Minggu, 17 November 2013

Pencitraan Satelit Ungkap Misteri Senjata Raksasa China

Pencitraan satelit artileri raksasa China

Gambar pencitraan satelit mengungkapkan adanya dua artileri raksasa yang masing-masing berukuran 33,5 meter dan 24,3 meter di pusat uji coba armor dan artileri di barat laut wilayah Baotou, China, IHS Jane melaporkan.

Dua buah artileri yang ukurannya tidak biasa dan disusun secara horizontal pada pad beton itu kemungkinan dipasang pertama kali di rentang September 2010 hingga Desember 2011, hal ini merujuk pada gambar pencitraan satelit pertama kali yang ditangkap. Kemudian gambar yang dibuat oleh Astrium pada Juli 2013 menunjukkan bahwa kedua artileri tersebut masih berada di tempatnya.

Pencitraan satelit pada 2011 menunjukkan jelas benda apa digambarkan yang sepanjang 33,5 meter tersebut, kemungkinan adalah artileri yang digunakan China untuk menguji coba penetrasi proyektil berkecepatan tinggi.

Secara historis, China memang menunjukkan minat besar pada artileri kaliber besar jarak jauh. Yang terkenal adalah eksperimen Xianeng 'supergun' pada tahun 1970 yang merupakan bagian dari Program anti-ballistic missile (Project 640). Panjangnya diperkirakan masih lebih kecil dari artileri yang ditangkap pencitraan satelit diatas (sekitar 26 meter). Proyek Xianfeng sendiri dihentikan pada tahun 1980.

Pada 1990-an terungkap bahwa China telah membuat 'supergun' jarak jauh yang mirip dengan Project Babylon 'supergun' Irak hasil rancang Gerald Bull. IHS Jane mengutip pernyataan Artillery & Air Defence bawah Bull juga memiliki keterlibatan penuh dalam merancang sistem artileri jarak jauh untuk Norinco China di era 1980-an.

Artileri di Baotou yang ditangkap oleh pencitraan satelit diatas dinilai menyerupai Project Babylon 'supergun' yang secara teoritis jangkauannya ekstrim atau bisa menargetkan satelit yang mengorbit. Babylon 'supergun' hasil rancang Bull berukuran panjang 45,7 meter.

Analis IHS Jane menyebutkan bahwa meskipun artileri di Baotou mirip dengan desain 'supergun' Bull, namun kemungkin bukan dimaksudkan sebagai artileri jarak jauh atau operasi anti-satelit. Hal ini mengingat bahwa China sudah memiliki rudal balistik jarak jauh yang lebih canggih apabila hanya untuk melaksanakan kedua misi tersebut.

Atau kemungkinan lainnya adalah bahwa China sesungguhnya hanya menggunakan kembali sistem artileri jarak jauhnya yang dibangun pada 1970-1990-an untuk serangkaian uji proyektil. Pandangan terakhir ini didukung oleh banyak analis.

Leopard TNI AD dan Misi Perdamaian Dunia

Leopard 2A4

Kementerian Pertahanan Indonesia diketahui telah melakukan kesepakatan dengan pabrikan kendaraan lapis baja Jerman Rheinmetall untuk memasok MBT (Tank Tempur Utama), dukungan logistik dan amunisi dengan nilai kontrak ratusan juta dolar. Kontrak sudah ditandatangani dan kini tinggal menunggu pengiriman.

Kesepakatan penjualan ini terdiri dari 104 MBT Leopard 2 dan 50 tank infanteri Marder 1A2 berikut amunisi, 4 tank recovery, 3 tank (peluncur) jembatan, dan 3 tank penggusur tanah yang dikenal di Jerman sebagai "Pioneer tank", ditambah dokumentasi terkait, peralatan pelatihan dan dukungan logistik tambahan.

