Jumat, 20 Juni 2014

Historia: Operasi Pembebasan Sandera Somalia

Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia
Perompak Somalia yang membajak Kapal Sinar Kudus Indonesia

Aneka komentar dan kontroversi tentang penyanderaan Kapal Sinar Kudus dengan 20 orang ABK dan Kapten Kapalnya di media massa tidak sempat diikuti oleh Laksamana Pertama A.Taufiqurrahman yang akrab disapa Laksma Taufiq, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1985.
“Dalam dua belas jam setelah pengangangkatannya di pagi hari sebagai Komandan Gugus Tempur Laut Armada Barat (Guspurlabar), saya sudah harus berangkat tugas,” kenangnya. Semula Laksma Taufiq adalah Komandan Komando Latihan (Kolat) Armada Timur. Ia mengaku belum sempat memasuki ruangan kantor barunya, karena keburu berangkat tugas berlayar.
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar
Laksma TNI Taufiq Dan Guspurlabar

Taufiq bertugas memimpin pasukan pertama yang dikirim ke Somalia. Pasukan ini diangkut oleh dua kapal perang jenis fregat yaitu KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusumah. Kedua KRI juga dilengkapi dengan 1 helikopter dan boat Sea-Rider. Pasukan itu menjadi bagian dari Satgas Merah Putih yang terdiri dari 480 personel. Pasukan ini terdiri dari anak buah kapal, personel Komando Pasukan Katak (Kopaska) Angkatan Laut, Detasemen Jala Mangkara, Sat 81/Kopassus, dan Unit Intai Amfibi Marinir.
Pasukan kedua adalah satgas pasukan kekuatan pendukung yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Marinir) Alfan Baharudin. Pasukan ini menyusul dengan kapal jenis LPD, KRI Banjarmasin. Kapal diawaki oleh 488 personel terdiri dari Kopaska Angkatan Laut, Pasukan Intai Amphibi Marinir, Kopassus Angkatan darat, pasukan Ray Hoowitzer, Kopassus dan Unit Ton Tai Pur Kostrad. KRI Banjarmasin juga dipersenjatai dengan 1 heli NP412, 7 boat Sea-Rider, 5 tank BMP3F, 4 unit Howitzer dan 18 perahu karet.
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin Komandan Satgas Merah Putih
Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin
Komandan Satgas Merah Putih

Pasukan pendukung terakhir adalah satgas intel gabungan yang terdiri dari 15 personel intelijen TNI dan personel Badan Intelijen Negara (BIN). Total pasukan 999 personel. Panglima mengatakan operasi ini direncanakan dalam waktu yang sangat singkat dengan beberapa kendala, seperti tujuan operasi yang jauh dan posisi pangkalan terdekat berada di negara lain.

Sinar Kudus Korban Pembajakan
Mungkin orang tidak banyak tahu, Kapal Sinar Kudus bermuatan biji nikel seharusnya sudah sampai di Rotterdam 34 hari setelah keberangkatan. Kapal Sinar Kudus berangkat dari Pomalaa, Sulawesi Selatan menuju Rotterdam, Belanda pada tanggal 16 Maret 2011. Kapal itu diawaki oleh 20 orang di antaranya WNI dengan Kapten Kapal Slamet Jauhari.
Malang bagi kapal itu di Teluk Aden di wilayah perairan Somalia terdapat 28 kapal yang disandera dengan 600 orang sandera di dalamnya. Mereka sudah berbulan-bulan tersandera menunggu pembebasan. Somalia telah kehilangan pemerintah yang stabil dan dicabik oleh perang saudara sejak tergulingnya Presiden Mohamed Said Barre pada 1991. Di sebuah negara yang kekurangan sekali kesempatan kerja, perompakan dapat menciptakan “lapangan pekerjaan” dengan gaji bulanan yang besar.
Tidak mengherankan bila masalah pembebasan sandera bukan masalah sederhana. Operasi penyelamatan yang dilakukan harus tetap mengindahkan keadaulatan negara Somalia. Pembebasan sandera selalu menghindari collateral damage yaitu jatuhnya korban yang tidak dikehendaki atau akibat-akibat besar yang tidak diharapkan.
Sebagai prajurit TNI AL, Taufiq kemudian menyusun Rencana operasi untuk melaksanakan tugas memimpin pasukan pertama dengan sukses. Sebagai pribadi, ia harus menjamin bahwa keselamatan sandera tetap menjadi prioritas utama dan perintah tugas kepada prajurit di bawahnya merupakan perintah maut, karena dekat sekali dengan ancaman kematian sehingga penugasan ini bagaimana pun sempat memerlukan pertimbangan yang cermat dan cerdas. Tetapi, bagi Taufiq operasi seperti ini bukan yang pertama. Meskipun dalam skala yang lebih kecil, operasi pembebasan pernah dilakukannya.
Pengalaman Taufiq pada tahun 2004 memberi keyakinan itu. Ketika itu kapal tanker Indonesia dibajak oleh salah satu kekuatan separatis Indonesia di Selat Malaka. Bukan kebetulan, sebelumnya Taufiq menempa anak buahnya untuk berlatih menghadapi ancaman intensitas rendah yang harus dihadapi dengan kemampuan perseorangan. Tentu saja banyak komentar dari rekan-rekannya, bahwa ia mengada-ada, karena membuat latihan-latihan itu.
Tetapi, kenyataan di lapangan tugas memang berbeda. Ancaman itu datang. Ketika bantuan yang ia minta, tidak kunjung datang, maka pembebasan harus dilakukannya bersama anak buahnya. Pembebasan kapal tanker itu mampu dilaksanakan bersama anak buahnya. Konflik fisik dengan para penyandera dalam jarak dekat pun terjadi dengan sengit. Semua perompak tewas dan beberapa di antaranya tertembak hanya pada jarak 1,5 meter.

