Sabtu, 31 Mei 2014

Bushmaster PMV: Jawara Perang Afghanistan Untuk Kopassus TNI AD

bushmaster_l1
Dampak dari perang selalu membawa kegetiran bagi para korbannya, tapi dilain pihak, perang bisa berbuah manis bagi industri pertahanan, karena lewat peranglah produk yang diciptakan bisa mendapat momen promo yang efektif. Seperti contohnya ditampilkan oleh rantis Bushmaster buatan Thales Australia. Keterlibatan militer Negeri Kangguru tersebut di kancah perang Irak dan perang Afghanistan, rupanya membawa keuntungan tersendiri bagi rantis yang berpenggerak 4×4 ini.
Seperti diketahui, pola perang di Irak dan Afghanistan memunculkan maraknya IED (Improvised Explosive Device). IED menjadi senjata rakitan paling berbahaya, pasalnya dengan menggunakan peluru mortir sampai proyektil artileri yang dirangkai dapat menciptakan daya ledak dahysat, tak pelak IED menjadi momok yang menakutkan, dan terkenal sebagai senjata penghantar maut paling populer bagi pasukan AS dan NATO. Ledakan yang berasal dari bawah secara instan mampu membunuh atau setidaknya merusak bagian tubuh prajurit. Akibat IED, membuat banyak moril pasukan NATO banyak yang rontok.
Menyadari maraknya ranjau dan IED yang ditabur pada perang Irak dan Afghanistan, kemudian mendorong munculnya tren MRAP (Mine Resistant Ambush Protected) sejak tahun 2007. Meski sejatinya konsep MRAP sudah agak lama diterapkan, seperti yang dipopulerkan oleh rantis Casspir buatan Afrika Selatan. Bushmaster sendiri menjadi bagian dari beberapa merek MRAP yang dioperasikan dalam perang di Irak dan Afghanistan. Dibilang sukses, secara penjualan Bushmaster kini telah mendekati total pesanan 1.000 unit. Selain menjadi ‘tunggangan’ militer Australia, Bushmaster juga digunakan oleh Inggris, Belanda, Jepang, Jamaika, dan Indonesia.
Bushmaster milik Belanda dengan RCWS kaliber 7,62 mm dalam operasi di Afghanistan.
Bushmaster milik Belanda dengan RCWS dengan SMB kaliber 12,7 mm dalam operasi di Afghanistan.
Bushmaster Australia di Afghanistan.
Bushmaster Australia di Afghanistan.

Tentu jadi menarik, mengapa Indonesia yang tengah gencar membangun rantis lapis baja, seperti keluarga komodo buatan Pindad, tapi masih harus membeli Bushmaster, ditambah lagi rantis ini dibeli justru dari Australia yang notabene kerap membikin masalah dengan Indonesia. Terlepas dari masalah politik, tentu tak ada salahnya untuk mengadopsi rantis yang battle proven, hitung-hitung untuk update teknologi. Soal rantis yang tahan terhadap ledakan ranjau, itu pun bukan sesuatu yang asing bagi TNI. Sejak tahun 2004, Sat Gultor Kopassus TNI AD sudah mengoperasikan armada Casspir MK3.
Nah, melengkapi kekuatan MRAP, Kopassus kini bakal kedatangan Bushmaster yang oleh pabrikanya disebut sebagai PMV (Protected Mobility Vehicle). Tak banyak Bushmaster yang dibeli Indonesia, hanya 3 unit untuk melengkapi satuan khusus.
Ada beberapa poin utama yang jadi andalah Bushmaster, bicara lapisan baja misalnya, proteksi adalah inti dari kekuatan Bushmaster. Lapisan baja rantis ini dibuat dari bahan baja super keras buatan perusahaan Bisalloy yang bermarkas di Illawara, Australia. Baja buatan Bisalloy diolah dengan metode desulfurisasi dan vacuum degassing untuk menghilangkan kandungan sulfur, hidrogen, oksigen, dan nitrogen untuk mendapatkan molekul bisalloy. Dijamin proyektil hingga kaliber 7,62 mm tidak akan mampu menembus lapisan bajanya, begitu pun lapisan kaca, juga mampu menahan terjangan proyektil 7,62 mm.
Personel Kopassus dengan Bushmaster.
Personel Kopassus dengan Bushmaster.
IKAHAN-295
IKAHAN-2641
Bila nasib apes melanda, yakni rantis melindas ranjau, maka Bushmaster sudah sangat siap untuk menahan impact ledakan. Kemampuan ini berkat bodi monokok Bushmaster yang dibentuk menyatu dari atas sampai ke bawah. Di bagian bawah, bodi membentuk sudut tajam alias V-hull, sehingga bila dilihat sekilas penampang kendaraan ini aslinya seperti tetesan air. Bentuk V pada sasis bagian bawah adalah kunci rahasia untuk memantulkan efek ledakan ranjau ke arah samping, sehinggs tidak seluruh energi ledakan menembus ke dek atas, alhasil risiko cedera awak dan penumpang bisa dikurangi.
Saat ledakan terjadi di kolong kendaraan, umumnya yang menjadi korban adalah ban atau roda kendaraan yang terlepas akibat daya dorong energi ledakan. Untuk itu, Bushmaster dilengkapi ban cadangan yang dipasang di sisi kanan kendaraan bagian belakang. Efek lain yang tak terhindarkan adalah shock pada awak kendaraan, akibat kejutan yang tinggi.

