Sabtu, 09 November 2013

Meneropong Teknologi Militer Indonesia

  Lomba Renang Binsat Marinir
Lomba Renang Binsat Marinir

Kemampuan TNI secara personal maupun team, baik AD, AL dan AU sudah terbukti kuat, jauh sebelum adanya program MEF 1, dikarenakan nyali dan kemampuan uji kombatan personel, lahir dengan karakter kombat, bukan dari “laskar hentak bumi ”
apalagi begitu ditambahkan alutista cukup mumpuni.
Hal ini membuat negara-negara lain takut dan segan karena mereka banyak mengandalkan alutista modern, tetapi skill rendah. Contoh , US Navy Seal berguru ke Indonesia dalam hal surviving, tactical lead di Hutan Banongan, Situbondo Jawa Timur. Pengakuan kualitas tentara Indonesia di atas rata-rata, juga datang dari beberapa negara. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mereka latihan bersama dengan Indonesia.
Mengenai kapal selam, alutsista itu merupakan benteng pertahanan terkahir RI dan bersifat senyap, mematikan serta unsur rahasia.
Pernahkah kalian mendengar unsur lambung KS 402 dan KS 401 adalah punya turunan ?. Hanya petinggi TNI AL yang tahu membedakan mana yang Rusia maupun mana yang Jerman.
Kemampuan TNI dalam mengutak-atik alutista dan mengkombninasikan/ meng-gado-gado alutista sudah tidak usah dipertanyakan lagi. Contoh KRI OWA buatan Belanda tahun 1968 (NATO) dapat dikonversikan dengan rudal Yakhont buatan Rusia. Kepiawaian inilah salah satu unsur kemampuan matra TNI. Belum lagi nanti korvet kelas sigma dari Belanda, dikonversikan dengan rudal R-han buatan indonesia dan juga rudal C-705, unsur radar maupun peluncur.

Ujicoba Penembakan Yakhont dari KRI OWA
Ujicoba Penembakan Yakhont dari KRI OWA

Belum lagi helikopter Anti-Kapal Selam (AKS) nantinya akan ” menuntun” Rudal yakhont, maupun C705 buatan China,
karena alutista biasanya di ”lock” unsur sofware maupun hardwarenya oleh negera penerbit. Hal ini mudah dilakukan oleh TNI.
Kembali lagi kisah KS indonesia era Presiden Sukarno, berjumlah 12 unit. Satu ”terdampar ” di Surabaya untuk museum degan lambung 410. Lalu bagaimana kisah Kapal selam lainnya ?. Bisa jadi akan diutak atik oleh TNI untuk bisa beroperasi. Sampai saat ini, Hiu semua kelas Whiskey yang note bene di atasnya KILO class tentu masih misteri dan tidak ada beritanya, apakah kapal tersebut dijual maupun di”sekolahkan ”.
Belum lagi TNI AU mencampur beberapa rudal dan bahkan bom dalam negeri agar bisa masuk di pesawat F-16 , maupun Sukhoi. Pemasangan rudal dan persenjataan tentulah disesuaikan dengan tugas operasi.

Roket RX 550 Lapan (photo: Audrey)
Roket RX 550 Lapan (photo: Audrey)

MLRS Astross II. Kenapa Indonesia membeli sekitar 40 truk peluncur beserta baterainya ?. Hal ini memang akan disinergikan dengan rudal buatan dalam negeri seperti R-Han,Rx420,RX550. Indonesia hanya kekaurangan teknologi pemandunya saja, untuk bisa sejajar dengan India, China dan Rusia. Jarak jelajah rudal Indonesia bisa kisaran 3 digit.
Dari ulasan saya di atas, kesimpulannya adalah: Biarkan TNI saja yang tahu alutistanya, baik kekuatan maupun operasinya. Justru yang berbahaya adalah, komponen-komponen bangsa yang ” mati ” akan cinta NKRI maupun cinta tanah air dan bangsa. Sudahkah anda saat mengibarkan bendera merah putih ?. (Adi).

Hacker Indonesia Gempur Situs Intelijen Australia


https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-prn2/1378751_736302076383417_266167793_n.png

MAlam ini para hacker Indonesia membuktikan ucapannya bahwa mereka akan menyerang situs-situ vital negara itu. Dan sasaran yang pertama digarap adalah situs Badan Intelijen australia atau Australian Intelligence Service yang beralamat di www.asis.gov.au.

Menurut pantauan Majalah ICT, situs ini diserang hacker-hacker dan sempat jatuh bangun alias semaput. Situs yang dibuat down oleh para peretas Indonesia sesekali hidup kembali. Kondisi situs ini bisa dilihat di status.ws untuk mengetahui situs-situs apa saja yang down dan terlihat situs vital Australia ini beberapa kali down.

Sebagaimana diketahui, persoalan memata-matai atau menyadap Indonesia, bagi hacker Indonesia perbuatan tersebut dinilai layaknya pencuri. Sehingga, harus ada permintaan maaf. Namun, permintaan maaf tidak kunjung terucap. Pemerintah yang diharapkan berbuat banyak melempem ketakutan. Alhasil, para peretas bersatu, yang di dunia nyata tentara kita tidak punya alutsista memadai, namun di dunia maya Indonesia tentu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Menurut informasi yang beredar di kalangan hacker, para peretas merencanakan akan menyerang kembali Australia secara besar-besaran pada Jumat malam ke situs-situs pemerintah Australia yang berdomain .gov.au. Para hacker yakin bahwa banyak pasukan DDOS yang siap membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Karena penyadapan itu ibarat mencuri," tegasnya.

Soal kemungkinan akan terjadinya cyber war atau perang cyber antara pihak hacker Indonesia dan hacker Australia, dikatanya bahwa mereka siap menghadapi kemungkinan tersebut. "Kalau cyber war siap karna kami pemuda pemudi INDONESIA tidak takut kpd siapapun kecuali kpd pencipta," yakinnya. Namun begitu, hingga saat ini, katanya, belum ada tanda-tanda peretas Australia akan melakukan serangan balik ke Indonesia.

Pengiriman Batch Ke-4 Pesawat T50i GE Tiba Di Lanud Iswahjudi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQsMHd0jLYM0IW6U5I4Im9nkU0fPW89XX1eLIj1aBFOi12hbHWbKoluMnmVHNZrDlc0BfFwg8hZa6UxbZibgvoBFVBOW5KjoGt_GyD0nSgzmu4nd3I7n2a12SHYsJqdhacfL9IB89DGjM/s1600/T-50i.jpg

Hingga awal bulan November 2013, PT Korean Aerospace Industries (KAI), sudah mengirimkan 8 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle, ke Lanud Iswahjudi, dari 16 yang dipesan oleh pemerintah Indonesia, setelah dua pesawat yang diterbangkan langsung dari Korea Selatan mendarat mulus di runway Lanud Iswahjudi, Rabu (6/11).
Kedatangan dua pesawat tersebut di sambut oleh Kepala Dinas Operasi Kolonel Pnb Djoko Hadipurwanto, Kadispers Letkol Pnb Ian Fuadi dan Komandan Skadron Udara 15, Letkol Pnb Wastum, di main aprron Skadron Udara 15.
Dalam pengadaan pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Korea, direncanakan pada akhir tahun 2013 sudah genap berjumlah 16 unit, dan pesawat tersebut akan menggantikan peran dan fungsinya pesawat HS Hawk MK 53, yang akan habis masa pakainya di Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi. 
Keterangan Gambar :Para pejabat Lanud Iswahjudi menyambut kedatangan Penerbang KAI yang baru tiba di main aprron Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Kamis (7/11).

Langit Belitung Kedatangan Tim Aerobatic TNI AU 'Dynamic Pegasus'

Dynamic Pegasus

Komandan Lanud HAS Hanandjoeddin, Letkol Nav Indrastanto Setiawan didampingi para Kepala Dinas beserta Ketua PIA AG Cabang II/D Lanud Hanandjoeddin Ny. Indrastanto Setiawan menyambut kedatangan tim aerobatic helikopter kebanggaan TNI Angkatan Udara "Dynamic Pegasus" yang dipimpin langsung Komandan Skadron 7 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Letkol Pnb Khairun Aslam, di Bandara HAS Hanandjoeddin, Belitung, Kamis, 7 November 2013.

Lima pesawat Helikopter Dynamic Pegasus EC-120 B Colibri buatan Perancis datang dalam bentuk formasi fly pass di atas birunya langit Belitung. Kedatangan Tim Aerobatic Dynamic Pegasus ke Belitung langsung disambut meriah oleh rombongan Siswa SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 Tanjung pandan, dan siswa TK Angkasa.

"Latihan navigasi jarak jauh ini pada dasarnya bertujuan agar para perwira siswa penerbang TNI Angkatan Udara mampu terbang navigasi menggunakan politage atau baca peta, kalkulasi waktu, dan fuel logging sehingga diharapkan akan menambah pengalaman dan jam terbang bagi para penerbang muda TNI Angkatan Udara," kata Danlanud Hanadjoeddin Letkol Nav Indrastanto Setiawan didampingi Komandan Skadron 7 Lanud Suryadarma Letkol Pnb Khairun Aslam selaku flight leader pada latihan Navigasi Jarak Jauh (NJJ) ini.

Kedatangan Tim Dynamic Pegassus ke Belitung dalam rangka latihan NJJ ini melibatkan 23 personil dari Skadron 7 Lanud Suryadarma, 5 orang instruktur penerbang, 1 orang pilot leader, 9 orang perwira siswa, dan 8 (delapan) orang ground crew.

Dynamic Pegasus adalah Tim Aerobatic kebanggaan TNI Angkatan Udara yang merupakan Tim Aerobatic pertama dan satu-satunya Tim Aerobatic yang menggunakan pesawat Rotary Wing atau Helikopter di Asia Tenggara.

Kamis, 07 November 2013

Program Korvet dan Kapal Selam Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dua program nasional di bidang industri pertahanan yaitu program Kapal Selam dan Korvet Nasional memerlukan dukungan tidak hanya dari Kementerian Pertahanan tetapi juga dukungan semua pihak. 
Hal tersebut dikatakan Menhan selaku Ketua Harian Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) saat memimpin Sidang KKIP Ke-10, Rabu (6/11)  di kantor Kemhan, Jakarta.  Hadir pada sidang tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  Dahlan Iskan dan Menteri Ristet dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta  selaku Anggota KKIP.
Lebih lanjut dikatakan Menhan, bahwa pembangunan Kapal Selam dan Korvet Nasional akan dilakukan oleh PT. PAL sebagai Lead Integrator. Namun demikian, selain perlunya kesiapan dari PT. PAL, juga memerlukan pemikiran dan dukungan dari semua pihak sehingga cita – cita  terwujudnya kemandirian di bidang Alutsista akan dapat dicapai dengan baik.
Dijelaskan Menhan, kebutuhan kapal selam untuk mengamankan wilayah perairan Indonesia khususnya Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) sebanyak 12 buah. Saat ini TNI AL sudah memiliki dua buah kapal selam dan tiga kapal sedang dibangun berkerjasama dengan Korea Selatan.
Dari tiga kapal selam tersebut, rencananya ada satu kapal yang akan dibangun di Indonesia.  Secara bertahap diharapkan pembangunan kapal selam berikutnya akan dapat dibangun di Indonesia.
MI. 

