Selasa, 06 Mei 2014

Pangeran Brunei dianugerahi brevet kehormatan korps marinir

 Pangeran Brunei dianugerahi brevet kehormatan korps marinir
 Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington (kiri) menyematkan tanda kehormatan kepada Putra Mahkota Kerajaan Brunei Darussalam Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Haji Al Muhtadee Billah (kanan) di lapangan Hartono Kesatrian Marinir Cilandak, Jakarta, Senin (5/5). (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Komandan Korps Marinir TNI AL Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington menganugerahkan baret dan brevet kehormatan kepada putra mahkota Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Haji Al-Muhtadee Billah dalam suatu upacara militer di Bhumi Marinir, Cilandak, Jakarta, Senin.

Penyematan brevet kehormatan warga Korps Marinir itu juga dihadiri oleh Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Marsetio.

Selain dihadiri oleh Wamenhan dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, upacara ini juga diikuti oleh pasukan-pasukan marinir, beserta material tempurnya di bawah komando komandan Kolonel Marinir Hermanto SE, dengan Inspektur upacara Putra Mahkota Brunei Darusalam.

Penganugerahan yang diberikan kepada Putra Mahkota Brunei Darusalam ini berlaku sejak 6 Mei 2014 dan Putra mahkota Brunei berhak menggunakan tanda kehormatan tersebut.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengatakan, jajaran Korps Marinir memberikan penghargaan warga kehormatan marinir kepada Duli Yang Teramat Mulia (DYTM) paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah.

"Duli Yang Teramat Mulia (DYTM) paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Jeneral Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah adalah putra mahkota dari kerajaan Brunei," ujar KSAL.

Ia mengatakan, pemberian warga kehormatan Korps Marinir memang selektif diberikan pada para kepala staf, Panglima TNI, termasuk kepada Presiden.

"Penghargaan sebagai warga kehormatan dari luar negeri hanya ada lima orang, dua orang dari Amerika Serikat, dari Korea dan dari Brunei dua orang yaitu Sultan Brunai dan Putra Mahkota, " jelas Marsetio.

Menurut dia, untuk diangkat sebagai warga kehormatan harus ada persetujuan dari pimpinan TNI, dan harus dilihat bagaimana hubungan antara kedua negara.

Dalam sambutannya Putra Mahkota Brunei ini mengungkapkan rasa terhormatnya atas penganugerahan yang diberikan.

"Saya berharap semoga hubungan baik antara Indonesia dan Brunei Darusalam semakin baik di masa depan," katanya.

Pengeran Muda Haji Al-Muhtadee Billah merupakan orang yang ke 32, setelah Panglima TNI Jendral TNI Moeldoko yang diangkat sebagai warga kehormatan Korps Marinir pada 1 November 2013 lalu.

Selamat Datang KH-179....!!

Daya pukul satuan artileri TNI-AD semakin bertambah gahar. Selain nantinya akan dilengkapi meriam Swagerak kaliber 155mm Caesar asal Prancis, Meriam dengan kaliber serupa asal negeri ginseng telah tiba di Tanah Air. Inilah dia meriam Kh-179 kaliber 155mm. Dan inilah foto kedatangannya yang berhasil direkam kamera ARC.


Sebanyak 18 meriam Kh-179 didatangkan dari Korea Selatan senilai US$944 ribu. Nantinya meriam-meriam ini akan ditempatkan di perbatasan guna melengkapi persenjataan yang telah ada. Turut diborong pula truk penarik meriam tersebut yang juga buatan Korea Selatan.
Kh-179 sendiri dikembangkan oleh KIA Machine Tool Company (sekarang bernama Hyundai-WIA) berdasarkan sistem howitzer tarik M114A1, yang banyak dipergunakan dalam Perang Vietnam. Korea Selatan memiliki lebih kurang 1.700 sistem M114A1. Pengoperasian meriam ini sendiri tak banyak berubah dari versi M114A1, dimana butuh dua awak untuk mengubah arah meriam, prajurit awak penembak di kiri memutar roda untuk mengubah arah horizontal (traverse), sementara prajurit di kanan sebagai asisten penembak memutar roda untuk mengubah elevasi vertikal moncong meriam. Satu prajurit lagi bertugas sebagai pengarah dan membidik melalui teleskop dengan pembesaran 4x dan dial sight, atau bila diperlukan, mengoperasikan Kh-179 untuk dukungan tembakan langsung (direct fire) menggunakan teleskop khusus lainnya yang memiliki pembesaran 3,5x. Sistem Kh-179 menerapkan dua tabung yang berbeda untuk penahan kejut (hydraulic dampers/ hydropneumatic shock absorber) dan satu tabung lain untuk pengembali kedepan (recuperator), yang dianggap mampu memperpanjang umur pakai meriam. Pada saat penembakan, ada pasak yang bisa diturunkan untuk ditanam dan menambah kestabilan penembakan.


Dari segi amunisi, Kh-179 menikmati kompatibilitas dengan munisi NATO dan AS, satu keunggulan dari produk-produk Korea Selatan. Hal ini berarti Kh-179 mampu menembakkan seluruh munisi 155mm termasuk munisi khusus berpendorong roket (RAP: Rocket Assisted Projectiles). Jarak jangkaunya adalah 22km, atau 30km apabila menggunakan munisi RAP. Kecepatan tembaknya apabila digunakan secara kontinyu maksimal 4 peluru per menit.
Selamat Datang KH-179...!!

ARC. 

Infanteri Modern: Burung Elektronik hingga Senapan Laser

 
Personel TNI Angkatan Darat menerbangkan multirotor saat peluncuran dan uji coba hasil riset dan rancang bangun di kawasan Ancol, Jakarta, Selasa (29/4)

BERAGAM produk teknologi maju dikembangkan TNI Angkatan Darat sejak dua tahun terakhir. Kapal komando cepat, wahana terbang tanpa awak beraneka bentuk yang dijadikan ”mata” bagi pasukan di darat, wahana sejenis helikopter dengan rotor vertikal dan horizontal, gyrocopter, radio komunikasi, satelit mini, hingga senapan latih dengan sinar laser dikembangkan Badan Litbang TNI AD bersama mitra kampus dan kelompok hobi, seperti komunitas aeromodelling.
Dalam pameran di Pantai Ancol, Jakarta, pekan lalu, pelbagai produk riset tersebut dipamerkan dan diperagakan kegunaannya. Pada salah satu meja terdapat sejumlah senapan varian SS-1 dan beragam jenisnya buatan PT Pindad Bandung (mengadopsi FNC Herstal-Belgia), yang dikonversi dengan baterai dan laser sebagai sarana latihan. Sebuah target dipasang dalam jarak 25 meter dan komputer serta perangkat perekam mendata setiap tembakan yang dilakukan.
”Untuk entakannya memang belum sekeras entakan asli senapan yang menggunakan amunisi hidup. Kami sedang siapkan versi yang lebih sempurna dengan entakan seperti senapan asli,” kata teknisi swasta penjaga stan tersebut. Secara fisik, bobot senapan tersebut memang sama dengan senapan asli karena dibuat dengan basis senapan SS-1 yang dimodifikasi.
Stan lain didominasi wahana terbang tanpa awak, mulai dari UAV buatan Balitbang TNI AD dengan Kampus Surya yang bisa dilengkapi dengan tangki cadangan untuk menambah jarak jelajah. Pesawat UAV buatan bersama Kampus Surya dan Balitbang TNI AD tersebut diklaim bisa terbang selama 8 jam dengan tangki tambahan dan bobot beban yang diangkut saat terbang mencapai 25 kilogram. Ketinggian jelajahnya 5 kilometer dan jangkauan jelajah 350 kilometer sehingga bisa menjadi ”mata” bagi pasukan infanteri di darat yang sedang bergerak di daerah operasi.
Ketika pameran statis berlangsung, sebuah wahana terbang multirotor melayang-layang dan sebuah UAV pada saat bersamaan terbang dan menampilkan gambar yang didapat kamera pengintai yang terpasang, lalu ditayangkan di dalam tenda pameran. Selebihnya, sejumlah kapal motor cepat, rigid inflatable boat, dengan pelapis anti peluru dan hovercraft berada di dermaga dekat tenda pameran.
Tidak lama kemudian, Fahmi, operator UAV berbahan rangka (mainframe) sejenis styrofoam dengan power plant motor listrik, menyiapkan wahana terbang tersebut untuk demonstrasi lebih lanjut.
”Saya berasal dari komunitas aeromodelling di Cibubur yang diajak bekerja sama dengan TNI. Senang sekali kemampuan kami bisa digunakan melayani negara dan masyarakat,” ujar dia.
Fahmi mengakui, tenaga baterai untuk motor listrik bisa dimodifikasi dengan memasang panel surya (solar cell) sehingga saat terbang sumber listrik terus dipasok dan pesawat tersebut bisa terbang berjam-jam.
Pengunjung juga menyaksikan wahana terbang tanpa awak yang diberi nama Flappy Bird, yang terbang mengepakkan sayap dan dilengkapi kamera. Siluet Flappy Bird di kejauhan terlihat persis seperti burung yang terbang sehingga diharapkan dapat digunakan menyusup ke daerah sasaran dengan baik. Sementara gyrocopter yang dipamerkan tidak melakukan penerbangan, tetapi hanya melakukan ground run, digerakkan di permukaan dengan menjalankan rotor vertikal.
Direktur Dinas Topografi TNI AD Brigadir Jenderal (TNI) Dedi Hadria, yang ditemui di sela-sela uji coba itu, mengatakan, pihaknya telah memproduksi wahana terbang multirotor dan sistem GPS Tracking yang dapat digunakan untuk mengarahkan pergerakan pasukan. Peta yang diambil dengan UAV buatan dalam negeri itu dipakai untuk memperbarui peta topografi hingga skala 1:2.000. Hasil pemetaan tersebut tidak saja digunakan oleh militer, tetapi juga bisa dipakai untuk survei swasta hingga rencana pembangunan pemerintah.
”Kami sudah gunakan untuk tanggap bencana juga di Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Kini, para operator wahana tanpa awak disiapkan di batalyon-batalyon. Kami akan melatih Kostrad,” kata Dedi.
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menegaskan, proyek-proyek tersebut sudah dianggarkan untuk dilanjutkan pada tahun 2015. Proyek modernisasi TNI itu tidak akan terhenti karena adanya pergantian kepemimpinan dan sudah masuk dalam perencanaan modernisasi TNI AD hingga tahun 2019.
 

Mengejar Penguasaan Teknologi Roket

 
roket-lapan-1
Indonesia dalam upaya mengejar penguasaan teknologi roket :
1. Tahun 1964 program penguasaan teknologi roket pengorbit satelit (RPS) melalui reverse engineering roket Lambda (Jepang) dengan Prof. Hideo itokawa. Diawali dengan roket Ionosfer Kappa-8 (Sub-orbital 200 km). Upaya tersebut terhenti karena gejolak politik 1965.
2. Tahun 1976, program kemandirian dalam sistem antariksa termasuk RPS kerjasama dengan Werher Von Braun (Fairchild) AS. Terhenti karena keterbatasan dana.
3. Tahun 1977, program reverse engineering reaktivasi roket Kappa-8 belajar tentang upaya statik dan operasi peluncuran roket Kappa-8 dengan misi pengukuran karateristik atmosfir atas dan lingkungan antariksa (x-ray, gamma ray). Ini bekal untuk membangun roket2 RX. Namun tahun 1978 terhenti karena dana.
4. Tahun 1977 program roket sonda kerjasama dengan Aerojet Liquid Rocket Company, AS. Program ini terhenti juga karena masalah dana.
5. Tahun 1988, program Wahana Peluncur Satelit Orbit Rendah (WPSOR), tersendat karena dana. dan masih banyak program2 lainnya yg gagal karena dana dan politik lainnya.
Peneliti kita di lapan ada tidak sampai 300 orang, untuk perekayasa di bawah 30 orang, teknisi litkayasa di bawah 200 orang, perancang UU itu dibawah 5 orang.
ini foto anggaran Lapan tahun 2012 (kolom ke tiga APBN, APBN Perubahan dan Perubahan). Di tahun 2013 dan 2014 anggaran malah turun.

budget-lapan

Pengembangan UAV Wulung BPPT

UAV Wulung BPPT
UAV Wulung BPPT

UAV Wulung ada 3 jenis yakni: PA 08, PA 09 dan PA 10. Beberapa hari lalu ada UAV Wulung yang  jatuh, yang merupakan varian dari yang telah dimodifikasi. UAV yang jatuh ini sedang dalam tahap uji perpanjangan durasi terbang dari sebelumnya 4 jam ke 6 jam dengan jarak jangkauan sekitar 120 Km dari home base.
Kekuatan struktur ditingkatkan dari 3,5G ke 7,6G.  UAV PA 09 jatuh, sementara yang PA 08 masih disempurnakan. Adapun PA 10 telah mencapai jarak terbang sejauh 150 Km pada ketinggian terbang 6000 feet dengan menggunakan sistem komunikasi kombinasi line offset dan sistem satelit iridium. Sebenarnya UAV PA 09 sudah sanggup seperti PA 10 namun masih ada masalah teknis.

jkgr 

PT DI Siap Produksi AS 565 Panther TNI AL

 Helikopter anti kapal selam AS-565 Panther (photo:eurocopter)
Helikopter anti kapal selam AS-565 Panther (photo:eurocopter)

TNI AL sedang bernegosiasi dengan PT DI untuk akusisi antara 11 hingga 16 helikopter anti-kapal selam AS 565 Panther . “Kami sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia tentang pengadaan ASW Panther, tetapi jumlahnya masih dibahas”, ujar Wakil Presiden Marketing PT DI Arie Wibowo.
Dia mengatakan TNI AL membutuhkan minimal 11 helokopter, namun jumlahnya bisa mencapai 16 unit.
Arie Wibowo menambahkan kontrak kemungkinan ditandatangani di akhir tahun 2014. Pengiriman dilakukan 12 bulan setelah kontrak ditandatangani dan selesai dalam waktu dua tahun. Namun hal itu akan tergantung dengan paket kelengkapan yang akan digunakan helikopter.
Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter (photo:deagel.com)
Bulgarian Navy AS 565 MB Panther helicopter (photo:deagel.com)

Jika kontrak ditandatangani, maka PT DI akan mendapatkan helikopter setengah jadi (green aircraft) dari Airbus dan bertanggung jawab untuk menginstal berbagai sistemnya di fasilitas PT DI Bandung, Jawa Barat. Local content yang ditawarkan oleh AS 565 telah mengalahkan kontestan lainnya, yakni AgustaWestland Super Lynx 300.
Helikopter Panther AS565
Helikopter Panther AS565

Helikopter AS565 bisa dioperasikan di kapal perang maupun pangkalan di darat.
PT DI dan Airbus Helicopter telah memiliki hubungan yang panjang. Sejak tahun 2008 PT DI telah memproduksi airframe untuk helikoper Super Puma AS332 di Bandung Jawa Barat. Dalam tiga dekade terakhir PT DI telah memiliki lisensi untuk merakit helikopter ringan BO105 dan helikopter transport Puma SA330.
Pada November 2013 PT DI mendapatkan order dari Airbus Helicopter, untuk membuat main fuselage helikopter Eurocopter EC225/725.
 

