Sabtu, 08 Februari 2014

TNI AU: Pesawat Tempur Terbang Rendah di Batam Milik Australia


Misteri pesawat tempur yang terbang rendah di di wilayah Sekupang, Batam, Provinsi Kepri, Jumat (7/2/2014), sekitar pukul 14.30 WIB, akhirnya terjawab.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU  Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto menyebutkan, bahwa pesawat itu milik Australia.
"Itu pesawat jenis F-18 Super Hornet, milik Ausralia dengan tujuan Singapura yang rencananya akan berpartisipasi dalam air show," kata Hadi saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (8/2/2014).
Hadi menegaskan, bahwa pesawat buatan Amerika Serikat itu sudah memiliki flight clearance (izin terbang). Dirinya menyebutkan, alasan pesawat itu terbang rendah, lantaran akan mendarat di landasan udara Singapura yang tak jauh kawasan pelabuhan di Batam tersebut.
"Mungkin juga jadwal pesawat yang akan mendarat di Singapura padat,  jadi pesawat terbang sambil menunggu landing di atas Batam. Tapi sudah memiliki izin," jelasnya.
Sebelumnya, pesawat berwarna abu-abu kehitaman itu terbang rendah di langit Sekupang menuju Singapura. Saking rendahnya, sisi kanan dan kiri sayap pesawat itupun dapat jelas terlihat.
Selang beberapa detik berikutnya, pesawat serupa menyusul di bagian belakang. Suara beratnya masih sama.
Nyaris memekakkan telinga. Sama seperti pesawat sebelumnya, sisi kanan dan kiri pesawat tampak kosong alias tak membawa peralatan tempur semisal bom.

Ini kecanggihan KRI Usman Harun yang diprotes Singapura


 KRI Usman Harun. ©naval-technology.com

Pemerintah Singapura memprotes penyematan nama Sersan Usman Haji Mohamad Ali dan Kopral Harun Said pada tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) baru milik TNI AL. Protes pun dilayangkan Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Penolakan itu bukan tanpa alasan, masyarakat Singapura menganggap keduanya adalah pelaku kejahatan. Sebab, dua marinir asal Indonesia ini melakukan pengeboman terhadap sebuah bank bernama McDonald's House yang menewaskan tiga orang dan melukai 22 warganya.

Indonesia tidak bergeming, TNI AL sendiri menyatakan disematkannya nama Usman Harun pada satu dari tiga kapal baru sudah melalui prosedur tetap. Pencantuman nama diberikan sebagai penghormatan bagi para pahlawan nasional atau prajurit TNI AL yang berjasa luar biasa untuk bangsa dan negara.

"Proses penamaan sudah melalui prosedur dan dilakukan oleh anggota tim yang ditunjuk. Kami memilih nama KRI Usman Harun karena mereka adalah pahlawan nasional yang berjasa kepada bangsa ini," kata Kadispen TNI AL Laksamana Untung Surapati.

Dari penelusuran merdeka.com, KRI Usman Harun merupakan satu kapal dari tiga kapal baru yang akan dimiliki TNI AL. Dua kapal lainnya diberi nama KRI John Lie dan KRI Bung Tomo. Kapal ini dibuat BAE Systems Marine di Inggris.

KRI Usman Harun merupakan kapal patroli lepas pantai jenis korvet. Kapal ini sebelumnya dibuat khusus untuk Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam. Kontrak dimulai sejak 1995, dan diluncurkan berturut-turut pada Januari 2001, Juni 2001 hingga Juni 2002.

Sesuai kontrak, kapal ini seharusnya sudah dipindahtangankan pada Brunei pada Juni 2007. Namun, pemerintah Brunei memutus perjanjian dengan alasan kekurangan personel, mereka lantas menghubungi perusahaan German Lrssen untuk mencari pembeli baru.
Selang lima tahun, Indonesia menyatakan tertarik membeli ketiga kapal itu dan diharapkan dapat beroperasi dalam kurun 2013-2014.

Kapal ini dilengkapi misil MBDA Exocet Block II anti-ship serta VL MICA anti-air. Misil jenis Exocet mampu melesat hingga 72 km dengan kecepatan 1,134 km per jam. Sementara, VL Mica mampu melesat hingga 80 km untuk menjatuhkan serangan pesawat tempur.

Meriam Oto Melara 76mm menjadi kekuatan utama kapal ini. Terpasang di dek bagian depan, meriam ini dapat digunakan sebagai pertahanan atas tembakan kapal lawan dan menargetkan serangan udara. Senjata ini mampu menembakkan 110 butir amunisi dengan jarak tembak sejauh 16 km.

Perlengkapan sensor dan radar jammer menjadi salah satu kelebihan lainnya. Thales Sensors Cutlass 242 dan Scorpion radar jammer ini mampu mencegah serangan dari kapal musuh.

Sebagai mesin penggerak, empat MAN 20 RK270 dipasang di kedua sisi kapal. Alhasil, kapal ini mampu melesat dengan kecepatan hingga 30 knot.

Program KFX/IFX Dilanjutkan, Pemerintah Diminta Segera Memilih Desain



Pihak Korea pernah menganggap enjinir Indonesia tak mengerti tentang perancangan jet tempur.  Tetapi anggapan itu segera berbalik, ketika tim Indonesia memaparkan desain dan berbagai masukan. Pihak Indonesia pula lah yang akhirnya berhasil menyakinkan bahwa berat lepas-landas pesawat harus sebesar 50.000 pound.

Konfirmasi dari Parlemen Korea Selatan tentang dilanjutkannya program KFX/IFX disambut hangat  tim perancang dari Indonesia. Mereka di antaranya meminta kedua pemerintahan segera memanggil para enjinir yang terlibat untuk mempersiapkan pekerjaan yang telah lama tertunda. Mereka juga menginginkan pemerintah kedua negara memastikan satu dari dua desain yang telah dihasilkan dalam Fase Technology Development untuk digarap dalam fase selanjutnya.

“Program KFX/IFX adalah program multi-years, berbiaya besar, serta melibatkan berbagai sektor dan rekanan asing. Untuk itu memang harus ada deklarasi yang pasti tentang kelanjutannya. Bagi Indonesia  ini penting  untuk menentukan skema pembiayaan dan perencanaan SDM-nya,” ungkap Dr Rais  Zain, M.Eng, KFX/IFX Configuration Design Leader kepada Angkasa, akhir Januari lalu.

“Dalam waktu dekat Indonesia juga akan menggarap N219 dan R-80.  Kita tak punya cukup enjinir untuk menggarap ketiga program, apalagi KFX/IFX akan berlangsung sampai 2020-an. Pemerintah diharapkan bisa memanggil pulang enjinir yang kini bekerja di luar negeri untuk ikut membantu proses regenerasinya. Di luar ada sekitar 200 orang. Jika setengahnya saja bisa kembali ke Tanah Air, itu sudah cukup membantu,” tambah Rais yang juga dosen di Fakultas Teknik Penerbangan ITB, Bandung.

Seperti diberitakan berbagai media nasional, konfirmasi tentang kelanjutan program pembuatan front-liner jet fighter Korea-Indonesia diterima Kementerian Pertahanan RI pada 3 Januari 2014. Pemberitahuan ini selanjutnya diumumkan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan, Rabu, 8 Januari 2014, di sela-sela  Rapim Kemenhan di Jakarta. Penjelasan disampaikan terkait paparan rencana pengadaan alut sista dalam Renstra II, 2015-2019.

Pemerintah Indonesia berharap proyek pembuatan jet tempur generasi 4,5 itu bisa terlaksana karena bakal jadi rujukan program alih teknologi untuk melepas ketergantungan dari negara lain. Selain KFX/IFX, Indonesia  juga tengah mengejar program pembuatan kapal selam, kapal perang, propelan, roket, dan tank ukuran medium. Untuk kapal selam, Indonesia  juga menjalin kerjasama dengan negara yang sama.

Lebih unggul dari Su-35
Program KFX/IFX dihentikan sementara oleh pemimpin baru Korea Park Geun-Hye akhir  2012 setelah meninjau kondisi finasial di negaranya. Proyek prestisius ini digarap sejak awal 2011, tak lama setelah Presiden Lee Myung-bak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengukuhkan kerjasama bilateral di bidang pertahanan di Jakarta. Dari Fase Technology Development yang telah dituntaskan, tim ilmuwan telah menyelesaikan sejumlah desain yang kemudian mengerucut menjadi dua.