Kenyamanan Jadi Prioritas
Bushmaster dirancang untuk melaksanakan patroli dan misi tempur jarak jauh. Dibekali dengan tangki bahan bakar berukuran besar di sisi kiri, dibawah jendela komandan, maka rantis ini dapat menempuh jarak hinggs 1.000 km atau dipersiapkan dalam skenario tiga hari penugasan. Guna mendukung operasi jarak jauh, sisi kenyamanan penumpang menjadi perhatian penting, wujudnya dengan adopsi suspensi double wishbone independen buatan Meritor/Timoney. Kapasitas beban setisp sumbu adalah 7,7 ton atau melebihi kapasitas total Bushmaster. Awak di dalamnya juga cukup terlindungi, suspensi mampu menahan impact ledakan HE (high explosive) setara dengan 9,5 kg TNT. Untuk pendingin udara, tersedia ukuran besar dengan sistem double blower.
Kompartemen penumpang dengan model tempat duduk berhadap-hadapan.
Kompartemen penumpang dengan model tempat duduk berhadap-hadapan.
Suasana kompartemen setelah ditempati pasukan.
Suasana kompartemen setelah ditempati pasukan.
Tak ada sekat antara ruang penumpang dan ruang pengemudi.
Tak ada sekat antara ruang penumpang dan ruang pengemudi.
Bushmaster_31_med
Nikmatnya lagi, dibawah lantai kendaraan, sisi kabin penumpang ada tangki bladder air yang dilengkapi sistem pendingin dari AC berkapasitas 270 liter. Kotak berpendingin ini mampu mengalirkan air yang sejuk melalui dispenser bagi para penumpangnya. Keuntungan lainnya, air yang ditampung di dalam bladder menjadi perisai kedua pada saat terjadi ledakan di bawah kendaraan.
Menambah sisi kenyamanan, ukuran headroom dibuat mencapai ketinggian 1.415 mm, orang yang punya perawakan tinggi pun tidak harus menundukan kepala saat duduk di kabin Bushmaster. Tiap prajurit atau penumpang duduk dalam kursi individual yang berhadap-hadapan, kursinya sendiri dipasok oleh Stratos. Setiap kursi dirancang secara ergonomis yang dilengkapi sabuk pengaman. Di bagian bawah kursi, ditambahkan kantung kanvas untuk menyimpan cadangan amunisi, peralatan medis, dan kotak peluru.
Bicara tentang interior, dari area penumpang dan area kemudi tidak dibatasi sekat, sehingga penumpang dapat merasakan situational awarness dari pandangan pengemudi dan komandan. Pada sisi kiri dan kanan kendaraan terdapat dua jendela untuk penumpang. Seperti halnya pada ranpur lapis baja lainnya, kaca tidak dapat diturunkan, alias sudah dipantek dalam frame baja. Soal kenyamanan Bushmaster, sudah diakui oleh personel Kopassus.

Mesin
Untuk mesin, Bushmaster yang berbobot 10 ton dibekali dengan mesin diesel enam silinder Caterpillar 3126E ATAAC dengan days 330hp/246 kW pada torsi 2.400 rpm. Mesin turbocharger mengusung transmisi otomatis ZF. Dengan rasio tenaga berbanding bobot mencapai 30-33hp per ton, maka mudah bagi Bushmaster melaju hingga kecepatan 110 km per jam di jalanan aspal, atau kecepatan maksimal hingga 120 km per jam. “Bushmaster lebih tangkas daripada Casspir yang dimiliki oleh satuan saya saat ini. Mesin Bushmaster juga jauh lebih kuat dan sistem kendali operasi terasa sangat lebih ringan. Bushmaster ini juga sudah dilengkapi dengan AC dan joknya jauh lebih enak untuk diduduki,” ujar Serda Supriyanto dari Satuan 81 Kopassus, dikutip dari situs Ikahan.
Tampilan ruang mesin.
Tampilan ruang mesin.

Sistem Komunikasi
Guna mendukung tugas-tugas khusus, Bushmaster dilengkapi dengan dua rak penyimpanan barang bawaan. Satu di sisi kanan, tepat sesudah pintu masuk, dan satu di sisi kiri, dibelakang kursi komandan. Perangkat komunikasi menjadi elemen vital pada rantis yang maju ke medan tempur, untuk itu Bushmaster dibekali radio Thales SOTAS M2 yang punya kemampuan multimedia. Kecanggihan radio ini seperti mampu mentransfer data, suara, dan video antara kendaraan ke kendaraan, atau dari kendaraan ke markas. Thales SOTAS M2 dibekali filter anti noise untuk menyajikan komunikasi yang jernjh dan berkualitas. Kecanggihan radio ini juga dapat disambungkan ke dalam LAN (local area network).
Tampilan perangkat SOTAS M2
Tampilan perangkat SOTAS M2
bushmaster-eindhoven-thales-sotas

