Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan
catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cerita-cerita dari
para “Silent Warrior” pinisepuh saat mereka dulu bertugas mengawaki
“Hiu-hiu besi” kita dalam menjaga Kedaulatan NKRI yang mungkin selama
ini belum pernah terpublikasikan. Dan tulisan ini saya dedikasikan juga
kepada seluruh “Beliau-beliau” tadi berikut juga dengan para “Silent
Warrior” muda yang kini masih bertugas mengawal NKRI. Khusus untuk Jilid
ini saya ingin mencoba menggambarkan peta kekuatan Armada Bawah Air
dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik, sebagai sedikit gambaran
untuk Warjagers agar mengetahui seberapa kuat sih Armada Siluman Bawah
Air negara-negara disekeliling kita. Dan enggak lupa tulisan ini saya
buat secara bersambung (soale dibuat disela-sela kesibukan saya alias
kalo lagi mood dan ada waktu luang ya nulis, kalo enggak mood ya males
nulis soale kerjaan saya bejibun banyaknya). So harap maklum kalo-kalo
nanti artikel sambungannya lamaaa banget keluarnya.
CINA / TIONGKOK
Chinese Type 94-SSBN (defencetalk)
Di wilayah Asia – Pasifik, Cina memiliki salah satu armada kapal
selam terbesar. Rincian secara pastinya armada bawah laut PLAN sulit
diprediksi jumlahnya, tapi pada saat ini mereka diperkirakan
mengoperasikan sekitar 79 KS yang tersebar di sembilan kelas yang
berbeda . Pada tingkat strategis armada kapal selam rudal balistik
nuklir mereka terdiri dari empat unit KS Type- 94 ‘ Jin class’, dengan
kapal kelima dilaporkan dalam pembangunan. Jin Class ini dapat membawa
12 biji rudal Balistik Julang-2 (JL-2) dengan jangkauan 7.200 kilometer (
4.475 mil) yang bisa ditambahkan dengan hulu ledak nuklir. Keempat
kapal selam Jin ini juga ditemani beberapa unit KS Type- 92 ‘ Xia Class
‘ yang saat ini dianggap mengalami konversi menjadi SSGN. dan didukung
armada KS yang terdiri dari sekitar empat unit SSN Type- 93 ‘ Shang
Class ‘ dan empat unit SSN Type- 91 ‘ Han Class’.
Kapal Selam China
Meskipun memiliki armada kapal selam nuklir yang cukup besar, PLAN
terus mempertahankan armada SSKs alias armada KS diesel elektriknya.
Patut diduga mereka mengoperasikan
9 unit Type – 41 ‘ Yuan Class ‘,
14 unit SSKs Type- 39 ‘ Song Class ‘, 12 unit ‘ Kilo Class ‘, 14 unit
KS ‘ Ming Class ‘ dan 30 unit KS ‘ Romeo Class ‘ sebagai cadangan
dan ada beberapa yang digunakan untuk pelatihan . Dipicu oleh ekonomi
yang kuat, angkatan laut China membuat kemajuan dalam pengembangan
kekuatan kapal selam multifaset . Salah satu tujuan dari kapal selam
Cina adalah untuk menciptakan sebuah zona anti-access/area untuk
mempertahankan daratan Cina. Zona ini meliputi Kepulauan Kuril, Jepang,
Taiwan, dan Laut Cina Selatan dengan tujuan menegakkan klaim China di
Timur dan Selatan.
Ballistic Missile Submarine XIA Class
China telah memperluas tiga pangkalan angkatan laut untuk mendukung
pertumbuhan armada kapal selam mereka. Armada Laut Selatan adalah armada
yang paling kuat dan memiliki pangkalan kapal selam bawah tanah di
Yulin Naval Base di pulau Hainan .
TAIWAN
Taiwan navy’s SS-793 Hai Lung diesel-electric submarine
Taiwan hanya memiliki 2 unit KS
Hai Lung class yang dibuat
di Belanda pada tahun 1980-an. Terancam oleh potensi blokade laut Cina,
Taiwan sebetulnya tertarik untuk memperkuat armada KS nya hingga
delapan unit kapal selam baru. tetapi masalahnya adalah tidak ada satu
negara pembuat Kapal Selam yang mau memenuhi permintaan Taiwan ini
karena ancaman konsekuensi politik dan ekonomi dari China yang pastinya
akan ngamuk. Sementara Amerika Serikat yang ingin sekali membantu juga
dipaksa harus berfikir matang-matang.
INDIA
Akula-II in Service with IN.Pls ID this Sub.
India patut diduga saat ini mengoperasikan sekitar 14 kapal selam yang terdiri dari sepuluh
‘Sindhughosh class‘ dan empat ‘
Shishumar class‘
SSKs . Namun demikian, armada kapal selam India saat ini sedang
mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan roll- out negara
itu untuk melengkapi dengan senjata nuklir bagi kekuatan udara, darat
dan laut pasukannya. Angkatan Laut India juga segera mengoperasikan satu
unit dari total 6 unit KS ‘
Arihant class ‘ SSBN yang dapat
membawa dua belas Rudal balistik K – 15 Sagarika ( dengan kisaran 750km )
atau empat rudal balistik Agni – IV ( 3.500 km range) yang mulai
diluncurkan dan menjalani uji laut sejak tahun 2009, dengan KS pertama
INS Arihant diharapkan untuk dapat beroperasi sekitar tahun 2015 mendatang. KS ini akan bergabung bersama
INS Chakra dan
INS Nerpa. Kapal selam SSN dari type – 971 ‘
Akula – II ‘ yang judulnya disewakan Rusia kepada India selama sepuluh tahun.
India missile BO 5 launched
India juga masih memiliki 14 kapal selam konvensional berupa 10
Sindhughosh class (Kilo / Proyek 877EKM ) dan 4 tipe 209/1500 HDW atau sering disebut
Shishumar class.
Shishumar class submarine
Armada Kapal selam konvensional India ini juga mengalami perbaikan
besar-besaran. Upaya modernisasi ini akan menambah kekuatan operasi SSKs
meeka dengan pengadaan Proyek – 75 ‘
Scorpene‘ dari DCNS
Perancis, dengan kemampuan meluncurkan MBDA Exocet SM.39 sebagai rudal
anti kapal, ??ditambah hingga 18 torpedo kelas berat dan atau 30 ranjau.
Kapal selam ini sedang dibangun di Mazagon Docks, Mumbai. Dan
diharapkan ‘Scorpene’ pertama akan beroperasi pada Juni 2015, dengan
total 6 unit KS dijadwalkan akan dibuat sampai tahun 2019 .
PAKISTAN
Agosta 90B Submarine Pakistan
AL Pakistan mempertahankanpengoperasian 5 unit kapal selam
Agosta class terdiri dari dua unit dari kelas Agosta asli dibangun pada 1970-an, sementara tiga lainnya adalah dari kelas modern
Agosta 90B yang dilengkapi dengan
MESMA AIP.
Pada tahun 2006, Pakistan mengumumkan persyaratan untuk pembelian
armada SSKs terbaru untuk menggantikan armada Agosta nya dengan memilih
untuk bekerja sama dengan China untuk membeli 6 unit kapal selam yang
dilengkapi AIP dengan empat unit yang akan dibangun di Cina dan dua unit
terakhir di Pakistan.
X-Craft (SX-756 Class) midget submarine
Selain itu Pakistan juga mengoperasikan 6 unit KS Midget tipe
SX 506 dan sekitar 6 s/d 10 unit KS Midget type
SX 756 yang mereka buat sendiri dengan lisensi dari galangan Cos.Mo.S (
Construzioni Motoscafi Sottomarini) Livorno, Italia
JEPANG
The Soryu class submarine or 16SS
Jepang saat ini telah meningkatkan armada kapal
selam nya. Jepang saat ini diyakini memiliki 22 unit KS dalam
operasional mereka, termasuk 2 unit ‘
Soryu class’ dilengkapi dengan Stirling Air Independent Propulsion (AIP) produksi
Kockums Stirling 4V – 275R Mk – III ‘, 10 unit ‘
Oyashio class‘, 6 unit
‘ Harushio class‘ dan 2 unit ‘
Asashio class‘ yang digunakan untuk pelatihan.
