Kamis, 13 Februari 2014

Pasukan Elite AS, Puji Taktik Paspampres

Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali

US Army Special Forces memuji profesionalitas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dalam melakukan pengamanan VVIP. Kehebatan Paspampres tersebut menjadi salah satu alasan “Kopassus Amerika” ini, untuk melakukan latihan bersama dengan Paspampres.
“Paspampres Indonesia sangat profesional sekali, mereka punya taktik yang sangat baik dan pengamanan yang baik,” ujar delegasi US Army Special Forces, Major Chris Morgan, di Mako Group C Paspamres, Jl Skip, Lawang Gintung, Bogor, Jawa Barat, Senin (10/1/2014).
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali
Latihan Paspampres sebelum terjun ke KTT APEC 2013, Bali

Morgan mengatakan, dia bersama Paspampres pernah melakukan kerjasama ketika Menteri Pertahanan (Menhan) AS, Chuck Hagel, ke Indonesia pada Agustus 2013. Morgan mengatakan koordinasi antara Amerika Serikat dan Indonesia dalam pengamanan kunjungan Menhan AS sangat baik sekali.
us army special forces unit
us army special forces unit

“Saya pernah bekerja sama waktu menteri pertahanan saya ke sini dan saya melakukan koordinasi dengan baik, saya sangat menikmati bekerja waktu itu,” ucapnya.
Dikatakan Morgan, Paspampres sangat bertanggung jawab memangku tugasnya. Morgan juga memuji taktik pengamanan yang dilakukan Paspamres dalam pengamanan VVIP. (Detik.com).

Kapal Nelayan Indonesia Dibakar Papua New Guinea


Kapal Nelayan Indonesia dibakar Tentara Papua New Guinea, 5 Nelayan tewas tenggelam (gambar: ilustrasi)
Kapal Nelayan Indonesia dibakar Tentara Papua New Guinea, 5 Nelayan tewas tenggelam (gambar: ilustrasi)
“Speed boat para nelayan langsung dibakar. Sementara, penumpangnya diperintahkan berenang sejauh 7 kilometer menuju daratan dalam kondisi cuaca buruk dan ombak tinggi.
5 dari 10 nelayan akhirnya meninggal dunia lantaran kelelahan, sedangkan 5 lainnya hingga kini belum ditemukan. Pihak keluarga masih menunggu proses evakuasi para nelayan nahas tersebut”.
Awalnya kita bertanya-tanya apakah benar kejadiannya seperti itu ?. Kapal dibakar karena memasuki wilayah papua New Guinea (PNG), mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi 10 nelayan yang disuruh berenang dan 5 akhirnya meninggal, sebuah tindakan yang di luar peri kemanusiaan dan tidak bisa diterima akal sehat.
Kantor Berita Antara 8/2/2014 melansir komentar dari Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo di Jayapura, membenarkan kejadian itu: “Ada masyarakat RI ditangkap tentara PNG di perbatasan Merauke dan kapalnya dibakar, nelayannya disuruh berenang,” katanya.
Kombes Pol Sulistyo Pudjo menambahkan, dari 10 orang nelayan yang berenang, lima di antaranya hilang. “Lima nelayan itu kemungkinan tenggelam,” katanya.
PNG
Sementara informasi yang dihimpun VIVAnews.com 9/2/2014 mengabarkan puluhan tentara Papua New Guinea menangkap sekitar 10 nelayan Indonesia yang sedang mencari tripang di Gugus Karang, perairan perbatasan antara Indonesia dan PNG. Tepatnya di sekitar Merauke, Papua, Kamis 6 Februari silam.
Kronologi kejadian, sesuai keterangan lima nelayan yang selamat, saat itu mereka berlayar mencari ikan di Perairan Perbatasan RI-PNG. Mereka didorong angin, sehingga memasuki perairan PNG.
“Saat masuk perairan PNG, sekitar 24 Tentara PNG lengkap dengan senjata kemudian menangkap mereka. Para nelayan kemudian dipindahkan ke kapal Tentara PNG, selanjutnya kapal nelayan beserta isinya dibakar,” ucapnya.
Selanjutnya, kesepuluh nelayan disuruh berenang sejauh kurang lebih lima kilometer dari lautan bebas menuju pantai Indonesia.
“Lima nelayan kemudian berhasil berenang hingga tiba Pos Pamtas Marinir Kali Torasi Merauke, sedangkan lima lagi tidak diketahui keberadaannya,” kata dia.
“Marinir masih melakukan pencarian, tapi hingga kini belum ditemukan, dan belum diketahui kondisinya,” ungkapnya.
Adapun identitas nelayan yang selamat adalah:
1. Anton Kanez Bazik-bazik
2. Yakobus G.Mahuze
3. Silvester Ku Basik-Basik
4. Marselinus Maya Gebze
5. Andreas Mahuze
Sementara, lima warga yang belum diketahui keberadaannya:
1. Alexander Coa
2. Ferdinando Coa
3. Roby Rahail
4. Joni Kaize
5. Zulfikar Saleh
Hingga kini belum terdengar sikap tegas dari pemerintah RI atas tindakan tentara PNG yang biadab, yang menyebabkan 5 warga Indonesia tewas/ hilang tenggelam. (Antara / VivaNews/ SCTV).

