustus 2014

Rantis Komodo SAM TNI AD

Rantis Komodo SAM (photo: Jalo).
Rantis Komodo SAM (photo: Jalo).
TNI AD pesan 52 unit Komodo versi SAM bekerjasama dengan Mistral. Pengerjaan masih jalan dan diperkirakan serah terima dilakukan tahun depan. (by Jalo).
Apa komentar Anda ?. Mantapkan.

TNI: 124 MBT Leopard akan Datang

Leopard 2A4 Indonesia
Leopard 2A4 Indonesia

“Ia tidak khawatir, pemerintah ke depan akan mengevaluasi atau bahkan membatalkan kontrak tersebut. Pasalnya, nota kerja sama yang sudah diteken kedua perwakilan tidak bisa dibatalkan begitu saja”


Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) telah membuat perjanjian dengan pabrikan Rheinmetall dalam membeli 124 unit MBT Leopard 2A4. Nilai proyek pengadaan MBT Leopard sebesar 280 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,27 triliun.
Kepala Puskom Publik Kemenhan, Brigjen Sisriadi menyatakan, perjanjian kontrak sudah ditandatangani. Karena itu, ia tidak khawatir, pemerintah ke depan akan mengevaluasi atau bahkan membatalkan kontrak tersebut. Pasalnya, nota kerja sama yang sudah diteken kedua perwakilan tidak bisa dibatalkan begitu saja.
Brigjen Sisriadi menyatakan, sebanyak 124 unit MBT Leopard dan tank Marder datang secara bertahap. “Sebanyak dua unit MBT Leopard dan dua unit tank Marder telah diserahkan pada 22 Septmber 2013. Sebanyak 26 unit MBT 2A4 plus 26 unit tank Marder rencananya daang pada pekan pertama September mendatang,” katanya kepada Republika Online, kemarin.
Jadwal selanjutnya, ada 21 unit diserahkan pada Desember mendatang. Pada 2015, datang empat gelombang pengiriman, yakni 25 unit pada Maret, tiga unit pada Juni, 21 unit pada September, dan 21 unit pada Desember.
“Sisanya, 24 unit diserahkan Rheinmetall ke Kementerian Pertahahan pada April 2016, 14 unit pada Juni, dan pengiriman terakhir sebanyak 21 unit diserahkan November 2016,” kata mantan kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat tersebut.
Sembari menunggu kedatangan MBT Leopard 2A4 dalam jumlah besar, ungkap Sisriadi, Kemenhan juga sedang membangun kapal pengangkut tank kelas berat. Saat ini, kata dia, baru satu kapal dari rencana tiga kapal pengangkut yang akan dibangun. “Pembangunannya di galangan di Bandar Lampung. Nanti kapal pengangkut bisa muat 10 tank Leopard,” ujarnya. (Republika.co.d).

Persiapan Lanud RSN Terima F 16 C/D 25ID

 
Pesawat F-16 TNI AU (photo: roesminnurjadin.com)
Pesawat F-16 TNI AU (photo: roesminnurjadin.com)

Lanud Roesmin Nurjadin melaksanakan uji fungsi Arresting Cable di Runway, Senin (18/8/2014), Sebelum dioperasionalkannya Skadron Udara 16 Lanud RSN, Pekanbaru, Riau yang akan mengawaki pesawat tempur F-16 C/D 25ID.
Kegiatan ini bertujuan memastikan sistem peralatan dalam mendukung pendaratan pesawat F-16 berfungsi dengan baik. Kegiatan Uji fungsi Arresting Cable, turut disaksikan Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M. Khairil Lubis.
Pesawat F-16 TNI AU (photo: roesminnurjadin.com)
Pesawat F-16 TNI AU (photo: roesminnurjadin.com)

Pelaksanaan uji fungsi berjalan dengan lancar dan dipastikan bahwa peralatan Fortable Arresting Cable yang dipasang sudah berfungsi dengan baik, apabila dibutuhkan dalam pendaratan pesawat F-16. Arresting Cable merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki sebelum pesawat tempur F-16 C/D 25ID beroperasional di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin.
Skadron Udara 16 merupakan satuan tempur Lanud Roesmin Nurjadin yang akan diresmikan dalam waktu dekat oleh Presiden RI. Seluruh sarana prasarana dan fasilitas pendukungnya dipastikan sudah siap dalam mengoperasionalkan pesawat tempur F-16 C/D 25ID. (sumber: roesminnurjadin.com).

