Aslinya Skadron Udara 8 memang rumah bagi helikopter angkut berat,
tapi pasca Mil Mi-6 di grounded pada akhir tahun 60-an. Skadron Udara 8
kini jadi home base bagi helikopter angkut serbaguna (utility helicopter)
SA-330 Puma. Namun predikat satuan helikopter angkut berat mengalami
perubahan, pasalnya SA-330 Puma produksi Aerospatiale masuk ke kelas
helikopter angkut sedang. Nah, penghuni Skadron Udara 8 nyatanya tak
hanya SA-330 Puma.
Sebelum kedatangan SA-330 Puma, Skadron Udara 8 sudah mengoperasikan
helikopter Sikorsky CH-34 Choctaw. Satu unit helikopter ini datang pada
awal tahun 60-an yang merupakan hadiah dari Presiden Amerika Serikat.
Bagi Anda yang penasaran, sosok helikopter ini dapat dilihat sebagai
koleksi di Museum Dirgantara Mandala – Yogyakarta. Heli yang terbang
perdana pada tahun 1954 ini punya reputasi yang luas, awalnya dirancang
untuk kebutuhan AL AS dalam misi AKS (anti kapal selam), dan telah
terlibat di banyak pertempuran dandiproduksi hingga 2.108 unit.
CH 34 selanjutnya dijual untuk kepentingan sipil dan militer. Dengan
mesin asli mesin piston Wright R-1820-84 Cyclone bertenaga 1.525 pk,
heli ini mampu terbang menjelajah hingga kecepatan 156km/jam. Heli ini
mampu menjangkau jarak 397 Km. Profil heli yang mampu membawa hingga 16
orang ini cukup unik, sebab bagian kokpit penerbang berada di atas kabin
penumpang, sehingga penumpang bisa melihat pilot dan kopilot yang duduk
di atas saat mengemudikan pesawat.
Namun sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan operasional,
mesin piston R-1820-84 dinilai terlampau “lemah” ketika operasional.
Untuk mengatasi masalah ini, pada dasawarsa 80-an Sikorsky
memperkenalkan kit mesin pengganti: dua mesin Turboshaft Pratt &
WhitneyPT-6T-3/6 berkekuatan 1.875 shp. Heli pun berubah kode, dari S-58
menjadi S-58T Twin Pac.
Keberadaan helikopter S-58T Twin Pack di Indonesia bermula dari hibah
pemerintah AS lewat program Defense Liaison Group (DLG) pada tahun
1975. Hingga tahun 2010, dari 12 unit yang ada, hanya delapan unit yang
masih operasional dan di operasikan Skadron Udara 6. Keberadaan Twin
Pack cukup identik dengan gelar operasional Paskhas hingga mendukung
misi SAR. Untuk misi SAR, disematkan hoist untuk menarik dan mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan.
Dengan perubahan mesin, dari piston ke Turboshaft, maka bentuk heli
berubah, khususnya pada bagian hidung, dari yang semula bundar setengah
bola menjadi lonjong dan seolah memiliki “dua lubang hidung”. Dari
bagian hidung, putaran mesin “dikirim” ke pemutar baling-baling utama
melalui batang yang biasa disebut main drive shaft. Dari sisi tampilan,
perubahan bentuk hidung inilah yang menjadi ciri khas dari S-58T Twin
Pack.
Dengan mesin baru tersebut, heli menjadi lebih bertenaga dan gesit.
Gaining power heli menjadi lebih tinggi. Alhasil, pesawat bisa take-off
secara cepat, segera memperoleh speed untuk naik, dan kalau perlu dapat
segera berbelok tajam. Kelebihan ini jelas amat diperlukan dalam
pengoperasiannya di wilayah konflik, sebagai misal ketika harus
menghindar dar serangan darat.
Di lingkungan TNI AU, S-58T Twin Pac yang berhidung mirip kelelawar
ini dikenal dengan julukan Codot. Heli yang dulunya tergabung dalam
Skadron Udara 6 ikut tercatat terjun dalam berbagai operas militer di
seluruh pelosok negeri. Di antara pengalaman terbangnya, ia ikut pula
hadir dalam berbagai operasi bhakti. SAR, dan olahraga dirgantara,
selain itu di operasi militer di Papua/Irian, Aceh, dan Timor Timur.
Selain Indonesia, negara lain yang mengoperasikan S-58T acaian
Amerika, Thailand, Uruguay, dan Argentina. Karena usia pakai yang sudah
tua, ditambah seringnya terjadi kecelakaan, S-58T milik Skadron Udara 6
kini sudah di grounded, dan digantikan dengan NAS-332 Super Puma.
Beberapa kecelakaan yang terkait S-58T seperti:
– 30 Oktober 2003: Sikorsky S-58T Twin Pack dengan nomor
H-3408 jatuh di areal kebun kacang dan tanaman singkong di sekitar Lanud
Atang Sanjaya, Bogor.
– 12 Oktober 2005: Twin Pack S-58T beregistrasi H-3451 milik TNI AU jatuh saat melakukan latihan rutin di sekitar Lanud Sentani Papua.
– 7 Januari 2008: Twin Pack S-58 nyungsep di antara
batang-batang kelapa sawit di Desa Ogom Kecamatan Sei Kijang Kabupaten
Pelalawan, Riau. Robert Viswanathan Chandran , miliader Singapura
menjadi korbannya. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Sikorsky S-58T Twin Pack
– Crew: 2
– Capacity: 16 troops or 8 stretchers
– Panjang : 17,28 meter
– Tinggi : 4,85 meter
– Berat kosong : 3.355 Kg
– Berat penuh : 5.895 Kg
– Mesin : One 1340kW (1800shp) Pratt & Whitney Canada PT6T3 Twin Pac turboshaft
– Kecepatan maks : 222 Km per jam
– Kecepatan jelajah : 158 Km per jam
– Jarak tempuh : 480 Km
– Crew: 2
– Capacity: 16 troops or 8 stretchers
– Panjang : 17,28 meter
– Tinggi : 4,85 meter
– Berat kosong : 3.355 Kg
– Berat penuh : 5.895 Kg
– Mesin : One 1340kW (1800shp) Pratt & Whitney Canada PT6T3 Twin Pac turboshaft
– Kecepatan maks : 222 Km per jam
– Kecepatan jelajah : 158 Km per jam
– Jarak tempuh : 480 Km
Tidak ada komentar:
Posting Komentar