Kelengkapan Senjata
Racikan senjata yang bisa dipasang pada Bushmaster mencakup kombinasi senapan mesin kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, senapan mesin berat 12,7 mm, dan pekontar granat kaliber 40 mm. Pada versi standar, adopsi senjata tersebut masih konvensional, yakni dioperasikan langsung oleh juru tembak. Namun sistem persenjataan Bushmaster mengalami peningkatan kemampuan setelah datangnya kritikan dari prajurit Australia di Irak.
Dalam keterlibatanya di Irak dan Afghanistan, tak jarang juru tembak yang menjadi sasaran empuk proyektil lawan dalam kontak senjata. Meski telah dibekali rompi dan plat (shield), masih saja area pinggang keatas sering terkena timah panas sniper. Sebagai solusinya digunakan teknologi PWS (Protected Weapon System) buatan Thales/EOS. Dengan kode PWS SWARM (Stabilized Weapon and Reconnaissance Mount). Ini merupakan sistem senjata yang dikendalikan dari dalam kendaraan, dan mampu mengakomodasi berbagai jenis senjata, mulai dari kaliber 5,56 mm, 7,62 mm, 12,7 mm, dan pelontar granat 40 mm. Sistem menaranya dilengkapi motor untuk memutar arah senjata dan dibekali plat baja yang mampu menahan impact peluru 7,62 mm. Konsol kendali berupa monitor LCD berwarna dan joystick pada sisi komandan.
Tampil lengkap dengan persenjataan.
Tampil lengkap dengan persenjataan.
Bushmaster_Aus_Army_Afghanistan_2008_print
Tampil dengan alat penetralisir ranjau darat.
Tampil dengan alat penetralisir ranjau darat.
Layar LCD terhubung dengan optik berbasis thermal dan NV (night vision) pada sisi kanan sumbu menara. Teknologi penembakan juga dibekali stabilisasi sehingga memungkinkan penembakan saat kendaraan sedang melaju pelan. Australia dan Belanda memesan sistem ini dengan order 44 unit untuk Australia dan 17 unit untuk Belanda. Konfigurasi senjata yang dipasang adalah senapan mesin berat Browning M2HB. Sekilas sistemnya serupa dengan RCWS (Remote Control Weapon System) yang diadopsi pada prototipe tank APC AMX-13 dan KMC Komando TNI AD.

Mobilitas di Indonesia
Jauh sebelum namanya kondang di Afghanistan, Bushmaster sejatinya sudah wara wiri di Timor Timur pada tahun 1999. Saat itu Bushmaster digunakan oleh INTERFET untuk membawa rombingan VIP/VVIP. Kembali pada urusan mobilitas, kemampuan lintas udara juga telah diperhitungkan oleh pihak pabrikan, dan Bushmaster dapat digelar dengan pesawat angkut berat sekelas C-130 Hercules. Jenis pesawat yang banyak menjadi tulang punggung gelar operasi udara di berbagai AU.
Bushmaster belanda yang rusak terkena ranjau.
 Bushmaster belanda yang rusak terkena ranjau.



Menghadapi lingkungan ekstrim paling berat di Indonesia, rasanya tak terlalu jadi soal, sebab Bushmaster dilengkapi teknologi CTIS (Centra Tire Inflation System) yang mampu menambah atau mengurangi tekanan angin pada tiap ban hanya dengan sentuhan jari pada tombol kemudi. CTIS bermanfaat untuk mengoptimalkan laju kendaraan pada setiap medan. Semisal kendaraan terjebak di medan lumpur atau amblas, maka secara otomatis tekanan angin dapat dikurangi untuk menambah traksi pada permukaan dan mengurangi tekanan keseluruhan.
Belum lama berselang, dilaksanakan Bushmaster Driver and Technician Training 24-28 Februari 2014. Menyusul pembelian tiga unit ranpur beroda empat buatan Thales Australia oleh TNI-AD, ‘Bushmaster’ Protected Mobility Vehicle (PMV) pada akhir tahun 2013, latihan teknis dan pendidikan untuk 25 orang pengendali dan teknisi dari Kopassus dan Korps Perlengkapan TNI-AD diselenggarakan di Mako Kopassus Cipatat dan PMPP (Pusat Misi Pemelihara Perdamaian), Sentul. Dibantu dengan tiga juru bicara, terdapat tiga pelatih Australia dari Combined Arms Training Centre (CATC), Puckapunyal, dikirim dari Australia untuk memberikan pelatihan agar dapat membantu Kopassus dan Korps Peralatan TNI-AD untuk dapat memanfaatkan fasilitas Bushmaster PMV secara maksimal.
Latihan tersebut walau berformat singkat sempat mencakup seluruh aspek pengoperasian dan perawatan ranpur Bushmaster, mulai dari pengenalan karakteristik kendaraan, pemeliharaan harian, sistem elektronik, bahan bakar dan pendinginan mesin. Peserta juga diberikan pelatihan cara untuk mengandeng secara aman kendaraan yang mogok dan juga cara untuk mengendarai ranpur Bushmaster dengan kecepatan tinggi secara aman.
(Bayu Pamungkas)

Spesifikasi Bushmaster
Dimensi : 7.180 x 2.480 x 2.650 mm
Bobot : 15.400 kg
Mesin : Caterpillar 3126E 200I 6 silinder turbocharged berdaya 330hp @2.400 rpm
Transmisi : ZF 6HP5 ECOMAT G2 dengan 6 gigi maju dan 1 gigi mundur
Suspensi : AxieTech 4000 independent progressive
Konfigurasi : 4×4
Awak : 1+9
Rintangan vertikal : 460 mm
Lintas genangan : 1.200 mm tanpa persiapan
Power steering : shepard power assisted
Ban : Michelin 395/85 R20 low MPP
Kecepatan max : 120 km/jam
Kapasitas BBM : 300 liter
Jarak tempuh : 800 – 1.000 km

Indomil. 

Tempatkan Tank Leopard di Kalimantan

Tank Leopard TNI AD (photo:  ANTARA/Ujang Zaelani)
Tank Leopard TNI AD (photo: ANTARA/Ujang Zaelani)

Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal Andi Ibrahim Saleh, meminta sepuluh tank Leopard untuk menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. “Kalau bisa, ditempatkan sepuluh tank dan helikopter,” ujar Mayjen Andi di depan anggota Komisi Pertahanan DPR saat berkunjung ke Kalimantan Barat, Jumat, 30 Mei 2014.
Wilayah itu beberapa waktu yang lalu memanas karena Malaysia membangun rambu suar di patok STRP 01 perairan Tanjung Datu. Namun pembangunan itu dicegah oleh TNI, yang kemudian menjaga perairan Indonesia tersebut.
Menurut Panglima Kodam XII/Tanjungpura, topografi Desa Temajuk yang berbukit menyebabkan pengawasan memerlukan helikopter. Perbatasan wilayah Malaysia-Indonesia di Desa Tamajuk berada di kedua sisi Gunung Tanjung Datu. Keberadaan semenanjung di kawasan tersebut menyebabkan pengawasan makin sulit. Ia menambahkan, dengan kondisi seperti itu, Desa Temajuk sebaiknya dijadikan pangkalan militer.
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengatakan pemerintah provinsi sudah mempersiapkan lahan seluas seribu hektare untuk membangun pangkalan militer di Desa Temajuk. “Itu jangka panjang,” ujarnya.
Anggota Komisi Pertahanan DPR, Tri Tamtomo, mengatakan pemerintah harus menyegerakan diplomasi. “Pemerintah harus berkomitmen mempertahankan kedaulatan wilayah,” ucapnya. Ia berpendapat pembangunan rambu suar oleh Malaysia belum lama ini bisa bermakna memperolok pemerintah Indonesia. (Tempo.co/ Aseanty Pahlevi).

Rusia: Indonesia Akan Dirikan Pusat Perawatan Heli


MI-35P TNI AD

Indonesia berencana membangun pusat perawatan helikopter buatan Rusia. Pusat perawatan ini dibangun menyusul pengiriman empat helikopter sipil militer MI-17 milik Rusia pada awal Mei ini.

“Pembangunan pusat perawatan pesawat ini masih direncanakan,” kata Kedutaan Rusia di Indonesia kepada kantor berita Rusia, Itar-Tass, Rabu, 28 Mei 2014. Helikopter ini rencananya akan digunakan beberapa lembaga dan perusahaan Indonesia, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Selain helikopter, Rusia juga telah mengirim empat truk Kamaz guna mengangkut alutsista. Truk ini akan dirakit di Indonesia. Truk yang masuk Indonesia pada Februari lalu ini kini dalam uji sertifikasi yang dilakukan PT Tehnika Ina. Sertifikasi diharapkan rampung pada September mendatang.

Rusia berharap keberhasilan proyek ini akan meningkatkan kerja sama yang lebih lanjut dengan Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk pembangunan infrastruktur jalan, pengolahan sumber daya mineral, penerbangan sipil, dan aspek lainnya.

ANINGTIAS JATMIKA | ITAR TASS

Jumat, 30 Mei 2014

Boarding Exercise 002 (Boardex 002) Brazilian Navy di KRI Frans Kaisiepo–368


Boarding Exercise 002 (Boardex 002) Brazilian Navy  di KRI Frans Kaisiepo–368
"MV. Chameleon...MV. Chameleon, this is UN Warship, prepare for boarding, reduce and your speed and request your cooperation!" Demikian penggalan perintah dari BRS Liberal kepada KRI Frans Kaisiepo-368 yang sedang berperan sebagai salah satu merchant vessel yang melintas di Area of Maritime Operations (AMO), dalam suatu latihan yang dinamakan Boarding Exercise 002 (Boardex 002), Lebanon, Rabu (28/05).

Latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapsiagaan, kapabilitas, dan efisiensi unit Maritime Task Force (MTF) UNIFIL dalam melaksanakan identifikasi terhadap seluruh kapal yang masuk menuju pelabuhan-pelabuhan di Lebanon. Melatih prosedur internal sebelum dan selama pelaksanaan boarding operations (peran pemeriksaan). Dan tentunya untuk melatih kesigapan Tim Boarding Party atau istilah lain adalah Visit Board Search and Seizure Team (Tim VBSS).

Disimulasikan KRI FKO sebagai kapal cargo MV. Chameleon berlayar di AMO menuju Beirut tanpa melalui koridor yang telah ditentukan oleh Lebanese Armed Force (LAF) Navy. BRS Liberal selaku MIO Commander saat itu melakukan aksi identifikasi dan hailing terhadap MV Chameleon yang dicurigai karena berlayar diluar kebiasaan yang seharusnya serta adanya informasi intelijen bahwa kapal tersebut membawa muatan illegal. Disusul selanjutnya dengan menyiapkan dan mengirimkan Tim VBSS untuk melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan.