Diketahui dari isu kontrak yang beredar, tank-tank ini akan dikirimkan secara progresif ke TNI AD mulai 2014 hingga 2016. Namun tampaknya September lalu sudah terjadi pengiriman Leopard dan Marder ke Indonesia. Artinya menjadikan Indonesia sebagai negara ke 17 di dunia yang menggunakan Leopard- semuanya negara Eropa kecuali Chili dan Singapura.

Rheinmetall memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengembangkan dan membuat MBT, kendaraan infanteri dan sistem dukungan tempur terkait. Leopard 2 merupakan standar MBT masa kini, dengan lebih dari 3.600 unit (seluruh versi 2) sudah dioperasikan di seluruh dunia. Rheinmetall berperan penting dalam pengembangan dan produksi Leopard 2 untuk Angkatan Darat Jerman (2.350 unit) dan Belanda (445 unit). Leopard 2 versi A4 sendiri sudah dibangun sebanyak 2.125 unit. Ketika dioperasikan bersama-sama sistem tempur terkait lainnya, Leopard merupakan sistem tempur ekstrem yang sulit ditandingi.

Dengan populasi rakyat Indonesia sebesar 240 juta jiwa, otomatis menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Tidak hanya sebagai sumbu stabilitas dan memainkan peran penting di kawasan Asia Tenggara, Indonesia juga turut memainkan peran penting di dunia. Kebutuhan untuk pengadaan tank-tank kelas berat ini sebenarnya tidak hanya mencerminkan kebutuhan Indonesia untuk memodernisasi alutsista TNI AD guna merespon potensi ancaman terhadap NKRI, tetapi juga dalam rangka untuk lebih banyak ambil bagian dalam misi-misi penjaga dan penegak perdamaian di dunia (melalui PBB). Indonesia memang butuh peralatan yang sesuai standar militer negara-negara mitra PBB agar lebih banyak ambil bagian dalam misi-misi PBB.

Hacker Indonesia sukses obok-obok data CIA dan NASA

Hacker Indonesia sukses obok-obok data CIA dan NASA
Hacker. ©2013 Various



Bukan hanya serangan bentuk DDoS dan deface saja yang ternyata bisa dilakukan oleh hacker Indonesia dalam serangan cybernya ke situs pemerintahan Australia. Baru saja, dedemit dunia maya ini juga berhasil mengumpulkan beberapa data rahasia dari CIA Australia.

Pantauan merdeka.com (14/11), hal ini pertama kali diungkap oleh akun Facebook bernama www.facebook.com/steril1337. Akun dengan alias Black'April tersebut membeberkan berbagai data dari database sistem pemerintahan Australia yang kemudian disimpan dalam pastebin.
Beberapa data yang diungkap pun sebenarnya bisa digolongkan kategori rahasia negara. Hal ini karena menyangkut adanya data dari CIA, NASA, dan berbagai misi yang akan diselenggarakan oleh agensi tersebut.
Untuk data yang pertama bocor adalah data mengenai agen CIA Nguyen Ricard. Data ini disalin dalam pastebin http://pastebin.com/7RnbRxa6.
Data yang kedua menyangkut username dan password pemilik akun di Ozi Pilots Online, sebuah situs yang mengindeks berbagai aktivitas terbang para pilot Australia. Data ini dibocorkan dalam http://pastebin.com/7FKJLytP.
Sementara, data mengenai pilot dan misi NASA diungkap melalui http://pastebin.com/Dv95UUwq. Selain itu, banyak lagi yang diungkap dalam pastebin tersebut.
Sampai saat ini sendiri perang cyber yang berkecamuk di Australia belum menunjukkan tanda usai. Hingga kini, hacker Indonesia terus berupaya merontokkan berbagai situs yang jadi afiliasi pemerintahan negeri kanguru tersebut.

