Sabtu, 09 November 2013

Enam Kapal Perang TNI AL Mondar-mandir di Perairan Bangka Belitung

Sebanyak enam unit kapal perang milik TNI Angkatan Laut akan dikerahkan untuk berpatroli di wilayah perairan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Enam kapal perang itu, dikerahkan guna menjaga kondisi keamanan yang kondusif, khususnya di wilayah perairan Babel.
Komandan Lanal Babel (Danlanal Babel) Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa mengatakan, 6 unit kapal perang milik TNI Angkatan Laut tersebut yakni masing-masing bernama Sembilang-850 dan Kamis (7/10/2013), sudah melakukan  tugas patroli.
"Begitu pula dengan KRI Teluk Gilimanuk-531 saat ini berada di Belinyu, dan KRI Sigurot, KRI Tenggiri, KRI Siada, serta KRI Kobra saat ini sejumlah kapal perang tersebut berada di perairan Pangkal Balam kota Pangkalpinang," kata Iwa Kartiwa.
Bahkan, Danlanal Babel Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa menambahkan, sejumlah KRI tersebut ditegaskanya memang sengaja di BKO-kan ke perairan Babel yang tak lain guna untuk menjaga keamanan perairan di wilayah Babel.
"Kehadiran KRI itu juga diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi nelayan yang ada di perairan Babel," tandasnya.
MI. 

Soekarno-Hatta Sudah Diakui Sebagai Pahlawan Sejak 1987

Mantan Presiden Soekarno dan Mantan Wakil Presiden, Muhammad Hatta, secara resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufrie, menjelaskan  bahwa sebenarnya  Soekarno-Hatta sudah diakui sebagai pahlawan sejak 1987.

Soekarno-Hatta Sudah Diakui Sebagai Pahlawan Sejak 1987
Soekarno-Hatta Proklamator dan Pahlawan Nasional

“Hak keduanya sebagai pahlawan sudah diberikan pemerintah seperti tunjangan rutin tiap bulan, biaya sehatan, pemeliharaan rumah, pemugaran makam dan hak lainnya. Beliau sudah lama diakui menjadi pahlawan,” kata Salim dalam keterangannya, Rabu.

Menurutnya, jika kini pemerintah melalui Kementerian Sosial mengusulkan nama Soekarno Hatta dan disetujui Presiden penetapannya sebagai pahlawan nasional, maka status tersebut makin menegaskan gelar keduanya.

Sesuai Keppres 81 Tahun 1986 tentang Pahlawan dan Proklamator, lanjutnya,  maka status Soekarno Hatta sudah ditetapkan sebagai pahlawan. Keduanya sudah include menyandang pahlawan nasional. Dan sejak 1987, pemerintah mulai memberikan hak keduanya untuk keluarga almarhum. Diantaranya putera Soekarno, Bayu Soekarno Putra menerima tunjangan dari pemerintah.

“Kalaupun tahun ini kembali pemerintah memberikan keduanya gelar pahlawan dan diungkapkan sekarang,  selain karena ada usulan dari masyarakat, juga ada keinginan definitif dari MPR. Dan melihat Keppres pahlawan proklamator secara definitif ingin ditegaskan. Jadi penetapan ini bukan sesuatu yang baru dan bukan pula suatu proses,” jelas Mensos.

Pengangkatan gelar Pahlawan nasional kepada seseorang merupakan hak prerogratif presiden yang diatur oleh undang_undang no 20 tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan (GTK). Aturan itu menjadi mekanisme dan prosedur pemberian gelar pahlawan nasional.

Dia mengungkapkan, sebelumnya Kemensos menerima 15 usulan nama calon pahlawan nasional. Dari 15 nama disaring menjadi tinggal 13 nama dan ditetapkan 9 nama calon pahlawan. Namun karena tahun ini pemerintah hanya menetapkan 2 nama saja, 9 nama calon pahlawan ini ditunda hingga ditetapkan secara final.

Adapun 9 nama calon pahlawan yang memenuhi syarat gelar pahlawan nasional diantaranya Kol.(Purn) Alex Evert Kawilarang (Sulut), Sultan Muhammad Salahuddin (Sultan Bima) dari NTB, I Gustu Ngurah Made Agung (Bali), Prof M Sardjito (Yogya), (Purn) Mohammad Mangoendiprojo (Jatim), Lambertus Nicodemus Palar (Sulut), Franciscus Xaverius Seda (NTT), Sultan Hmayatuddin Muhammad Saidi (Sulteng) dan Abdul Rahman Baswedan (Yogya).