Retrofit Tank AMX-13

Tank AMX-13
Tank AMX-13

Kecuali body-nya, semua komponennya tank AMX-13 sudah diperbaharui.


Sebanyak 10 tank AMX-13 hasil retrofit PT Pindad siap unjuk kemampuan pada rangkaian HUT TNI, 5 Oktober mendatang. Tank buatan Prancis itu akan tampil berbeda, karena sudah dipermak fiturnya sehingga lebih gahar.
Menurut Direktur Utama PT Pindad, Sudirman Said, Minggu (17/8), retrofit yang merupakan tugas dari Kemenhan itu menyasar tank dengan populasi besar. “Kami akan menyelesaikan retrofit Tank AMX, tank dengan populasi besar sekitar 400-an di Tanah Air. Kecuali body-nya, semua komponennya diperbaharui,” jelas pria kelahiran Brebes itu.
Direktur Operasi Produk Pertahanan dan Keamanan, Tri Hardjono menambahkan, keseluruhan tank yang di-retrofit pada tahap pertama sebanyak 13 unit. Sepuluh diantaranya akan ditampilkan pada hari jadi TNI guna diperkenalkan. “Rencananya, akhir tahun diserahkan. Meski demikian, semua unit yang kita perbaharui telah memperoleh sertifikat lulus pengujian dari Dislitbang AD,”.
Tank AMX-13
Tank AMX-13

Usai disegarkan, tank yang termasuk alutsista sepuh itu berubah menjadi tank modern. Tak lagi mekanik, sistem penggeraknya sudah elektronik. Alat tempur tersebut juga bisa mengadopsi amunisi terbaru.
“Kita barukan sistem automotif-nya, transmisi dan enginennya sehingga memiliki kemampuan tank modern, dan paling utama sistem persenjataannya,” jelas direktur yang berasal dari Purworejo itu.
Dengan sentuhan tersebut, tank kelas ringan itu mampu bermanuver sangat lincah. Di tubuhnya tertanam mesin Navistar asal AS berkekuatan 320 HP yang sanggup melaju hingga 70 Km per jam.
AMX3
Tak hanya itu, tank AD tersebut juga sanggup melahap beragam medan. Hal itu merujuk pada hasil pengujian di trek Jabar selatan yang lengkap termasuk kualifikasi offroad. Di kawasan Sukabumi, tank itu sudah melalui uji pasir, uji pantai, dan tanjakan.
Untuk melindungi sekaligus kemampuan menyerang, ukuran cannon-nya pun diubah. Dari semula 75 mm menjadi 105 mm. Presisinya pun semakin akurat karena digerakan secara elektronik.
“Dengan perubahan itu, AMX-13 memiliki daya jangkau yang lebih jauh. Daya tembak jauh lebih besar, dan bisa digunakan untuk amunisi modern,” jelas Tri Harjono yang sempat menjadi Pjs Dirut Pindad itu. (Setiady Dwi / suaramerdeka.com)

Asa di Situs Gunung Padang

 TNI Upacara HUT RI ke 69 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo: Pikiran Rakyat)
TNI Upacara HUT RI ke 69 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo: Pikiran Rakyat)

Untuk pertama kalinya upacara hari kemerdekaan Indonesia dilakukan para peneliti situs Megalitikum Gunung Padang bersama TNI dan warga sekitar, di Puncak Gunung Padang atau teras lima Gunung Padang, Cianjur, Minggu (17/8/2014).
“Pengibaran bendera Merah Putih yang pertama kali di Situs Gunung Padang diharapkan menjadi awal berkibarnya kejayaan Merah Putih, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” ucap Ketua Tim Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.
Upacara HUT Kemerdeaan bertepatan waktunya dengan dimulai kembali penelitian yang sempat terhenti. Selain itu, tujuan pelaksaan pengibaran Merah Putih di puncak situs adalah untuk memberi motivasi dan semangat terkait proses penelitian lanjutan yang terus dilakukan.
Konstruksi Arsitektur  Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)
Konstruksi Arsitektur Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)