Singapura Tolak Delegasi Indonesia di Singapore Airshow 2014


Frigat Formidable Singapura
Frigat Formidable Singapura

Hubungan diplomatik Indonesia dengan Singapura semakin memanas. Singapura membatalkan undangan bagi Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di acara Singapore Airshow pekan depan. Tak hanya itu, seluruh delegasi Indonesia yang jumlahnya mencapai 100 orang juga tidak jadi diundang.
“Iya, kontingen TNI juga batal,” kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan Brigjen Sisriadi saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (9/2/2014).
Menurut Sisriadi, delegasi TNI biasanya datang ke acara airshow yang digelar beberapa negara menggunakan pesawat Hercules. Jumlahnya cukup banyak karena datang dari berbagai kesatuan.
“Seperti kemarin di Brunei Darussalam, kita bawa tim pakai Hercules,” ceritanya.
Dengan demikian, tak ada unsur TNI yang menyaksikan acara Singapore Airshow pada 11 Februari mendatang. Yang tetap berpartisipasi adalah PT Dirgantara Indonesia, selaku peserta pameran.
“Kalau perusahaan kan mereka sudah bayar dan ikut pameran, jadi tetap ikut,” ujarnya.
Hubungan Indonesia dan Singapura memanas belakangan ini. Pemerintah Singapura prihatin dengan sikap Indonesia yang memakai nama Usman dan Harun untuk kapal TNI AL. Bagi mereka, Usman dan Harun adalah seorang kriminal dan pembunuh pada tragedi pengeboman tahun 1965 silam.
Namun, dengan tegas Indonesia menolak keprihatinan negeri tetangga itu. Usman dan Harun adalah pahlawan nasional yang layak mendapat penghargaan. (Detik.com).

Sabtu, 08 Februari 2014

Alutsista Baru Untuk Pengawal Republik



Yang Mulai Berdatangan di Tahun Kuda Kayu 2014
 
TNI AU
·         12 Pesawat coin Super Tucano  (pesan 16 unit, 4 sudah datang)
·         16 Jet tempur Golden Eagle (sudah datang semuanya Jan 2014)
·         8 Jet tempur F16 setara blok 52 ( jumlah pesanan 30 F16 upgrade)
·         5 Pesawat angkut sedang CN295 ( pesan 9 unit, 4 sudah diterima thn 2013)
·         8 Pesawat angkut berat Hercules ( pesan 9 unit, 1 sudah diterima thn 2013)
·         6 Helicopter Cougar
·         6 UAV Heron
·         4 Radar Thales
·         1 Simulator Sukhoi
TNI AL
·         37 Tank amfibi BMP3F ( sudah datang dan diserahkan resmi Jan 2014)
·         25 Kendaraan amfibi LVTA1 dari Korsel (hibah batch 2)
·           5 Tank amfibi jenis BTR-4  ( Pesanan sebanyak 55 unit)
·         10 MLRS RM Grad
·         11 Helikopter anti kapal selam Panther
·          4  Pesawat intai maritim CN235 MPA
·          4  Helicopter angkut Bell 412 Ep
·          3  Kapal perang light fregat “Bung Tomo Class”
·          3  Kapal perang jenis KCR (Kapal Cepat Rudal) 60 m
·          2  Kapal perang jenis KCR 40 m
·          3  Kapal perang jenis LST (Landing Ship Tank)
·          2  Kapal perang jenis BCM (Bantu Cair Minyak)
·          3  Kapal perang jenis patroli cepat
·          1  Kapal perang jenis latih layar
·          2  Kapal selam Kilo
·          2  Kapal hydrografi
  
