Jumat, 30 Mei 2014

MASA BHAKTI KRI KARANG BANTENG-983 BERAKHIR

 
KRI Karang Banteng dengan nomor lambung 983, yang masuk jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) telah mengakhiri pengabdiannya. Menandai berakhirnya masa bhakti KRI Karang Banteng-983 sebagai kapal perang, dilaksanakan upacara penurunan ular-ular perang yang  berlangsung diatas Geladak KRI Karang Banteng-983 yang bersandar di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya, Rabu (28/5), bertindak selaku Irup Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Aji.
KRI Karang Banteng adalah ex Kapal Fery Cepat KM. Serayu dibuat di galangan kapal Laurzen jerman pada tahun 1998, digunakan sebagai kapal fery penumpang dan dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP). Pada Tanggal 15 September 2005, Departemen Perhubungan RI menghibahkan KM Serayu kepada TNI AL melalui Departemen Pertahanan RI, untuk selanjutnya tanggal 7 April 2006 diresmikan menjadi KRI Karang Banteng-983 dengan tugas mendukung pergerakan pasukan, Raid terbatas dan operasi bhakti.
Sebagai purna bhakti yang terakhir, KRI Karang Banteng-983 selanjutnya dijadikan kapal uji coba penembakan senjata strategis milik TNI AL dalam Latihan Gabungan  (Latgab) TNI tahun 2014 yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Dalam amanatnya Pangarmatim Laksamana Muda TNI Sri Mohamad Darojatim yang dibacakan Kasarmatim mengatakan, keberadaan KRI Karang Banteng-983 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun berdasarkan pertimbangan strategis, teknis dan ekonomis, KRI ini dirasakan sudah tidak layak lagi untuk mengemban tugas yang dibebankan terhadapnya.
 
Semua prestasi yang telah dicapai KRI Karang Banteng-983 hanya dapat dicapai melalui kerja keras, dedikasi, loyalitas, tanggung jawab serta profesionalisme seluruh ABK. Penampilan ABK KRI Karang Banteng-983 tersebut, merupakan Hasil pembinaan yang panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI AL hingga saat ini.
“Untuk itu, kepada seluruh mantan komandan, mantan ABK maupun para prajurit yang saat ini masih bertugas di KRI tersebut, atas nama pemimpin TNI AL saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya,”kata Pangarmatim.

Kadispenarmatim Letkol Laut (KH) Abdul Kadir, (koarmatim.tnial)
 

Kamis, 29 Mei 2014

Menggendong Sang Macan

Masih ingat kesulitan ketika Tank Leopard 2A4 TNI-AD musti digeser ke Jawa Timur?. Saat itu, segenap kru Leopard khususnya dari Batalyon Kavaleri 8 harus berkreatif agar bisa memindahkan sang monster dengan lancar dan aman. Saat itu bahkan TNI-AD harus menyewa Truk dan Lowbed komersial dengan biaya yang tidak sedikit, disertai sejuta tantangan. Namun cerita itu kini hanya tinggal kenangan. Pasalnya, saat ini kendaraan pengangkut sang macan telah tiba dan kini para awaknya pun tengah berlatih. Inilah Truk pengangkut dengan merk Iveco dan Lowbed Doll.


Saat ini sang pengangkut macan tengah berada di Pusat Pendidikan Kavaleri di Bandung Jawa Barat. Total saat ini sudah datang 8 buah kendaraan. Berbagai uji coba pun telah dilakukan termasuk mengangkut MBT Leopard 2. Tidak ada hambatan berarti. Dalam waktu dekat, Tank Transporter ini akan segera diserah terima kan ke Batalyon Kavaleri 8 Kostrad di Pasuruan Jawa Timur.
Truk Iveco sendiri merupakan kendaraan buatan Italia yang tergabung dalam Grup FIAT. Beberapa waktu lalu, ARC sebenarnya pernah memergoki truk ini di kawasan PT.Pindad Bandung. Truk ini memang didesain untuk pekerjaan berat seperti menghela tank seberat 60an ton.