MNC Sky Vision & TNI AL Majukan Teknologi Militer


Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI, Dr. Marsetio melakukan kunjungan ke kantor MNC Sky Vision pada Rabu (6/11/2013) di Jakarta. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian yang telah dilakukan oleh TNI Angkatan Laut dengan PT MNC Sky Vision Tbk.
Tujuan dari kerjasama ini adalah, sebagaimana yang dikatakan oleh Direktur Utama PT MNC Sky Vision, Rudi Tanoesoedibjo, untuk menyediakan informasi-informasi penting yang sulit didapatkan oleh masyarakat maupun anggota TNI yang berada di wilayah perbatasan. Wilayah perbatasan tersebut merupakan blank-spot yang tak mampu dijangkau oleh jaringan frekuensi radio.
"Saya miris karena di wilayah perbatasan Indonesia itu banyak masyarakat yang tak mengenal Indonesia itu sendiri. Untuk itulah kami hadirkan siaran-siaran yang dapat meng-Indonesia-kan masyarakat perbatasan," kata Rudi Tanoe saat pertemuan antara staf TNI AL dan jajaran direksi MNC Sky Vision.
Tak hanya itu, MNC Sky Vision juga memberikan perangkat pendukung berupa panel surya, perangkat Indovision, dan peralatan komunikasi pada seluruh pos jaga di perbatasan Indonesia dan kapal-kapal angkatan laut.
Pertemuan tersebut juga menyatukan pemikiran-pemikiran dari kedua belah pihak yang bekerja sama untuk memunculkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi untuk memajukan Angkatan Laut Indonesia ke depannya.  Seperti apa yang diucapkan Rudi Tanoe dengan menyatakan kesiapan MNC Sky Vision untuk membantu menyediakan serta mengembangkan ketersediaan satelit untuk Tentara Nasional Indonesia.
"Ini hanyalah awal, dan ke depannya kami harapkan kerja sama ini bisa memberikan berbagai kemajuan yang lebih banyak kepada TNI AL," tutup KASAL Laksamana TNI, Dr. Marsetio.
MI. 

Angkatan Laut Thailand Minati 20 Pesawat PT DI

N219

Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) saat ini dalam diskusi dengan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk kemungkinan pembelian hingga 20 pesawat transportasi twin-turbo N219, IHS Jane melaporkan.

Pejabat dari PT DI (tidak disebutkan namanya) menghadiri pameran Pertahanan dan Keamanan 2013 di Bangkok, dan pada 5 November mengatakan kepada IHS Jane bahwa pihak PT DI berharap kontrak dengan Thailand bisa ditandatangani pada tahun 2014, yaitu kontrak untuk membangun dan memasok pesawat N219 dengan bekerjasama dengan perusahaan lokal Thailand Aviation Industries (TAI).

Pejabat PT DI itu mengatakan bahwa kemungkinan kontrak ini adalah produksi pesawat tetap dilakukan di Indonesia, dan dengan transfer teknologi pemeliharaan dan perbaikan kepada Thailand Aviation Industries (TAI).

N219, pesawat transportasi dan kargo

Pesawat ini terbuat dari logam dan didesain untuk angkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini memiliki volume kabin terbesar di kelasnya plus pintu fleksibel yang memastikan N219 bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

N219 diawaki oleh 2 orang kru dengan kapasitas 19 penumpang (konfigurasi 3 sejajar). Pesawat dengan berat kosong 4.309 kg dan maksimum berat saat lepas landas 7.031 kg ini memiliki kecepatan jelajah 394 km/jam dengan jangkauan 1.111 km dan 2.930 km untuk terbang ferry. Harganya sendiri sekitar AS$ 4,5 juta hingga AS$ 5 juta.

Interior N219
N219 memiliki berbagai keunggulan dibanding pesawat sekelasnya. Pertama kemampuan lepas landas dan mendaratnya pendek, yaitu 450 meter. Landasan pun tidak harus di aspal atau beton tapi lapangan rumput juga bisa. Selain itu, daya angkutnya lebih besar 500 kg (total 2.500 kg) dari kompetitor.

Keunggulan lainnya tentu saja di harga yang murah, padahal teknologi yang diusungnya lebih canggih dari pesawat sejenis. Salah satunya adalah avioniknya yang sudah touch screen, sehingga tidak banyak tombol. Meskipun layarnya hanya ada 3, tapi semua informasi ada disitu dan dilengkapi dengan sistem keselamatan.

Program N219 yang penelitiannya dimulai pada 2006 ini merupakan program nasional, sinergi bersama antara BPPT, Ristek LAPAN, Kemenperin, dan Perhubungan. Investasi total pengembangan N219 mencapai AS$ 80 juta.

[Foto via blog.londoh.com]