KOREA UTARA
‘Sang-O class
Banyak misteri yang mengelilingi armada kapal selam dari Republik
Demokratik Rakyat Korea (DPRK) alias Korea Utara ini. Patut diduga
Armada KS mereka dianggap cukup kuno, yang terdiri dari sekitar 25 unit
type 633
‘Romeo class‘ , yang diperkirakan telah dibangun
secara lokal menggunakan komponen yang dipasok Cina. Melengkapi 4 unit
‘Romeo’ kelas-613/644/665
‘Whiskey class‘. Selainitu patut diduga mereka mengoperasikan sekitar 25 s/d 40 unit ‘
Sang-O class‘
yang memiliki jangkauan hingga 2.800 km dimana beberapa diantaranya
dimodifikasi menjadi kapal selam infiltrasi bersenjata yang dirancang
untuk mengangkut pasukan khusus Korea Utara yang disebut
Sang O class versi K-300, yang pernah diidentifikasi pada tahun 2011 lalu.
Korea Utara juga diduga mengoperasikan 50 unit ‘
Yugo class’
kapal selam Midget yang diyakini bertanggung jawab atas tenggelamnya
kapal Cheonan Angkatan Laut Korea Selatan yang di torpedo menggunakan
Torpedo type CHT – 02D, Maret 2010 lalu.
KOREA SELATAN
Chang Bogo Class
Saat ini armada negara ini diperkirakan mengoperasikan 9 unit ‘
Chang Bogo class
‘ kapal selam konvensional yang didasarkan pada pengembangan type –
209/1300 , ditambah beberapa KS Midget berupa beberapa unit ‘
Tolgorae class ‘ dan ‘
Cosmos class ‘.
Mereka juga dalam tahap pembuatan 6 s.d 9 unit KS ‘ Son Won Il class ‘
kapal selam ini dibuat berdasarkan pada design kapal selam konvensional
Howaldtswerke – Deutsche Werft Type – 214 dengan AIP.
Son Won-Il
Salah satu fitur menarik dari kapal ini adalah penambahan radar
Thales Sphinx – Dserta terminal X -band satcom yang memiliki
probabilitas rendah intercept dan sistem tempur Atlas Elektronik dan
sonar suite.
SINGAPURA
Pada tahun 1995 dan 1997, RSN mengakuisisi 4 unit KS kelas
Challenger (sebelumnya dikenal sebagai kelas
Sjöormen)
kapal selam dari Angkatan Laut Swedia, Sebagai kapal selam yang
dirancang oleh Swedia untuk operasi di Laut Baltik, berbagai modifikasi
yang diperlukan untuk beroperasi di perairan tropis juga dilakukan
singapura. Singapura juga menandatangani perjanjian dengan Kockums untuk
penyediaan dua unit KS kelas
Archer (sebelumnya dikenal sebagai kelas
Västergötland)
pada 4 November 2005 dan telah beroperasi sejak tahun 2009. KS ini
kira-kira berusia lebih dari 20 tahun yang sebelumnya adalah armada
cadanganAngkatan Laut Swedia, KS ini telah dilakukan modernisasi dan
konversi untuk operasi di perairan tropis dilengkapi dengan sistem
propulsi udara independen. Mengupgrade sistem sonarnya sehingga
memungkinkanKS untuk mendeteksi kontak pada jarak jauh, sedangkan sistem
torpedo memiliki kemampuan akuisisi target yang lebih baik.Empat KS
kelas Challenger dan dua KS kelas Archer ini membentuk 171 Squadron dari
RSN.