Cyber Defense Libatkan Semua Komponen Bangsa

Dalam menghadapi acaman pertahanan negara yang bersifat nir militer khususnya di bidang cyber, sebagai leading sector-nya adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), tetapi apabila  ancaman tesebut sudah menyangkut kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, maka Kementerian Pertahanan dan TNI mempunyai kewenangan penuh dengan didukung oleh seluruh komponen bangsa yang lain.

Cyber Defense Libatkan Semua Komponen Bangsa

Demikian dikatakan Direktur Komponen Pendukung Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan) Ir Bennyta Suryo Septanto, MT,  saat menjadi nara somber dalam Forum Discussion Group (FGD) tentang “Standarisasi  Keamanan Informasi Pertahanan Siber Nasional”, Kamis (14/11) di Jakarta.

Lebih lanjut Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan mengatakan, dalam sistem pertahanan yang bersifat semesta, dalam menghadapi ancaman militer walaupun leading sector-nya itu TNI tatapi perlu didukung komponen lain.  Demikian juga dalam menghadapi ancaman nir militer seperti ancaman cyber, walaupun leading sector-nya Kemenkominfo tentunya kementerian lainnya, TNI dan Polri serta komponen bangsa yang lain diharapkan juga terlibat.

“Sesuai dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bahwa ancaman cyber termasuk dalam ancaman nir militer, dimana dalam menghadapi ancaman nir militer leading sector adalah kementerian diluar pertahanan sesuai dengan jenis ancamannya”, jelasnya.

Dalam rangka menghadapi ancaman pertahanan negara di bidang cyber, Kemhan saat ini sedang membangun system pertahanan cyber nasional dengan menyiapkan regulasi, kelembanggaan/organisasi, infrastruktur pendukung dan menyiapkan Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan-pelatihan.

FGD diselenggarakan oleh Ditjen Pothan Kemhan dan dihadiri kurang lebih 40 peserta yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan komunitas IT.  FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan-masukan dari pihak-pihak terkait tentang bagaimana system pertahanan cyber nasional akan dibangun.

Selain Dir Komduk Ditjen Pothan Kemhan, FGD juga menghadirkan nara sumber Staff Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Luminto dan dimoderatori oleh Dosen Luar Biasa Jurusan Informatika ITB Setiadi Yazid, Ph.D.

PT.DI Yakin N-219 Bisa Dibuat



PT Dirgantara Indonesia yakin 90% kalau program pembuatan pesawat N-219 bakal jalan. Keyakinan itu didasari dengan sudah mengucurnya dana untuk pengembangannya dan adanya persetujuan DPR, tinggal menunggu kelengkapan dokumentasi.

                Kabar gembira karena program pesawat N-219 yang akan dibuat oleh PT Dirgantara Indonesia (DI) bakal jalan. Program yang sudah dicanangkan sejak tahun 2002 itu akan melalui tahap pengajuan aplikasi untuk proses sertifikasi ke DKUPPU (Direktorat Kelaikan Udara Pengoperasian Pesawat Udara) Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Pengajuan type certificate application ini rencananya dilakukan pada Oktober ini.

                “Kami akan ajukan aplikasi jika sudah mendapat signing contract dari LAPAN,” kata Budi Sampurno, Program Manager N-219, Direktorat Teknologi dan Pengembangan PT DI, awal September lalu di Bandung. Jika pengajuan aplikasi sertifikat untuk mendapatkan  type certificate itu diajukan pada Oktober ini, berlakunya tiga tahun sampai Oktober 2016. Targetnya, pada kuartal pertama 2016, pesawat sudah mendapatkan sertifikasi untuk diproduksi.

Menurut Palmana Banandhi dari Tim Program N-219, tahun 2014 pesawat ditargetkan roll out dan setahun kemudian terbang perdana. Untuk terbang perdana, pesawat membutuhkan flight permit dengan mengaplikasi beberapa dokumen analisis teknis dan pengujian-pengujian di darat (ground).  Izin terbang perdana (khusus) akan dikeluarkan DKUPPU setelah melalui pengecekan di darat dan lulus tes.  “Starting dari situ, mulai flight test,” ujarnya. Setelah itu, untuk mendapatkan sertifikasi akhir, pesawat membutuh 630 flight hours. Saat ini,  N-219 baru tahap preliminary design.

