Kebanyakan publik di Tanah Air hanya mengenal sosok kapal patroli cepat dalam lingkup armada TNI AL, khususnya yang ada dibawah naungan Satuan Kapal Patroli (Satrol) dan Satuan Kapal Cepat (Satkat). Tapi dalam dimensi penugasan yang terkait perairan, nyatanya kesatuan lain juga ikut mengambil peran sesuai dengan porsinya, seperti Satuan Polairud dan TNI AD. Nah, kesatuan yang disebut terakhir jelas punya lingkup area penugasan yang tak bisa dilepaskan dari elemen air, seperti sungai, danau, rawa, hingga pesisir.
Menyadari bahwa potensi gangguan keamanan sewaktu-waktu bisa muncul di wilayah sungai dan pesisir, TNI AD jelas perlu wahana yang bersifat multitask, yakni bisa mengemban misi patroli, gelar pasukan secara terbatas, hingga serbuan ke area sasaran. Dengan kebutuhan wahana yang bisa merangkum kesemua tugas tadi, maka disimpulkan TNI AD butuh sosok FAC (fast attack craft) yang punya manuver dan kecepatan tinggi, serta mampu beroperasi di perairan dangkal. Dan, yang cukup menggembirakan, kini TNI AD nyatanya sudah punya wahana tersebut, yang diberi label sebagai KMC (Kapal Motor Cepat) Komando.
Menariknya, KMC Komando bukan produk impor, melainkan hasil karya Dalam Negeri. Rancang bangun kapal ini buah dari campur tangan para perwira Direktorat Pembekalan dan Angkutan (Ditbekang) TNI-AD dengan melibatkan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS). Sementara tahapan produksinya dipercayakan pada PT. Tesco Indomaritim. Tesco Indomaritim bukan lagi nama baru dalam industri alutsista di Indonesia, galangan kapal ini sebelumnya telah sukses memproduksi LCU (Landing Craft Utility) untuk kapal LPD (Landing Platform Dock) TNI AL.
Peluncuran perdana KMC Komando belum lama berselang, yaitu pada 29 April 2014 di Pantai ABC Ancol, Jakarta Utara. Dalam demo dihadapan pers, dua kapal berwarna hijau gelap melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Teluk Jakarta. Sekitar 100 meter dari bibir pantai Ancol Beach City, kedua kapal mengerem. Dalam hitungan detik, kapal berhenti sebelum menyentuh pasir. Lalu atret dan berputar-putar 360 derajat. Ini menjadi gambaran nyata, betapa lincah dan gesit dari manuver KMC Komando.
Dalam mengemban misi deploy pasukan, kapal ini dapat membawa 31 personel dengan senjata lengkap. Berbeda dengan kapal cepat pada umumnya, KMC Komando dilengkapi pintu (ramp door) untuk keluar masuk pasukan dari depan haluan. Konsep ini sangat memudahkan untuk mendaratkan pasukan di area yang sedikit menyempit. Kehandalan lain yang diperlihatkan, kapal dapat melaju hingga menyentuh bibir pantai, layaknya LCU. Bila ditelaah lebih dalam, konsep ramp door di haluan ini mengikuti desain pada kapal cepat CB (Combat Boat) 90 buatan Swedia yang telah dioperasikan Malaysia.
Prajurit infanteri keluar dan menyerbu lewat ramp door di haluan.
KMC Komando nampakmampu ‘mengerem’ mendadak.
Awak KMC Komando hanya berjumlah 3 orang. Sebagai kapal dengan rancangan modern, sistem navigasi dan elektronik sudah terkomputerisasi. Diantara kelengkapan elektronik yang ada mencakup marine radar, GPS (global positioning system), UAIS, gyro compass, dan radio VHF/NAVTEX/SSB. Kemampuan ngebut Combat Boat ini memang spektakuler, dengan sokongan dua mesin utama jenis Caterpillar C12 ACERT 705 BHP, serta propulsi twin waterjet Hamilton HJ422, maka kapal serbu ini dapat melaju hingga kecepatan 35 knot. Bicara soal kecepatan, “Tahun 2015 nanti, kecepatannya akan ditambah menjadi 45 knot. Harus lebih cepat dari sekarang, karena pertempuran ke depan memerlukan kecepatan dan akurasi. KMC Komando terus akan kami kembangkan,” kata KSAD Jenderal Budiman.