Kedua desain itu adalah model jet tempur siluman peraih keunggulan udara bermesin ganda dengan horizontal-tails di belakang, dan satunya lagi dengan canards di depan. “Masing-masing punya konsekuensi pembiayaan dan mitra kerja berbeda. Maka, memang harus diputuskan lebih dulu mana yang dipilih.  Ini penting agar manakala  dilanjutkan, semua pihak siap mengerjakannya,” terang Rais Zain, yang sehari-hari dosen di Fakultas Teknik Mesin Dirgantara, ITB, Bandung.

Seperti dikemukakan Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin, parlemen Korea telah menyiapkan  20 juta dolar AS (sementara, Indonesia: 5 juta dolar) untuk melanjutkan program ini pada  2015. Saat itu, tim akan masuk ke Fase Engineering Manufacturing Development. Selain harus memiliki mesin dengan tenaga dorong  tinggi agar mampu bertarung di udara, pesawat juga harus memiliki persenjataan yang disimpan di dalam internal weapon bay, data-link yang mampu mengacak komunikasi, radar advanced pemilih sasaran, dan perangkat anti-jamming.

Prototipe diharapkan selesai pada akhir Renstra II. Kalau pun ada hal yang perlu dikritisi, itu adalah soal operation requirement  yang lebih banyak ditentukan pihak AU Korea. Hal ini tak bisa dielakkan karena Korea menanggung  80 persen pendanaan, dan negeri ini benar-benar memiliki musuh yang nyata. Program ini ditargetkan menelurkan jet tempur dengan performa yang sepadan atau lebih unggul dari jet tempur lawan yang di antaranya adalah Sukhoi Su-35.

Prasyarat tersebut dengan sendirinya menepis desain tandingan yang diajukan KAI (Korean Aerospace Industrie) baru-baru ini, alih-alih untuk memangkas biaya pengembangan  yang  kelewat besar. Dalam konfigurasinya (lihat Angkasa, Desember 2013), tampak KFX tipe E ini hanya ditenagai satu mesin dengan persenjataan di luar yang rawan sapuan radar lawan.

Angkasa mencermati kekaguman ADD (Agency for Defence Development, Balitbang Pertahanan Korea) yang disampaikan kepada tim enjinir Indonesia.  Awalnya, pihak Korea memang sempat menganggap tim Indonesia  tak mengerti soal perancangan jet tempur. Namun, anggapan itu berbalik ketika enjinir Indonesia mulai memaparkan desain dan berbagai masukan terhadap desain Korea. Pihak Indonesia pulalah yang akhirnya memastikan bahwa pesawat harus memiliki berat tinggal landas sebesar 50.000 pound. (A Darmawan)


