Selasa, 19 Agustus 2014

Asa di Situs Gunung Padang

 TNI Upacara HUT RI ke 69 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo: Pikiran Rakyat)
TNI Upacara HUT RI ke 69 di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo: Pikiran Rakyat)

Untuk pertama kalinya upacara hari kemerdekaan Indonesia dilakukan para peneliti situs Megalitikum Gunung Padang bersama TNI dan warga sekitar, di Puncak Gunung Padang atau teras lima Gunung Padang, Cianjur, Minggu (17/8/2014).
“Pengibaran bendera Merah Putih yang pertama kali di Situs Gunung Padang diharapkan menjadi awal berkibarnya kejayaan Merah Putih, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dunia,” ucap Ketua Tim Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.
Upacara HUT Kemerdeaan bertepatan waktunya dengan dimulai kembali penelitian yang sempat terhenti. Selain itu, tujuan pelaksaan pengibaran Merah Putih di puncak situs adalah untuk memberi motivasi dan semangat terkait proses penelitian lanjutan yang terus dilakukan.
Konstruksi Arsitektur  Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)
Konstruksi Arsitektur Situs Megalitik Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (photo:http://nrmnews.com)

Selain para peneliti, sejumlah anggota TNI dari Kodim 0608 Cianjur melakukan bakti sosial di Kampung Gunung Padang dan membentu pembersihan semak di Gunung Padang, dalam rangka lanjutan penelitian.
“ini adalah salah satu bentuk rasa cinta kami terhadap bangsa dan negara dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan RI ke-69. Biasanya kami melaksanakan upacara di markas. Namun, karena bersamaan dengan acara bakti sosial selama dua minggu di Kampung Gunung Padang, tidak ada salahnya kami memperingati dengan para peneliti yang kebetulan juga sedang meneliti dan warga sekitar,” tutur Letkol Andi.
“Harapan kami khususnya TNI bisa lebih jaya dan situs yang merupakan warisan leluhur ini tetap lestari. Mudah-mudahan situs dengan luas 29 hektare bisa lebih menyejahterakan masyarakat sekitar dan menjadi ikon bangsa Indonesia,” ujarnya.
Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang
Konstruksi Tersembunyi Situs Gunung Padang

Penemuan Baru
Situs Gunung Padang merupakan kado spesial bagi HUT RI ke 69, karena bukti-bukti yang menguatkan kesimpulan di awal penelitian Tim Katastrofi Purba dan Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM), bahwa situs megalitikum Gunung Padang merupakan monumen leluhur kita yang usianya lebih tua dari situs Machu Picu di Peru.
“Siapa yang pernah menyangka 16 Agustus 2014, enam tahun setelah gambar imaginer di bawah Machu Pichu raksasa yang dipublikasikan oleh Pon S. Purajatnika dari Tim Arsitekur TTRM, kini menjadi fakta yang meyakinkan,” kata insiator TTRM, Andi Arief (Minggu, 17/8)
Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar mengatakan Situs Gunung Padang merupakan salah satu bangunan purbakala terbesar di dunia. Semoga hasil riset ini dapat menambah kepercayaan diri dan motivasi dalam mengisi kemerdekaan,” tulis Ali dalam rilis-nya Minggu (17/8/2014).
Ali mengatakan situs Gunung Padang memiliki luas 29 hektar dengan tinggi 220 meter. Sebagai perbandingan, tinggi piramida di Mesir sekitar 150 meter. Situs Gunung Padang dibangun atau dihuni selama beberapa periode. “Salah satu periode penghunian yang terungkap di Gunung Padang adalah dari tahun 5200 Sebelum Masehi. Sebagai perbandingan, usia piramida di Mesir sekitar 2500 sebelum Masehi,” lanjutnya.
“Para peneliti yang seluruhnya berasal dari Indonesia memproklamirkan situs Gunung Padang sebagai monumen peradaban terbesar di dunia,” imbuh Ali. Ali mengatakan situs Gunung Padang akan menjadi situs yang luar biasa. Bahkan melampaui situs Candi Borobudur. Hal itu senada dengan apa yang diucapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh.

