Rabu, 08 Januari 2014

2014 target 42 persen MEF TNI dicapai



 KRI Nanggala-402 dalam persiapan sandar setelah kembali dari perbaikan menyeluruh di Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi digital baru diterapkan pada kapal selam itu. TNI AL berencana menambah jumlah dan sistem kesenjataan kapal selamnya, yang kemungkinan besar berasal dari Rusia. (ANTARANews/Ade P Marboen)

2014 akan datang banyak persenjataan TNI untuk ketiga matranya, baik bersumber dari Barat, Timur, ataupun sesama negara Asia, yang menjadi bagian dari target pencapaian Kekuatan Esensial Minimum (MEF) 42 persen. 

Target itu bagian dari Rencana Strategis I TNI yang telah dirumuskan sejak beberapa tahun lalu. Di Asia Tenggara, belanja militer Indonesia cukup rendah ketimbang tetangga-tetangganya, demikian juga dengan usia teknologi sistem kesenjataannya. 

"MEF pada 2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai 40-42 persen," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, usai membuka Rapat Pimpinan TNI 2014, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Hampir 300 perwira tinggi dari tiga matra hadir dalam rapat pimpinan tahunan TNI itu, yang oleh Moeldoko dinyatakan cukup berbeda dari berbagai rapat pimpinan yang dilakukan selama ini. Tiga kepala staf matra TNI hadir, yaitu Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman.

Sejak triwulan pertama 2013, berbagai persenjataan baru TNI telah "diperagakan" secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. Di antaranya penggelaran arsenal yang terjadi di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta. 

Dalam daftar belanja pasti TNI persenjataan dari luar negeri pada 2012-2014, terdapat nama EMB-314 Super Tucano, Sukhoi Su-37 dan Su-30 MKI Flankers, tank 2A4 Leopard, meriam lapangan berat Caesar, hingga kapal-kapal selam kelas U-209 Tipe 1500 lisensi Jerman yang dibuat di Korea Selatan. 

Khusus untuk kapal selam, masih akan dikaji pengadaan dari Rusia, sebagai runtutan kebijakan pertahanan maritim sejak awal 2000. TNI AL belum pada keputusan final apakah akan membeli kapal selam baru sama sekali, menerima hibah dari Angkatan Laut Rusia, atau perpaduannya. 

TNI AL menghendaki sistem kesenjataan kapal-kapal selam itu tidak cuma pada torpedo bawah permukaan laut, melainkan juga peluru kendali bawah permukaan laut ke darat dan laut. 

Moeldoko menjelaskan, pada 2013 indikator TNI cukup terbilang baik pada bidang keuangan, karena pencapaian yang diraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sementara di bidang operasi saat ini hampir di setiap daerah kondisinya terbilang baik dan kondusif.

"Tentu kondisi kondusif tidak begitu saja muncul. Ada penguatan di bidang intelijen, teritorial, dan lain-lain. Di perbatasan, kami lakukan operasi yang melibatkan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU sehingga tidak muncul friksi-friksi masalah di perbatasan," paparnya.
Mengenai sejumlah peristiwa di Papua yang telah menelan korban prajurit TNI, Moeldoko sangat menyayangkan, karena pendekatan kesejahteraan sudah dilakukan di Papua dalam bentuk operasi bakti TNI, bukan dalam bentuk operasi militer.

"Namun, kelompok bersenjata tetap melakukan langkah-langkah tidak baik. Tidak fair kalau TNI diam saja menanggapi tindakan tersebut," kata dia.

Terkait hubungan TNI dengan Kepolisian Indonesia sendiri, kata dia, relatif baik, meski sejumlah insiden antara anggota TNI dan Kepolisian Indonesia pada 2013.

"Walaupun, di tingkat bawah sering terjadi gesekan-gesekan. Tetapi, sepanjang prajurit masih bisa dibina, akan tetap dibina. Kalau tidak bisa dibina, lebih baik keluar," kata dia.