Minggu, 04 Mei 2014

Kontroversi Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia

Pesawat-Kepresidenan RI 2

Kontroversi Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia 2014

Pesawat-Kepresidenan RI 3
Hampir semua pemimpin dunia mempunyai pesawat khusus yang digunakan untuk suatu kunjungan ke negara lain atau wilayah yang jauh dari ibukota negara.
Hal yang sama juga terjadi dengan Presiden Republik Indonesia (RI). Sejak Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selalu siap pesawat khusus yang mengangkut sang presiden untuk kunjungan kenegaraan.
Pesawat Kepresidenan RI dari Soekarno Hingga SBY
Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut ini pesawat-pesawat yang digunakan RI-1 :

I. Presiden Soekarno (1945-1967)

Sukarno MudaPada era presiden Sukarno, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai berjumlah kurang lebih sebanyak enam buah.
Beberapa diantara pesawat tersebut adalah pemberian atau hadiah presiden lainnya, seperti presiden Amerika Serikat john F Kennedy dan Presiden Russia, Nikita C.
1. DC-3 Dakota
Pesawat-Kepresidenan RI DC-3 DakotaProklamator Kemerdekaan Indonesia ini menggunakan DC-3 Dakota sebagai pesawat kepresidenannya. Pesawat ini adalah sumbangan masyarakat Aceh yang mengumpulkan 20 kilogram emas untuk membeli Dakota yang selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan seperti membantu perjuangan bangsa termasuk digunakan Soekarno sebagai presiden untuk menjalankan diplomasi luar negerinya.
2. DC-8 PanAm
Pesawat-Kepresidenan RI DC-8 PanAm
Ini adalah pesawat yang disewa Pemerintah RI dari Pan American World Airways (PanAm) Amerika Serikat (AS) untuk keperluan pejalanan Presiden Soekarno. Uniknya, pesawat ini digunakan Soekarno dalam lawatan ke Moskow, Uni Soviet saat hubungan AS dan negara komunis itu sedang tegang-tegangnya saat Perang Dingin berlangsung.
3. Boeing 707 PanAm
Pesawat-Kepresidenan RI Boeing 707 PanAm
Pesawat ini disewa Pemerintah RI dari PanAm pada saat kunjungan Presiden Soekarno melawat ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS John F. Kennedy tahun 1961. Pesawat disewa lengkap dengan pilot dan pramugari dari PanAm.
4. Lockheed C-140 Jetstar
Pesawat-Kepresidenan RI Lockheed C-140 Jetstar
Sekembali Presiden Soekarno dari AS, pemerintah negara tersebut menghadiahi Indonesia dengan pesawat Lockheed C-140 Jetstar yang diberi nama Saptamarga, Irian, dan Pancasila. Soekarno mempunyai tiga pesawat C-140 Jetstar unuk menopang lawatan ke luar negeri maupun dalam negeri. Ketiga pesawat itu dinamai “Sapta Marga”, “Irian” dan “Pancasila”. Salah satu pesawat ini sempat dijadikan sebagai pesawat kepresidenan yang stand by di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma untuk mengevakuasi presiden manakala bila terjadi ancaman.
5. Ilyushin Il-18
Pesawat-Kepresidenan RI Ilyushin Il-18
Tidak mau kalah” dengan AS, Presiden Uni Soviet Nikita Kruschev menghadiahi dua unit pesawat Ilyushin Il-18 untuk Presiden Soekarno. Pesawat ini kemudian menjadi salah satu pesawat kepresidenan RI dan diberi nama “Dolok Martimbang”. Pesawat bermesin propeller ini digunakan Presiden Soekarno untuk melakukan kunjungan di dalam negeri dan ke kawasan regional Asia Tenggara.
6. Convair 990 Garuda Indonesia Airways
Pesawat-Kepresidenan RI Convair 990 Garuda Indonesia Airways
Tahun 1963 Garuda Indonesia Airways membeli Convair 990 dan sempat dijadikan pesawat kepresidenan RI. Presiden Soekarno menggunakan pesawat ini dalam kunjungan ke beberapa negara seperti Jepang, Korea Utara, dan Aljazair.