Latihan berlangsung selama kurang lebih 2 jam di Zona 3 Sidon, dan diakhiri dengan diskusi singkat di geladak Helly sebelum Tim VBSS Brazilian Navy kembali ke kapalnya. Komandan KRI FKO-368 Letkol Laut (P) Ade Nanno Suwaardi secara langsung menyampaikan ucapan terima kasih atas kerjasama Latihan antara kedua Angkatan Laut dapat terlaksana dengan baik, aman, dan lancar.

TNI. 

Letjen TNI Lodewijk Inspeksi Gelar Pasukan di Koarmatim

Letjen TNI Lodewijk Inspeksi Gelar Pasukan di Koarmatim (IST)
Letjen TNI Lodewijk F. Paulus selaku Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI didampingi Pangkogab TNI Letjen TNI Gatot Nurmantyo memimpin langsung Upacara Gelar Pasukan dan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) unsur kekuatan laut dengan Komandan Upacara Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmatim Laksma TNI Aan Kurnia, S.Sos di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Gelar kekuatan unsur laut diikuti seluruh prajurit TNI AL dan perkuatannya yang berasal dari Komando Armada Timur (Koarmatim), Pasukan Marinir (Pasmar) 1 Surabaya, Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal), Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) V dan Satuan Lintas Pangkalan Militer (Satlinlamil) Surabaya. Unsur laut memiliki tiga Komando Tugas (Kogas) yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab) terdiri dari : kapal-kapal kombatan jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) antara lain KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, KRI Abdul Halim Perdana Kusuma-355, KRI Oswald Siahaan-356, Kapal selam KRI Nanggala-402 dan kapal Buru Ranjau (BR) serta KRI Pulau Rengat-711.

Sementara Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) terdiri dari, jenis Landing Platform Dock (LPD) KRI Makassar-590, KRI Surabaya-591, Kapal Patroli Cepat (Fast Patrol Boat) KRI Pandrong-801, KRI Kerapu-812, Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Hiu-634, Kapal Cepat Torpedo (KCT) KRI Singa-651, Kapal Buru Ranjau (BR) KRI Pulau Rupat-712 dan kapal bantu KRI Soputan-923.

Sedangkan Komando Tugas Gabungan Pendaratan Adiministrasi (Kogasgabratmin) terdiri dari kapal-kapal jenis Landing Ship Tank (LST) yaitu KRI Teluk Sampit-515, KRI Teluk Mandar-514, KRI Teluk Penyu-513, KRI Teluk Banten-516, KRI Teluk Ende-517, kapal perang jenis Parchim, KRI Sultan Nuku-373, dua KCR KRI Rencong-622 dan KRI Kerius-624.

Selain itu, Unsur laut juga diperkuat dengan satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) pasukan Marinir dan material tempurnya yaitu; kendaran tempur amfibi berbagai jenis antara lain Tank BMP-3F, Kavaleri Amfibi Pengangkut Artileri (KAPPA) K61, Tank Browne Transporter (BTR), Landing Vehicle Tank (LVT)-7A1, meriam Howitzer kaliber 105 mm, Tank Bojove Vozidlo Pechoty (BVP) dan Roket Multi Laras RM-70 Grad.

Anggaran Pertahanan Indonesia Dipangkas

Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa pasukan yang akan ikut Latgab 2014
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa pasukan yang akan ikut Latgab 2014

Panglima TNI, Jenderal Moeldoko mengatakan pemotongan anggaran pertahanan melalui Instruksi Presiden yang dikeluarkan pemerintah sangat mengganggu kinerja TNI ke depan. “Akan mengganggu kegiatan-kegiatan TNI yang sudah terprogram,” ujar Jenderal Moeldoko usai jumpa pers pasca peresmian Media Center TNI di Mabes TNI, Cilangkap, Rabu 28 Mei 2014.

Menurut Moeldoko, dengan dipangkasnya anggaran 2014, maka akan mengganggu kesiapsiagaan TNI di tanah air. Kesiapsiagaan itu meliputi kekuatan di perbatasan, maupun operasional TNI keseluruhan.

TNI telah menyarankan kepada pemerintah untuk mengurangi pemotongan anggaran pertahanan menjadi sepertiga dari yang seharusnya. “Tidak perlu triliun lah, bisa dikurangi menjadi sepertiganya,” ujar Panglima TNI.

Pada 20 Mei 2014 lalu, Presiden SBY menerbitkan Inpres No. 4/2014 soal penghematan anggaran di 83 kementerian dan lembaga dalam APBN 2014, termasuk Kementrian Pertahanan yang dipangkas RP 10,508 triliun dari total anggaran Rp 86,376 triliun. Total anggaran yang dipangkas melalui inpres ini secara keseluruhan mencapai 100 triliun.

TNI saat ini sedang gencar melakukan pembenahan di tiga matra kesatuannya. Program itu pun terus digarap untuk mencapai target serta ditambah dengan penguatan di sektor perbatasan yang seringkali menimbulkan ketegangan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia baru-baru ini.