KSAL : Ngotot Ingin Penuhi Kebutuhan Kapal Selam Indonesia

"Selain itu, sebuah bangsa dikatakan hebat dan maju jika bisa membuat kapal selam dan kapal perang sendiri." 
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio mengatakan TNI kekurangan alat utama sistem persenjataan berupa kapal selam untuk melindungi seluruh wilayah laut Indonesia. Menurut Marsetio, setidaknya dibutuhkan 12 kapal selam untuk menjaga wilayah laut Indonesia.

KSAL : Ngotot Ingin Penuhi Kebutuhan Kapal Selam Indonesia
Kapal Selam KRI Nanggala 402. TEMPO/Fahmi Ali

"Sementara saat ini Indonesia baru punya dua kapal buatan tahun 1980-an," kata Marsetio dalam sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, 6 November 2013. Kedua kapal selam itu, yakni KRI Cakra dan KRI Nenggala, sudah uzur. Bahkan, di tahun 2020 kedua kapal tersebut genap berusia 40 tahun dan harus pensiun.

Saat ini Indonesia sedang memesan tiga unit kapal selam Changbogo Class dari Korea Selatan. Dalam pembelian ini, Indonesia dan Korea Selatan sepakat ingin menjalin kerja sama alih teknologi. Indonesia ingin kapal selam pesanan ketiga dibangun di galangan kapal PT PAL dan dikerjakan oleh putra-putri bangsa yang diawasi oleh perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering.

Sebagai Komisaris Utama PT PAL, Marsetio ingin mendorong kesiapan fasilitas pembuatan kapal selam di galangan kapal milik PT PAL di Surabaya. Pemerintah pun setuju mengucurkan duit Rp 1,5 triliun untuk membangun fasilitas khusus kapal selam di PT PAL. "Sebab, galangan kapal selam itu berbeda dengan kapal biasa, harus tertutup, lebih khusus seperti produk buatan tangan," ia menjelaskan.

Selain itu, PT PAL juga sedang mempersiapkan tenaga ahli dan teknisi terbaik untuk dikirim ke pabrik Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering. Sesuai rencana, total 206 perwakilan PT PAL akan belajar di Negeri Ginseng. Sayang Marsetio tak mau menjelaskan detail proses alih teknologi itu. "Pokoknya dari teknisi, desainer, sampai tukang las PT PAL akan dikirim ke Korea Selatan," kata dia.

Marsetio sendiri yakin jika PT PAL bisa memperoleh ilmu pembuatan kapal selam bakal berdampak positif bagi TNI AL, khususnya pemenuhan kebutuhan kapal selam. Dengan begitu, kebutuhan 12 kapal selam Indonesia bisa dibantu dengan produksi dalam negeri.

Marsetio menyatakan dirinya sedikit ngotot memenuhi kebutuhan kapal selam Indonesia. Sebab, menurut dia, kapal selam punya efek deteren (tangkal) yang sangat kuat bagi pertahanan laut suatu negara. Berbeda dengan efek deteren sebuah kapal perusak biasa.

"Selain itu, sebuah bangsa dikatakan hebat dan maju jika bisa membuat kapal selam dan kapal perang sendiri."

Meski begitu, Marsetio membutuhkan kapal-kapal perang kelas fregat dan corvet untuk menjaga wilayah laut, khususnya dari permukaan. Setidaknya, dia melanjutkan, TNI AL butuh 20 kapal kelas fregat untuk membantu pengamanan laut Indonesia. Saat ini Indonesia sudah memesan tiga unit kapal fregat dari Inggris serta dua kapal lain dari Belanda.

"Sisanya (kebutuhan 20 kapal perang) tetap kami berharap PT PAL dan BUMN lain bisa mandiri membuat kapal perang," kata dia. "Sesuai rencana PT PAL juga akan mengupayakan alih teknologi dari kapal perang buatan Belanda."

Radar Pasif Pencari Jejak UAV hingga Pesawat Siluman Dari Jarak 600 km

Apakah yang dimaksud Radar Pasif? Mengapa sering disebut sebagai sistem radar yang mampu menjejak pesawat “siluman” (stealth)?