Selain para peneliti, sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur melakukan bakti sosial di Kampung Gunung Padang dan membentu pembersihan semak di Gunung Padang, dalam rangka lanjutan penelitian.
“ini adalah salah satu bentuk rasa cinta kami terhadap bangsa dan negara dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-69. Biasanya kami melaksanakan upacara di markas. Namun, karena bersamaan dengan acara bakti sosial selama dua minggu di Kampung Gunung Padang, tidak ada salahnya kami memperingati dengan para peneliti yang kebetulan juga sedang meneliti dan warga sekitar,” tutur Letkol Andi.
“Harapan kami khususnya TNI bisa lebih jaya dan situs yang merupakan warisan leluhur ini tetap lestari. Mudah-mudahan situs dengan luas 29 hektare bisa lebih menyejahterakan masyarakat sekitar dan menjadi ikon bangsa Indonesia,” ujarnya.
Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang
Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang

Penemuan Baru
Situs Gunung Padang merupakan kado spesial bagi HUT RI ke 69, karena bukti-bukti yang menguatkan kesimpulan di awal penelitian Tim Katastrofi Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), bahwa situs megalitikum Gunung Padang merupakan monumen leluhur kita yang usianya lebih tua dari situs Machu Picu di Peru.
“Siapa yang pernah menyangka 16 Agustus 2014, enam tahun setelah gambar imaginer di bawah Machu Pichu raksasa yang dipublikasikan oleh Pon S. Purajatnika dari Tim Arsitekur TTRM, kini menjadi fakta yang meyakinkan,” kata insiator TTRM, Andi Arief (Minggu, 17/8)
Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar mengatakan Situs Gunung Padang merupakan salah satu bangunan purbakala terbesar di dunia. Semoga hasil riset ini dapat menambah kepercayaan diri dan motivasi dalam mengisi kemerdekaan,” tulis Ali dalam rilis-nya Minggu (17/8/2014).
Ali mengatakan situs Gunung Padang memiliki luas 29 hektar dengan tinggi 220 meter. Sebagai perbandingan, tinggi piramida di Mesir sekitar 150 meter. Situs Gunung Padang dibangun atau dihuni selama beberapa periode. “Salah satu periode penghunian yang terungkap di Gunung Padang adalah dari tahun 5200 Sebelum Masehi. Sebagai perbandingan, usia piramida di Mesir sekitar 2500 sebelum Masehi,” lanjutnya.
“Para peneliti yang seluruhnya berasal dari Indonesia memproklamirkan situs Gunung Padang sebagai monumen peradaban terbesar di dunia,” imbuh Ali. Ali mengatakan situs Gunung Padang akan menjadi situs yang luar biasa. Bahkan melampaui situs Candi Borobudur. Hal itu senada dengan apa yang diucapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh.

Indonesia Pernah Besar
Bangsa ini pernah menjadi bangsa dengan peradaban besar di masa lalu. Dengan momentum Hari Kemerdekaan dan penemuan situs ini, kita raih kembali kegemilangan seperti yang pernah dicapai para leluhur bangsa. “Kini saatnya anak bangsa yang berperan”, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur - Jawa Barat
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur – Jawa Barat

M Nuh mengklaim situs Gunung Padang nantinya akan menjadi obyek wisata yang lebih hebat. Situs Gunung Padang dinilainya sebagai temuan yang sangat mengagumkan. Situs Gunung Padang sudah ditemukan sejak 2.500 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu sudah ada tanda-tanda sebuah peradaban manusia di Gunung Padang. Padahal, saat itu masih jauh sebelum peradaban manusia setelah Masehi muncul.
Tim nasional untuk mengelola Gunung Padang ini sudah dibentuk. Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur, dan TNI Angkatan Darat.
Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata. Targetnya, penyelesaian tahap kedua riset situs Gunung Padang akan selesai tahun ini. Sedangkan secara keseluruhan ditargetkan selesai 4 hingga 5 tahun ke depan.
“Semoga ini jadi temuan yang sangat mengagumkan,” harapnya.
Situs Gunung Padang merupakan salah satu program yang menggunakan dana abadi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Pengerjaannya sudah melewati tahap riset dan pembersihan kawasan. Saat ini, riset Gunung Padang sudah masuk pada tahapan ekskavasi, yaitu pembuangan lapisan-lapisan tanah. Targetnya, tahap kedua tersebut akan selesai tahun ini. Anggaran yang akan digunakan hingga penyelesaian tahap kedua sebesar Rp 3 miliar.
Dana itu untuk ekskavasi Situs Megalitikum Gunung Padang. “Untuk membuka lapisan pembersihan,” ujarnya.
Sejak 2012, Gunung Padang telah menjadi lahan riset penelitian sejumlah tim peneliti yang terdiri atas ahli geologi dan arkeologi. Saat ini, menurut Nuh, tahap pertama riset sudah selesai, dan akan mulai memasuki tahap kedua, yaitu pembersihan situs. Kemendikbud akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat untuk tahap pembersihan.
Ia berharap tahap ini dapat selesai Oktober mendatang, saat presiden akan mengunjungi Gunung Padang. Seusai pembersihan, situs megalitikum yang terletak di Cianjur ini akan dikembangkan sebagai kawasan wisata. Proses ini diperkirakan akan selesai sekitar empat atau lima tahun ke depan.
*dari berbagai sumber