II. Presiden Soeharto (1967-1998)

Suharto, former President of IndonesiaPada era presiden Suharto, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai berjumlah kurang lebih sebanyak lima buah.
Beberapa diantara pesawat tersebut adalah sewaan dari maskapai penerbangan nasional, yaitu Garuda Indonesia dan Pelita Air Service.
Selain pesawat, presiden Siharto juga menggunakan beberapa helikopter sebagai kendaraan kepresidenan.
1. C-130 Hercules TNI AU
Pesawat-Kepresidenan RI C-130 Hercules TNI AU
Di awal pemerintahannnya di tahun 1967, Presiden Soeharto menggunakan C-130 Hercules untuk berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia. Memang Hercules untuk keperluan Presiden ini tidak sama dengan Hercules biasa. Kabinnya dibuat nyaman untuk mengangkut VVIP.
2. DC-8 Garuda Indonesia Airways
Pesawat-Kepresidenan RI DC-8 Garuda Indonesia Airways
Presiden Soeharto juga sempat menggunakan pesawat yang disewa Pemerintah RI dari maskapai Garuda Indonesia jenis DC-8 ini untuk berkunjung ke luar negeri di masa awal pemerintahannya.
3. Avro RJ-185 dan Fokker 28 Pelita Air Service. Presiden Soeharto kerap menggunakan 2 pesawat yang disewa dari anak perusahaan Pertamina ini untuk kunjungan di dalam negeri sampai era 80an dan 90an awal. Avro RJ-185 kelak masih dipakai 3 presiden setelah Soeharto yaitu Habibie, Gus Dur dan Megawati untuk perjalanan di dalam negeri.
4. Super Puma
Selain 3 pesawat diatas, Soeharto juga pernah memakai helikopter SA-330 Puma, atau SA 332 Super Puma TNI AU.
4. DC-10 Garuda Indonesia
Pesawat-Kepresidenan RI DC-10 Garuda Indonesia
Di era 80an, Presiden Soeharto menggunakan pesawat DC-10 yang disewa pemerintah dari Garuda Indonesia. Pesawat bermesin tiga buatan McDonell Douglas, AS ini sering menjadi trademark Soeharto kala berkunjung ke luar negeri.
5. MD-11 Garuda Indonesia
Memasuki era 90an, Garuda Indonesia mengganti armada DC-10 nya dengan MD-11. Masih model mesin 3 seperti halnya DC-10 namun dengan mesin yang lebih kuat dan adanya winglet di ujung-ujung sayapnya.
Tampaknya Presiden Soeharto atau pemerintah saat itu menyukai pesawat model 3 mesin untuk fasilitas presiden. Soeharto menggunakan pesawat ini di perjalanan terakhirnya ke Mesir beberapa saat sebelum lengser dari jabatan kepresidenan.

III. Presiden BJ. Habibie (1998-1999)

Ketika IPTN dimatikan IMF (BJ Habibie)Pada era presiden BJ. Habibie, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai hanya satu kali saja, saat ada pertemuan ASEAN di Myanmar, mengingat BJ. Habibie hanya sebentar sebagai presiden, menggantikan presiden Suharto setelah mundur akibat gerakan Reformasi.
Namun sebenarnya jumlah pesawat kepresidenan yang bisa dipakai tetap sama, ada lebih dari satu buah dan masih sama seperti saat presiden Suharto berkuasa, walau itu pun hanya sewaan dari maskapai nasional atau pun swasta.
1. Avro RJ-185 Pelita Air Service
Pesawat-Kepresidenan RI BAE Systems Avro 146-RJ85
Presiden Habibie hanya sebentar menjabat presiden dan tercatat tak pernah memakai pesawat kepresidenan, dikarenakan tak pernah melakukan kunjungan keluar negeri. Namun ia menggunakan pesawat milik Pelita yang pernah digunakan Soeharto saat jadi presiden. Dan menurut catatan, saat menghadiri KTT ASEAN di Singapura, Habibie berangkat pagi dan pulang malam dengan menggunakan pesawat Avro RJ-185 Pelita Air.

IV. Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001)

Gus Dur 2Pada era presiden Abdurrahman Wahid atau akrab dipanggil Gusdur, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai sama seperti yang telah dIpakai presiden Suharto.
Namun pesawat kepresidenan yang paling sering dipakai Gusdur adalah Garuda Indonesia MD-11 dan sebuah Boeing 707 milik TNI-AD.

1.Boeing 707 TNI AU
Pesawat-Kepresidenan RI Boeing 707 TNI AU
Presiden yang akrab dipanggil Gus Dur ini pernah menggunakan pesawat Boeng 707 VVIP TNI AU untuk perjalanan keluar negeri. Namun ada satu kisah saat Presiden Gus Dur hendak berkunjung ke Australia. Sampai di atas Darwin, pesawat mengalami kebocoran oli sehingga harus mendarat darurat di Pangkalan AU Australia di Darwin.
2. MD-11 Garuda Indonesia. Presiden Gus Dur masih menggunakan pesawat MD-11 yang disewa dari Garuda Indonesia untuk perjalanannya ke luar negeri.
3. Avro RJ-185. Pesawat milik Pelita Air ini sering dipergunakan Presiden Abdurrahman Wahid untuk perjalanan nya di dalam negeri.

V. Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004)

megawati sukarnoputeriPada era presiden Megawati Soekarnoputri, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai yaitu Garuda Indonesia MD-11. Sedangkan satu lagi adalah Avro RJ-185 pesawat milik Pelita Air Service. Kedua pesawat kepresidenan tersebut sama seperti yang telah dipakai presiden Suharto, BJ.Habibie, dan Abdurrahman Wahid.
1. MD-11 Garuda Indonesia
MD-11 Garuda Indonesa, penerus DC-10 yang sering digunakan Soeharto, Gus Dur, dan Megawati saat jadi presiden (Foto : wikipedia)
MD-11 Garuda Indonesa, penerus DC-10 yang sering digunakan Soeharto, Gus Dur, dan Megawati saat jadi presiden (Foto : wikipedia)
Presiden Megawati Soekarnoputri melanjutkan masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Megawati tidak terlalu sering mengadakan kunjungan ke luar negeri. MD-11 yang disewa dari Garuda Indonesia adalah pesawat yang dipergunakan.
2. Avro RJ-185. Seperti halnya Soeharto, BJ.Habibie, dan Abdurrahman Wahid, pesawat milik Pelita Air Service ini sering dipergunakan Presiden Megawati untuk perjalanan nya di dalam negeri.

VI. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)

sby susilo-bambangPada era presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, pesawat kepresidenan yang pernah dipakai ada dua buah dan kedua-duanya dari perusahaan produsen ternama dan berpengalaman di dunia, yaitu Airbus dan Boeing.
Pesawat kepresidenan pertama yaitu pesawat sewaan dari Garuda Indonesia Airbus A330 seri 300. Sedangkan satu lagi adalah juga pesawat sewaan daRi maskapai yang sama, Garuda Indonesia, namun kali ini produsennya adalah Boeing, yaitu Boeing 737.
1. Airbus A330-300 Garuda Indonesia
Pesawat-Kepresidenan RI Airbus A330-300 Garuda Indonesia_PK-GPE
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kerap menggunakan pesawat Airbus A330-300 yang disewa dari maskapai Garuda Indonesia.

2. Boeing 737 Garuda Indonesia. Untuk perjalanan di dalam negeri atau regional, Presiden yang kerap dipanggil SBY ini menggunakan Boeing 737 yang juga disewa dari Garuda Indonesia. Dimensi dan kapasitas pesawat ini memang lebih kecil daripada Airbus A330.