Pada gelanggang internasional, Moeldoko mengungkap berbagai pujian yang diberi lembaga internasional atas kinerja TNI dalam berbagai misinya. Di antara pujian yang diungkap itu dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, atas peran serta aktif kontingen TNI di medan penugasan menjaga perdamaian di Lebanon, Kongo, Haiti, dan lain-lain. TNI selalu bisa diterima di kedua belah pihak yang bertikai.
 

Australia Nilai TNI tidak Mampu Kendalikan Perairan Indonesia

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai tidak mampu mencegah pelanggaran perairan oleh tiga kapal perang Australia pada 19 Desember 2013.

Pelanggaran perairan Indonesia oleh kapal perang Australia terjadi lagi
pada 6 Januari 2013. Itu pun tidak dicegah aparat keamanan Indonesia.

Kapal perang Australia masuk ke perairan Indonesia hingga 7 mil dari
pesisir Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, untuk mengiring kembali perahu pengangkut imigran yang berlayar ke negara itu.

Penilaian pihak Australia itu disampaikan salah satu imigran, Rabu (8/1). "Tentara Australia bilang tentara Indonesia itu kecil. Tidak mampu berbuat apa-apa," kata Mohamed  Abdirashid, 18, imigran asal Somalia.

Ia mengisahkan, selama pelayaran melintasi perairan Indonesia menuju Australia, lampu kapal perang tersebut dipadamkan termasuk pada malam hari. Pemadaman lampu tersebut bertujuan mengelabui aparat keamanan Indonesia.

"Kami berlayar hampir dekat ke Pulau Rote kemudian melihat perahu di kejauhan. Kami mengira itu kapal perang Indonesia, ternyata bukan," ujarnya. Oleh kapal yang ternyata milik Australia, Abdirashid diminta untuk terus jalan karena Pulau Rote sudah dekat.

Sementara itu, Ketua Yayasan Peduli Timor Barat Ferdi Tanoni mendesak Pemerintah Indonesia khususnya TNI agar tegas kepada Australia. Pasalnya, keberadaan kapal perang Australia di perairan Indonesia yang tanpa izin merupakan pelecehan. 

"Tindakan Australia menghalau para imigran sampai perairan Indonesia merupakan pelecehan yang harus diambil tindakan tegas oleh Jakarta," katanya.

Imigran Timur Tengah yang dihalau kapal perang Australia kembali ke
Indonesia sebanyak dua kali. Pertama pada 19 Desember 2013 sebanyak 47 orang. Kedua pada 6 Januari 2014 sebanyak 45 orang sehingga total
imigran yang ditampung di sebuah hotel di Kota Kupang sebanyak 93 orang.

Kepala Imigrasi Kupang Silvester Sililaba mengatakan imigran ditampung di hotel karena Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kupang saat ini penuh.

Metrotvnews.

Proyek KFX/IFX Lanjut Lagi


Menteri Pertahanan Poernomo Yusgiantoro menjamin proyek jet tempur KFX/IFX yang bekerja sama dengan Korea Selatan resmi dilanjutkan. Kabar gembira ini disampaikan di sela-sela Rapat Pimpinan Pertahanan Negara hari ini (7/1/2014) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Pemerintah Korsel mengkonfirmasi hal ini pada tanggal 3 Januari 2014 lalu setelah sebelumnya menghentikan untuk sementara proyek jet tempur ini. "Kemarin kita hanya menunggu kepastian Korsel karena adanya perubahan pemerintah. Setelah parlemen baru me-review, ternyata mereka oke jadi kita lanjut tanpa ada perubahan apapun," ujarnya.

Menhan menargetkan purwarupa KFX/IFX akan selesai di masa Rencana Strategis (Renstra) kedua mendatang atau sekitar tahun 2016-2020. Hal ini diaminkan oleh Wakil Menhan Sjafri Sjamsoedin, menurutnya saat ini kedua negara masih menjalani studi kelayakan untuk jet tempur ini.

"Targetnya tahun 2015 kita bisa masuk Engineering Manufacturing Development. Design Center di PT DI mulai saat ini juga resmi bekerja kembali," jelasnya.
 