Operasi Pembebasan
Bagi pemerintah Indonesia dan TNI, operasi pembebasan di laut ini merupakan operasi jarak jauh pertama yang dilakukan. Komando penuh di tangan Presiden, Komando Operasi di tangan Panglima TNI dan Komando Taktis di tangan Danguspurlabar.
Di Somalia sudah ada kesatuan-kesatuan keamanan lain yang sudah beroperasi, seperti European Naval Forces dari Uni Eropa, dari PBB, dari NATO dengan Maritime Group 2 yang dikepalai oleh seorang Laksamana dari Belanda; Sementara itu, Amerika Serikat sudah menggelar tiga Task Force, satu untuk menjaga dan menjamin keamanan wilayah perairan setempat, antiperompakan, dan satu lagi Task Force yang khusus untuk keamanan di Teluk Persia.
Operasi penyelamatan yang dilakukan Indonesia mau tak mau harus berkoordinasi dengan kesatuan-kesatuan itu agar tidak timbul konflik yang tidak diinginkan. Kekuatan yang sudah tergelar mempunyai unique challenge, diantaranya operasi-operasi di pantai yang menjadi basis perompakan tidak dapat dilakukan, karena menghindari dikorbankannya dua jenis nyawa manusia, yaitu nyawa korban dan penduduk sipil. Taufiq pertama-tama membuat kalkulasi bagaimana karakter orang-orang Somalia itu?
Imbangan daya tempur seperti apa yang harus dibangun? “Orang Somalia memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, sehingga bila rasa nasionalisme mereka tersinggung, bagi mereka tidak ada rasa takut sedikit pun untuk melakukan apa saja, termasuk bertempur mati-matian,” tegas Taufiq. Para perompak itu diperkirakan didukung oleh 70 persen penduduk pantai sehingga menyulitkan operasi pembebasan. Sandera selalu dijadikan perisai hidup.
Pernah terjadi, kata Taufiq, kapal India yang mendekat untuk membebaskan sandera. Buru-buru nakhoda kapal mendapat todongan senjata sehingga lewat pengeras suara nahkoda kapal dipaksa meminta tentara yang mau menyelamatkan itu untuk menjauh. Tentu saja, tentara yang mau membebaskan itu kemudian mengurungkan niatnya agar sandera tidak menjadi korban.
Kapal Sinar Kudus
Kapal Sinar Kudus

Drama Pembebasan
Kapal Sinar Kudus berangkat pada tanggal 23 Maret 2011 dan diperkirakan tanggal 10 April bahan bakar di kapal akan habis. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma direncanakan tanggal 2 April berada di Laut Arab. Ketika tanggal 29 Maret Kapal sampai di Colombo, ternyata Sinar Kudus sudah lego jangkar 3 mil dari Pantai Somalia sejak tanggal 25 Maret.
Taufiq merasa percaya diri, karena operasi ini didukung oleh pasukan elit TNI, seperti dari Den Jaka, Sat-81/Gultor, Batalyon Inti Amphibi, Kopaska, 4 Sea Riders, dan Frigate. Pada saat mendekat ke Perairan Somalia dilaksanakan pengamatan permukaan dan udara yang dimulai dengan jarak 400 mil, hingga jarak 20 mil dengan terus mengikuti perkembangan komunikasi radio dengan satuan- satuan lain dari mancanegara yang beroperasi di perairan itu disertai sejumlah pengintaian ke kapal. Karena, kapal yang disandera oleh pembajak jumlahnya banyak, maka tidak mudah menemukan Sinar Kudus.
Pengintaian dan pengamatan dilakukan dengan cermat dan terus menerus. Sesuai dengan arahan arahan Presiden, operasi penyelamatan baru bisa dilaksanakan bila tingkat keberhasilan dapat dicapai minimal 70 persen. “Padahal menurut saya baru 50 -50 persen”, kenang Taufiq. Sebabnya, meskipun kapal Sinar Kudus sudah ditemukan, tetapi pasukan penyelamat belum tahu dimana sandera berada? Kapal masih merapat di garis pantai sehingga bila operasi dijalan akan menimbulkan masalah hukum tersendiri.
Pengintaian oleh Sea Rider
Pengintaian oleh Sea Rider

Sambil menunggu moment yang “opportuned” maka kapal bertolak ke Oman untuk membangun Staging Base, baik untuk logistik maupun bahan bakar yang dapat dianggap sebagai Pangkalan Aju. Atase Pertahanan di kota Riyad – kebetulan namanya Ahmad Riyad bertugas untuk mengatur segala kelengkapan pangkalan itu, seperti logistik maupun penyediaan tenaga medis. Baru dua hari di kota itu, ada perintah dari Mabes TNI untuk “membebaskan sandera sekarang!”
Dalam operasi militer tugas prajurit adalah membebaskan sandera jadi tidak tunduk pada tuntutan perompak untuk membayar uang tebusan. Tetapi Sinar Kudus adalah kapal niaga. Rupanya PT Samudera Indonesia, melakukan negosiasi untuk pembebasan sandera. Salah satu anggota pembajak pernah menyatakan kepada Reuters mereka telah membebaskan Sinar Kudus setelah menerima pembayaran uang tebusan US$ 3 juta. Menurut pembajak, seperti dikutip kantor berita itu, mereka sedang meninggalkan kapal dan sedang mempersiapkan pelayaran lain. Ketika berita pembebasan itu dikonfirmasi ternyata masih ada para perompak di atas kapal, sehingga ABK belum bisa dikatakan bebas. Di samping itu, tidak ada jaminan bahwa setelah dibebaskan, kapal tidak disandera lagi oleh kelompok perompak yang lain.

Ditunda
Perintah pembebasan itu harus ditunda, karena rupanya ada proses negoisasi lain oleh pemilik kapal. Taufiq diperintahkan untuk mengawal KM Labobar yang mengangkut TKI ke Jeddah. Setelah tugas itu selesai kembali ada perintah “Laksanakan pembebasan, penyelamataan crew, pengawalan ke tempat yang aman, dan melaksanakan penindakan sesuai pertimbangan taktis”. Operasi yang dipimpin Taufiq dapat disebut sebagai “Temporary Independent Deployment” sehingga ia harus berkoordinasi dengan European Naval Forces yang kapal-kapalnya hadir di perairan itu. Ada kekhawatiran saat kapal sudah dibebaskan akan dibajak lagi.
image
“Perlu diketahui paling tidak ada 4 kelompok perompak di Somalia. Tiga kelompok setuju pembebasan, dan satu kelompok menolak,”kenang Taufiq. Oleh karena itu, seiring dengan usaha lain yang dilakukan oleh pemilik Sinar Kudus, sudah saatnya operasi dijalankan.
Rencananya kapal akan dibebaskan jam 14.00. KRI Yos dan KRI AHP siap memantau perkembangan. Saat itu di samping kapal-kapal Indonesia ada kapal Amerika USS Brain Birds dan satu Frigate dari Italia. Ketika helikopter pengintai diterbangkan mendekati pembajak, dapat diketahui bahwa di antara pembajak di dalam kapal belum ada kesepakatan.
Setelah ditunggu-tunggu pembebasan tidak terjadi dari jam 15.00 waktu setempat sampai jam 17.00, sampai jam 20.00. Taufiq makin yakin bahwa pembebasan harus dijalankan antara pukul 1 sampai 2 dini hari. Ternyata kapal melakukan lego jangkar untuk mendekati pantai Somalia dalam jarak 3 mil dari pantai. “Dari para pembajak itu rupanya ada orang angkatan lautnya sehingga tahu hukum internasional untuk meredam upaya pembebasan”, kenang Taufiq. Oleh karena itu, Taufiq memutuskan untuk mencegat kapal itu di kota Eyl yang berjarak 10 mil arah Utara perairan Somalia. Dari jarak 3 mil Helikopter disiapkan dengan dilengkapi General Purpose Machine Gun (GPNG) di sebelah kanan dan di sebalah kiri disiapkan para sniper (penembak jitu) menuju ke Sinar Kudus.
Pada jarak aman pasukan turun dan 3 perompak tertembak yang salah satunya memakai kaos milik Mualim Kapal Sinar Kudus. Dua di antaranya bernama Farah dan Abdulkadir yang dikenal paling galak. Semula perompak itu akan ditangkap, tetapi ternyata mereka melawan dengan menembaki heli. “Mereka menembak Komandan!” lapor anggota pasukan. Taufiq pun memerintah, “Sapu!”. Semua perompak dapat ditewaskan. Kapal Sinar Kudus dapat diselamatkan.
Di salah satu media ditulis, kesakisan salah satu satu ABK Sinar Kudus, “Saya tugasnya di kamar mesin, jadi tidak tahu pasti. Tapi sempat melihat tiga perompak yang sebelumnya menembak helikopter TNI AL, ditembak mati.” “Terima kasih. Kalau Bapak tidak sabar kami mati semua!” tagas para ABK. Sinar Kudus melaju ke wilayah aman. Drama penyanderaan Sinar Kudus selama 61 hari berakhir.
Frigate  Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus
Frigate Yos dan Halim kawal MV SInar Kudus