Indonesia Pernah Besar
Bangsa ini pernah menjadi bangsa dengan peradaban besar di masa lalu. Dengan momentum Hari Kemerdekaan dan penemuan situs ini, kita raih kembali kegemilangan seperti yang pernah dicapai para leluhur bangsa. “Kini saatnya anak bangsa yang berperan”, ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur - Jawa Barat
Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur – Jawa Barat

M Nuh mengklaim situs Gunung Padang nantinya akan menjadi obyek wisata yang lebih hebat. Situs Gunung Padang dinilainya sebagai temuan yang sangat mengagumkan. Situs Gunung Padang sudah ditemukan sejak 2.500 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu sudah ada tanda-tanda sebuah peradaban manusia di Gunung Padang. Padahal, saat itu masih jauh sebelum peradaban manusia setelah Masehi muncul.
Tim nasional untuk mengelola Gunung Padang ini sudah dibentuk. Tim tersebut terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian ESDM, Gubernur Jawa Barat, Bupati Cianjur, dan TNI Angkatan Darat.
Nantinya, situs Gunung Padang akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi dan juga obyek wisata. Targetnya, penyelesaian tahap kedua riset situs Gunung Padang akan selesai tahun ini. Sedangkan secara keseluruhan ditargetkan selesai 4 hingga 5 tahun ke depan.
“Semoga ini jadi temuan yang sangat mengagumkan,” harapnya.
Situs Gunung Padang merupakan salah satu program yang menggunakan dana abadi dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Pengerjaannya sudah melewati tahap riset dan pembersihan kawasan. Saat ini, riset Gunung Padang sudah masuk pada tahapan ekskavasi, yaitu pembuangan lapisan-lapisan tanah. Targetnya, tahap kedua tersebut akan selesai tahun ini. Anggaran yang akan digunakan hingga penyelesaian tahap kedua sebesar Rp 3 miliar.
Dana itu untuk ekskavasi Situs Megalitikum Gunung Padang. “Untuk membuka lapisan pembersihan,” ujarnya.
Sejak 2012, Gunung Padang telah menjadi lahan riset penelitian sejumlah tim peneliti yang terdiri atas ahli geologi dan arkeologi. Saat ini, menurut Nuh, tahap pertama riset sudah selesai, dan akan mulai memasuki tahap kedua, yaitu pembersihan situs. Kemendikbud akan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat untuk tahap pembersihan.
Ia berharap tahap ini dapat selesai Oktober mendatang, saat presiden akan mengunjungi Gunung Padang. Seusai pembersihan, situs megalitikum yang terletak di Cianjur ini akan dikembangkan sebagai kawasan wisata. Proses ini diperkirakan akan selesai sekitar empat atau lima tahun ke depan.
*dari berbagai sumber

KRI Tombak 629, Siap Beroperasi

KCR 60,  KRI Tombak 629
KCR 60, KRI Tombak 629

Kapal Cepar Rudal (KCR-60), KRI Tombak-629 segera memperkuat Alat Utama Sisten Senjata (Alutsista) TNI AL, setelah melakukan tahap tes uji berlayar dalam acara Commodore Inspection di perairan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), Jum’at (15/08/2014). Commodore Inspection dilaksanakan oleh Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, dihadiri tim dari Mabesal , termasuk Komandan Satgas KCR 60M Kolonel Laut (P) Rony Saleh.
KRI Tombak-629 melaksanakan Sea Trial di perairan APBS selama Kurang lebih tiga jam, bertolak dari Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya pada pukul 09.00 WIB dan kembali pada pukul 11.30 WIB. Sedikitnya ada sepuluh rangkaian tes yang dilakuakan KRI Tombak dalam Commodore Inspection antara lain Result Of Compass Adjusment, Result Sea Trial (Hull Part), Vibration Measurement, Anchor System, Steering Gear, Official Sea Trial (Machinery Part), Block Out System dan Function Test Of Sea Trial (EXT. Tactical Communication).
Serangkaian tes kemampuan KRI Tombak disaksikan langsung oleh Kasarmatim beserta rombongan didampingi tim dari PT PAL. Dalam uji kecepatan di perairan Selat Madura KRI Tombak mampu melaju dengan kecepatan hingga mencapai 30 knot.
“Uji berlayar Commodore Inspection merupakan rangkaian tes kemampuan tahap akhir yang harus dilaksanakan sebelum kapal diserahkan kepada Kementrian Pertahanan dalam hal ini TNI AL sebagai pengguna”, kata Kasarmatim. Hasil tes (Sea Trial) akan dibahas dalam forum bersama TNI AL dan PT PAL.
KRI Tombak diawaki 55 personel, yang saat ini masih dalam tahap pelatihan di bawah pembinaan Satgas Dalam Negeri Proyek Pengadaan KCR 60M yang dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Rony Saleh. “Para awak kapal telah mendapat pembekalan teknis selama kurang lebih dua bulan di Kolat Koarmatim”, kata Dansatgas KCR 60M.
Komandan KRI Tombak menyampaikan kepada Kasarmatim bahwa, kapal yang dikomandaninya memilki sistem tombol alarm otomatis dengan nada berbeda untuk peran operatif, darurat dan peran khusus. “KRI Tombak juga dilengkapi empat kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di haluan, buritan, kamar mesian dan Mesin Pendorong Pokok (MPK) yang terpantau oleh monitor di Anjungan”, kata Komandan KRI Tombak.