KRI Tombak 629, Siap Beroperasi

KCR 60,  KRI Tombak 629
KCR 60, KRI Tombak 629

Kapal Cepar Rudal (KCR-60), KRI Tombak-629 segera memperkuat Alat Utama Sisten Senjata (Alutsista) TNI AL, setelah melakukan tahap tes uji berlayar dalam acara Commodore Inspection di perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jum’at (15/08/2014). Commodore Inspection dilaksanakan oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, dihadiri tim dari Mabesal , termasuk Komandan Satgas KCR 60M Kolonel Laut (P) Rony Saleh.
KRI Tombak-629 melaksanakan Sea Trial di perairan APBS selama Kurang lebih tiga jam, bertolak dari Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya pada pukul 09.00 WIB dan kembali pada pukul 11.30 WIB. Sedikitnya ada sepuluh rangkaian tes yang dilakuakan KRI Tombak dalam Commodore Inspection antara lain Result Of Compass Adjusment, Result Sea Trial (Hull Part), Vibration Measurement, Anchor System, Steering Gear, Official Sea Trial (Machinery Part), Block Out System dan Function Test Of Sea Trial (EXT. Tactical Communication).
Serangkaian tes kemampuan KRI Tombak disaksikan langsung oleh Kasarmatim beserta rombongan didampingi tim dari PT PAL. Dalam uji kecepatan di perairan Selat Madura KRI Tombak mampu melaju dengan kecepatan hingga mencapai 30 knot.
“Uji berlayar Commodore Inspection merupakan rangkaian tes kemampuan tahap akhir yang harus dilaksanakan sebelum kapal diserahkan kepada Kementrian Pertahanan dalam hal ini TNI AL sebagai pengguna”, kata Kasarmatim. Hasil tes (Sea Trial) akan dibahas dalam forum bersama TNI AL dan PT PAL.
KRI Tombak diawaki 55 personel, yang saat ini masih dalam tahap pelatihan di bawah pembinaan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan KCR 60M yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Rony Saleh. “Para awak kapal telah mendapat pembekalan teknis selama kurang lebih dua bulan di Kolat Koarmatim”, kata Dansatgas KCR 60M.
Komandan KRI Tombak menyampaikan kepada Kasarmatim bahwa, kapal yang dikomandaninya memilki sistem tombol alarm otomatis dengan nada berbeda untuk peran operatif, darurat dan peran khusus. “KRI Tombak juga dilengkapi empat kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di haluan, buritan, kamar mesian dan Mesin Pendorong Pokok (MPK) yang terpantau oleh monitor di Anjungan”, kata Komandan KRI Tombak.

Spesifikasi teknis KRI Tombak-629 :
Jenis Kapal : Kapal Cepat Rudal 60M
Mesin Pendorong : 2×2880 kW (MTU 16V400M73L)
Peletakan Lunas : 18 April 2013
Peluncuran : 28 Mei 2014
Ukuran Utama : Panjang 60,00 M
Lebar : 8,10 M
Tinggi geladak atas (H) : 4,85 M
Sarat air (T) : 2,60 M
Kecepatan ekonomis : 15 Knots
Kecepatan jelajah : 20 Knots
Kecepatan maksimum : 28 knots
Jumlah ABK : 55 Orang
Tonase kotor (GT) : 378,09
Tonase bersih (NT) : 197,82.

KRI Tombak merupakan KCR 60M generasi kedua yang dibuat oleh PT PAL Surabaya. Sebelumnya PT PAL telah membuat KCR 60M generasi pertama dengan nama KRI Sampari-628 yang diserahterimakan 28 Mei 2014 di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya. Kapal perang tersebut akan memperkuat Alutsista jajaran Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim, dengan komandan kapal Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni.
(sumber: Dispenarmatim)