Mogok
Keesokan harinya kapal Sinar Kudus mogok, karena mesin pendingin tidak berjalan akibat kehabisan air. Taufiq memerintah KRI Yos Sudarso untuk memberikan 20 ton air agar pendingin dapat berjalan kembali. Tanggal 4 Mei sampai di Pelabuhan Salalah, Oman untuk mengganti semua ABK yang bertugas. Para ABK yang telah dibebaskan dari penyanderaan akan diangkut pulang ke tanah air dengan pesawat. Untuk menjaga keamanan di kapal ditempatkan 7 orang pasukan.
Ketika kapal berada 100 mil dari Oman ada teriakan tanda bahaya dari kapal Uni Emirat Arab yang disergap kapal-kapal pembajak. Oleh karena itu, KRI Yos Sudarso berputar arah untuk menghalau para perompak itu. Tembak- menembak terjadi di kegelapan lautan. Tidak bisa dikonfirmasi berapa pembajak yang tewas sebelum mereka melarikan diri. Bagi para pembajak, mati dan hidup rupanya “tidak menjadi masalah serius”. Taufiq menyaksikan, perompak yang tewas langsung dibuang ke laut oleh teman-temannya. “Nyawa orang kok dianggap enteng saja,” tegas Taufiq yang mengaku melakukan sholat untuk para perompak yang tewas. Setelah kapal itu aman, barulah KRI Yos kembali mengawal Sinar Kudus. Komandan pasukan NATO di wilayah itu menyatakan pujian kepada Taufiq, “You do make different!”.

Karunia
Bagi Taufiq, semua pengalaman itu adalah karunia Allah SWT. “Tidak ada hal yang kebetulan dalam hidup ini”, katanya merendah. Manusia ibaratnya hanyalah syariat yang dipenuhi ma’rifat dari Allah. Keberhasilan pembebasan sandera dari pembajak Somalia adalah pembebasan dramatik yang boleh jadi akan menjadi model dan modus operandi bagi pembebasan sandera-sandera lain dari para perompak Somalia yang telah menjadi momok pelayaran dagang internasional selama beberapa dasawarsa. Kecermatan yang dilakukan oleh pasukan TNI di bawah komando Dan Guspurlabar mungkin diteladani pasukan-pasukan penyelamat internasional.
Kuncinya, menurut Laksma Taufik adalah menemukan momentum yang tepat, “Kalau terlalu cepat membahayakan pasukan, kalau terlalu lambat membahayakan para sandera.”
Selama ini pembebasan sandera berhenti di tingkat perundingan dan memenuhi tuntutan pembajak. Sesuatu yang tidak memuaskan di kalangan prajurit manapun di dunia, karena mereka yakin bahwa cara militer akan bisa mengatasi persoalan perampok Somalia. Karena bagi prajurit seperti dikatakan Laksma Taufik, “Tugas tentara adalah perang dan menang.” Dan pembebasan para sandera dari perompak Somalia yang dilakukan pasukan TNI tanpa satu nyawa pun yang menjadi korban di pihak TNI maupun sandera. Bravo Laksma Taufik. Jalesveva Jayamahe. (Redaksi Jalasena).

JKGR. 

Menyongsong Tank Leopard Indonesia

Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall
Indonesia pesan 103 MBT dari Rheinmetall

Indonesia sedang menunggu pengiriman 103 main battle tank Leopard 2 Rheinmetall, yang dua unit diantaranya telah dikirim pada akhir tahun 2013.
Dari 103 tank Leopard 2s tersebut, 42 unit merupakan refurbished dari Leopard 2A4s untuk dijadikan sebagai Leopard 2A4+. Sementara sisanya sebanyak 61 unit diupgrade oleh Rheinmetall menjadi MBT Revolution atau disebut Leopard RI. Upgrade tank ini termasuk penambahan sejumlah elemen oleh pihak Rheinmetall.
Tank ini akan mempertahankan canon 120mm L/44 smoothbore Rheinmetall, namun memiliki kemampuan menembakkan amunisi terbaru rheinmetall 120mm HE DM11 (programmable fuse).
Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2
Amunisi 120mm HE DM11, Tank Leopard 2

Dengan amunisi baru ini gunner bisa mengatur/mengubah mode fuse, seperti warhead meledak setelah amunisi menembus target (dinding, tembok); atau warhead meledak di depan target (untuk melindungi pasukan yang bergerak di tempat yang minim perlindungan; atau warhead meledak di udara/ di atas target (untuk menyapu musuh yang tidak teridentifikasi).
Leopard 2A4+ memiliki kontrol senjata elektronik yang baru serta sistem pendingin terkini. Adapun Tank Leopard yang diuprade menjadi RI standard (MBT Revolution), akan memiliki kemampuan tambahan lainnya.
Indonesia juga menandatangani kontrak dengan Rheinmetall untuk Leopard Gunnery Skills Training (LGST) dan juga simulator mengemudi.
Selain MBT, Indonesia menerima 10 Tank Support Leopard 1, termasuk: Armoured Recovery Vehicles (ARVs) dan Armoured Engineering Vehicles(AEVs).
Rheinmetall memiliki tank suport berbasis Leopard 2, yang merupakan kerjasama Rheinmetall dengan RUAG Defence Swiss. Tank Support berbasis Leopard 2 ini diberinama Kodiak AEV, yang antara lain dimiliki Belanda (10 unit), Swedia (6 unit) dan Swiss (12 unit). Kodiak AEV juga sedang dipasarkan di Asia. Singapura akan mendapatkannya pada akhir 2014.
Rheinmetall Kodiak AEV
Rheinmetall Kodiak AEV

Rheinmetal memproduksi Armored Recovery Vehicle berbasis chasis Leopard 2, yang diberinama Buffel ARV. Jerman menggunakannya di Afghanistan. Singapura telah menerima pengiriman dua batch Buffel ARVs dari Rheinmetall.
Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel
Armored Recovery Vehicle, Leopard 2 ARV Buffel

Rheinmetall juga menjual 42 unit Marder 1A3s ke Indonesia plus 8 Marder 1A3s untuk spare part. Dua unit Marder telah dikirim akhir tahun 2013. (Janes .com)

JKGR. 