Radar (Radio Detecting And Ranging) adalah sebuah peralatan elektronik yang umumnya digunakan untuk memantau suatu wilayah udara untuk kepentingan pengamatan dan pengendalian lalu lintas udara. Meskipun demikian radar juga digunakan untuk keperluan pengamatan cuaca, lalu lintas kapal laut dan bahkan mengamati kecepatan lalu lintas darat. 

Radar Pasif Pencari Jejak UAV hingga Pesawat Siluman Dari Jarak 600 km

Prinsip kerja radar konvensional adalah memancarkan gelombang radio ke angkasa dan menangkap kembali pantulan akibat mengenai benda terbang. Besarnya sinyal pantulan dikenal dengan nama Radar Cross Section (RCS). Pesawat terbang konvensional akan menghasilkan RCS sesuai ukurannya, namun pada pesawat modern, khususnya pesawat militer generasi terkini memiliki nilai RCS kecil atau bahkan sangat kecil sehingga sulit terdeteksi radar konvensional sehingga disebut pesawat “Siluman”.

Kemampuan menjadi “Siluman” atau Stealth ini dihasilkan oleh pengembangan teknologi airfoil/airframe, material dan avionik pesawat. Teknologi airfoil/airframe menggunakan desain bentuk yang mengurangi pantulan radar. Teknologui material menggunakan penyerapan gelombang radar sehingga mengurangi pantulan sampai tidak memantul sama sekali.

Tehnologi avionik yang mengurangi pancaran elektromagnetik atau mengganggu pancaran elektromagnetik lawan. Jika teknologi ini digunakan pada pesawat tak berawak (UAV) maka akan sangat ampuh, ukuran UAV yang kecil dan tidak tertangkap radar akan menyulitkan untuk mengantisipasi ancaman, terelbih bila pesawat UAV memiliki kemampuan penyerang di samping pengintai berkemampuan tinggi.

Untuk menghadapi pesawat-pesawat yang sulit dideteksi maka dikembangkan peralatan “penjejak pasif” (passive sensor) atau radar pasif. Cara kerjanya adalah dengan menerima semua frekuensi elektromagnetik yang dipancarkan oleh pesawat dan UAV.  Meliputi gelombang komunikasi, data link, radar altimeter, radar cuaca, radar early warning, radar deteksi, peralatan navigasi, transponder IFF, GPS, ADSB, dan aneka pancaran gelombang elektromagnetik yang terpancar atau diterima oleh pesawat tadi.

Diketahui prinsip radar pasif yang menggunakan 3-4 peralatan sensor penerima pada suatau jarak tertentu sanggup menggunakan prinsip triangulasi untuk menentukan posisi, ketinggian, kecepatan dan arah pergerakan sasaran yang di deteksi. Dengan makin canggihnya teknologi maka radar pasif  makin peka dan makin canggih. Peralatan ini bisa menjadi alat deteksi, alat analisis, dan pengumpul data elektronis. Bisa menjadi alat Electronic Intelligent, Electronic Support Measures, dan Signal Intelligence.

Keuntungan menggunakan radar pasif adalah antara lain mampu mendeteksi sasaran secara tiga dimensi pada jarak 400-600 km tanpa diketahui sasaran (senyap) karena tidak memancarkan sinyal  radar, mampu juga mendeteksi emisi di daratan dan lautan secara senyap, handal terhadap jammer, bekerja secara rahasia, relatif murah dan mudah dirawat, mudah diintegrasikan, mudah dilakukan alih teknologi, serta sangat ampuh bila digabungkan dengan sensor radar pertahanan udara aktif yang sudah ada.
Kemampuan pertahanan udara yang mengandalkan radar aktif akan sangat terdongkrak dengan dilengkapi sistem radar pasif, sehingga tidak saja pesawat konvensional bisa lebih mudah tertangkap radar namun juga pesawat non konvensional berkemampuan stealth, termasuk pesawat tanpa awak dan rudal jelajah bisa terdeteksi dan bisa dilumpuhkan sedini mungkin. (Angkasa)

Artikel ditulis oleh : Kol. Pnb Agung “Sharky” Sasongkojati
Strategi.