Republic of Singapore Navy (RSN) personnel at work inside the RSS Archer
Sementara itu untuk yang terbaru Singapura telah menandatangani kontrak untuk pengadaan dua unit KS type 218SG dari
Thyssen Krupp Marine Systems pada
bulan November 2013 dengan biaya sekitar satu miliar Euro dan
diperkirakan akan memakan waktu enam tahun untuk menyelesaikannya dan
menurut schedule KS pertama akan diserahkan kepada Angkatan Laut
Singapura pada tahun 2020.
MALAYSIA
KD Tunku Abdul Rahman
Berbatasan dengan Selat Malaka dan konflik di Laut Cina Selatan, The Royal Navy Malaysia ( RMN ) mengoperasikan 2 unit
KS Scorpene yang
dibangun oleh DCNS dan Navantia yang berbasis di Sepanggar Bay di
Sabah. Dan Malaysia melakukan uji – tembak bawah permukaan KS pertama
kalinya dengan Rudal SM39 Exocet pada bulan Juli 2010.
(Ilustrasi KS Midget)
Selain itu Malaysia juga mengoperasikan antara 3 sampai dengan 6 unit
KS Midget type SWATS (Shallow Water Attack Submarine) dengan tonnage
200 ton buatan Cos.Mo.S (
Construzioni Motoscafi Sottomarini)Italia, dimana Calon awak kapalnya dilatih disatuan midget Angkatan Laut Pakistan.
Agosta 70 class diesel attack submarine (SSK)
Dan juga patut diduga mereka juga masih mengoperasikan 2 unit KS type
Zwaardvis yang
dulunya disewa selama lima tahun dari Angkatan Lautnya Kompeni alias
Belanda dalam rangka persiapan awak KS mereka sebelum mengoperasikan
Scorpene. Padahal dulu awak KS Scorpene mereka dilatih di Perancis
menggunakan KS latih, Agosta Class (Ouessant S623).
THAILAND
Type 206A diesel electric submarine
Royal Thai Navy ( RTN ) sedang mempertimbangkan pembelian kapal selam
juga. Pada bulan Maret 2011, Angkatan Laut Thailand melakukan negoisasi
pembelian dua unit kapal selam Type
206A second hand dari
Angkatan Laut Jerman dengan harga sekitar USD220 juta.Departemen
Pertahanan Thailand juga mengusulkan pembelian 6 unit kapal selam bekas
Tipe 209. Sebuah markas armada kapal selam di
Sattahip Naval Base akan
selesai pada tahun 2014 ini dan Thailand telah mengirimkan petugas
untuk mengikuti pelatihan kapal selam di Jerman dan Korea Selatan, dan
juga akan segera membangun Trainer Submarine Command Team.
VIETNAM
Ho Chi Minh City submarines
Vietnam merupakan pesaing regional untuk Cina dan meskipun militernya
kalah jauh dengan PLA, lokasi geografis negara ini merupakan iritasi
bersejarah dengan Cina. Saat ini Vietnam mengoperasikan sampai dengan 6
unit Kilo class (
Proyek 636 ) dengan platform mampu menembakkan
LACMs.
(VOV) -A mini submarine (Made-in-Vietnam)
Selain itu Vietnam juga mengoperasikan antara 2 sampai dengan 6 unit KS Midget “
Yugo Class” yang dibeli dari Korea Utara.
FILIPINA
Sampai
saat ini Angkatan Laut Filipina masih memprogramkan pengadaan antara 2
sampai dengan 3 unit KS, tetapi belum ada detail lebih lanjut mengenai
jenis dan type yang mereka pilih dan dijadwalkan pengadaan ini harus
segera terealisasi paling lambat tahun 2020 mendatang.