Spesifikasi teknis KRI Tombak-629 :
Jenis Kapal : Kapal Cepat Rudal 60M
Mesin Pendorong : 2×2880 kW (MTU 16V400M73L)
Peletakan Lunas : 18 April 2013
Peluncuran : 28 Mei 2014
Ukuran Utama : Panjang 60,00 M
Lebar : 8,10 M
Tinggi geladak atas (H) : 4,85 M
Sarat air (T) : 2,60 M
Kecepatan ekonomis : 15 Knots
Kecepatan jelajah : 20 Knots
Kecepatan maksimum : 28 knots
Jumlah ABK : 55 Orang
Tonase kotor (GT) : 378,09
Tonase bersih (NT) : 197,82.

KRI Tombak merupakan KCR 60M generasi kedua yang dibuat oleh PT PAL Surabaya. Sebelumnya PT PAL telah membuat KCR 60M generasi pertama dengan nama KRI Sampari-628 yang diserahterimakan 28 Mei 2014 di Dermaga Divisi Kapal Perang PT PAL Surabaya. Kapal perang tersebut akan memperkuat Alutsista jajaran Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmatim, dengan komandan kapal Letkol Laut (P) Hreesang Wisanggeni.
(sumber: Dispenarmatim)

Pindad Akan Luncurkan Panser Anoa Versi Terbaru

 
Dimulai pada 1808 sebagai bengkel untuk pengadaan, pemeliharaan, dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda bernama Contructie Winkel (CW) di Surabaya, kini perusahaan yang berganti nama PT Pindad ini telah prestasi baik tingkat nasional hingga Internasional. Perusahaan di bawah naungan Kementerian BUMN ini telah membantu hasilkan alat utama sistem senjata (alutsista) bagi pertahanan negara.

Salah satunya kendaraan taktis (rantis) atau Panser Anoa 6×6 yang telah diproduksi sebanyak ratusan unit dan tersebar di Indonesia maupun negara lain. Kepuasaan pelanggan membuat rantis yang terdiri 5 varian yakni Armored Personnel Carrier (APC), Ambulance, Logistic, Recovery dan Remote Control Weapon System (RCWS) ini tidak pernah luput dari permintaan.
Karena kepercayaan tersebut, PT Pindad kembali meluncurkan varian baru. Panser ini menggunakan Kanon 20 mm dengan turret buatan industry pertahanan asal Jerman, Rheinmetall.
“Iya kita kerjasama dengan Rheimentall, karena selain dengan turret kanon sendiri yang sangat menjanjikan itu di munisinya. Nah munisinya sekalian, kita kerjasama. Mudah-mudahan minggu-minggu ini akan ditampilkan,” Ucap Direktur Ops Produk Hankam PT Pindad, Tri Hardjono
di kantornya, Bandung, Jawa Barat, Minggu (17/08/2014).
Tri menjelaskan, kerjasama PT Pindad dengan Rheinmetall sudah dilakukan sejak lama. Panser Anoa tipe Kanon ini mengadopsi desain otomotif yang lebih baik dari varian sebelumnya.
“Kita sudah melakukan pengujian penembakan, sekarang sedang dilakukan perbaikan di sisi otomotifnya. Karena menggunakan suspensi sedikit baru dibandingkan versi sebelumnya ini sedang dilakukan perbaikan di sistem kemampuan dan daya muat,” tambahnya.
Menurut Tri, ancaman perang saat ini sudah berubah doktrinnya. Penggunaan senjata dengan daya jangkau lebih jauh menjadi trend ke depan. Untuk itu pihaknya melakukan pengembangan ke varian sebelumnya termasuk menambah peluru kendali pada Panser buatannya.
“Ini Anoa varian Kanon jadinya, Ada permintaan dari user terutama di Infanteri mekanik itu harapannya dilengkapi dengan Kanon di atas 20 mm. Saya juga bicara dengan pengguna, dia mengatakan sekarang musuh datang dari cukup jauh, artinya kita harus bisa menembak dengan cukup jauh. Semua ditingkatkan harapannya infanteri juga punya daya tembak lebih jauh, kemudian arhanudnya juga demikian, jadi alat-alat perangnya harus diperbaiki,” jelas pria berkacamata ini.
“Sebenarnya sekarang itu, Kanon yang dimintain itu Kanon berkaliber kecil seperti 20, 30, 35 mm. Itu karena lebih ringan. Kemudian kendaraan lebih ringan. Di sebelahnya akan dipasangin rudal. Kalau nembak kendaraan besar ya pakai rudal,” ucap Tri.
Dalam pengembangan ini, PT Pindad tidak sendiri. Selain menggandeng mitra dari luar negeri, sejumlah perusahaan Tanah Air baik negeri maupun swasta turut membantu mengembangkannya.
“Ini sudah menggunakan system automatic, yang mahal di sistem senjata adalah sistem penembakannya. Nah ini yang harus kita kuasai dan Pindad untuk sementara belum masuk di elektronik dan optiknya. Ini akan didukung oleh instansi lain seperti BPPT, PT Inti, PT Len, dll,” imbuh Tri.