Proses panjang
                Pembuatan pesawat buatan anak bangsa ini melalui proses yang sangat panjang. Kata Judho Birawono Santoso dari Tim Program N-219, pihaknya melakukan survei dan studi pasar sejak tahun 2004. Sebelum memasuki tahap produksi, PT DI melakukan requirement market, kebutuhannya, dan problemnya seperti apa. Tahun 2006 dilakukan penerbangan dengan Twin Otter untuk survei ke Papua, yang akan menjadi area penerbangannya. Diperoleh masukan, antara lain, pesawat harus bisa mendarat di pegunungan dengan landasan yang tidak rata dan panjang tak lebih dari 500 meter. Masukan lain juga diterima dari airline, misalnya tentang daya tempuh yang dibutuhkannya. Tahap ini disebut dengan fase requirement development, yang dilakukan sampai menemukan bentuk yang kira-kira dapat menjadi solusi nantinya.

                 Ada era ketika program ini nyaris tak terdengar beritanya. Tahun 2008, sewaktu Budi dipercaya khusus menangani N-219, banyak pekerjaan “administrasi” yang harus dilakukan agar program ini dapat diwujudkan. Kini ia optimis karena dana untuk pembangunan dan pengembangannya sudah ada. Dana Rp1 triliun untuk pengembangan proyek-proyek baru di PT DI sudah mengucur dan di sana ada bagian untuk N-219. Begitu pula dengan dana Rp310 miliar, yang diturunkan kepada LAPAN. Lembaga ini memang sudah ditugaskan untuk mengembangkan pesawat berkapasitas di bawah 30 penumpang sejak tahun 2008. LAPAN sebagai Reseach & Development dan PT DI sebagai manufakturnya.

                Sebenarnya dana Rp310 miliar yang sudah menjadi pagu definitif tahun 2014 itu belum cukup untuk mengembangkan N-219 dalam satu tahun ke depan.  Setelah melalui pengajuan dan yustifikasi dari Bappenas, akan dianggarkan lagi Rp90 miliar untuk tahun 2015. Jika sudah demikian, LAPAN sudah dapat memberikan kontrak tidak mengikat kepada PT DI; LAPAN sebagai pemilik proyek dan PT DI sebagai kontraktornya. “Kami tawarkan pada mereka untuk kerja bareng dengan kami. Kompensasi dari pemberian kontrak itu, kami kasih knowledge,” papar Budi.

Pengajuan aplikasi
Walaupun pemilik proyek N-219 itu LAPAN, tapi persyaratan untuk pengajuan sertifikasi itu harus yang memiliki DOA (Design Organization Approve), yang hanya dimiliki oleh PT DI. Menurut Budi, dulu regulator mengacu ke FAA (AS), yang membolehkan setiap badan usaha mengajukan aplikasi, selama objeknya memenuhi kriteria regulasi. Namun sekarang regulator mengacu ke EASA (Eropa),  yang mensyaratkan pengajuan aplikasi harus organisasi yang memiliki DOA kelas D atau yang sudah diaudit mampu mendesain pesawat terbang.  

“Kami akan perkenalkan pesawat N-219 ini mengarah ke komuter dengan regulasi CASR atau FAR 23. Ini pesawat kelas kecil dengan maksimum 19 penumpang,” tutur Budi. Pada FAR 23 ini ada kelas transpor, komuter, dam aerobatik. Dipilih kelas komuter karena bisa menjadi pesawat yang dapat terbang berjadwal, sementara kelas transpor harusnya hanya untuk pesawat carter saja. Bobot N-219 akan dibuat 15.500 pon (komuter sampai 19.000 pon, transpor 12.500 pon).