AUSTRALIA
Royal Australian Navy Submarine
( RAN ) Royal Australian Navy pada awalnya mengoperasikan 6 unit KS kelas konvensional ‘
Collins class ‘ yaitu :
- SSG 73 HMAS Collins
- SSG 74 HMAS Farncomb
- SSG 75 HMAS Waller
- SSG 76 HMAS Dechaienux
- SSG 77 HMAS Sheehan
- SSG 78 HMAS Rankin
Namun patut diduga dari enam unit itu sekarang ini hanya dua unit
saja yang dapat beroperasi yaitu HMAS Collins dan HMAS Farncomb. Kapal
selam kelas Collins dapat dikategorikan sebagai kapal selam gagal.
Berbagai permasalahan teknis selalu menghantui kapal selam buatan
Australia ini. Entah itu kerusakan combat system, kerusakan generator,
Perangkat Lunak, masalah aliran hidrodinamik, baling-baling yang retak,
mesin dan gearbox segel, periskop yang mengalami getaran dan masih
banyak lagi. semua itu memiliki kontribusi terhadap tingkat kesiapan
operasional yang rendah untuk kapal selam dan lain sebagainya.
Semua itu berawal dari keinginan Australian Navy mengoperasikan kapal
selam yang tidak digunakan oleh Angkatan Laut lain di dunia.
Pemerintahan di Canberra lebih memilih pendekatan desain daripada
off-the-shelf. Kapal selam kelas Collins desain dasarnya adalah kapal
selam
Vastergotland asal Kockum AB, Swedia yang kemudian
didesain ulang oleh ASC. Melalui desain ulang, dimensi kapal selam
mengalami pembesaran beberapa kali dibandingkan aslinya.
(ilustrasi)
Kapal selam buatan Swedia secara filosofis dirancang untuk beroperasi
di perairan Laut Baltik dan bukan untuk di perairan laut dalam atau
samudera. Sedangkan kapal selam kelas Collins yang merupakan pembesaran
dari kelas Vastergotland dirancang untuk beroperasi di laut lepas. Namun
yang luput dari perhatian para perancang Australia adalah pembesaran
dimensi kapal selam bukanlah jawaban terhadap kebutuhan operasional yang
diinginkan oleh Angkatan Laut negeri itu. Proyek Collins class ini
merupakan desain unik yang disesuaikan dengan persyaratan Australia.
Bagian kapal selam pertama dibangun oleh Kockums di Swedia, namun
sebagian besar pekerjaan dilakukan di Australia oleh galangan kapal
lokal milik pemerintah. Keseluruhan kapal kedua sampai keenam dibangun
secara lokal. Upaya ‘melokalisir’ design asli Kockums ini tanpa
asistensi pemilik design aslinya kemudian dianggap sebagai blunder dalam
pembangunan Collins class yang menyebabkan “cacat teknis”.
Kapal selam tersebut mengalami penurunan kemampuan karena berbagai
masalah (baterai, mesin, generator, towed array, dan propulsi darurat)
yang telah diketahui secara luas selama bertahun-tahun. Bahkan sampai
saat ini ada dua kapal selam sejenis yang tergeletak di dock selama
sembilan tahun. Di KS ini juga sering banget dilakukan upgrade
peningkatan kemampuan mulai dari tahun 2003 sampai yang terbaru 2013
kemarin
Australian Submarines: a history ‘ by Michael W.D. White.
RAN berusaha menggandakan jumlah kapal selam mereka menjadi 12 unit
di tahun 2020-2030. Pemerintah Australia sudah menganggarkan dana riset
sebesar $214 juta AUD hanya untuk pemilihan design kapal selam pengganti
Collins. Belum jelas apa kapal selam pengganti Collins class nanti.
Tetap ada kemungkinan kembali menggunakan design Kockums seperti Collins
class dengan type Archer/Challenger-class seperti yang digunakan RSN
(The Republic of Singapore Navy) atau bahkan ikut melirik kapal selam
Jerman terbaru pengembangan Type 216 HDW seperti Type 218SG.