Bagaimana dengan kemampuan jelajahnya? KMC Komando dapat melaju hingga 250 nautical mile (setara dengan 463 kilometer). Jangkauan yang masih ideal untuk menyusuri kawasan sungai dan rawa di Indonesia.
KSAD Jenderal Budiman saat meninjau KMC Komando.
CB90 buatan Swedia yang digunakan Malaysia.
Andalkan RCWS
Sebagai kekuatan pemukul, KMC Komando dilengkapi SMB (senapan mesin berat) jenis M2HB Browning kaliber 12,7 mm.
Dari jenis senjata, jelas ini bukan sesuatu yang baru lagi. Tapi ada
sentuhan pada sistem bidik dan pengoperasian SMB ini. Yaitu dengan
penggunaan RCWS (Remote Control Weapon System). Dengan RCWS,
awak/juru tembak menjadi lebih aman dan terlindungi. Bahkan dengan RCWS
sasaran bisa dibidik secara tepat meski dalam kegelapan malam, dan cuaca
berkabut sekalipun.
Dengan RCWS, juru tembak cukup memonitor target lewat layar
beresolusi 1024×268 pixels. Berkat kendali berupa joystick, secara
simultan laras kanon dapat diarahkan menuju target. Bila sasaran di
layar sudah terkunci, dengan firing button juru tembak dapat melepaskan
tembakan ke sasaran sejauh 1.800 – 2.000 meter. Mau tembakan single,
atau full otomatis juga bisa dilakukan dari sini. Ada beberapa komponen
dalam RCWS, dibawah laras senjata ada optronic sensor yang berisi LRF (laser range finder) dan kamera. Khusus pada KMC Komando, SMB di kapal dengan panjang 17,6 meter ini sudah dilengkapi tracking and locking target.
Ruang anjungan yang serba otomatis.
Total TNI AD telah memesan 10 unit KMC Komando, dimana dua
diantaranya telah dilucurkan. Harga per unit kapal ini Rp12 miliar,
sudah termasuk biaya riset dan pembangunannya. Sebagai perbandingan,
kapal dengan kemampuan sejenis buatan Luar Negeri harganya bisa mencapai
Rp24 miliar. Area penugasan KMC Komando pun telah ditentukan sejak
awal, pihak TNI AD akan mendistribusikan ke sembilan Komando Daerah
Militer yang dominan dengan perairan dangkal di perbatasan, yakni Kodam
Iskandar Muda, Kodam Bukit Barisan, Kodam Sriwijaya, Kodam Mulawarman,
Kodam Wirabuana, Kodam Udayana, Kodam Tanjungpura, Kodam Patimura, dan
Kodam Cendrawasih.
X38 Combat Boat Kopaska
Soal adu kecepatan, kita rasanya sudah bisa bangga dengan produk buatan
Dalam Negeri. Sebelum ada KMC Komando, Satuan Kopaska TNI AL sudah
mengoperasikan X38 Combat Boat buatan PT. Lundin Industry Invest
(NorthSeaBoats), Banyuwangi, Jawa Timur. Kapal patroli serbu ini mampu
melaju gesit dan cepat hingga kecepatan 40 knot. Dengan bekal senjata pelontar granat 40 mm dan GPMG kaliber 7,62 mm,
kapal dengan panjang 12 meter ini bahkan dipercaya evakuasi darurat
Presiden Barack Obama dalam KTT ASEAN tahun 2011 lalu di Nusa Dua, Bali.
(Haryo Adjie)
Spesifikasi KMC Komando
Produksi : PT. Tesco Indomaritim
Panjang : 17,6 meter
Lebar : 4,2 meter
Tinggi : 2,15 meter
Loaded draft : 0,75 meter
Berat keseluruhan : 23 ton
Main Engine : CAT C12 ACERT 2x 705 BHP
Propulsion : Waterjet Twin HAMILTON HJ422