TNI AD
·         103 MBT Leopard II
·           50 Tank Marder
·           38 Howitzer Digital Caesar Nexter
·           36 MLRS Astross II Mk6
·         900 Truk angkut pasukan
·         800 Rantis
·           80 Panser Anoa
·            5 Battery Rudal Starstreak
·            5 Battery Rudal Mistral
·         180 Rudal Anti Tank Javelin
·         150 Rudal Anti Tank Nlaw
·           20 Helikopter Bell 412Ep (6 sudah diserahkan)
·           16 Helikopter Fennec
·            6 Helikopter Mi17
Yang sedang dibuat dan ditunggu
·         3 kapal selam Changbogo di Korsel
·         2 kapal perang jenis PKR di Belanda  (opsi sampai 10 unit)
·         8 Helicopter Apache
·         1 kapal latih layar buatan Spanyol (pengganti Dewaruci)
Yang sedang dalam proses pengadaan
·         16 jet tempur Sukhoi SU35
·           6 kapal selam Kilo
·         12 Helikopter Blackhawk
GAMBARAN  MEF 2 (2015 -  2019)
·         Pengadaan satelit militer
·         Penerapan Kogabwilhan
·         Pemenuhan alutsista 3 Divisi Marinir
·         Pemenuhan alutsista 3 Divisi Kostrad
·         Pengadaan sistem jaringan pertahanan udara strategis
·         Pengadaan peluru kendali SAM jarak sedang
·         Pengadaan peluru kendali SAM jarak pendek
·         Pembelian 2-3 kapal perang jenis Destroyer
·         Pembelian 5-6 kapal perang jenis Fregat
·         Pengadaan 2 kapal perang jenis LPD atau LHD
·         Lanjutan Proyek PKR 10514 dengan 4 opsi kapal perang
·         Lanjutan Proyek KCR 60 m dengan opsi 6 kapal perang
·         Lanjutan Proyek KCR 40 m dengan opsi 6 kapal perang
·         Penyelesaian 3 kapal selam Changbogo
·         Kedatangan 6 kapal selam Kilo
·         Kedatangan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35
·         Penambahan 1 skuadron jet tempur (Gripen, Rafale, Typhoon)
·         Produksi bersama peluru kendali anti kapal C705
·         Pengembangan varian peluru kendali C705
·         Pengembangan Roket Rhan jarak tembak 100 km
·         Pembelian 7 pesawat CN295 batch 2
·         Pembelian 3 pesawat AEW
·         Pembelian 2 pesawai intai strategis
·         Pembelian 200 MBT (Main Battle Tank)
·         Produksi 100 Tank medium Pindad
·         Pembelian MLRS Astross batch 2
·         Pembelian 100 Panser Anoa Canon
·         Pembelian 100 Tank amfibi BMP3F
****
Jagvane / 07 Feb 2014 / Dari berbagai sumber
 

TNI AU: Pesawat Tempur Terbang Rendah di Batam Milik Australia


Misteri pesawat tempur yang terbang rendah di di wilayah Sekupang, Batam, Provinsi Kepri, Jumat (7/2/2014), sekitar pukul 14.30 WIB, akhirnya terjawab.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU  Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyebutkan, bahwa pesawat itu milik Australia.
"Itu pesawat jenis F-18 Super Hornet, milik Ausralia dengan tujuan Singapura yang rencananya akan berpartisipasi dalam air show," kata Hadi saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (8/2/2014).
Hadi menegaskan, bahwa pesawat buatan Amerika Serikat itu sudah memiliki flight clearance (izin terbang). Dirinya menyebutkan, alasan pesawat itu terbang rendah, lantaran akan mendarat di landasan udara Singapura yang tak jauh kawasan pelabuhan di Batam tersebut.
"Mungkin juga jadwal pesawat yang akan mendarat di Singapura padat,  jadi pesawat terbang sambil menunggu landing di atas Batam. Tapi sudah memiliki izin," jelasnya.
Sebelumnya, pesawat berwarna abu-abu kehitaman itu terbang rendah di langit Sekupang menuju Singapura. Saking rendahnya, sisi kanan dan kiri sayap pesawat itupun dapat jelas terlihat.
Selang beberapa detik berikutnya, pesawat serupa menyusul di bagian belakang. Suara beratnya masih sama.
Nyaris memekakkan telinga. Sama seperti pesawat sebelumnya, sisi kanan dan kiri pesawat tampak kosong alias tak membawa peralatan tempur semisal bom.