VII. Pesawat Kepresidenan periode 2014-2019 dan selanjutnya
Pada era Presiden SBY sebenarnya sudah menyiapkan sebuah pesawat khusus Boeing 737 BBJ (Boeing Business Jet) yang dibeli Pemerintah RI. Pemerintahan SBY beralasan bahwa sudah saatnya Presiden RI mempunyai sebuah pesawat khusus yang tidak perlu menyewa lagi.
BBJ-2 infoSejak tahun 2010, Pemerintah Republik Indonesia sudah memulai melakukan pemesanan pesawat khusus ini.
Pilihan dijatuhkan pada Boeing Business Jet 2 (BBJ2), sebuah pesawat yang mengambil basis dari Boeing 737-800 yang dikembangkan lebih lanjut oleh Boeing dan General Electric (GE).
Dari luar tampilan pesawat BBJ2 terlihat sama saja dengan Boeing 737-800 biasa. Namun jangan tanya kecanggihan dan kemewahannya.
Standar keamanan dan kenyamanan pesawat baru ini pun dibuat layak untuk seorang presiden.
Pesawat akan dimiliki oleh Sekretariat Negara RI dan operasional serta perawatannya akan diserahkan kepada TNI AU. Pesawat ini rencananya tahun 2014 sudah jadi dan siap operasional.
Detail Pesawat Kepresidenan Indonesia 2014
Sejak tiba di Base Operations (Base Ops) Landasan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis (10/4/2014), sosok pesawat Kepresidenan RI jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2) membuat takjub para tamu undangan acara serah terima yang langsung dihadiri dari pihak Boeing. Sebab sejak 69 tahun merdeka, ini merupakan kali pertama Indonesia punya pesawat khusus kepresidenan RI.
Pesawat jenis Boeing Business Jet 2 yang dipesan untuk pesawat Kepresidenan RI mendarat di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kamis (10/4/2014).
Pesawat jenis Boeing Business Jet 2 yang dipesan untuk pesawat Kepresidenan RI mendarat di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Kamis (10/4/2014).
Spesifikasi pesawat Boeing 737-800 jenis Boeing Business Jet 2 (BBJ-2) untuk presiden RI 2014 :
Spesifikasi pesawat kepresidenan RI :
  • Jenis/tipe pesawat : Boeing Business Jet 2 (BBJ2)
  • Daya tampung maksimal : 70 penumpang
  • Jarak terbang maksimal : 10.334 kilometer selama 10-12 jam
  • Kecepatan maksimal : 871 kilometer per jam
  • Panjang : 39,5 meter,
  • Rentang sayap : 35,8 meter
  • Tinggi : 12,5 meter
  • Ketinggian terbang maksimum : 41.000 kaki atau sekitar 12.300 meter
Interior:
Interior Boeing Business Jet 2, jenis pesawat kepresidenan RI yang baru datang
Interior Boeing Business Jet 2, jenis pesawat kepresidenan RI yang baru datang
Pesawat BBJ2 dirancang untuk memuat 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang. Jumlah itu disebut cukup untuk sebuah rombongan presiden.
BBJ2 memiliki ruang interior yang berukuran 25 persen lebih lega dibanding versi biasa. Hal ini dikarenakan panjang pesawat di-stretch 19,2 feet atau sekitar 5,7 meter lebih panjang.
Kokpit:
Kokpit pesawat kepresidenan RI ini dilengkap dengan sistem avionik canggih seperti double FMS (flight management system), sistem komunikasi Rockwell Collins Series 900 VHF comm/nav ganda dengan DME (distance measuring equipment), HF comms, ADF (automatic direction finder), GPS (global positioning system), MLS (microwave landing system)  serta radar cuaca tipe WXR-700X.
bbj2 cockpit
Kokpit Boeing Business Jet-2
Sistim Keamanan:
Pesawat kepresidenan RI ini juga memiliki sistem keamanan dan komunikasi canggih. Meskipun tidak dijelaskan secara spesifik, pesawat RI-1 ini dilengkapi sensor dan radar warning untuk mendeteksi ancaman rudal yang mendekat. Memang, pesawat ini tidak dilengkapi kemampuan antirudal, tapi setidaknya pilot bisa mengambil langkah yang diperlukan untuk menghindarkan pesawat dari terjangannya.
Kemampuan terbang:
Pesawat ini ditenagai dua mesin turbofan General Electric/Snecma (CFMI) CFM56-7 yang masing-masing memiliki power 27.300 lbs dan mampu membuat pesawat terbang sejauh 10.334 kilometer atau sekitar 12 jam. Kemampuan ini didapat berkat adanya 9 tangki bahan bakar tambahan yang memuat total 39.554 liter avtur.
BBJ2 mampu terbang dengan ketinggian maksimal 41.000 feet, mampu terbang selama 10 jam, memiliki kecepatan jelajah maksimum 0,785 mach dan kecepatan maksimum 0,85 mach. Pesawat juga dilengkapi dengan perangkat keamanan dan tangki bahan bakar telah ditambah untuk daya jangkau sampai dengan 10.000 kilometer.
Dengan kemampuan itu, pesawat ini lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok Tanah Air dan tugas kepresidenan di negara sahabat. Pesawat seri 737-800 ini juga merupakan jenis yang sama yang digunakan maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia.
BBJ-2 Spec
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan, pesawat kepresidenan ini memang dirancang untuk dapat memenuhi persyaratan demi menunjang pelaksanaan tugas kenegaraan presiden RI.
“Setelah melalui proses 4 tahun, pagi ini kita menyaksikan bersama pesawat kepresidenan khusus didesain untuk jalankan tugas pemerintahan dan kenegaraan dari presiden RI,” ujar Sudi, di Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Sudi mengapresiasi pihak Boeing yang sudah merealisasikan desain sesuai dengan yang diinginkan Indonesia. Proses fabrikasi dan modifikasi pesawat tersebut memakan waktu 5 tahun.
Dia melanjutkan, serah terima pesawat yang dilaksanakan hari Kamis (10/4/2014) yang merupakan peristiwa penting untuk Indonesia. Sudi menyerahkan pesawat kepresidenan itu kepada pihak TNI Angkatan Udara dan Garuda Indonesia untuk bersama-sama merawat dan memelihara pesawat tersebut.
Interior pesawat kepresidenan RI, satu buah kursi Pesawat Presiden seharga bangun dua gedung Sekolah Dasar.