Mengintip Konsep Ruang Bawah Tanah Monas

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun ruang bawah tanah di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, tahun depan. Konsep ini sudah dirancang sejak 1997, namun tak kunjung direalisasikan.

Mengintip Konsep Ruang Bawah Tanah Monas

Desain ruang bawah tanah ini akan disesuaikan dengan sistem pertahanan yaitu sebagai tempat evakuasi. Pemprov DKI menargetkan pembangunan rampung dalam dua tahun.

Ruang bawah tanah ini akan mengikuti rencana detail tata ruang Jakarta 2030. Itu artinya akan terintegrasi dengan segala moda transportasi yang saat ini dalam tahap pembangunan.

Ruang bawah tanah juga terkoneksi dengan wilayah lain di sekitar Monas. Di dalam ruang bawah tanah disediakan travelator atau alat untuk mempercepat orang berjalan.

Kepala Perencana PT Jakarta Konsultindo, Arya Abieta, memaparkan ruang bawah tanah ini dibangun menyilang di empat sisi Monas, yakni sisi barat, utara, selatan dan timur.

Sebuah koridor akan menyambungkan empat sisi itu secara menyilang. Di sisi selatan akan dibangun basement parkir tiga lantai dan di atasnya terdapat amfiteater berkapasitas 900 orang yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang interaksi warga.

Di sisi barat, ruang bawah tanah akan terhubung dengan MRT. Sedangkan sisi timur bisa terkoneksi dengan Stasiun Gambir. Untuk sisi utara sengaja dikosongkan. Semua jalur bawah tanah ini dihubungkan lantai berjalan.



Warna Merah:
- Nomor 1-3 MRT
- Nomor 2 panggung utama teater
- Nomor 4 Serbaguna

Warna Hijau:
- Nomor 1 Pos Polisi
- Nomor 2 Klinik
- Nomor 3 Gudang
- Nomor 4 Toilet
- Nomor 5 Mushola
- Nomor 6 Kios
- Nomor 7 Ruang Teknisi
- Nomor 8 Kios PKL


Kontingen Petembak TNI AD Juara Umum Lomba Se-ASEAN

 TNI AD Juara Umum AARM ke-23 Myanmar.

Para prajurit TNI Angkatan Darat kembali menjuarai ajang ASEAN Armies Rifle Meet  (AARM) ke-23 di Myanmar, Kamis 7 November 2013. 
Sambil bernyanyi semangat dan bertepuk tangan, 60-an prajurit TNI Angkatan Darat menyambut kedatangan Kepala Staf AD, Jenderal TNI Budiman. Acara ini berlangsung di Komplek Akademi Militer yang megah, sekitar dua jam perjalanan darat ke utara Mandalay, kota bisnis di Myanmar. Para prajurit itu sudah dua pekan berada di komplek militer itu untuk mengikuti Asean Armies Rifle Meet  (AARM)ke-23.  
Hasilnya, kontingen AD Indonesia mempertahankan posisi juara umum dengan merebut 28 medali emas dari 45 medali emas yang diperebutkan kontingan petembak AD se- ASEAN.
KSAD Jenderal Budiman menyampaikan rasa bangga dengan prestasi yang diraih para prajurit. "Tapi saya ingin agar para juara AARM bisa memenangi pula kejuaraan internasional seperti SEA Games dan Asian Games," ujarnya.
Sejak AARM tahun 2004, gelar juara umum tak pernah lepas dari kontingan TNI AD.  Tak heran jika KSAD gemas, dan berharap TNI AD bisa berkontribusi pada perolehan medali dari cabang olahraga tembak di berbagai ajang internasional.
KSAD Budiman berada di Mandalay, untuk kunjungan kerja selama tiga hari menghadiri pertemuan tahunan KSAD se-ASEAN (ACAMM) ke-14.  Selama satu setengah jam bertemu dengan prajurit, KSAD secara detil menanyakan data pribadi dan riwayat karir peraih medali di AARM Myanmar.  Selain bonus berupa uang tunai, KSAD juga memutuskan untuk memasukkan para pemenang ke sekolah calon perwira sebagai penghargaan atas prestasi.  Insentif bagi para juara juga diberikan dalam bentuk masa pendidikan yang lebih singkat.  
"Kalian membawa nama baik negara.  Prestasi harus terus ditingkatkan," kata dia.
Dalam kunjungan ke Myanmar, KSAD yang baru dua bulan menjabat ini didampingi Komandan Jendral Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Mayjen TNI Agus Sutomo dan Wakil Asisten Operasi Brigjen TNI George E. Supit.  Dubes Indonesia di Myanmar Sebastianus Sumarsono ikut berkunjung ke komplek akademi militer yang megah dengan fasilitas yang lengkap termasuk lapangan tembak standar lomba internasional. 
Kemegahan fasilitas akademi militer di Myanmar itu menjadi salah satu tema dialog terbuka prajurit kontingen AARM dengan KSAD. Dibahas pula betapa kelengkapan senjata dan amunisi yang digunakan kontingen AARM untuk berlatih dan bertanding mulai ketinggalan dibanding negara lain seperti Thailand dan Singapura.  Satu per satu para kontingan AARM menceritakan pengalaman berkaitan dengan proses persiapan dan perkembangan kemampuan teknis dan senjata kontingen lain.  
"Waktu untuk persiapan petembak baru perlu ditambah agar hasilnya lebih baik," ujar Sersan Kepala Winarsih, yang tahun ini meraih medali emas.  
Ada lima anggota Korps Wanita AD dalam kontingen Indonesia kali ini, mereka semua berpengalaman meraih medali emas. "Pencapaian kalian hebat.  Tapi tidak boleh puas diri. Metode berbasis sains yang selama ini diterapkan dalam penyiapan tim AARM akan ditingkatkan," kata Budiman.  