Ini kecanggihan KRI Usman Harun yang diprotes Singapura


 KRI Usman Harun. ©naval-technology.com

Pemerintah Singapura memprotes penyematan nama Sersan Usman Haji Mohamad Ali dan Kopral Harun Said pada tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) baru milik TNI AL. Protes pun dilayangkan Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Penolakan itu bukan tanpa alasan, masyarakat Singapura menganggap keduanya adalah pelaku kejahatan. Sebab, dua marinir asal Indonesia ini melakukan pengeboman terhadap sebuah bank bernama McDonald's House yang menewaskan tiga orang dan melukai 22 warganya.

Indonesia tidak bergeming, TNI AL sendiri menyatakan disematkannya nama Usman Harun pada satu dari tiga kapal baru sudah melalui prosedur tetap. Pencantuman nama diberikan sebagai penghormatan bagi para pahlawan nasional atau prajurit TNI AL yang berjasa luar biasa untuk bangsa dan negara.

"Proses penamaan sudah melalui prosedur dan dilakukan oleh anggota tim yang ditunjuk. Kami memilih nama KRI Usman Harun karena mereka adalah pahlawan nasional yang berjasa kepada bangsa ini," kata Kadispen TNI AL Laksamana Untung Surapati.

Dari penelusuran merdeka.com, KRI Usman Harun merupakan satu kapal dari tiga kapal baru yang akan dimiliki TNI AL. Dua kapal lainnya diberi nama KRI John Lie dan KRI Bung Tomo. Kapal ini dibuat BAE Systems Marine di Inggris.

KRI Usman Harun merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Kapal ini sebelumnya dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002.

Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka lantas menghubungi perusahaan German Lrssen untuk mencari pembeli baru.
Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan diharapkan dapat beroperasi dalam kurun 2013-2014.

Kapal ini dilengkapi misil MBDA Exocet Block II anti-ship serta VL MICA anti-air. Misil jenis Exocet mampu melesat hingga 72 km dengan kecepatan 1,134 km per jam. Sementara, VL Mica mampu melesat hingga 80 km untuk menjatuhkan serangan pesawat tempur.

Meriam Oto Melara 76mm menjadi kekuatan utama kapal ini. Terpasang di dek bagian depan, meriam ini dapat digunakan sebagai pertahanan atas tembakan kapal lawan dan menargetkan serangan udara. Senjata ini mampu menembakkan 110 butir amunisi dengan jarak tembak sejauh 16 km.

Perlengkapan sensor dan radar jammer menjadi salah satu kelebihan lainnya. Thales Sensors Cutlass 242 dan Scorpion radar jammer ini mampu mencegah serangan dari kapal musuh.

Sebagai mesin penggerak, empat MAN 20 RK270 dipasang di kedua sisi kapal. Alhasil, kapal ini mampu melesat dengan kecepatan hingga 30 knot.

Program KFX/IFX Dilanjutkan, Pemerintah Diminta Segera Memilih Desain



Pihak Korea pernah menganggap enjinir Indonesia tak mengerti tentang perancangan jet tempur.  Tetapi anggapan itu segera berbalik, ketika tim Indonesia memaparkan desain dan berbagai masukan. Pihak Indonesia pula lah yang akhirnya berhasil menyakinkan bahwa berat lepas-landas pesawat harus sebesar 50.000 pound.

Konfirmasi dari Parlemen Korea Selatan tentang dilanjutkannya program KFX/IFX disambut hangat  tim perancang dari Indonesia. Mereka di antaranya meminta kedua pemerintahan segera memanggil para enjinir yang terlibat untuk mempersiapkan pekerjaan yang telah lama tertunda. Mereka juga menginginkan pemerintah kedua negara memastikan satu dari dua desain yang telah dihasilkan dalam Fase Technology Development untuk digarap dalam fase selanjutnya.

“Program KFX/IFX adalah program multi-years, berbiaya besar, serta melibatkan berbagai sektor dan rekanan asing. Untuk itu memang harus ada deklarasi yang pasti tentang kelanjutannya. Bagi Indonesia  ini penting  untuk menentukan skema pembiayaan dan perencanaan SDM-nya,” ungkap Dr Rais  Zain, M.Eng, KFX/IFX Configuration Design Leader kepada Angkasa, akhir Januari lalu.