(Tempo.co / Prio Hari Kristanto).

JKGR. 

Latgab 2014, Uji Kampanye Militer

Persiapan Latgab  2014 (photo: (Foto:  Kolonel Inf Robert)
Persiapan Latgab 2014 (photo: (Foto: Kolonel Inf Robert)

TNI akan mengadakan Latihan Gabungan 2014, yang melibatkan 3 matra: TNI AD, AL dan AU di kawasan Asembagus, Jawa Timur, kawasan Samudera Hindia bagian selatan dan Bali dengan kekuatan 15.108 personel TNI, terdiri dari 1.172 personel latihan posko dan 13.936 personel latihan lapangan.
Latgab dilaksanakan dua tahap yakni pada 19 Mei-24 Mei 2014 lalu, untuk Geladi Posko, dan 1 Juni-5 Juni 2014 untuk Geladi Lapangan di wilayah Selatan Sumatera dan Jawa.
Arsenal yang dikerahkan dari ketiga matra TNI, antara lain: 49 kendaraan tempur (satu tank recconaissance, 18 tank Scorpion, enam tank Stormer APC, dua tank Stormer Commando, dua panser Saladin, dua panser Saracen angkut personel, dua panser Ferret intai, 12 panser Anoa angkut personel.
Selain itu, juga melibatkan satu panser Anoa Komando, satu panser AMB, satu panser recconaissance dan satu AVLB. 24 helikopter (empat Mil Mi-35P, empat Mil Mi-17V5, empat BO-105, 10 Bell-412, dia Bell-205A-1 dengan peluncur roket, dan kanon 30 milimeter).
30 senjata berat artileri dan enam set PRS 77 dari Korps Zeni (18 meriam 105 KH 178, empat meriam 155 KH 179, dua meriam 76/GN dan enam meriam Giant Bow 23 MM).
Dari TNI AL sebanyak 32 kapal perang yaitu satu kapal selam, enam perahu karet, dua kapal BTD, enam kapal PKR, tiga kapal KCR, satu kapal KCT, satu kapal LPD, tiga kapal ATF, lima kapal AT, satu BR, dan satu kapal PR.
pra-latgab-2
Untuk mendaratkan pasukan, Korps Marinir TNI AL mengerahkan 29 tank BMP3F, 10 LVT 7, 36 BTR 50P dan enam kapal pendarat. Artileri medan Korps Marinir TNI AL juga mengerahkan delapan meriam lapangan Howitzer 120 milimeter dan delapan kendaraan peluncur roket RM 70 Grad.
Dari TNI AU, 40 pesawat tempur diterbangkan, yaitu 32 pesawat angkut (16 C-130B/H Hercules, empat Boeing B-737-200/300 Surveillance, tiga Fokker F-28 Fellowship, empat C-295, dua CN-235, tiga CASA-212 Aviocar.
Masih diperkuat 11 helikopter berbagai tipe (NAS-332 Super Puma, AS-330 Puma, EC-120 Colibri), dan sebagai penggentar utama barisan delapan Sukhoi Su-27/30 MKI Flankers, enam F-16 Fighting Falcon, 10 Hawk 100/200, dua F-5E/F Tiger II, 12 T-50 Golden Eagle, dua EMB-314 Super Tucano.
Jelang Latgab 2014
Jelang Latgab 2014

Skenario Latgab 2014
Skenario dari latihan ini adalah menghadapi serangan negara yang hendak merebut Indonesia. “Kita gambarkan jauh sebelumnya, ada negara musang. Karena negara tersebut kekurangan sumber energi maka mereka berniat melakukan invasi ke negara kita,” ujar Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus, saat meninjau kesiapan pasukan TNI AL di Koarmatim, Surabaya, Jawa Timur, (28/5/2014).
Diskenariokan ada kekuatan asing dari negara Musang yang mencoba merebut sebagian wilayah Indonesia. Mereka berpangkalan di Pulau Paju, sebelah barat Bengkulu. Mereka juga mengerahkan kekuatan laut dan udara yang merencanakan menyerang Indonesia melalui dua poros besar, yakni Sumatera dan Pulau Jawa. Negara musuh tersebut diasumsikan mengawali invasi dari Sumatera hingga Jawa. “Kemudian di Pulau Jawa mereka diasumsikan mengirim satu divisi plus,” katanya.
TNI menyerang musuh yang masih berada di negaranya dan dihancurkan melalui pre-emptive strike dengan operasi militer, informasi dan operasi intelejen strategis. “Apabila gagal di negara musuh, ketika mereka dalam perjalanan, kita laksanakan operasi laut gabungan,” kata Letjen Lodewijk.
Kemudian musuh diskenariokan terdeteksi mendekati pantai. Oleh karena itu pertahanan pantai diperkuat. Setelah musuh mendarat maka dilakukan operasi darat gabungan.
pra-latgab
Setelah diasumsikan unsur laut dan unsur udara mampu menghancurkan musuh yang mendekati Indonesia, kemudian ada musuh satu brigade plus, yang ternyata melaksanakan operasi penipuan. Mereka mendarat di Banyuwangi. “Maka dari itu Panglima TNI memerintahkan Pangkogab untuk segera menyusun suatu kampanye militer”.
Latihan Gabungan 2014 dilakukan dengan berbagai skenario untuk menguji doktrin perang yang tegas dikatakan bersifat pre-emptive, di tiga mandala latihan, berakhir pada perebutan Pantai Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Di pantai dengan kombinasi medan latihan bisa dibilang lengkap itu, akan digelar operasi pendaratan amfibi Korps Marinir TNI AL lengkap dengan bantuan tembakan pantai dan operasi perang administrasi.