Pada 2012 juga terdengar kabar Australia mempertimbangkan teknologi kapal selam
Soryu-class dgn
berat 4200 ton buatan Mitsubishi Heavy Industries. Dan selain itu
terdengar juga wacana mengganti Collins class dengan kapal selam
bertenaga nuklir. mereka juga mensyaratkan parameter pertimbangan
sebelum memutuskan pilihan diantaranya adalah:
Endurance, Fuel Load,
Hull and Equipment Efficiencies, Reliability, Maintainability and
Redundancy, Stowage Capacity, Crew Endurance, Payload Capacities, Hull
Size, Range and Radius of Action. Selain itu juga ada wacana yang
mensyaratkan kemampuan serang darat dan kemampuan menyebarkan KS Midget
pada KS terbaru mereka nanti.
RUSIA
Russian submarines
Rusia memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan
Asia – Pasifik. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air
yang terdiri dari 5 unit -
667BDR SSBNs ‘ Delta – III class’. diperkuat juga oleh 3 unit
SSGNs - 949A ‘ Oscar –
II class, 4 unit SSN – 971 ‘
Akula class ‘ dan sekitar 9 unit ‘
Kilo class ‘ bagi kapal selam konvensionalnya.
KS Rusia uji coba ICBM (Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty -CTBT)
Kekuatan bawah air Rusia di Asia – Pasifik juga ditambah dengan 4 unit KS
“Borey class” -
dengan berat submerged 19.400 ton dan dilengkapi dengan enam 533mm
tabung torpedo busur – mount dan 16 SS – N – 32 Bulava. Dan juga 4 unit “
Oscar class”
dengan berat submerged 14.500 ton dan membawa 24 SS – N – 19 rudal anti
– kapal. Torpedo persenjataannya adalah dalam bentuk empat tabung 533mm
dan 650mm serta empat tabung torpedo busur yang mampu menembakkan
SS – N – 16 Stallion dan
SS – N – 15 Starfish rudal anti kapal selam, torpedo pandu dan Shkval supercavitating torpedo.
Amerika Serikat
USA
juga memiliki salah satu armada kapal selam terbesar di kawasan Asia –
Pasifik yang termuat dalam gugus tempur armada VII dibawah kendali task
force 74. Di kawasan ini mereka mengoperasikan armada bawah air yang
terdiri dari beberapa unit KS SSN dari type
Los Angeles Class dan beberapa unit KS SSBN dari type
Ohio Class. Armada mereka juga diperkuat dengan KS SSN dari type
Virginia Class yang merupakan pengembangan dari KS
Seawolf class yang saat ini baru beroperasi sekitar belasan unit dari total pembuatan sebanyak 30 unit KS yang akan dibuat.
Submarine Group 7
Salah satu faktor utama di balik sebagian besar pengdaan KS di
negara-negara tersebut diatas saat ini adalah karena kebangkitan armada
bawah air angkatan laut China dan khususnya lagi kekuatan militer
China. Satu-satunya cara dari negara-negara yang merasa terancam dengan
kekuatan militer armada bawah air China ini adalah berinvestasi dalam
pengadaan Kapal selam juga yang nantinya difokuskan sebagai penangkal
ancaman China tadi. Mengingat suasana tegang di sekitar wilayah yang
disengketakan di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur, negara-negara
seperti Vietnam jelas berinvestasi dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencegah dan berpotensi juga untuk mengganggu angkatan laut China dan
merebut setiap pulau yang disengketakan.
Sementara
setiap pembelian KS oleh Filipina juga didorong oleh keinginan yang
sama dengan Vietnam. Demikian pula Jepang, Korea Selatan dan motivasi
serupa mungkin terletak di belakang program penggantian Collins class
Australia. yang jelas kecenderungan pengadaan kapal selam di Asias elama
beberapa tahun terakhir kemungkinan akan terus berlanjut di masa
mendatang.
Bersambung…..
“Wira Ananta Rudhiro”
“Jalesveva Jayamahe”
“NKRI harga mati!”
By. Pocong Syereem
JKGR.