TNI Upacara HUT RI ke 69 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo: Pikiran Rakyat)
Untuk pertama kalinya upacara hari
kemerdekaan Indonesia dilakukan para peneliti situs Megalitikum Gunung
Padang bersama TNI dan warga sekitar, di Puncak Gunung Padang atau teras
lima Gunung Padang, Cianjur, Minggu (17/8/2014).
“Pengibaran bendera Merah Putih yang pertama kali di Situs Gunung
Padang diharapkan menjadi awal berkibarnya kejayaan Merah Putih, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” ucap Ketua Tim Arkeolog
Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.
Upacara HUT Kemerdeaan bertepatan waktunya dengan dimulai kembali
penelitian yang sempat terhenti. Selain itu, tujuan pelaksaan pengibaran
Merah Putih di puncak situs adalah untuk memberi motivasi dan semangat
terkait proses penelitian lanjutan yang terus dilakukan.
Konstruksi Arsitektur Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)
Selain para peneliti, sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur
melakukan bakti sosial di Kampung Gunung Padang dan membentu pembersihan
semak di Gunung Padang, dalam rangka lanjutan penelitian.
“ini adalah salah satu bentuk rasa cinta kami terhadap bangsa dan
negara dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-69. Biasanya
kami melaksanakan upacara di markas. Namun, karena bersamaan dengan
acara bakti sosial selama dua minggu di Kampung Gunung Padang, tidak ada
salahnya kami memperingati dengan para peneliti yang kebetulan juga
sedang meneliti dan warga sekitar,” tutur Letkol Andi.
“Harapan kami khususnya TNI bisa lebih jaya dan situs yang merupakan
warisan leluhur ini tetap lestari. Mudah-mudahan situs dengan luas 29
hektare bisa lebih menyejahterakan masyarakat sekitar dan menjadi ikon
bangsa Indonesia,” ujarnya.
Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang
Penemuan Baru
Situs Gunung Padang merupakan kado spesial bagi HUT RI ke 69, karena
bukti-bukti yang menguatkan kesimpulan di awal penelitian Tim Katastrofi
Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), bahwa situs megalitikum Gunung Padang merupakan monumen leluhur kita yang usianya lebih tua dari situs Machu Picu di Peru.
“Siapa yang pernah menyangka 16 Agustus 2014, enam tahun setelah
gambar imaginer di bawah Machu Pichu raksasa yang dipublikasikan oleh
Pon S. Purajatnika dari Tim Arsitekur TTRM, kini menjadi fakta yang
meyakinkan,” kata insiator TTRM, Andi Arief (Minggu, 17/8)
Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset
bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Arkeolog Universitas Indonesia
(UI) Ali Akbar mengatakan Situs Gunung Padang merupakan salah satu
bangunan purbakala terbesar di dunia. Semoga hasil riset ini dapat
menambah kepercayaan diri dan motivasi dalam mengisi kemerdekaan,” tulis
Ali dalam rilis-nya Minggu (17/8/2014).
Ali mengatakan situs Gunung Padang memiliki luas 29 hektar dengan
tinggi 220 meter. Sebagai perbandingan, tinggi piramida di Mesir sekitar
150 meter. Situs Gunung Padang dibangun atau dihuni selama beberapa
periode. “Salah satu periode penghunian yang terungkap di Gunung Padang
adalah dari tahun 5200 Sebelum Masehi. Sebagai perbandingan, usia
piramida di Mesir sekitar 2500 sebelum Masehi,” lanjutnya.
“Para peneliti yang seluruhnya berasal dari Indonesia memproklamirkan
situs Gunung Padang sebagai monumen peradaban terbesar di dunia,” imbuh
Ali. Ali mengatakan situs Gunung Padang akan menjadi situs yang luar
biasa. Bahkan melampaui situs Candi Borobudur. Hal itu senada dengan apa
yang diucapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh.
Indonesia Pernah Besar
Bangsa ini pernah menjadi bangsa dengan peradaban besar di masa lalu.
Dengan momentum Hari Kemerdekaan dan penemuan situs ini, kita raih
kembali kegemilangan seperti yang pernah dicapai para leluhur bangsa.
“Kini saatnya anak bangsa yang berperan”, ujar Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan M Nuh.
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur – Jawa Barat
M Nuh mengklaim situs Gunung Padang nantinya akan menjadi obyek
wisata yang lebih hebat. Situs Gunung Padang dinilainya sebagai temuan
yang sangat mengagumkan. Situs Gunung Padang sudah ditemukan sejak 2.500
tahun sebelum Masehi. Pada saat itu sudah ada tanda-tanda sebuah
peradaban manusia di Gunung Padang. Padahal, saat itu masih jauh sebelum
peradaban manusia setelah Masehi muncul.
Tim nasional untuk mengelola Gunung Padang ini sudah dibentuk. Tim
tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur, dan TNI Angkatan Darat.
Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan
edukasi dan juga obyek wisata. Targetnya, penyelesaian tahap kedua riset
situs Gunung Padang akan selesai tahun ini. Sedangkan secara
keseluruhan ditargetkan selesai 4 hingga 5 tahun ke depan.
“Semoga ini jadi temuan yang sangat mengagumkan,” harapnya.
Situs Gunung Padang merupakan salah satu program yang menggunakan
dana abadi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Pengerjaannya sudah
melewati tahap riset dan pembersihan kawasan. Saat ini, riset Gunung
Padang sudah masuk pada tahapan ekskavasi, yaitu pembuangan
lapisan-lapisan tanah. Targetnya, tahap kedua tersebut akan selesai
tahun ini. Anggaran yang akan digunakan hingga penyelesaian tahap kedua
sebesar Rp 3 miliar.
Dana itu untuk ekskavasi Situs Megalitikum Gunung Padang. “Untuk membuka lapisan pembersihan,” ujarnya.
Sejak 2012, Gunung Padang telah menjadi lahan riset penelitian
sejumlah tim peneliti yang terdiri atas ahli geologi dan arkeologi. Saat
ini, menurut Nuh, tahap pertama riset sudah selesai, dan akan mulai
memasuki tahap kedua, yaitu pembersihan situs. Kemendikbud akan bekerja
sama dengan TNI Angkatan Darat untuk tahap pembersihan.
Ia berharap tahap ini dapat selesai Oktober mendatang, saat presiden
akan mengunjungi Gunung Padang. Seusai pembersihan, situs megalitikum
yang terletak di Cianjur ini akan dikembangkan sebagai kawasan wisata.
Proses ini diperkirakan akan selesai sekitar empat atau lima tahun ke
depan.
*dari berbagai sumber