Kesiapan Koarmatim
Menyambut Latgab TNI pada 1-5 Juni mendatang, Komando Armada Timur (Koarmatim) menyiapkan: kendaraan amfibi, kapal tempur dan KRI. Unsur laut terbagi dalam 3 komando tugas yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).
Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis landing platform dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis landing ship tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar dan KRI Teluk Penyu. Dari unsur laut total ada 33 KRI, 76 kendaraan tempur dan 8 pesawat.
pra-latgab-3
Alutsista yang digunakan pasukan ini sebagian berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata hingga tank amfibi buatan tahun 1960-an. Namun meski sudah tua, menurut Letjen Lodewijk, alutsista ini masih layak digunakan. Sebagian peralatan tempur angkatan laut, sudah diupgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar dan GPS.
Adapun salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F yang didatangkan dari Rusia tahun 2010. BMp 3F, berkapasitas 9 penumpang dan 3 awak, bisa melakukan tembakan otomatis.
Alutsista yang modern lainnya, KRI Sultan Hasanuddin yang telah dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan armada di udara. “Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data”, ujar Danguspurla Koarmatim Laksamana Pertama Aan Kurnia. kapal ini juga dilengkapi tanker anti rudal. Sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.

Kesiapan TNI AU dan AD
Selain meninjau helikopter di Lapangan Udara TNI Ahmad Yani Semarang, Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus juga memeriksa kesiapan pesawat tempur di Lapangan Udara Iswahjudi, Madiun Jawa Timur. Sebanyak 33 pesawat tempur digelar dalam apel persiapan latgab, antara lain Sukhoi, F-16, F-5 Tiger dan pesawat hawk. Keempat jenis pesawat ini mempunyai kemampuan dan keunggulan yang berbeda-beda. Pesawat Sukhoi mampu menangkis serangan dari berbagai zona.
Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)
Inspeksi Persiapan Latgan 2014 oleh Dirlatgab TNI, Letjen Lodewijk F Paulus (photo: Aditya Pradana Putra/Republika)

Selain pesawat tempur, TNI AU juga akan mengerahkan berbagai jenis pesawat lainnya, seperti: Hercules Skadron Udara 31, Hercules Skadron Udara 32, Casa Skadron Udara 4, Super Tucano Skadron udara 21, Foker 28, Heli Super Puma dan Helikopter Colibri.
Letjen Lodewijk mengimbau agar pasukan terus berlatih menjelang latgab dan meminta mereka memanfaatkan alutsista yang ada semaksimal mungkin.
“Paradigma ancaman telah sangat jelas. TNI dituntut untuk kampanye militer,” ujar Letjen Lodewijk di Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur,(27/5/2014).
Kampanye militer kini menjadi paradigma baru di kalangan TNI dan baru disahkan pada tahun 2013. Di pertengahan 2014, kampanye militer itu langsung diuji coba. “Sejauh mana validitas doktrin itu dihadapkan pada operasi gabungan. Itu yang coba kita kejar pada latgab tahun ini,” ujar Dirlatgab TNI Letjen Lodewijk F Paulus.
Jumlah personel TNI AD dalam Gelar Kesiapan Latgab di Malang Jawa Timur diwakili 1.600 prajurit TNI AD dan 400 prajurit Angkatan Udara.
Inspeksi ini juga memberi kesempatan bagi prajurit untuk menyampaikan persoalan yang dihadapi di lapangan. Pasukan mengaku telah beberapa kali latihan menembak dan terjun payung. “Kendalanya saat menembak ada yang macet, tidak meledak waktu tolak balik,” ucap seorang prajurit. Ia mengaku telah 50 kali mencoba menembak. Mayoritas lolos, namun 3 diantaranya gagal dan tidak meledak.
Letjen Lodewijk juga menanyakan kesiapan pasukan regu penerbang. Sejauh ini mereka mengaku tak merasa ada kendala yang serius. “Cedera yang cukup berarti adalah cedera engkel. Untuk alat dan kesiapan pasukan aman,” ujar salah seorang pasukan penerbang TNI AD.
Mereka mengaku terakhir kali melakukan latihan pada bulan lalu di daerah Grato, Jungar, Jawa Timur di mana area tersebut merupakan perbukitan dengan tanah gembur. “Untuk latihan di lahan tebu terakhir kami lakukan tahun lalu,” ujar seorang prajurit.
latgab-7
Direktur Latihan Gabungan (Dirlatgab) TNI, Letjen TNI Lodewijk F Paulus mengatakan, ada lima aspek sasaran yang ingin dicapai dalam latihan gabungan ini.

1. Aspek Strategis, sebagai upaya untuk mewujudkan penangkalan terhadap potensi- potensi ancaman militer. “Artinya, jika TNI siap siapapun yang hendak mengganggu negara Indonesia tidak akan berani,” ujar Letjen Lodewijk di sela inspeksi terhadap kesiapan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), di Lanumad Ahmad Yani, Semarang, Selasa (27/5). Tak berhenti pada latihan untuk memperkuat aspek penangkalan, lanjutnya, apabila ada ancaman militer maka TNI juga akan siap menindak.

2. Aspek Operasional. Tujuh hari lalu telah dilewati latihan posko. Dalam latihan posko ini ada 14 langkah atas proses pengambilan keputusan militer. Langkah yang ke-12 sudah kita lewati, yaitu tactical floor game (TFG) dan sekarang akan memasuki tahap uji lapangan, dengan latihan gabungan (latgab).

3. Aspek Taktik. teknis dan prosedur. Yakni untuk menguji sejauh mana kemampuan prajurit untuk mengaplikasikan taktik- taktik yang telah dikuasai. Termasuk teknik dan prosedur-prosedur dalam operasi gabungan, yang melibatkan unsur darat, laut dan udara tersebut.

4. Aspek Psikologi. Selain ingin mewujudkan interoperability antar prajurit, Latgab juga akan mengikat prajurit secara emosional. “Ada semangat di situ serta daya juang prajurit dalam perang,” tegas Letjen Lodewijk.

5. Aspek Kajian, yang sangat penting untuk penelitian serta pengembangan (litbang) TNI.

Panglima Jenderal TNI Moeldoko didampingi KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia , KSAL  Laksamana TNI Marsetio  serta Pangkostrad Letjen TNI Gatot Nurmantyo  meninjau kesiapan prajurit TNI jelang Latihan Gabungan di Lapangan Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (25/5). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Panglima Jenderal Moeldoko didampingi KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia , KSAL Laksamana Marsetio serta Pangkostrad Letjen Gatot Nurmantyo meninjau kesiapan prajurit jelang Latihan Gabungan di Kolinlamil Tanjung Priok, Jakarta, 25/5/2014. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Latgab TNI 2014 ini bakal menjadi pengujian atas doktrin kampanye militer, yang baru disahkan tahun 2013. Khususnya sejauh mana validitas dari doktrin itu di hadapkan pada operasi gabungan, yakni dengan kampanye militer yang diasumsikan tidak dipersiapkan. “Artinya tidak dipersiapkan, kita butuh waktu lama untuk melaksanakan bagaimana prosedur- prosedur kesiapan, termasuk pengembangan alutsista, taktik dan teknik yang lain,”.
Latihan ini merupakan salah satu sarana memelihara sinergitas dua angkatan atau lebih dalam taktis dan teknis dan uji doktrin, dan tingkatkan daya tempur satuan dan ciptakan daya gentar dari ancaman.
Direktur latihan gabungan dijabat Komandan Komando Pendidikan TNI AD, Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus. Sedangkan Panglima Kostrad Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menjadi Panglima Komando Gabungan TNI.
Dia didukung Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, Laksamana Pertama TNI Arie Soedewo, selaku panglima Komando Satuan Tugas Laut Gabungan, Laksamana Pertama TNI Pramono Hadi sebagai panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Amfibi, dan Marsekal Pertama TNI Dedy Nitakomara selaku panglima Komando Satuan Tugas Udara Gabungan.
Kemudian, Brigadir Jenderal TNI M Herindra (wakil Komandan Kopassus TNI AD) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Pasukan Khusus, Brigadir Jenderal TNI (Marinir) Siswoyo Santoso (komandan Pasukan Marinir 1 TNI AL) selaku komandan Pasukan Pendarat, Letnan Kolonel Infantri Christian Tuheteru (komandan Brigade Infantri L 17/K) selaku panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Lintas Udara.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa kesiapan prajurit untuk Latgab 2014
Panglima TNI Jenderal Moeldoko periksa kesiapan prajurit untuk Latgab 2014

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, TNI akan muntahkan semua amunisi yang mereka miliki.” Ada beberapa tujuan yang ingin diraih, mulai dari peningkatan profesionalitas personel, satuan, hingga efek politis penggentar,” ujar Jenderal Moeldoko.
Mengingat sifatnya yang sudah dinyatakan secara terbuka sebagai pre-emptive strike kepada kekuatan agresor, maka pemusnahan kekuatan agresor sejak jauh dari wilayah darat Indonesia sangat menjadi andalan.
“Peluru kendali Yakhont akan diluncurkan dari kapal perang, jarak jangkauannya sampai 300 kilometer dari titik peluncuran, itu sebagai misal,” ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, yang turut menyaksikan pembukaan Latihan Gabungan 2014 Markas Besar TNI itu.
Satu lagi yang baru namun tidak mungkin bisa diikuti mata telanjang adalah dog fight antara pesawat tempur TNI AU dengan pesawat tempur agresor dari negara Musang itu. Diskenariokan dalam latihan itu, dog fight terjadi di selatan Pulau Jawa, dekat batas terluar zone ekonomi eksklusif Indonesia.
“Peluru kendali yang baru kami miliki untuk Sukhoi Su-27/30 MKI akan kami ujicoba. Ini pertama kalinya diujicoba dalam latihan skala besar seperti ini,” kata Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia.

(sumber: simomot.com dan detik.com)

JKGR.