Sementara lowbed Doll juga merupakan pasangan yang tepat untuk menggendong MBT sekelas Leopard 2. Istimewanya, Lowbed 7 sumbu ini seluruh rodanya mampu bergerak sehingga menjamin kelincahan dengan radius putar yang kecil. Selama ini Lowbed Doll juga telah digunakan berbagai negara untuk mengangkut MBT.




















ARC.

Ribuan Prajurit Korps Marinir Ikuti Gelar Kesiapan Latgab TNI



Ribuan prajurit Korps Marinir mengikuti gelar kesiapan Latihan Gabungan TNI tahun 2014 di dermaga Koarmatim Ujung, Surabaya, Rabu (28/05/2014).
Kegiatan yang dipimpin Direktur Latihan Gabungan TNI tahun 2014 Letnan Jenderal TNI Lodewijk F. Paulus tersebut juga dihadiri Panglima Komando Gabungan Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Wakil Direktur Latihan Gabungan Mayjen TNI Chaidir Serunting Sakti, Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso dan beberapa pejabat teras TNI.

 
Dalam gelar kesiapan tersebut, selain melibatkan ribuan prajurit Korps Marinir TNI AL juga digelar material tempur Korps Marinir yang akan mengikuti latihan terbesar TNI itu, material tempur yang digelar diantaranya 7 unit LVT-7A, 8 unit BMP-3F, 9 unit Tank PT-76, 13 unit BTR-50 P, 11 unit BTR-50 PK, 66 unit Kapa-61, 6 pucuk Roket Multilaras RM-70 Grad dan 6 pucuk Howitzer 105 mm.

 

Selain itu juga digelar unsur-unsur KRI, diantaranya KRI Ahmad Yani-351, KRI Yos Sudarso-353, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Oswald Siahaan-356, Kapal Selam KRI Nanggala-402, KRI Pulau Rengat-711, KRI Makassar-590, KRI Surabaya-591, Kapal Patroli Cepat KRI Singa-65, Kapal Buru Ranjau KRI Pulau Rupat-712 dan kapal bantu KRI Soputan-923, kemudian juga digelar material tempur Pasukan Khusus TNI AL Kopaska dan Taifib berupa kendaraan sea rider, perahu karet dan pesawat Helikopter jenis Bolcow dan Heli Bell.


Dalam sambutannya Letnan Jenderal TNI Lodewijk Paulus menyampaikan bahwa Latgab tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas profesionalitas prajurit TNI baik AD, AL, maupun TNI AU agar mencapai kesiap-siagaan operasi yang maksimal.
"Dengan Latihan Gabungan ini diharapkan prajurit TNI semakin siap menjadi Garda Terdepan dalam melindungi bangsa dan Negara serta demi tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia," tegasnya.

 
Tujuan latihan gabungan TNI, lanjutnya, yaitu meningkatkan profesionalitas prajurit TNI dan satuan dalam operasi gabungan TNI untuk mewujudkan kesiapsiagaan operasional satuan jajaran TNI yang tinggi dalam rangka menghadapi setiap bentuk ancaman dan gangguan yang mungkin timbul di wilayah Indonesia.
Sasarannya adalah sebagai upaya membangun dan mensinergikan kemampuan dan kekuatan antar matra, guna menjamin efektivitas dan efisiensi operasional komando tugas gabungan yang sewaktu-waktu dibentuk dalam menghadapi kontijensi.


Disamping itu juga, untuk mewujudkan tingkat kesiapsiagaan operasional satuan TNI yang tinggi, diperlukan pembinaan dan penyiapan kekuatan satuan TNI berdasarkan analisa perkembangan lingkungan strategis yang sangat dinamis, melalui latihan secara terencana, terpadu, bertingkat dan berlanjut yang puncaknya adalah Latihan Gabungan TNI.
Latihan Gabungan TNI tahun 2014 melibatkan 15.108 personel terdiri dari 1.172 personel Latihan Posko dan 13.936 personel Latihan Lapangan.
MI. 