Rapim Kemhan, dari KFX hingga Apache dan Panther

"Program pesawat tempur KFX/IFX kita lanjutkan". Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, sesaat setelah membuka Konferensi Pers Rapat Pimpinan Kementrian Pertahanan tahun 2014, di Aula Bhineka Tunggal Ika, Kementrian Pertahanan, Selasa (08/01) siang. Menhan juga menjelaskan kelanjutan program kerja sama pembuatan pesawat tempur ini dipastikan lanjut setelah parlemen serta pemerintah Korea Selatan memastikan kelanjutannya. Lebih lanjut menurut Menhan, penundaan yang terjadi disebabkan adanya pergantian kekuasaan di negeri Ginseng itu.

Lalu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin juga menambahkan lebih detail. Untuk kelanjutan program ini, Korea Selatan menyediakan dana senilai US$ 20 Juta, sementara Indonesia wajib menyediakan dana US$ 5 Juta. Dana ini dianggarkan pada tahun 2015, untuk membiaya riset lanjutan yang kini memasuki tahap Enginering Manufacturing Design (EMD). Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemhan pun tersenyum saat ARC menyambangi dalam acara tersebut. Namun, sayangnya ia sendiri belum mau berbicara secara detail mengenai perkembangan KFX/IFX.
Di dalam arena konferensi pers itu, redaksi ARC juga mendekati Kabaranahan Kemhan, Laksda Rachmad Lubis. Darinya muncul lah penjelasan mengenai pengadaan alutsista yang tengah berjalan. Salah satunya, ia menjelaskan bahwa pembelian Heli Apache sudah final dan tanda tangan kontrak. Namun lantaran menggunakan skema FMS, Kabaranahan tidak mengetahui persis detailnya. "Tapi kami usahakan agar oktober 2014, barangnya sudah tiba", demikian tegas Laksda Rachmad Lubis.

Selain itu, Perwira tinggi matra laut ini juga mengabarkan, proses pengadaan heli Anti Kapal Selam sedang dalam tahap finalisasi. Heli yang dipilih pun dipastikan baru dan dari jenis Panther buatan Eurocopter. Pasalnya menurutnya, ini berkaitan dengan sumber pendanaan. "Soalnya dulu kita menganggarkan untuk pembelian 11 heli bekas, namun keduluan oleh negara lain", jelas Kabaranahan.  Nah, semoga saja semua proses berjalan lancar tanpa gangguan suhu politik yang akhir-akhir ini makin tinggi.

ARC. 

Selasa, 07 Januari 2014

PT DI Hadirkan Tiga Heli Hasil Kerja Sama Strategis dengan Eurocopter



Kendati baru melayani pasar dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia langsung menghadirkan tiga jenis heli hasil kesepakatan strategis dengan Eurocopter, yang di antaranya sudah diserahkan ke pemesannya.
Ketiga jenis heli tersebut adalah AS365 N3+Dauphin yang digunakan Basarnas, kemudin heli serupa untuk versi militer yakni AS565 Panther, dan EC725 Cougar yang lebih dikenal dengan Super Puma. Kehadiran tiga jenis heli itu tak terlepas dari pesanan yang dilayangkan Kemenhan dan Basarnas.
Berdasarkan data PT DI, TNI AU akan membeli empat unit Cougar, TNI AL dengan 11 unit Panther, dan empat Dauphin oleh Basarnas dengan dua unit di antaranya sudah diserahterimakan belum lama ini.
Menurut Jubir PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, pihaknya tak merakit secara penuh heli-heli tersebut. Langkah tersebut tidak terlepas dari kesibukan internal PT DI dalam mempersiapkan pasar yang akan dibidik.  "Heli-heli itu datang dalam bentuk major component kemudian di-asembli di PT DI termasuk avionic, radio, dan radar. Semuanya masih knockdown," katanya.
Dijelaskan Sonny,  PT DI saat ini tengah fokus membangun asembli line untuk CN-295, Cougar, dan N-219, dan tambahan hanggar aircraft service yang baru. PT DI, imbuh, tidak bisa sekaligus menggarap semuanya dikarenakan keterbatasan resource.
"Kendati demikian, kesanggupan kami menghadirkan heli-heli tersebut adalah sekaligus melihat reaksi pasar untuk Dauphin dan Panther, kendati baru sebatas Kemenhan dan TNI," tandasnya.
Lebih dari itu, PT DI ingin memantapkan perannya sebagai kontraktor komponen fuselage (badan) dan tail boom (bagian ekor) heli tersebut ke Eurocopter. Komponen-komponen itu digunakan untuk menjawab kebutuhan heli tersebut di seluruh dunia.