Pindad Pusat Perawatan MBT Leopard Se Asia Pasifik

Tank Leopard 2A4 TNI AD. (Dok. Penkostrad).
Tank Leopard 2A4 TNI AD. (Dok. Penkostrad).

Pengadaan lebih dari 100 tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard dari Jerman membawa angin segar bagi industri pertahanan Tanah Air, khususnya PT Pindad. Gara-gara Indonesia memborong tank canggih tersebut, PT Pindad akan menjadi pusat perawatan Leopard untuk kawasan Asia Pasifik.
Kepala Divisi Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu membeberkan, tank tempur utama Leopard yang dibeli Indonesia memiliki spesifikasi khusus yang telah disesuaikan dengan kondisi alam Indonesia. Jumlah yang akan dibeli mencapai lebih dari 100 unit.
Banyaknya jumlah yang akan dibeli ini membuat Indonesia memiliki nilai tawar tinggi terkait dengan upaya kerja sama yang lebih luas dengan Jerman. “Disepakati nanti perbaikan Leopard untuk wilayah Asia Pasifik itu dilakukan di PT Pindad, karena kita membeli besar,” terang, Said di Jakarta, Minggu (17/8/2014).
Keputusan ini membatalkan rencana Jerman yang bakal membuka pusat perbaikan Leopard wilayah Asia Pasifik di Singapura. Seperti diketahui, Negara itu sudah lebih dulu dibandingkan Indonesia dalam mengoperasikan Leopard. “Mereka harus bicara empat jam untuk mengubah keputusan menutup di Singapura,” sebutnya.
Model kerja sama dalam pengadaan Leopard ini dinilai menguntungkan dibandingkan dengan pemerintah membuat sendiri MBT. Sebab, hingga saat ini PT Pindad belum memiliki kemampuan memadai untuk memproduksi tank kelas berat. (sindonews.com).

Kamis, 14 Agustus 2014

IFV Marder untuk Yonif 413/Bremoro

 image
IFV Marder

13 unit tank/ IFV Marder buatan Jerman bakal tiba di Markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro Palur, Mojolaban, Oktober 2014 mendatang. Dan Yonif 413/ Bremoro, Mayor (Inf) Setyo Wibowo, menerangkan pihaknya telah mendapat kejelasan perihal rencana kedatangan tank seberat 30 ton perunit itu. Diperkirakan tiba di tempatnya pada 5 Oktober. Saat ini, tank-tank untuk memperkuat pertahanan NKRI itu ada di pangkalan Surabaya, Jawa Timur.
“Baru diserahterimakan setelah tanggal 5 Okober. Kami masih terus berkoordinasi. Tinggal selangkah lagi jadi pasukan mekanik atau tank,” terangnya, baru-baru ini.
Pria pernah menjabat sebagai Wakil Komandan Yonif Lintas Udara 330 itu mengaku, pihaknya terus melakukan persiapan baik dari segi kemampuan prajurit maupun tempat dan fasilitasnya.
“Sudah siap sejak lama. Kami tinggal menerima tanknya tidak lama lagi. Dipastikan tetap tahun ini,” ungkap Mayor (Inf) Setyo Wibowo.
Disinggung apakah tank-tank itu akan dikenalkan pada masyarakat luas, dirinya mengaku belum ada rencana. Meski begitu, dengan dibentuknya pasukan tank di 413/Bremoro, hal itu menjadi kebanggaan tersendiri.
“Kami harus izin pimpinan daerah dulu. Kan itu beratnya 30 ton, bisa merusak jalanan, yang penting tanknya datang dulu,” pungkas Mayor (Inf) Setyo Wibowo. 
 