Helikopter EC725 Naval Version

Ujicoba helikopter EC725 membawa rudal Exocet (photo: eurocopter).
Ujicoba helikopter EC725 membawa rudal Exocet (photo: eurocopter).

Tim khusus dari Helibras dan Airbus Helicopter menguji coba prototipe helikopter EC725 Cougar yang membawa rudal anti kapal permukaan dipasang di kedua sisi helikopter.
Rudal Exocet AM39 ini akan melengkapi 8 dari 16 helikopter EC725 milik Angkatan Laut Brazil, yang merupakan bagian dari kontrak pengadaan 50 helikopter EC725 yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan Brazil untuk keperluan tiga korps militer Brazil.
Ujicoba ini telah melibatkan 20 penerbangan di Marignane dalam periode satu bulan, sejak April 2014.
Ujicoba EC725 Brazilian Navy, mengusung rudal Exocet (photo: eurocopter)
Ujicoba EC725 Brazilian Navy, mengusung rudal Exocet (photo: eurocopter)

Ujicoba dilakukan dengan membawa senjata berat 700 kg per rudal dan merupakan hal yang langka, membutuhkan kordinasi dan kolaborasi yang kuat dari sejumlah departemen, termasuk: persenjataan, struktur, integrasi, komputerisasi, aerodinamik, beban, vibrasi dan uji penerbangan.
Ujicoba untuk mengevaluasi kinerja dari helikopter dalam phase penerbangan kritis. Level getaran, kualitas handling dan performanya dievaluasi serta menguji struktur aerodinamik beban helikopter.
Helikopter ini terbang dipasang sensor instrumen dan accelerometer untuk mencatat dan merekam hasilnya, yang akan membantu tim enginer Helibras dan Airbus Helicopter bergerak ke tahapan berikutnya dari sistem integrasi dan pengembangan helikopter EC725 versi Angkatan Laut.
Helicopter EC725 membawa sejumlah alat sensor, untuk menguji kinerja helikopter yang membawa rudal Exocet
Helicopter EC725 membawa sejumlah alat sensor, untuk menguji kinerja helikopter yang membawa rudal Exocet

EC725 TNI AU
TNI Angkatan Udara sendiri berencana menambah Skadron baru di Jawa Barat yang akan diisi helikopter Eurocopter, EC725 Cougar.
“Skadron 9 adalah sebagai skadron baru berkedudukan di lanud SDM Subang/Kalijati dengan kekuatan 16 pesawat cougar full combat,” ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, pada tahun 2013 silam.
Untuk membentuk satu Skadron, Hadi menuturkan, TNI AU akan memesan kembali pada renstra berikutnya. Pada Maret 2012 TNI AU menandatangi kontrak pembelian 6 helikopter multi-role EC725 dengan Eurocopter melalui PT. Dirgantara Indonesia. Ke-enam heli akan selesai pada 2014.
“Rencana menjadi kekuatan skadron udara 9 lanud SDM, akan tiba secara bertahap pada tahun 2015 dengan kekuatan satu skadron,” tambah Jenderal bintang satu ini.
EC 725 Cougar (photo: http://mxsecurity.files.wordpress.com)
EC 725 Cougar

Helikopter buatan Prancis ini merupakan pengangkut jarak jauh dengan menggunakan mesin ganda yaitu 2x Tubomeca Makila 1A4 tuboshafts. Helikopter generasi terbaru ini bisa mengangkut 29 penumpang dan 2 kru.
TNI AU akan mempersenjatai heli multi fungsi ini, namun untuk tipe senjata akan disesuaikan sesuai kondisi dilapangan. “Karena helikopter tersebut juga sebagai unsur pam (pengamanan) pada operasi SARPUR (Safe and Resque Tempur) sehingga dipersenjatai,” tutup Hadi. (Eurocopter / Jalo).


JKGR. 

TNI AD Persiapkan Biofuel Untuk Bahan Bakar Tank


“Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri,”



Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman mengatakan, dalam waktu dekat akan menguji penggunaan biofuel pada pemakaian kendaraan pejabat militernya sebelum dicoba pada tank. 

“Dalam beberapa minggu lagi ktia coba pada mobil-mobil pejabat dulu,” kata dia selepas mengisi Seminar Nasional soal Cyber Warfare di Institut Teknologi Bandung, Sabtu, 14 Juni 2014. 

Saat berbicara dalam seminar itu, Budiman sempat menyingung rencana penggunaan biofuel mendukung program kemandirian energi. Dia mencontohkan biofuel itu salah satu dari sekian riset yang tengah digarap TNI Angkatan Darat dengan sejumlah perguruan tinggi. 

“Hasil-hasil riset itu akan kita pakai sendiri,” kata Budiman.

Budiman mengungkapkan, biofuel yang digunakan belum murni mengganti 100 persen bahan bakar, baru menjadi campuran bahan bakar dengan porsi 50 persennya. 
Saya akan pakai di mobil-mobil pejabat dulu, kalau rusak masih mampu ganti. Setelah tidak ada masalah, kami akan pakai di tank kami yang sangat boros (bahan bakar),” kata dia. 
Menurut Budiman, biofuel yang tengah dikembangkan bersama sejumlah perguruan tinggi itu berasal dari beragam bahan nabati. Diantaranya, berasal dari tanaman sorgum, kemiri sunan, sawit, jagung, serta ketela

“Pengembangan dari (riset) universitas terus kita lanjutkan, dan terus ktia tingkatkandengan berbagai perencanaan,” kata dia.

Budiman menyinggung sejumlah riset yang tengah dilakukan TNI Angkatan Darat lainnya. Diantaranya, riset pengembangan solar cell, serta satelit. Dia menolak membeberkan rincian riset yang tengah dikembangkan dengan alasan masih dirahasiakan. 

“Mudah-mudahan ke depan kalau nanti sudah settle , saya sudah lapor pimpinan tentang penemuan terakhir, baru berani ekspose,” kata dia. 
Dia mengatakan, institusinya sudah berkonsultasi dengan BPK serta KPK untuk penggunaan beragam hasil riset itu untuk memenuhi kebutuhan peralatan TNI Angkatan Darat. 

“Ini gak ada urusan politiknya. Bagi kami, betul-betul mau bangun negara ini,” kata Budiman.

Dia mengklaim, salah satu hasil riset tersebut sukses memangkas pengeluaran institusinya. Dia mencontohkan salah satunya berhasil memangkas biaya pembuatan selembar peta ditekan hingga 1 persen biaya sebelumnya. 

Kita niatnya untuk membangun Angkatan Darat yang keren,” kata Budiman.

Tempo.

Minggu, 15 Juni 2014

Anda Percaya, Kami Pasti Bisa ! (jilid IV)


“Ketika user atau pemerintah percaya, kami pasti bisa semangat pun akan membara untuk membuktikan bahwa kami bisa memberikan terbaik untuk bangsa dan masyarakat kita,” harapan para peneliti…..


Saat ini ada 5 isu strategis nasional, yaitu Ancaman Konvensional dan Non-Konvensional, Kondisi Geografis Indonesia, Gangguan Kemanan masih cukup besar, Permasalahan Perbatasan dan Kemandirian Masih Terbatas. Berhubungan dengan judul artikel maka kita akan membahas tentang “KEMANDIRIAN MASIH TERBATAS.
Untuk mengejar kemandirian dan penguasaan teknologi, pemerintah membuat 7 program kemandirian industri pertahanan, yaitu Pembangunan Industri Propelan Nasional, Pengembangan Kapal Selam, Pengembangan Pesawat Tempur (IFX), Pengembangan Roket dan Rudal Nasional, Pengembangan Kapal PKR atau Frigate Nasional, Pengembangan Radar Nasional, dan Pengembangan Tank Nasional (medium).Kemarin sudah dibahas masalah Pembangunan Industri Propelam Nasional, rencana jangka menengah pembangunan kapal PKR atau Frigate Nasional.
 PENGEMBANGAN KAPAL SELAM
Pada 20 Desember 2011 Kementrian Pertahanan RI menandatangani kontrak pengadaan tiga unit kapal selam dengan Daewoo Shipbuilding Marine Enginering (DSME) Korea Selatan. Kontrak tersebut ditandatangani kedua belah pihak yang dalam hal ini pihak Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Ediwan Prabowo (sekarang Sekjen Kemhan), sedangkan pihak DSME diwakili oleh President & CEO DSME Sang-Tae Nampenandatanganan kontrak ini juga dibahas masalah Transfer of Technology (ToT) yang nantinya dapat menguntungkan kedua belah pihak. Pengadaan 3 Kapal Selam tersebut Pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebanyak US$ 1,08 milliar, pembangunannya membutuhkan waktu kurang lebih 7 tahun.
Dalam kerjasa tersebut, 2 kapal selam dengan model DSME 209 itu akan dikerjakan di Korea Selatan dan yang terakhir dikerjakan di Indonesia. Untuk proses tenaga alih teknologi kapal selam, PT PAL sebagai mitra kerjasama mengirim sebanyak 206 karyawannyayg sudah melalui sejumlah tahap seleksi terdiri dari 186 tenaga ahli bidang produksi dan 20 orang bidang desain. PT PAL mengaku optimis bisa menyerap ilmu yg didapat di Korea dan diterapkan di dalam negeri. Selain itu, faktor sejarah overhaul KRI Cakra pada tahun 1997 dan KRI Nanggala pada 1999 salah satu optimisnya PT Pal.
Road Map penguasaan teknologi
  • 2014-2017 : Konsep Pentahapan Pembangunan Kapal Selam Baru. Disini ditekankan penguasaan teknologi melalui ToT/OJT Kapal Selam DSME 209 Whole Local Production.
  • 2017-2022 Melaksanakan Desain dan Produksi Kapal Selam secara mandiri.
Bisa sembunyi sampai dalam. Dia bisa melontarkan persenjataan yg cukup jauh, dan daya hancurnya besar,”
Beberapa waktu lalu penulis pernah bertemu dengan Kepala Baranahan Kemhan, Laksamada Muda Rachmad Lubis, beliau mengatakan bahwa jika sudah mandiri maka PT PAL wajib membangun dan mendesain kapal selam canggih sesuai kebutuhan pertahanan dalam negeri. Bapak murah senyum ini mengatakan bahwa kapal selam dalam negeri harus bisa mengadopsi senjata sejenis klub S. Untuk itu ia berharap PT PAL bisa maksimal menguasai alih teknologi saat belajar di Korea Selatan.
Maintanance PTPal
Agar bisa mandiri membangun kapal selam, diperlukan infastruktur yang baik. Untuk itu pemerintah menyiapkan anggaran sebesar sebesar US $ 250 juta melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dilakukan secara bertahap. Anggaran biaya tersebut diantaranya akan digunakan untuk infrastruktur sebesar US $ 150 juta, Sumber daya manusia sebesar US $ 70 juta serta biaya konsultan sebesar US $ 30 juta.
Saat ini baru tahap pembangunan infrastruktur meliputi gedung, fasilitas dan beberapa peralatan. Pembangunan dilakukan bulan April kemarin dan diharapkan tuntas pada November 2014 atau maksimal awal tahun depan karena pembangunan konstruksi kapal selam akan dimulai pada tahun 2015. Untuk pembangunan konstruksi kapal selam baru yg dikerjakan dalam negeri akan dibahas ditingkat Kementrian.

Untuk tahap awal, komponen produk impor yang akan mendominasi pembangunan kapal selam. Untuk pembangunan kapal selam ketiga diharapkan komponen lokal bisa mendominasi apalagi saat ini sudah ada Krakatau Posco (KP) Cilegon yg akan menjadi penyedia material khusus kapal selam. Selain itu sejak tahun 2007 beberapa pihak seperti Perguruan tinggi, badan Litbang seperti BPPT atau TNI AL, dan beberapa perusahaan lainnya sudah/masih melakukan riset komponen lokal. Saat ini ada beberapa perguruan tinggi yg merencanakan menerapkan kurikulum khusus teknologi kapal selam yang diharapkan akan membantu SDM kedepan.
KS Midget
Kapal Selam Kecil (Midget)
Wilayah Indonesia yang berupa laut sebagian besar bersifat perairan litoral. Bahkan 50% lebih laut Indonesia mempunyai kedalaman rata-rata di bawah 100 m. Dengan sifat perairan seperti itu maka kapal selam yang cocok untuk wilayah Indonesia adalah kapal selam berukuran kecil, dengan tujuan agar sulit dideteksi saat melakukan tugas-tugas khusus. Berdasarkan alasan-alasan operasional, alasan embargo senjata, dan alasan adanya proses percepatan alih teknologi, maka sejak tahun 2007  Dislitbang TNI-AL bekerja sama dengan BPPT dan sejumlah perguruan tinggi dalam negeri melakukan desain kapal selam berukuran kecil dengan panjang 22 meter. Untuk persyaratan teknis disusun oleh Dislitbang TNI AL. Sayangnya penelitian tersebut sempat terhenti selama 2 tahun karena krisis ekonomi yang melanda dunia. Tahun 2010 penelitian dimulai lagi dengan menggunakan dana Kemenristek meski mengalami keterbatasan dana.
Campuran Midget
Saat ini tim masih melakukan penyempurnaan lagi agar midget bisa sempurna. Jika midget 22 meter sudah selesai akan dilakukan perancangan pada ukuran 15 meter. Tahun 2012 tim melakukan penelitian sistem propulsi, sistem control/kemudi, membuat baling-baling, sonar, dan torpedo. Saat ini sedang dalam tahap membuat prototipe setelah berhasil melakukan sejumlah pengujian, target tahun 2015 midget 22 meter sudah bisa bermanuver di laut kita.

Yang perlu diingat membangun kemandirian dalam negeri itu membutuhkan kesabaran dan perjuangan yg tinggi. Jadi semoga penghargaan kepada mereka yg sudah berjuang membangun kemandirian ini diapresiasi Pemerintah maupun seluruh masyarakat Indonesia. Dan tetap semoga korupsi tidak terjadi di dalam era kemandirian ini… Amieeen (Jalo)

JKGR. 

Dok. Mengenal Pertahanan Udara Starstreak

image
Indonesia beli peralatan pertahanan udara dari Thales, senilai 100 juta poundsterling (photo: Thales Land & Air Systems)

Angkatan Darat Indonesia memilih menggunakan Sistem Thales Inggris, untuk mengisi gap dari pertahanan udara jarak pendek, dengan membeli sistem forceshield yang terintegrasi dengan kendaraan pembawa rudal dan radar.
Dari kesepakatan itu, Thales yang beroperasi di Inggris dan Prancis akan melengkapi TNI AD dengan lima baterai rudal starstreak, radar controlmaster200 – sistem kordinasi senjata, multiple launcher ringan dan Launcher senjata RapidRanger, ujar wakil Presiden sistem senjata Thales, Inggris.
Beatty dari thales mengatakan, meski di dalam kontrak tidak ada opsi pengiriman tambahan, “sekali kami bisa tunjukkan kemampuan dan solusi, dan mereka menyukainya, kami berharap dapat menjalin hubungan lebih lanjut untuk pemesanan berikutnya dari pihak berwenang Indonesia”.
Pembelian ini merupakan bagian dari modernisasi di Angkatan Darat Indonesia, yang juga membeli main battle tank, infantry, artileri 155mm, fighting vehicles (Marder) dan sejumlah persenjataan lainnya.
Indonesia juga membeli rudal anti-tank NLAW, yang dibuat SAAB untuk angkatan darat Inggris dan Swedia. Rudal ini dibuat oleh Thales di fasilitas produksi senjata Irlandia Utara, yang juga bertanggung jawab dengan pembuatan rudal anti udara starstreak.
Pembelian sistem anti serangan udara jarak pendek ini, senilai 100 juta poundsterling atau sekitar 164 juta USD, ujar thales, berikut perjanjian dengan perusahaan Indonesia PT LEN, untuk menjadi partner mengintegrasikan sejumlah sistem yang termasuk di dalam kontrak, sekaligus kerjasama di masa depan dalam bidang militer maupun sektor sipil.
Kesepakatan ini akan diumumkan Minggu ini yang merupakan kombinasi dari dua kontrak, yang satunya akan merujuk ke bulan November 2011, saat Indonesia mendapatkan tahap pertama sistem rudal (baterai) yang dipesan.
Tidak ada pengiriman yang dilakukan dari kesepakatan pertama, dan waktu pengiriman akan dilakukan Thales dengan mengkombinasikan kedua kontrak, ujar Betty.
Pihak Thales berharap perusahaan mereka dapat mengirimkan elemen man-portable dari sistem senjata itu, pada tahun ini, namun komponen lainnya seperti ControlMaster200 Medium Range Air Defence Radar, membutuhkan waktu yang lebih lama dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mengirimkan sistem integrasinya yang komplit.
Starstreak akan menyediakan perlindungan pertahanan udara dengan radius 7 kilometer terhadap serangan darat pesawat tempur, serangan helikopter, drone, rudal jelajah. Starstreak merupakan pengganti sistem pertahanan udara Rapier, yang sebelumnya telah digunakan TNI AD.
image
Beroperasi dengan kecepatan 3 mach dan mampu menjelajah lebih dari satu kilometer untuk satu detik, starstreak merupakan rudal darat ke udara jarak dekat, yang tercepat di dunia. Inggris, Afrika Selatan dan Thailand merupakan operator dari sistem laser beam-riding weapon ini.
Launcher RapidRanger dan sistem penembakan senjata dilengkapi dengan 4 tabung rudal starstreak yang akan diintegrasikan dengan mobil tempur Vamtac desain Spanyol, untuk Indonesia. Kendaraan ini mirip dengan Humvee.
Versi LandRover Defender akan digunakan untuk mengangkut versi multiple launcher ringan dari Starstreak. Launcher (peluncur rudal) yang ringan ini, juga dapat dilepas untuk ditembakkan oleh infanteri dengan menggunakan tripod.

JKGR. 