Pembelian interior pesawat dinilai berlebihan senilai Rp 243 miliar. Juga harga satu kursi yang menyamai biaya pembangunan dua sekolah dasar. Koordinator LSM Bendera, Mustar Bonaventura, mengungkapkan keresahannya soal harga kursi yang dibayarkan pemerintah untuk mempercantik pesawat kepresidenan di Jakarta, Minggu, (26/2/2012).
“Jadi jika diasumsikan ada 100 kursi di dalam pesawat maka harga rata-rata tiap kursi senilai Rp 2 miliar. Sementara Rp 43 miliar lainnya untuk tempat tidur, wc, meja, televisi, dapur, tangga dan lain-lain. Harga kursi Rp 2 miliar itu setara dengan membuat 2 SD permanen dengan 6 ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah dan satu lapangan voli atau Badminton,” bebernya.
Mustar Bonaventura merinci jika satu kelas rata-rata berisi 40 siswa maka setiap SD bisa menyekolahkan 240 siswa. Tapi jika kegiatan sekolah dibuat dua kali dalam satu hari yaitu pagi dan siang maka tiap SD bisa menampung 480 siswa atau 960 siswa untuk 2 SD.
“Dengan demikian jika seluruh biaya kursi itu di gunakan untuk membangun SD maka ada 9.600 anak yang bisa bersekolah. Jika tiap bangunan bertahan rata-rata 10 tahun maka dengan harga 100 kursi pesawat Presiden bisa menyekolahkan 96.000 siswa,” paparnya.
desain interior BBJ-2
Rencana interior pesawat kepresidenan RI
Rencana interior pesawat kepresidenan RI
Menurut Mustar Bonaventura pembelian pesawat kepresidenan dengan harga yang fantastis ini tentu menyakiti rasa keadilan rakyat Indonesia yang saat ini sebagian besar masih hidup dalam kemiskinan.
“Keputusan membeli pesawat kepresidenan di saat Indonesia masuk peringkat 5 terbesar di dunia dalam jumlah Balita kurang gizi yaitu 900.000 balita, merupakan keputusan tanpa akal dan nurani,” lanjutnya.
Mustar mencoba mengingatkan soal pesawat yang dibeli rakyat Aceh untuk Soekarno yaitu pesawat Seulawah 001, tidak digunakan untuk pesawat kepresidenan tetapi menjadi pesawat perintis untuk membuka wilayah Sumatera.
Lalu Ahmadinejad, Presiden Iran itu justru merubah pesawat kepresidenannya menjadi pesawat cargo. Alasannya sederhana, dengan merubah pesawat kepresidenan menjadi pesawat cargo maka negara mendapat tambahan pemasukan dan meminimalkan pemborosan.
Kapan Pemerintah Akan Kembali Hidupkan dan Kembali Mendukung  IPTN?
Indonesia sendiri sebenarnya memiliki kemampuan untuk membuat pesawat di era Menristek BJ. Habibie. Mengapa kini “mati”? Penyebabnya adalah IMF (International Monetary Fund).
Menurut Habibie, saat itu Suharto meneken tandatangan untuk mematikan IPTN, sedangkan Habibie tak diikutsertakan pada perjanjian tersebut.  Lalu IPTN dan perusahaan dibawahnya harus ditutup karena “mengalami kerugian akibat hutang”.
Habibie menolak rencana itu, “Yang mengalami hutang adalah swasta, bukan BUMN,” jelas Habibie. Akhirnya semua terkuak bahwa pembubaran IPTN atas tekanan dari IMF. (lihat video kesaksian Habibie dibawah halaman atau klik untuk melihat videonya disini)
Saat itu Habibie telah membuat beberapa assembly pesawat komersil kebanggaan Indonesia melalui PT. Nurtanio, yaitu pesawat tipe N-250 yang dinamai “Gatot Kaca” dan telah terbang pada tanggal 10 Agustus 1995, untuk memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia.
Assembly telah dibuat di Mobile, AS dan Stuttgart, Jerman. Sekitar 80% pesawat telah mengudara. Sejak awal berdiri memiliki “hanya” 250 orang karyawan saja dan telah menguntungkan negara sebesar 10 billion dollar AS! Akhirnya IPTN justru ditutup pada saat beberapa perusahaan pesawat dunia justru ambruk bahkan di “bill out” oleh pemerintahnya.
"Gatotkoco", the prototype N-250 returning from a demonstration flight at the Paris Air Show. The N-250 programme is currently (early 2000) on hold due to a lack of finance. (Pict: Peter Vercruijsse, via airliners.net)
“Gatotkoco”, the prototype N-250 returning from a demonstration flight at the Paris Air Show. The N-250 programme is currently (early 2000) on hold due to a lack of finance. (Pict: Peter Vercruijsse, via airliners.net)
Kembali ke pesawat Kepresidenan Republik Indonesia, nantinya pesawat ini akan dioperasikan oleh TNI AU dan masuk Skadron Udara 17 yang memang bertugas melayani VIP dan VVIP. Dengan harga USD 91,2 juta atau sekitar Rp 820 miliar, rasanya pesawat ini akan cukup nyaman dan canggih untuk keperluan transportasi Presiden RI.
Sebelumnya Indonesia tak memiliki pesawat khusus kepresidenan, alias hanya menyewa pesawat komersil dan dapat menganggu jadwal pesawat komersial tersebut. Maka dengan adanya penggunaan pesawat kepresidenan ini, anggaran negara hemat sekitar Rp 114,2 miliar.
Selama 69 tahun merdeka, tugas negara yang dilakukan oleh Presiden dan Wakil Presiden selalu menyewa pesawat komersial yang mengeluarkan lebih banyak anggaran negara.
Selain Indonesia pesawat jenis Boeing Business Jet-2 ini juga dijadikan pesawat pemerintahan, VVIP atau kepresidenan oleh negara Madagaskar, Belarus, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Kuwait dan Tunisia.
Dan pesawat Boeing Business Jet-2 ini juga dijadikan pesawat untuk Angkatan Udara oleh Argentina, Australia, Colombia, India, Malaysia, Nigeria, Afrika Selatan dan Maroko. Selain untuk Angkatan Udara negara tersebut, pesawat ini juga difungsikan untuk VVIP. Kini giliran Indonesia yang memilikinya dan satu-satunya untuk VVIP. Selamat datang “Air Force One” Indonesia!
pesawat-kepresidenan- 3
Ketika IPTN dimatikan oleh IMF


 National Geographic: Onboard Air Force One (46 minutes)


Indocropcircle.