“Dalam waktu dekat Indonesia juga akan menggarap N219 dan R-80.  Kita tak punya cukup enjinir untuk menggarap ketiga program, apalagi KFX/IFX akan berlangsung sampai 2020-an. Pemerintah diharapkan bisa memanggil pulang enjinir yang kini bekerja di luar negeri untuk ikut membantu proses regenerasinya. Di luar ada sekitar 200 orang. Jika setengahnya saja bisa kembali ke Tanah Air, itu sudah cukup membantu,” tambah Rais yang juga dosen di Fakultas Teknik Penerbangan ITB, Bandung.

Seperti diberitakan berbagai media nasional, konfirmasi tentang kelanjutan program pembuatan front-liner jet fighter Korea-Indonesia diterima Kementerian Pertahanan RI pada 3 Januari 2014. Pemberitahuan ini selanjutnya diumumkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2014, di sela-sela  Rapim Kemenhan di Jakarta. Penjelasan disampaikan terkait paparan rencana pengadaan alut sista dalam Renstra II, 2015-2019.

Pemerintah Indonesia berharap proyek pembuatan jet tempur generasi 4,5 itu bisa terlaksana karena bakal jadi rujukan program alih teknologi untuk melepas ketergantungan dari negara lain. Selain KFX/IFX, Indonesia  juga tengah mengejar program pembuatan kapal selam, kapal perang, propelan, roket, dan tank ukuran medium. Untuk kapal selam, Indonesia  juga menjalin kerjasama dengan negara yang sama.

Lebih unggul dari Su-35
Program KFX/IFX dihentikan sementara oleh pemimpin baru Korea Park Geun-Hye akhir  2012 setelah meninjau kondisi finasial di negaranya. Proyek prestisius ini digarap sejak awal 2011, tak lama setelah Presiden Lee Myung-bak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan kerjasama bilateral di bidang pertahanan di Jakarta. Dari Fase Technology Development yang telah dituntaskan, tim ilmuwan telah menyelesaikan sejumlah desain yang kemudian mengerucut menjadi dua.

Kedua desain itu adalah model jet tempur siluman peraih keunggulan udara bermesin ganda dengan horizontal-tails di belakang, dan satunya lagi dengan canards di depan. “Masing-masing punya konsekuensi pembiayaan dan mitra kerja berbeda. Maka, memang harus diputuskan lebih dulu mana yang dipilih.  Ini penting agar manakala  dilanjutkan, semua pihak siap mengerjakannya,” terang Rais Zain, yang sehari-hari dosen di Fakultas Teknik Mesin Dirgantara, ITB, Bandung.

Seperti dikemukakan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, parlemen Korea telah menyiapkan  20 juta dolar AS (sementara, Indonesia: 5 juta dolar) untuk melanjutkan program ini pada  2015. Saat itu, tim akan masuk ke Fase Engineering Manufacturing Development. Selain harus memiliki mesin dengan tenaga dorong  tinggi agar mampu bertarung di udara, pesawat juga harus memiliki persenjataan yang disimpan di dalam internal weapon bay, data-link yang mampu mengacak komunikasi, radar advanced pemilih sasaran, dan perangkat anti-jamming.

Prototipe diharapkan selesai pada akhir Renstra II. Kalau pun ada hal yang perlu dikritisi, itu adalah soal operation requirement  yang lebih banyak ditentukan pihak AU Korea. Hal ini tak bisa dielakkan karena Korea menanggung  80 persen pendanaan, dan negeri ini benar-benar memiliki musuh yang nyata. Program ini ditargetkan menelurkan jet tempur dengan performa yang sepadan atau lebih unggul dari jet tempur lawan yang di antaranya adalah Sukhoi Su-35.

Prasyarat tersebut dengan sendirinya menepis desain tandingan yang diajukan KAI (Korean Aerospace Industrie) baru-baru ini, alih-alih untuk memangkas biaya pengembangan  yang  kelewat besar. Dalam konfigurasinya (lihat Angkasa, Desember 2013), tampak KFX tipe E ini hanya ditenagai satu mesin dengan persenjataan di luar yang rawan sapuan radar lawan.

Angkasa mencermati kekaguman ADD (Agency for Defence Development, Balitbang Pertahanan Korea) yang disampaikan kepada tim enjinir Indonesia.  Awalnya, pihak Korea memang sempat menganggap tim Indonesia  tak mengerti soal perancangan jet tempur. Namun, anggapan itu berbalik ketika enjinir Indonesia mulai memaparkan desain dan berbagai masukan terhadap desain Korea. Pihak Indonesia pulalah yang akhirnya memastikan bahwa pesawat harus memiliki berat tinggal landas sebesar 50.000 pound. (A Darmawan)