Kamis, 12 Juni 2014

AMX-13 Retrofit TNI AD: Tetap Andalkan Meriam dengan Kubah Osilasi

AMX 13 retrofit (alam Indomesin Utama)5_n
Bila Korps Marinir TNI AL punya tank legendaris PT-76, maka kavaleri TNI AD punya padanannya, yakni tank ringan AMX-13. Keduanya diboyong ke Tanah Air dalam periode yang sama, saat Indonesia tengah menyongsong operasi Trikora di awal era 60-an. Seperti halnya PT-76, nasib AMX-13 nyatanya tak lekang ditelan jaman, justru usia senja kedua ranpur terus diperpanjang lewat retrofit dan modernisasi sistem senjata.
Lebih khusus tentang AMX-13, namanya begitu familiar di lingkungan pemerhati alutsista. Pasalnya inilah tank utama TNI AD hingga empat dekade, sebelum akhirnya TNI AD mendatangkan generasi tank ringan Alvis Scorpion dari Inggris pada 1995. Dengan kuantitas yang cukup besar, disebutkan ada 400-an unit AMX-13 di lingkungan TNI AD dalam beragam versi (Wikipedia menyebut TNI AD punya 275 AMX-13 versi kanon), membuat tank ini terus diupayakan untuk operasional hingga 20 tahun kedepan. Meski beberapa unit sudah dipajang sebagai monumen di beberapa kesatuan, tak menyurutkan TNI AD untuk memordenisasi tank besutan Perancis ini.
Bicara soal retrofit di AMX-13, sudah dilakukan beberapa tahap oleh TNI AD. Seperti pada tahun 1995, Direktorat Peralatan Bengkel Pusat Peralatan TNI-AD meretrofit dengan pemasangan mesin Detroit Diesel DDA GM6V-53 T, 6 silinder 2 langkah turbocharged dengan daya 290 BHP/2800 RPM dan Torsi 91,67 KGM/1600 RPM yang mampu meningkatkan power weight ratio dan pemakaian bahan bakar lebih hemat. AMX-13 retrofit tahun 1995 ini menggunakan transmisi otomatis ZF 5WG-180 dengan 5 percepatan maju dan 2 percepatan mundur, hal ini tentu lebih memudahkan pengoperasian tank. Untuk suspensi mengadopsi tipe hydropnematic “Dunlostrut”, meningkatkan kemampuan lintas medan dan mampu menambah kenyamanan awak tank. Retrofit ini berlanjut tahun 2011, sekitar 50-an lebih AMX-13 mengalami retrofit kembali di PT Pindad Bandung. Ini artinya masih lebih banyak AMX-13 TNI AD yang belum di retrofit.
37980515702081772958215
AMX-13 TNI AD dengan versi retrofit terbaru.
30586715702085439624515
Mengusung meriam 105 mm dengan sistem pemandu tembakan terbaru.
1117246612519930431108n
Tetap mengandalkan kubah osilasi, tampilan kini lebih kekar dan sangar pada bagian hull.

Standar AMX-13 menggunakan mesin SOFAM 8Gxb yang memiliki 8 silinder dan berpendingin air dan berbahan bakar bensin, mampu menyemburkan daya 270 bhp pada 3.200 rpm sehingga AMX-13 dapat mencapai kecepatan maksimal 65km/jam. Konsumsi bensin inilah yang dipandang memberatkan dalam sisi operasional.
Barulah pada awal 2014, prototipe AMX-13 retrofit berhasil dirampungkan dan sosoknya telah dipublikasikan. AMX-13 hasil retofit terbaru ini memiliki tampang yang sedikit berbeda dengan aslinya. Untuk hull misalnya, terpaksa ditambah panjang sekitar 20 cm untuk mengakomodir mesin anyar. Mesinnya sendiri memakai produk Navistar dari Amerika Serikat dengan daya sebesar 400HP.
26803920491734955550510
Tampak samping.
Deretan AMX-13 yang siap di retrofit.
Deretan AMX-13 yang siap di retrofit.

Retrofit Sistem Senjata, Bertahan di Kubah Osilasi
Tentu akan terasa ganji bila retrofit hanya dilakukan pada sisi mesin, sistem senjata nyatanya harus mendapat porsi yang sama. Ambil contoh PT-76 Marinir TNI AL, yang aslinya menggunakan meriam kaliber 76 mm, kemudian di upgrade dengan meriam Cockerill kaliber 90 mm. Nah, pada AMX-13 kasusnya agak beda. Kaliber maksimum pada meriam tidak ditingkatkan, jenis kubah pun masih sama, yakni dengan model osilasi. Hanya bedanya, sistem bidik pada meriam sudah diremajakan sesuai kebutuhan operasi.
Sistem senjata pada kubah telah dicangkokkan sistem kendali penembakan (FCS/Fire Control System) modern yang sudah memasukkan input dari sistem Laser Range finder (LRF) untuk memastikan jarak antara tank ke sasaran. Dikutip dari situs arc.web.id, disebutkan sistem FCS yang digunakan bukanlah standar kubah FL-12 yaitu SOPTAC-18 buatan firma Sopelem, tetapi merupakan FCS modern buatan salah satu negara Eropa Barat. Bahkan untuk pengemudi pun disediakan sistem pengemudian berbasis LCD yang menginkorporasikan kamera FLIR/Thermal untuk melancarkan navigasi pada kondisi gelap malam.
Kubah osilasi, menjadi ciri khas ranpur lawas.
Kubah osilasi, menjadi ciri khas ranpur lawas.
AMX-13_poligono_DP _7_
Loading amunisi
Palka loading amunisi pada bagian atas kubah.
Palka loading amunisi pada bagian atas kubah.

Untuk amunisi mengadopsi jenis HE (high explosive) buatan firma Hinterberger dan OCC105G1 yang merupakan amunisi APFSDS (Armor Piercing Fin Stabilised Discarding Sabot) untuk menjebol tank lawan. Berdasarkan data pabrikan, amunisi OCC105G1 mampu menembus lapisan baja RHA setebal 250mm pada kemiringan 30o dari jarak 1.000m, atau kurang lebih cukup untuk melalap ranpur/ tank medium dari segala sudut.