Jumat, 07 Februari 2014

Ekspedisi NKRI sebagai Ajang Silaturahmi nasional





















Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014 akan berlangsung selama 4 bulan mulai 6 Februari hingga 26 Juni 2014 .Ekspedisi kali ini ada 8 Subkorwil yang akan dijadikan tempat Posko Komando Taktis (Poskotis) yaitu Subkorwil-1 Masohi di kab Maluku Tengah,Subkorwil-2 Tual di Kab Maluku Tenggara,Subkorwil-3 Namlea di Kep.Buru,Subkorwil-4 Saumlaki di Kab Maluku Tenggara Barat, Subkorwil-5 Ternate di Kab.Halmahera Barat,Subkorwil-6 Tidore di Kab Halmahera Tengah, Subkorwil-7 Tobelo di Kab Morotai dan Halmahera Utara,Subkorwil-8 Labuha di KabHalmahera Selatan.
Peserta ekspedisi dari pusat berjumlah 800 peserta yang terdiri TNI,Polri ,Mahasiswa dan komponen lainnya sebelumnya akan diberikan pembekalan di PusdikPassus Kopassus Situlembang Bandung selama dua Minggu mulai 6 hingga 19 Februari 2014.Sedangka peserta dari wilayah yang berjumlah 480 peserta akan diberikan pembekalan diwilayahnya bersama-sama personel dari pusat.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI, DR.HR.Agung Laksono
Selaku inspektur upacara pada Upacara pembukaan Ekspedisi NKRI Koridor Maluku dan Maluku Utara 2014, kamis (6/2) di Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khususu ,Situlembang Bandung.
Pada Ekspedisi Bukit barisan 2011, Ekspedisi Khatulistiwa 2012 , dan Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013,telah dilakukan berbagai penelitian mencakup keanekaragaman hayati, potensi geologi,dan potensi bencana serta potensi hutan.Berbagai kegiatan yang menumbuhkan rasa nasionalisme dengan melibatkan masyarakat dan pemuda, serta bakti sosial berupa pengobatan massal juga dilakukan. Selain itu juga tim ekspedisi bersama masyarakat secara gotong royong telah membangun 6 jembatan gantung sehingga terbuka aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan dan aktifitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sebelum mengakhiri sambutannya ,Agung laksono memberikan arahan antara lain pertama ,laksanakan dengan sebaik-baiknya agar sasaran eksepdisi dapat dicapai secara maksimal dan manfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya untuk pembelajaran dan menambah wawasan serta pengalaman.Kedua Manfaatkan ekspedisi ini untuk membangun kebersamaan dan menjalin tali silaturahmi dengan masyarakat dan sesama peserta dalam rangka memperkokoh kesetiakawanan sosial ( Bila perlu pertimbangkan untuk membentuk komunitas Ekspedisi NKRI ,karena ekspedisi ini akan menjadi program reguler tahunan. Ketiga Hormati budaya setempat dan akomodasikan serta manfaatkan kearifan lokal.

Ditinggalkan Indonesia, Australia Dekati Malaysia

Atasi imigran gelap, Australia hibahkan dua kapal patroli ke Malaysia.

Kapal Bay Class milik Angkatan Laut Australia
Kapal Bay Class milik Angkatan Laut Australia (Dok. Pelabuhan Darwin)
Walaupun kerja sama dengan Indonesia dihentikan, Australia tidak kehilangan akal untuk mengatasi masalah imigran gelap ke negaranya. Australia dilaporkan mendekati Malaysia, bahkan memberikan dua kapal patroli sebagai hibah kepada Jiran.

Diberitakan Channel News Asia, Kamis 6 Februari 2014, Australia akan memberikan kapal Bay Class yang tidak lagi mereka gunakan ke Malaysia pada pertengahan 2015 mendatang. Menteri Imigrasi Australia mengatakan bahwa ini adalah "strategi operasi praktis untuk mengatasi kejahatan ini."

Kebanyakan imigran gelap pencari suaka ke Australia memang melalui Indonesia. Tapi Malaysia terkadang jadi negara transit untuk mengirimkan para imigran melalui perbatasan Thailand-Malaysia ke Sumatra melalui Selat Malaka.

"Malaysia adalah mitra kunci di regional dan dalam upaya bilateral melawan penyelundupan manusia, hal ini penting terutama karena Malaysia sering digunakan sebagai negara transit menuju Australia dengan kapal," kata Morrison.

Kapal hibah dari Australia telah digunakan sejak tahun 1990-an dan kini mulai ditinggalkan. Kapal patroli ini punya jangkauan 1.000 mil laut dan diawaki 12 petugas.

"Kapal hibah ini akan meningkatkan kemampuan intersepsi, pencarian dan penyelamatan Badan Penegakan Maritim Malaysia dalam operasi perlindungan perbatasan," kata Morrison.

Pemerintah Indonesia menghentikan kerja sama penanganan imigran gelap menyusul terbongkarnya penyadapan oleh pemerintah Australia. Akibatnya, Australia harus bekerja keras mencegah masuknya para imigran ini ke wilayah mereka.

Salah satu cara ekstrem oleh Australia adalah mendorong kembali kapal pencari suaka ke Indonesia. Cara lainnya, mengirim mereka ke kamp di sebuah pulau di Pasifik. Morrison mengatakan, sejak 19 Desember lalu, tidak ada kapal imigran yang sampai di daratan Australia.
 