EC 725 Super Cougar TNI AU

EC725 Brazil Navy (photo:defenseindustrydaily.com)
EC725 Brazil Navy
(photo:defenseindustrydaily.com)

Enam helikopter canggih EC 725 Super Cougar buatan Prancis akan tiba di Bandung pada akhir tahun dan menjadi tantangan baru bagi Satuan Pemeliharaan 16 Depo Pemeliharaan 10 TNI Angkatan Udara.
“Helikopter ini merupakan helikopter terbaru dan akan datang mulai akhir tahun, satu persatu secara bertahap masing-masing selama 3 bulan,” kata Komandan Depohar 10 TNI Asmawi Prawiro, di Pangkalan Udara Husein Sastranegara, seusai serah terima jabatan Dansathar, Rabu (13/8/2014).
Asmawi meminta para personel yang bertugas khusus memelihara helikopter milik TNI AU ini lebih meningkatkan kemampuannya, karena mereka pun sebenarnya sudah dikursuskan di Prancis untuk perawatan khusus helikopter tersebut.
“Jadi setelah pesawat datang, kita sudah siap menangani pesawat dengan konfigurasi dan peralatan baru. Selain itu, kita juga harus menguatkan sarana pra sarana, hingga perangkat. Harus mampu meningkatkan kinerja dengan maksimal,” kata Asmawi.
Asmawi dalam kesempatan tersebut memimpin serah terima jabatan Dansathar 16 dari Jhon Kennedy Ginting ke Arief Tandju, dan dihadiri sejumlah pejabat TNI AU di Husein Sastranegara.
Sementara itu ditemui usai pelantikan, Arief menegaskan, dirinya siap memajukan Sathar 16 dengan berupaya meningkatkan kinerja serta kompetensi anak buahnya. Arief pun mengaku akan meneruskan kebijakan-kebijakan yang dibuat pendahulunya, Jhon Kennedy Ginting.
Dari data yang dihimpun di lapangan usai pergantian tersebut, Jhon Kennedy Ginting akan mengisi jabatan baru sebagai Staf Perencanaan di Mabes TNI AU.

 JKGR.

Rabu, 13 Agustus 2014

TNI AU : Let’s Rock and Roll

 F 16 TNI AU (photo: Wahyu Widodo / Indoflyer.net)
F 16 TNI AU (photo: Wahyu Widodo / Indoflyer.net)

Seperti hari kemarin, pagi ini sejumlah jet tempur TNI AU terbang rendah di Jakarta. Raungan mesin jet pesawat menggambarkan kekuatan alutsista ini dalam bermanuver. Suaranya kencang, bertenaga namun kering. Harmonik, seperti mobil F-1 yang digeber di sirkuit atau Ferari yang pada hari sabtu atau minggu mencoba tenaga mesinnya di jalan tol Jagorawi.
Namun suara jet tempur kita itu, volumenya bisa dikatakan 100 kali lebih kencang dari suara mesin F-1 atau Ferari yang melintas.
Saat ini dia kembali terbang rendah di kawasan Sudirman Jakarta. Untuk sesaat semua terdiam, mendengarkan suara jet tempur itu. Lagian suara kita ditelan oleh auman jet tempur TNI AU. Kita yang mendengarnya merasa kagum karena ada pelindung handal untuk tanah air kita.
TNI AU mengerahkan 35 pesawat tempur untuk terbang formasi (fly pass) memeriahkan peringatan detik-detik proklamasi ke-69 tanggal 17 Agustus 2014 di Istana Negara. Untuk itu, sejak Minggu (10/8) ke-32 pesawat tersebut, masing-masing 7 Pesawat Sukhoi dari Makassar, 8 Pesawat F-16 dan 12 Pesawat T 50i dari Madiun dan 8 Hawk 100/200 dari Pekanbaru diparkir di Terminal Selatan Lanud Halim Perdanakusuma untuk berlatih terbang formasi di udara Jakarta.
Sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), sebanyak 32 pesawat tempur TNI AU akan membentuk dua formasi arrow melaksanakan fly pass di atas peserta upacara peringatan HUT RI ke-69 di Istana Negara. Kedua formasi besar terdiri dari flight pertama terdiri dari 10 pesawat T-50 Golden Eagle dan 6 pesawat Hawk 100/200 serta flight kedua terdiri dari 8 pesawat F-16 termasuk pesawat F-16 C/D 52ID yang baru dan 8 pesawat Sukhoi SU-27/30,.
Selama enam hari seluruh penerbang pesawat tempur akan mengadakan latihan dua kali sehari untuk mencapai penampilan terbaiknya dan pada tanggal 15 Agustus 2014 akan latihan di atas Istana Negara sebagai gladi bersih. Fly Pass pesawat tempur TNI AU ini diharapkan menumbuhkan kebanggaan para generasi muda untuk meningkatkan semangat juang dan lebih mencintai dirgantara. (tni-au.mil.id).