Presiden SBY Terima Anugerah Warga Kehormatan Korps Brimob

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan menerima penganugerahan sebagai warga kehormatan Korps Brimob Polri.

Presiden SBY Terima Anugerah Warga Kehormatan Korps Brimob
 
Upacara penganugerahan tersebut rencananya akan dilaksanakan di Lapangan Mako Korps Brimob Polri, Jumat (15/11) pukul 15.10 WIB.

Berdasarkan informasi dari Biro Pers, Media, dan Informasi Istana Kepresidenan, Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono juga dijadwalkan akan hadir mendampingi Presiden SBY pada acara tersebut.

Strategi. 

Jumat, 15 November 2013

Kronologi Keberhasilan Indobatt Redakan Ketegangan Tentara Libanon dan Israel

Di penghujung penugasannya sebagai peace keepers di bumi Lebanon Selatan, personel TNI yang tergabung dalam Satgas Indobatt (Indonesian Battalion) Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) tetap semangat.

Kronologi Keberhasilan Indobatt Redakan Ketegangan Tentara Libanon dan Israel

Dibawah pimpinan Letkol Inf Lucky Avianto, selaku Komandan Satgas (Dansatgas) Indobatt, Kontingen Garuda terus berbuat yang terbaik dan tetap membawa nama baik Indonesia.

Terbukti, Satgas Indobatt tidak hanya berhasil menyabet kemenangan di beberapa cabang olah raga, yang digelar oleh UNIFIL. Satgas Indobatt juga berhasil meredakan ketegangan antara LAF (Lebanese Armed Force) dan IDF (Israel Defence Force), di wilayah TP 37 (UTM 2816342-682341) beberapa waktu lalu.

Kejadian tersebut bermula saat tim dari Kompi Alpha Indobatt, yang dipimpin oleh Lettu Inf MS. Yahya Ginting mengutus regu jaganya, untuk melaksanakan tugas jaga di TP 37. Tepatnya di wilayah perbatasan (blue line) antara Lebanon dengan Israel.

Tim yang berjumlah enam personel dan dipimpin oleh Serda Basuki, tiba-tiba saja mendapati tiga personel IDF yang sudah siap mengambil posisi tiarap dan membidik ke arah personel LAF saat sedang melakukan patroli.

Dengan cepat, personel Indobatt bertindak menjadi penyekat dan menghadap kedua belah pihak (LAF-IDF), sambil mengibarkan bendera PBB dan berteriak 'peace' hingga berkali-kali.

Di tengah ketegangan tersebut, personel Indobatt yang bertugas saat itu juga melakukan negosiasi selama kurang lebih 6 menit, dan menghasilkan menyepakati untuk meredakan ketegangan.

Akhirnya tentara IDF pun menghentikan bidikannya dan segera meninggalkan tempat tersebut, termasuk dari pihak LAF juga meninggalkan tempat tersebut. Hingga kondisi kembali normal seperti semula.

Ketegangan tersebut juga langsung dilaporkan kepada Sektor Timur dan diteruskan ke Headquaters UNIFIL di Naqoura. Menerima laporan tersebut Force Commander Mayjen Paolo Serra, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Indobatt. 

“Satgas Indobatt dinilai telah berhasil melaksanakan Mandat UNSCR 1701, sesuai STIR (Standardised Tantical Incident Reaction) V.26 point 2 (Foreseeable Blue Line Ground Incident Between LAF and IDF)," kata Force Commander, melalui siaran persnya, Kamis (14/11/2013).

Atas kejadian tersebut, melalui apel luar biasa di Lapangan Soekarno Markas Indobatt UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Dansatgas Indobatt Letkol Inf Lucky Avianto menyerahkan piagam penghargaan kepada enam personel Kompi Alpha, yang telah berhasil melaksanakan misi perdamaian atas apresiasi dan penghargaan yang diberikan Force Commander kepada Satgas Indobatt.