Kubah Osilasi
Bagi kami, hal yang unik dan menjadiciri pada AMX-13 adalah penggunaan kubah osilasi (oscillating turret) tipe FL (FL-10, FL-11, dan FL12) buatan Fives Babcock Cail. Dan kini AMX-13 menjadi satu-satunya tank operasional di dunia saat ini yang menggunakan sistem ini. Kubah osilasi tersebut sebenarnya amat sederhana, dimana ada dua bagian utama yang bekerja. Bagian pertama yaitu struktur pendukung, menempel ke cincin kubah sebagai pendukung dua trunnion yang menjepit laras meriam. Trunnion ini bisa dinaik-turunkan, didongakkan dan ditundukkan, sementara posisi dudukan meriamnya sendiri relatif tetap.
AMX-13 dengan meriam 75 mm.
AMX-13 dengan meriam 105 mm.
AMX-13
AMX-13 dengan meriam 75 mm.
amx 13
Sementara bagian kedua yaitu kubah diatasnya menaungi meriam, sistem pengisi otomatis, perangkat pengendali tembakan, radio, dan kursi untuk awak pengisi dan komandan. Kunggulan kubah osilasi ini adalah desain yang sederhana, sehingga memudahkan sistem pengisi otomatis yang ditanamkan di bagian belakang AMX-13. Dengan kubah osilasi, posisi dari pengisi munisi otomatis selalu sejajar dengan lubang peluru (breech) pada kanon AMX-13.
Kelemahannya sudah jelas, sudut dongak dan tunduk laras kanon menjadi sangat terbatas. Keunggulan lain sistem osilasi membuat laras kanon tidak membutuhkan bukaan di depan kubah/ mantlet seperti pada desain konvensional sehingga meminimalkan kemungkinan penetrasi munisi lawan pada bagian yang lemah tersebut.
Sistem pengisi otomatis AMX-13 ditempatkan pada bagian belakang kubah (bustle), yang terdiri dari dua silinder yang masing-masing mampu menampung enam butir peluru. Tiap silinder diletakkan di sisi jalur gerak breech ke arah belakang. Saat kanon menyalak dan bergerak ke belakang, silinder magasen ini berputar, yang kemudian melepaskan sebutir peluru yang kemudian meluncur ke pelat pengisi yang membawanya sejajar dengan kamar peluru, lalu didorong kedalam. Saat ditembakkan, kelongsong peluru dilontarkan melalui lubang bulat di belakang bustle. Dengan 12 peluru terisi, AMX-13 dapat menembak secara terus-menerus, menjadi tank pendobrak yang memiliki daya gempur luar biasa. Sayangnya, begitu amunisi di revolver munisi habis, AMX-13 harus ditarik mundur karena pengisian pelurunya harus dilakukan secara manual.
TNI AD mempunyai dua tipe AMX-13 versi kanon, yaitu AMX-13 dengan meriam kaliber 105 mm dan AMX-13 dengan meriam kaliber 75 mm. AMX-13 dengan meriam 75 mm menggunakan kubah versi FL-11. Kubah ini dikembangkan pada tahun 50-an, dan digunakan untuk misi di Afrika Utara. Selain AMX-13, ranpur lain yang menggunakan kubah ini adalah Panhard EBR yang juga pernah digunakan oleh kavaleri TNI AD. Sementara AMX-13 dengan meriam 105 mm menggunakan kubah versi FL-12, versi kubah FL-12 inilah yang tetap dipertahankan dalam retrofit terkini AMX-13.
AMX-13 dengan meriam 75 mm.
AMX-13 TNI AD dengan meriam 75 mm.
AMX-13-TNI-AD-520x349
AMX-13 TNI AD dengan meriam 75 mm.
DSC_5250
AMX-13 dengan meriam 105 mm. (Perhatikan perbedaan pada ujung laras).

Tank Ideal Untuk Postur Orang Asia
Karena batasan bobot yang dibuat untuk AMX-13, maka hal ini membawa konsekuensi pada mungilnya dimensi AMX-13. Akibatnya, awak AMX-13 tidak boleh memiliki tinggi badan lebih dari 180 cm, dan kompartemen tempur AMX-13 pun terasa sempit. Mengenai tinggi badan awak yang tak boleh lebih dari 180 cm tentu membawa angin segar bagi operator di Asia, maklum rata-rata memang tubuh orang Asia lebih kecil daripada postur orang Eropa.
Begitu pun dengan pengemudi yang duduk didalam hull ataupun komandan dan penembak, semuanya nyaris tak memiliki ruang gerak yang memadai. Andalan untuk melihat keluar hanya ada pada 8 periskop untuk komandan, atau teropong bidik L961 dengan pembesaran 1,5x-6x. Untuk juru tembak tersedia teropong bidik L862 dengan pembesaran 7,5x. Kanon AMX-13 sendiri menggunakan kanon yang diadaptasi dari kanon PzKpfw V Panther, tank Jerman dalam PD II.
Beginilah posisi dudukan awak AMX-13.
Beginilah posisi dudukan awak AMX-13.
Bagian dalam kubah dengan lubang periskop komandan.
Bagian dalam kubah dengan lubang periskop komandan.
amx-13_tni_ad
AMX-13C90_detalles_DP _19_
Dua revolver amunisi AMX-13.
Dua silinder (revolver) amunisi AMX-13.
Revolver.
Silinder amunisi.

Jika Panther menggunakan meriam L70, AMX-13 menggunakan meriam serupa dengan kaliber L61.5 (lebih pendek) dan amunisinya menyatu dengan propelan. Untuk dekade 1950an, daya penetrasinya yang sedalam 70 mm pada inklinasi 60o pada jarak 1.000 meter dianggap masih cukup mumpuni untuk melibas tank dan ranpur pada jaman tersebut. Senapan mesin koaksialnya menggunakan senapan mesin Model 1913E kaliber 7,5 mm. Kanon AMX-13 dikendalikan oleh sistem hidrolik untuk elevasi dan traversi, yang memiliki dua setelan kecepatan dan dapat dikendalikan oleh komandan serta juru tembak. Total AMX-13 dapat membawa 36 butir peluru cadangan, 21 didalam kubah dan 15 di hull, dipandang cukup untuk 3 kali pengisian ulang revolver kanon.

Sejarah Pengembangan
AMX-13 sejarahnya di kembangkan oleh pabrikan Atelier de Construction d’Issy-les-Moulineaux (AMX) di tahun 1946 selain untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata Prancis, pembuatan tank ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa Prancis masih mampu mandiri membangun industri perang dalam negeri walaupun habis porak-poranda akibat dari perang dunia II. AMX-13 dibuat untuk linud agar mudah dipindahkan lewat udara, penunjukkan 13 sendiri awalnya menandakan bobot total tank yang mencapai 13 ton sehingga dinamakan AMX-13.
AMX-13 TNI AD memasuki ruang kargo C-130 Hercules TNI AU.
AMX-13 TNI AD memasuki ruang kargo C-130 Hercules TNI AU.
Tank Sherman juga sempat memakai kubah osilasi FL.
Tank Sherman juga sempat memakai kubah osilasi FL.

Karena pengembangan ini dibilang sangat lancar dan mulus maka purwarupa pertama muncul pada tahun 1948 dan mulai diproduksi masal mulai tahun 1951, walaupun pada akhirnya bobot tempur AMX-13 sendiri pada finalnya membengkak menjadi 14,5 ton. Karena merupakan tank ringan yang berbobot 14 ton AMX-13 hanya memiliki ketebalan armour mencapai 10-40 mm dan mampu menahan dari segala sisi pecahan peluru artileri dan peluru kaliber 12,7mm. (Bay/dikutip dari berbagai sumber)

Spesifikasi AMX-13
Tipe : tank ringan
Produsen : Atelier de Construction d’Issy-les-Moulineaux
Berat tempur : 14.5 ton
Panjang : 6.35 meter
Lebar : 2.51 meter
Tinggi : 2.35 meter
Awak : 3 orang (komandan, penembak dan pengemudi)
Senjata Kanon : 75 mm / 90 mm / 105 mm – 75 mm dengan 32 amunisi.
Senapan mesin : kaliber 7,62 mm dengan 3600 peluru
Mesin : SOFAM Model 8Gxb 8-cyl. water-cooled petrol250 hp (190 kW) – kini sudah dilakukan upgrade dengan mesin diesel buatan Detroit.
Suspensi : torsi bar
Jarak tempuh : 400 km
Kecepatan : 60 km per jam

Indomil.