Kowal Terlibat Misi Perdamaian PBB

Foto : Dispenal

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Dr. Marsetio bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara militer Peringatan HUT ke-51 Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal), di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (6/1).

Menurut KSAL, dalam perjalanan dan pengabdiannya sebagai prajurit hingga mencapai usia 51 tahun, Kowal telah membuktikan kiprahnya dengan baik dalam melaksanakan tugas di staf maupun di medan operasi. Hal tersebut diaplikasikan antara lain dengan keikutsertaan Kowal dalam misi perdamaian dunia yang tergabung dalam Pasukan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dan MONUC (Mission the I’organisation des Nations Unies en Congo).

Pada bidang olahraga, Kowal ikut berpartisipasi dalam event kejuaraan Terjun Payung Olimpiade Militer Dunia ke-5 di Rio de Janeiro Brasil, kejuaraan Taekwondo Olimpiade Militer (CISM) di Vietnam, Sea Games Futsal di Myanmar, dan meraih medali emas pada Kejuaraan Dayung di Bali, Pekan Baru dan Tanjung Pinang. Prajurit Kowal juga meraih prestasi sebagai juara tiga Kempo Randori Putri di PON ke-17 Kalimantan Timur serta meraih juara dua kejuaraan Bola Volly di Kejurnas Bali.

“Hal tersebut merupakan salah satu bentuk konstribusi positif Kowal dalam pengabdiannya kepada TNI Angkatan Laut, bangsa dan Negara,” kata KSAL Laksamana TNI Dr. Marsetio.

Kowal sendiri genap berusia 51 tahun pada 5 Januari 2014. Peringatan HUT Kowal tahun ini mengangkat tema “Dengan Semangat Kebersamaan Kita Tingkatkan Kualitas Pembinaan Personel Kowal, Guna Meningkatkan Profesionalisme Prajurit Berkelas Dunia”.

Selain melaksanakan upacara pada puncak peringatan HUT ke-51 Kowal, telah melaksanakan berbagai kegiatan seperti ziarah dan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, 19 Desember 2013 yang melibatkan 300 personel Kowal se-wilayah Jakarta. Kegiatan lainnya adalah olahraga bersama dipimpin oleh KSAL di Gedung Serba Guna Mabesal pada 31 Desember 2013 dengan melibatkan 700 personel Kowal.

Perwira Penerangan HUT ke-51 Kowal, Kapten (KH/W) Hestuning dalam siaran persnya, mengatakan upacara militer pada puncak peringatan HUT Kowal bertujuan untuk mengenang kembali sejarah kelahiran Kowal pada tanggal 5 Januari 1963 sekaligus sebagai momentum yang tepat untuk menggelorakan tekad dan semangat serta cita-cita luhur wanita Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan penganugerahan tanda jasa kepada personel Kowal yang telah memberikan dedikasi luar biasa kepada bangsa dan Negara. Mereka yang tanda jasa yaitu Mayor Laut (KH/W) Riana Dewi Mariana, S.Pd menerima Satya Lencana Santi Dharma karena dedikasinya telah bergabung dengan UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon), dan penerima Satya Lencana Wira Nusa, Sertu PDK/W Maria De Fatima karena dedikasinya yang telah bertugas di wilayah pulau terluar.