Panglima TNI Peringatkan Malaysia soal Tanjung Datuk

Panglima TNI Jenderal Moeldoko (photo:Kompas.com)
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (photo:Kompas.com)

Panglima TNI Jenderal Moeldoko, menyatakan Pemerintah telah melakukan pertemuan dengan Malaysia membahas pembangunan menara suar di wilayah perairan Indonesia, di kawasan Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, perbatasan Kalimantan Barat, 28/05/2014.
Malaysia yang bertemu dengan perwakilan TNI, Menteri Luar Negeri, Mekopolhukam dan Menteri Pertahanan, sepakat menghentikan pembangunan menara suar di Tanjung Datuk. “Hasil pertemuan tim Indonesia dengan Malaysia, semua sepakat pembangunan menara suar dihentikan,” kata Jenderal Moeldoko di Mabes TNI, Jakarta.
Kedua negara juga sepakat tidak ada lagi kegiatan atau tindakan yang bisa memperkeruh situasi setelah proses pembangunan menara suar dihentikan. Selain itu akan melakukan verifikasi ulang untuk memastikan batas wilayah dari lokasi pembangunan menara tersebut, sebab masing-masing negara memiliki versi sendiri.
Menara Suar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar (photo: tribunnews)
Menara Suar yang dibangun Malaysia di Tanjung Datuk, Kalbar (photo: tribunnews)

“Versi Indonesia dan Malaysia ada perbedaan. Kalau ini (Pembangunan Menara Suar Malaysia) berjalan, Indonesia kehilangan 143 km. Verifikasi akan dilakukan bulan depan,” katanya.
Jenderal Moeldoko menambahkan, belakangan masyarakat yang tinggal di perbatasan khususnya kawasan Tanjung Datuk resah, karena dilarang petugas keamanan negeri jiran untuk mencari ikan, bahkan kerap diusir. Padahal, para nelayan setempat berada di wilayah Perairan Indonesia. “Ada beberapa keluhan dari bupati Sambas (Kalimantan Barat), bahwa masyarakat nelayan sering diusir petugas Malaysia. Atas kondisi seperti itu, maka Panglima TNI akan memberikan pengamanan dan perlindungan terhadap mayarakat kita di sana,” katanya.
Panglima TNI mengingatkan kepada aparat Malaysia agar jangan sampai ada lagi larangan terhadap nelayan setempat untuk mencari ikan di kawasan Tanjung Datuk. “Bahwa mereka tidak boleh diganggu oleh siapa pun untuk mencari nafkah. Malaysia tidak boleh lagi seenaknya mengusir masyarakat kita”‘ ujarnya.
image
TNI akan membangun pangkalan militer di kawasan Tanjung Datuk, dekat lokasi pembangunan menara suar oleh Malaysia, guna memperkuat pertahanan negara di wilayah perbatasan. “Pangkalan udara di sana 750 m, sudah kita diskusikan. Persoalan-persoalan Tanjung Datuk sering muncul karena tidak ada military base di sana. Perlu menyetujui pemda membangun pangkalan militer. Kalau itu yang terjadi harus menyiapkan lahan,” tutup Jenderal Moeldoko.
Tapal batas Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat (photo: tribunnews)
Tapal batas Indonesia dan Malaysia di Kalimantan Barat (photo: tribunnews)

Tapas Batas
Di tempat terpisah, Pasukan Pengaman Perbatasan bersama Pasukan Pos TNI Angkatan Laut Temajuk, dan pasukan bantuan dari Kompi C Raider Yonif 641 Beruang Hitam, telah mengamankan patok 01 perbatasan Indonesia-Malaysia di Tanjung Datuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.
image
Anggota Yonif 641 Raider memeriksa patok A54 yang merupakan penanda batas Indonesia-Malaysia di Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar, Minggu (25/5/2014). Pasukan ini merupakan pasukan tambahan yang diperbantukan untuk Satgas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Malaysia karena adanya gejolak keamanan di kawasan Tanjung Datuk, Temajuk, Sambas.
 