Unidad de Operaciones Especiales(Spanyol): Jiplak NAVY SEALs dan SAS

Pasukan Khusus Spanyol(IST)
Pasukan Khusus Spanyol(IST)

Meskipun banyak menuai kritik terkait kegagalan menjalankan misi, pasukan khusus asal negeri matador ini berhasil menorehkan sejumlah prestasi. UOE membekali anggotanya dengan kemampuan khusus melebihi pasukan elit lainnya.
Runtuhnya World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001 yang diklaim sebagai akibat dari serang teroris, membuat AS menyatakan perang terhadap di seluruh dunia.
Tidak lama dari insiden runtuhnya Menara Kembar itu, AS langsung menyebut nama Osama Bin Laden dan jaringan Al Qaeda yang berada di Afghanistan sebagai dalang dari serangan 9/11.
Sebagai salah satu negara sekutu AS di Eropa, Spanyol tentu saja tidak tinggal diam. Negeri Matador ini langsung ikut serta ketika AS menjalankan operasi meiliter yang bertujuan menumpas semua jaringan terorisme dunia yang bernama Operation Enduring Freedom .
Spanyol mengirimkan salah satu pasukan khususnya yang berasal dari angkatan lautnya, yakni Unidad de Operaciones Especiales (UOE) dalam Operation Undering Freedom bersamasama dengan pasukan negara Eropa lainnya pada Desember 2002 di kawasan Samudera Hindia dan kawasan Korea Utara yang selalu panas akibat isu nuklir.
Selama menjalankan Operation Enduring Freedom, UOE menuai beberapa prestasi, namun prestasi dan menyukseskan operasi militer itu, contohnya dengan menemukan senjata rudal balistik di wilayah Korea Utara.
Namun semua prestasi UOE tertutupi oleh banyaknya kritikan dunia internasional pada operasi militer gabungan pimpinan AS tersebut.
Operasi militer gabungan itu dianggap sebagai penyebab banyaknya kasus pelanggaran HAM di berbagai wilayah yang dijadikan sebagai tempat operasi dilaksanakan, seperti Afghanistan dan tempat lainnya.
Selain itu, operasi militer itu dianggap sebagai langkah AS untuk menghidupkan kembali industri senjata yang lesu akibat kenaikan harga minya dunia. Walau banyak mengundang kritik luas, namun sampai saat ini tidak ada berita miring yang berkaitan dengan pasukan khusus asal Spanyol ini.
 
Pasukah Elit (IST)
Pasukah Elit (IST)

Unidad de Operaciones (Unit Operasi Khusus-UOE), adalah pasukan elit milik dan di lingkungan pedalaman yang berjarak 50 kilometer dari pantai. Namun jika diperlukan, UOE dapat beroperasi hingga jauh ke pedalaman.
Unit-unit yang ada dalam UOE menguasai semua aspek peperangan angkatan laut modern, termasuk kontra terorisme maritim, misi pendaratan, peperangan dalam air dan renang, infiltrasi garis pantai, penyerangan udara, pengawasan khusus, serangan langsung, perlindungan dan pelayanan VIP, serta Combat Search and Rescue (CSAR).
Untuk berbagai tujuan tersebut, UOE dapat bertugas dengan jarak jangkauan yang sangat luas, dengan menggunakan fasilitas Angkatan Laut Spanyol atau fasilitas militer lainnya, termasuk kapal selam, kapal perang kelas frigate, kapal, kendaraan darat, juga helikopter dan pesawat lainnya untuk keperluan misi penyerangan dari udara.
Banyaknya fungsi dan tugas UOE tidak didapat hanya dengan hitungan hari, tetapi melalui pengalaman bertahun-tahun di medan pertempuran.
UOE atau sering dikenal dengan nama La Unidad keberadaannya di Spanyol bisa dilacak melalui Amphibious Climbing Company (Compania de Escalades Anfibios) yang berdiri semenjak 1952 sebagai pasukan sukarelawan dengan tugas menyerang garis pantai dan infiltrasi.
Pada 1967, UOE kemudian menjadikan Navy SEALs AS dan SAS Inggris sebagai panutan. Keputusan untuk menjadikan Navy SEALs dan SAS juga berdampak pada kemapuan UOE yang harus ditingkatkan.
Kemampuan pasukan khusus yang bermarkas di San Fernando, Cadiz ini kemudian bertambah dengan kemampuan peperangan dalam air, peledakan dalam air, penyusupan lewat udara dan misi penyerangan langsung.
Setelah menjadikan pasukan khusus AS dan Inggris sebagai panutan, pasukan khusus AL Spanyol ini kemudian didesain ulang menjadi Comando Anfibio Especial (COMANFES) pada 1985. Namun bentuk COMANFES ini kemudian diubah kembali ke bentuk aslinya pada awal dekade 1990-an.
Saat ini pasukan khusus bermotto Entra quien puede, no quien quiere ini berkolabrasi dan berlatih bersama-sama dengan pasukan khusus NATO yang berjenis sama dengan UOE, seperti Navy SEALs AS, COMSUBIN Italia, Commando Hubert Perancis, dan DAE Portugis.
Selain itu, masih ada pasukan khusus lainnya yang berasala dari kepolisian Spanyol yakni Unidad Especial de Intervencion (UEI) dan Grupo Especial de Operaciones (GEO).