Angkatan Laut Thailand Minati 20 Pesawat PT DI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9vZQEeM7zrimX04VpIiqStl0w3CgAbBzkNeoHadK9ztQlbOaMMt2CBcFXXdY2xq_mIhuEYqdAzhvG3gM8i-vPwSeNoF84pvIWwN_ghjeulHgk4hV1QAyeYFF3LLJ1AhleashK7eLtuCI/s1600/n219(1).jpg

Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) saat ini dalam diskusi dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk kemungkinan pembelian hingga 20 pesawat transportasi twin-turbo N219, IHS Jane melaporkan.

Pejabat dari PT DI (tidak disebutkan namanya) menghadiri pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 di Bangkok, dan pada 5 November mengatakan kepada IHS Jane bahwa pihak PT DI berharap kontrak dengan Thailand bisa ditandatangani pada tahun 2014, yaitu kontrak untuk membangun dan memasok pesawat N219 dengan bekerjasama dengan perusahaan lokal Thailand Aviation Industries (TAI).

Pejabat PT DI itu mengatakan bahwa kemungkinan kontrak ini adalah produksi pesawat tetap dilakukan di Indonesia, dan dengan transfer teknologi pemeliharaan dan perbaikan kepada Thailand Aviation Industries (TAI).

N219, pesawat transportasi dan kargo

Pesawat ini terbuat dari logam dan didesain untuk angkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya plus pintu fleksibel yang memastikan N219 bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

N219 diawaki oleh 2 orang kru dengan kapasitas 19 penumpang (konfigurasi 3 sejajar). Pesawat dengan berat kosong 4.309 kg dan maksimum berat saat lepas landas 7.031 kg ini memiliki kecepatan jelajah 394 km/jam dengan jangkauan 1.111 km dan 2.930 km untuk terbang ferry. Harganya sendiri sekitar AS$ 4,5 juta hingga AS$ 5 juta.
N219 memiliki berbagai keunggulan dibanding pesawat sekelasnya. Pertama kemampuan lepas landas dan mendaratnya pendek, yaitu 450 meter. Landasan pun tidak harus di aspal atau beton tapi lapangan rumput juga bisa. Selain itu, daya angkutnya lebih besar 500 kg (total 2.500 kg) dari kompetitor.

Keunggulan lainnya tentu saja di harga yang murah, padahal teknologi yang diusungnya lebih canggih dari pesawat sejenis. Salah satunya adalah avioniknya yang sudah touch screen, sehingga tidak banyak tombol. Meskipun layarnya hanya ada 3, tapi semua informasi ada disitu dan dilengkapi dengan sistem keselamatan.

Program N219 yang penelitiannya dimulai pada 2006 ini merupakan program nasional, sinergi bersama antara BPPT, Ristek LAPAN, Kemenperin, dan Perhubungan. Investasi total pengembangan N219 mencapai AS$ 80 juta.