TNI AL Terima KCR 60

KRI Sampari, KCR 60 TNI AL (photo: republika.co.id)
KRI Sampari, KCR 60 TNI AL (photo: republika.co.id)

PT PAL meluncurkan Kapal Cepat Rudal / KCR 60 Meter kedua (KRI Tombak), bersamaan dengan serah terima KCR 60 pertama (KRI Sampari) kepada TNI-AL. Serah terima KCR berkapasitas 55 penumpang ini, merupakan bagian dari 3 pesanan tahap pertama  TNI AL.
Serah terima KCR 60 dipimpin langsung  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, disaksikan KASAL Laksamana TNI Marsetio, serta sejumlah pejabat tinggi Kementerian Pertahanan. “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengamankan wilayah kedaulatan laut Indonesia,” ujar Menteri Pertahanan di Dermaga Ujung PT PAL, Surabaya.
Selain memesan tiga KCR, Kementerian Pertahanan juga telah memesan 16 KCR 60 serta 16 buah KCR 40. Rencananya, seluruh pesanan KCR ini rampung dibangun pada tahun 2024.
KCR 60 (photo: ANTARA FOTO/Eric Ireng)
KCR 60 (photo: ANTARA FOTO/Eric Ireng)

Menteri Pertahanan mengatakan dengan kemampuan yang dimiliki KCR, alutsista TNI Angkatan Laut tak bisa disepelekan lagi. Apalagi masing-masing KCR dilengkapi dengan empat rudal seri C 705 dan 802 yang memiliki daya jelajah hingga 140 kilometer.
Jika kelak TNI AL memiliki 32 KCR, maka pertahanan laut sudah tidak lagi diragukan. “Kalau kita sudah lengkap 32 KCR dan masing-masing KCR berisi 4 rudal dengan daya jelajah 140 KM, kita pasti sangat digdaya di laut,” ujar Purnomo Yusgiantoro.
KCR 60 Meter KRI Sampari telah melalui serangkaian proses pengujian dan lolos dari tahap akhir Commodore Inspection, Selasa (27/5/2014). “Setelah peluncuran ini, KCR-60 kedua akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 ketiga (KRI Hayat) pada September 2014,” ujar Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin 26/5/2014.
“Kami berencana mengikutkan KCR ini dalam pameran Asian Defence & Security (ADAS) 2014 di Filipina 16-18 Juli 2014. Kami berharap ke depan ada order KCR lagi,” ujar Dirut PT PAL.
Kapal patroli KCR-60 memiliki kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara. Kapal ini dirancang untuk bisa dipasang senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di belakang kapal.
KCR 60
KCR 60

Pengerjaan 3 KCR 60 senilai Rp 375 miliar ini, menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak 35 persen, sesuai regulasi pemerintah. Sedangkan 65 lainnya impor dari Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen seperti persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri.
“Perlahan kami terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak bangsa,” tuturnya.
Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 60 meter. Saat ini, PAL Indonesia tengah menyiapkan fasilitas pembangunan frigate dan kapal selam.

Spesifikasi KCR 60 :
  • Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
  • Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
  • Lebar (B) : 8.10 M
  • Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
  • Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
  • Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot.
  • Dilengkapi persenjataan canggih Meriam dan Peluncur Rudal C705 dan 802
  • Jumlah penumpang 55 Orang-
  • Ketahanan berlayar 9 Hari
  • Mesin pendorong 2 x 2880 KW
JKGR. 

Rabu, 28 Mei 2014

Pemanasan Pesawat Tempur Sukhoi, F-5 dan F-16 Laksanakan Pengeboman di Lumajang

Pemanasan Latgab TNI, Sukhoi & F-16 latihan mengebom di Lumajang

Tiga jenis pesawat tempur jajaran Koopsau II, yang terdiri dari Sukhoi, F-5 Tiger dan F-16 Fighting Falcon berangkat dari Lanud Iswahjudi untuk melaksanakan penembakan dan pengeboman di Air Weapon Range (AWR) Pandan Wangi, Lumajang, Jawa Timur, dalam kegiatan manuver lapangan latihan antar satuan Koopsau II �Sikatan Daya� tahun 2014, Rabu (28/5/14).
 