Pasukan Khusus (IST)
Pasukan Khusus (IST)

Untuk menjadi bagian dari UOE tidaklah mudah, seperti apa yang menjadi motto mereka “Entra quien puede, no quien quiere” yang berarti mereka yang dapat masuk, adalah yang tidak kami inginkan, menggambarkan bagaimana proses seleksi menjadi personel pasukan khusus ini begitu sulit.
Setelah menyelesaikan pelatihan dasar dan menjalani tugas di unit konvensional, kandidat yang ingin bergabung korps “baret hijau” harus lulus pemeriksaan kesehatan dan tes psikologi layaknya ujian fisik, setelah semua hal itu disetujui, maka kandidat akan memasuki pelatihan seleksi (Capacitacion).
Pelatihan seleksi terbagi menjadi dua bagian, yakni fase pelatihan dasar dan fase pelatihan tingkat lanjut dimana setiap fase pelatihan diawasi dan dilatih langsung oleh personel UOE dan NCO. Tujuannya satu, agar kandidat lulus dengan kualifikasi Operasi Khusus.
Fase pelatihan dasar setidaknya memakan waktu sekitar empat minggu dan di dalamnya sudah terdapat tes fisik dan ketahanan psikologis si kandidat, melalui kombinasi pelatihan yang sangat melelahkan yang berkaitan dengan olah raga fisik seperti, lari maraton dengan membawa beban sampai seberat 50 kilogram dan serangkaian uji coba di laut dan lingkungan pegunungan.
Sedangkan pada fase pelatih aberikutnya yakni fase lanjutan, akan memakan waktu sekitar dua bulan dan melalui pelatihan fisik sangat keras, kandidat juga akan menerima pelatihan yang lebih spesifik di pelatihan kemampuan dasar komando angkatan laut.
Selama menjalani dua fase pelatihan ini, kandidat bebas untuk mengundurkan diri dari pelatihan kapanpun, mulai dari hari pertama hingga hari terakhir pelatihan.
Beberapa kandidat yang mengundurkan diri atau keluar dari fase seleksi pelatihanm kebanyakan disebabkan karena luka fisik, bahkan di beberapa kasus disebabkan karena meninggal saat berlatih. Kebanyakan dari mereka yang mengundurkan diri adalah sukarelawan.
Persentase berkurangnya peserta pelatihan dalam proses seleksi penerimaan personel UOE bisa mencapai seratus persen, sedangkan rata-rata berkurangnya peserta adalah 70 hingga 80 persen, angka ini menjadi persentase tertinggi tingkat kegagalan dalam pelatihan yang ada di Angkatan Bersenjata Spanyol.
Hal tersebut bukanlah hal yang biasa, karena pada saat terakhir pelatihan, rasio kandidat dengan intruktur adalah satu banding tiga.
Kandida yang berhasil melewati dua fase pelatihan itu akan dikirimkan ke sekolah penerjun setelah diterima di UOE, kemudian dilanjutkan ke proses pelatihan tahap lanjut dan pelatihan khusus di sekolah khusus peperangan angkatan laut yang melatih keahlian menyelam, membidik, intelijen dan lainnya.
 