Pada upacara ini, Letkol Laut (S/W) Erna Fauziah, S.E, yang sehari-harinya berdinas di Dinas Keuangan Angkatan Laut (Diskual) bertindak sebagai Komandan Upacara pada Peringatan HUT ke-51 Kowal tahun 2014.

Upacara tersebut melibatkan 600 prajurit Kowal, yang dibagi dalam dua batalyon pasukan, terdiri dari dua kompi Perwira Menengah, satu kompi Perwira Pertama, satu kompi Bintara Tinggi, dan empat kompi Bintara.

Seusai upacara dilanjutkan dengan acara syukuran dan ramah tamah yang dimeriahkan dengan lagu-lagu daerah, Standing Up Comedy Mudy Taylor, dan tarian nusantara.

Dalam kesempatan tersebut, KSAL memberikan penghargaan kepada perwakilan atlet TNI AL yang berprestasi dan juga tali asih kepada beberapa mantan Kowal.

Hadir pada acara tersebut, antara lain Ketua Umum Jalasenastri Ny. Penny Marsetio selaku Ibu Catraratnanggadi Jalakanyasena, para Pangkotama Wilayah Barat, Pejabat Teras Mabesal, dan Pengurus Pusat Jalasenastri.

Kontingen Garuda XX-J kembali dari Kongo

 
Masa tugas Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo berakhir pada Desember 2013. (ANTARA/R. Rekotomo)

Satuan Tugas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-J/MONUSCO kembali ke Tanah Air  setelah selesai menjalankan tugas bersama misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Stabilisasi di Republik Demokratik Kongo.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko pada Senin menyambut kedatangan 175 anggota TNI yang dalam satu tahun terakhir bergabung dengan Mission de l'Organisation des Nations Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo (MONUSCO) tersebut di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

"Selalu saya sampaikan prajurit TNI yang bertugas di luar negeri selalu berikan kebanggaan bagi Indonesia. Setiap saat saya dapat apresiasi dari komandan sektor yang ada di sana dan dari sekjen PBB ini sungguh membahagiakan," kata Moeldoko.

"Bagi Indonesia misi tersebut memiliki dimensi politis dan strategis untuk kepentingan bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, Indonesia akan meningkatkan peran dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia berdasarkan prinsip-prinsip yang telah disepakati seluruh anggota PBB.

Moeldoko menjelaskan pula bahwa sebagai salah satu negara yang menyetujui inisiatif perdamaian global (Global Peace Operations Initiative/GPOI), Indonesia punya visi untuk mengembangkan peran dalam upaya penciptaan perdamaian.

Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) atau Indonesia Peace And Security Center (IPSC) di  Sentul, Bogor, Jawa Barat, ia melanjutkan, merupakan bagian strategis dalam upaya peningkatan kapasitas TNI dalam upaya untuk menjaga dan memelihara perdamaian.

"Gunakan catatan keberhasilan dan hasil evaluasi misi Satgas Zeni Konga XX-J MONUSCO sebagai referansi penguatan PMPP TNI dan satuan terkait lainnya, khususnya pada civic mission," katanya.

Menurut dia, saat ini PBB menghadapi tantangan untuk menutup gap antara permintaan dan penawaran untuk memenuhi kebutuhan personel dan materiil pada berbagai misi pemeliharaan perdamaian.

Kini, lanjut dia, PBB mengembangkan misi multidimensional yang melibatkan militer dan sipil untuk menjaga dan memelihara perdamaian di pascakonflik.

Satuan Tugas Kontingen Garuda XX-J yang terdiri atas 151 anggota TNI Angkatan Darat, 19 TNI Angkatan Laut dan lima TNI Angkatan Udara juga bergabung dengan misi yang bersifat multidimesi di Kongo.

Pasukan yang dikomandani oleh Letkol Czi Irfan Siddiq itu antara lain membangun jembatan penghubung desa, memperbaiki bangunan penjara dan membangun jalan antara Dungu-Ngilima sepanjang 40 kilometer selama di Kongo.