Lanud Iswahjudi sebagai pangkalan aju dari ketiga jenis pesawat tempur tersebut, merupakan unsur tempur dalam latihan Sikatan Daya tahun 2014, mempunyai tugas menghancurkan sasaran-sasaran musuh yang disimulasikan berupa target-target yang dibuat di area latihan AWR Pandan Wangi, Lumajang.
 
Seperti apa yang disampaikan oleh Pangkoopsau II Marsekal Muda TNI Abdul Muis pada pembukaan latihan melalui video conference, bahwa Latihan Sikatan Daya 2014 merupakan latihan antar satuan jajaran Koopsau II mempunyai tujuan untuk menguji atau menyempurnakan Rencana Operasi dan kesiapan operasional Koopsau II beserta satuan jajarannya dalam sistem pencegahan, penangkalan dan penindakan terhadap segala bentuk ancaman yang mungkin terjadi di Wilayah NKRI khususnya Wilayah Koopsau II.
 
Latihan penghancuran sasaran tersebut juga sebagai ajang pemanasan bagi fighter-fighter TNI Angkatan Udara untuk melaksanakan manuver lapangan dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2014, di Asembagus mendatang. 


117 Alutsista dari Komando Armada Timur Siap Beraksi di Latgab TNI

 

Komando Armada Timur (Koarmatim) menggelar apel pasukan dan alutsista menjelang Latgab TNI pada 1-5 Juni mendatang. Kendaraan amfibi, kapal tempur dan KRI disiapkan untuk bergabung dalam latihan tempur yang akan diadakan di kawasan Asembagus, Jawa Timur itu.

Unsur laut terbagi dalam 3 komando tugas yakni Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) dan Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasgabratmin).

Kogaslagab berisi kapal-kapal kombatan jenis perusak kawal rudal seperti KRI Ahmad Yani dan KRI Yos Sudarso. Sedangkan Kogasgabfib berisi kapal jenis landing platform dock seperti KRI Makassar, KRI Surabaya dan KRI Kerapu. Sementara Kogasgabratmin berisi kapal jenis landing ship tank seperti KRI Teluk Sampit, KRI Teluk Mandar dan KRI Teluk Penyu.


"Dari unsur laut total ada 33 KRI, 76 kendaraan siap tempur dan 8 pesawat," kata Dirlatgab Letjen Lodewijk F Paulus di Koarmatim, Surabaya, Rabu (28/5/2014).

Lodewijk meninjau satu per satu kesiapan pasukan angkatan laut tersebut. Alutsista yang digunakan pasukan ini rata-rata berumur tua. Tak sedikit peralatan seperti senjata laras panjang hingga kendaraan tank amfibi yang dibuat pada tahun 1960 an.

Namun meski sudah tua, menurut Lodewijk, alutsista tersebut masih layak digunakan. Peralatan tempur angkatan laut ini sudah diupgrade dengan teknologi baru dalam kemampuan menangkis serangan, radar dan GPS.


Salah satu alutsista terbaru adalah tank BMP 3F. Tank ini didatangkan dari Rusia pada tahun 2010 lalu. Tank berwarna hijau loreng tersebut berkapasitas 9 penumpang dan 3 orang awak.

"Tank ini bisa melakukan tembakan otomatis," kata Danguspurla Koarmatim Laksamana Pertama Aan Kurnia.

Lodewijk juga meninjau KRI Sultan Hasanuddin yang berlabuh di Koarmatim. KRI ini dilengkapi radar 3 dimensi yang bisa langsung berkoordinasi dengan udara.

"Kapal ini juga ada sistem link ke kapal lain sehingga bisa transfer data," ucap Aan.

Selain itu, kapal ini juga dilengkapi tanker anti rudal. Sehingga jika kapal diserang oleh musuh, bagian ruang informasi pusat tempur akan tetap aman. Ruangan tersebut juga dilengkapi GPS jumper.

"Ini self devence. Kalau ada rudal aksinya apa, jarak berapa ada informasinya," katanya.
 
MI.