Pasukan Elit Spanyol (IST)
Pasukan Elit Spanyol (IST)

UOE selalu merawat salah satu dari tiga tim operasi dalam keadaan siap siaha (Alpha 1) untuk misi mendadak berdasarkan pertimbangan rasional.
Tugas luar negeri pertama pasukan khusus AL Spanyol ini dilakukan pada 1969, hanya dua tahun semenjak satuan khusus ini resmi dibentuk, yaitu melakukan misi evakuasi warga Spanyol dari eks koloni Spanyol di Afrika, Equatorial Guinea.
Semenjak saat itu, unit khusus ini dilaporkan ikut berpartisipasi dalam perangan melawan teroris ETA Basque yang beroperasi di dalam wilayah Sapnyol, walaupun saat ini misi tersebut dipegang oleh kepolisian Spanyol.
Bebeapa kali UOE dikirimkan untuk melaksanakan operasi ke luar negeri untuk kepentingan publisitas, seperti ketika UOE dikirim ke Yugoslavia sebagai bagian dari kontingen pasukan Spanyol di pasukan perdamaian PBB.
Pada Desember 2002, ketika sedang berpartisipasi dalam Operation Enduring Freedom di Samudera Hindia, pasukan khusus ini menemukan senjata Korea Utara yang mencurigakan, So San, sebuah wahana untuk mengangkut rudal SCUD dengan tujuan Yaman.
Unit ini juga dikenal telah sering ikut serta dalam operasi militer internasional di Timur Tengah, bersama-sama dengan PBB atau ikut serta dalam operasi militer yang diadakan oleh AS.
UOE sendiri adalah elemen penting dalam kemampuan kontra terorisme maritim Spanyol.

PT Pindad dan FNSS Turki Tandatangani Kesepakatan Pembangunan Bersama Medium Tank

Dirjen Potensi Pertahanan Dr Drs Timbul Siahaan MM, Kamis (6/2), menyaksikan penandatanganan Joint Partnership antara PT Pindad dengan FNSS Turki dalam pembangunan Medium Tank di Gedung Soeprapto, Kemhan, Jakarta. Partnership Agreement antara PT Pindad dengan FNSS Turki ini merupakan langkah penting dalam kerjasama industri pertahanan kedua negara. Dengan kesepakatan yang ditandatangani ini diharapkan selanjutnya project agreement antara kedua Kemhan dapat segera ditandatangani juga sehingga secara resmi program pembangunan bersama medium tank ini dapat segera dilaksanakan.

Kerjasama joint development medium tank kerjasama Indonesia-Turki dimulai pada 29 Juni 2010 setelah Kementerian Pertahanan kedua negara menandatangani persetujuan kerjasama industri pertahanan (Defence Industry Cooperation) di Ankara Turki. Dimana salah satu kesepakatannya adalah Turki dan Indonesia akan melaksanakan pengembangan Medium Tank bersama yang dilaksanakan oleh FNSS Turki dan PT Pindad.

Sebagai tindak lanjut, telah ditandatangani MoU antara PT Pindad dan FNSS yang kemudian lebih rinci dituangkan dalam Protocol on Defence Industry Cooperation antara Kemhan RI dan Kemhan Turki pada 7 April 2011 di Jakarta.

Selanjutnya PT Pindad melakukan riset dengan pengguna dalam hal ini Pussenkav TNI AD untuk mendapatkan masukan kebutuhan kavaleri akan medium tank. Pada 7 Mei 2013 dilaksanakan Bilateral Meeting ke-2 Defence Industry Cooperation di Turki yang menghasilkan kesepakatan pendanaan bersama program joint development medium tank.

Pada 4 April 2013 dilakukan rapat koordinasi implementasi kerjasama RI-Turki dalam pengembangan medium tank di PT Pindad Bandung. Pada Juli 2013 di Pothan Kemhan dilaksanakan presentasi bersama PT Pindad dan FNSS tentang proposal rencana dan budget joint medium tank development. Tanggal 4 Desember 2013 pada Pameran Bridex di Brunei Darusalam dialkukan pertemuan antara perwakilan kedua negara yang diantaranya membicarakan pembangunan joint medium tank dan komitmen kedua pemerintahan atas program ini.

Kerjasama pembangunan medium tank antara industri pertahanan kedua negara ini diharapkan dapat semakin mempererat kerjasama pertahanan Indonesia dan Turki. MoU ini juga diharapkan menjadi awal yang baik bagi kerjasama kedua industri pertahanan ini di masa mendatang.

DMC.