Senapan penembak runduk (sniper) yang satu ini memang unik, karena
debutnya lebih populer karena negara asal pembuatnya ketimbang ke soal
kinerja. Inilah Galil Galatz, senapan andalan sniper Kitaipur (Kompi
Intai Tempur) Kostrad TNI AD, yang buatan Israeli Weapon Industries (d/h
IMI – Israeli Military Industries). Di dasari kenyataan Indonesia tak
punya hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, maka eksistensi
beberapa alutsista yang terkait Israel kerap ‘ramai’ jadi gunjingan.
Lepas dari soal politik, nyatanya beberapa senjata asal Israel lumayan eksis digunakan satuan elit TNI. Selain SMG (Sub Machine Gun) UZI dan UAV Heron,
Galil atau yang yang lebih populer dengan sebutan Galatz adalah yang
cukup menjadi sorotan. Selan Kostrad, situs Wikipedia menyenut Galatz
juga telah digunakan Kopaska (Komando Pasukan Katak) TNI AL dan Kopassus
(Komando Pasukan Khusus) TNI AD. Diluncurkan pada tahun 1983, senapan
ini dikembangkan dari senapan serbu Galil dengan memgadopsi peluru
berkaliber 7,62 x 51 mm NATO.
Ada dua varian Galatz yang dipakai militer Israel untuk operasional
Galatz, yakni varian yang menggunakan kaliber 7,62 x 51 mm dan peluru
kaliber 5,56 x 45 mm. Sistem kerja senjata ini mengandalkan gas operated
yang mirip digunakan pada senapan serbu AK-47. Sementara pola tembakan
hanya bisa melayani single fire. Untuk dukungan amunisi, magasin Galatz
berisi 20 peluru. Desain magasin mencomot dari US Stoner-63 Light
Machine Gun. Umumnya, Galatz menggunakan teropong bidik Nimrod 6×40 yang
punya pembesaran 6x.
Sebagai senapan penembak jitu, Galatz diengkapi hardpoint standar
untuk dudukan pembidik optik atau night vision sights. Teropong bidik
dilengkapi dengan 3x pembesaran. Dengan penglihatan dioptrical, teropong
bidik dari senapan serbu M62 dari Finlandia, maka rentang bidik dapat
di set untuk menyasar target sejauh 100 meter, 300 meter, sampai 500
meter.
Hal lain yang cukup khas adalah desain popor kayu yang dapat dilipat,
mirip SS-1 Pindad. Ini menandakan Galatz di dapuk untuk pasukan payung.
Untuk pegangan pistol terbuat dari bahan plastik yang dilapisi karet
untuk memastikan operator mantab ketika menggenggam. Elemen kayu tak
hanya ada di popor, foregrip juga terbuat dari kayu berikut “Harris
bipod” yang bisa diperankan untuk memotong kawat berduri. Guna mendukung
misi senyap, ujung laras dilengkapi flash hider, bahkan laras Galatz
juga bisa ditambahkan peredam suara tembakan.
Situs enemyforces.net menyebut, Galatz punya keunggulan komparatif
pada daya tahan, alias lebih bandel dari keluarga senapan serbu AK
buatan Rusia. Mendukung beragam adopsi alat bidik, punya kompabilitas
dengan magasin senapan serbu AS dan NATO. Nah, bicara tentang
kekurangan, Galatz dipandang punya low power untuk kelas senapan runduk. Banyak yang menyebut, Galatz lebih cocok sebagai tactical support weapon
ketimbang senjata untuk sniper. Beberapa literatur malah meyakini bahwa
Galatz kalah ampuh dibandingkan Dragunov SVD dari Rusia dan H&K
G3/SG-1 dan PSG-1 dari Jerman. Karena bukan lagi senjata baru, dan
diketahui punya beberapa kelemahan, IWI pun merilis varian lanjutanya,
yakni Galil 99R, yang juga pernah di coba prajurit TNI. (Bayu Pamungkas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar