Jenderal Kong Le (ist)
Inilah Jenderal Kong Le,
seorang prajurit tangguh yang memiliki jasa besar terhadap negerinya
dari invasi Viet Minh, pasukan komunis Vietnam di bawah kepemimpinan Ho
Chi Minh. Dia anggota Angkatan Darat Kerajaan Laos, dan bergabung
bersama pasukan payung.
Ketangguhannya dalam menjalani pertempuran membuatnya diberi
kepercayaan untuk memimpin Batalion Parasut ke-2. Pasukan yang
dipimpinnya ini memiliki pengalaman tempur dengan pasukan Viet Minh
dalam rentang tahun 1959 dan 1960.
Kong Le bergabung dengan Angkatan Darat Kerajaan Laos pada
pertengahan 1951, tidak lama setelah menyelesaikan pendidikan formalnya.
Kemampuan bela diri membuatnya didaftarkan ke dalam Sekolah Kandidat
Perwira angkatan ketiga di Dong Hene, Kamboja.
Penugasan pertama diberikan setelah OCS menempatkannya bersama Kapten
Ouane Rattikone di Luang Prabang. Kemudian, dia dikirimkan untuk
mengikuti pelatihan Ranger Intai di Fort William McKinley, Filipina pada
1957. Sekembalinya dari sana, dia langsung bergabung bersama Batalion
Parasut ke-2.
Selain berlatih perang di Filipina, ternyata Kapten Kong ini juga
pernah dilatih oleh Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, kini
Kopassus). Hal ini diungkap Luhut Pandjaitan kepada Hendro Subroto dalam
bukunya ‘Para Komando: Perjalanan Seorang Prajurit’ terbitan Kompas.
“Korps Baret Merah mendidik pasukan Republik Kamboja maupun pasukan
Pemerintah Laos untuk memperoleh kualifikasi para dan komando. Salah
satu siswa komando dari Laos adalah Kapten Kong Le, kemudian hari
menjadi seorang jenderal karismatik dalam memimpin Laos.”
Setelah mendapatkan mandat untuk memimpin sebuah batalion, Kong Le
memimpin sebuah pemberontakan terhadap Raja Laos. Dia dan pasukannya
memimpin sebuah pemberontakan pada 10 Agustus 1960 untuk menjatuhkan
pemerintahan Laos. Kepada rakyatnya, dia menyebut tindakannya ini untuk
memberangus korupsi di tubuh pemerintah dan untuk mengejutkan para
perwira AS. Tak hanya itu, dia juga menuding kebijakan AS jadi penyebab
kekacauan di Laos.
Namun, aksinya ini dapat diberangus dengan cepat pada 14 Desember
1960, oleh Jenderal Phoumi Nosavan. Kong Le, yang kemudian mengangkat
dirinya sebagai Mayor Jenderal, bersama pasukannya melarikan diri hingga
ke lokasi strategis bernama Plain of Jars. Di sana dia melakukan
perekrutan baru, serta mendirikan Pasukan Bersenjata Neutraliste, dan
menyebabkan Laos terlibat dalam perang saudara.
Setelah menjalani pertempuran panjang, kemampuan pasukannya ternyata
tak mampu menandingi pasukan Kerajaan Laos. Tak hanya itu, mereka juga
menghadapi masuknya sejumlah pasukan Vietnam Utara yang melintasi markas
utamanya. Berbagai kekalahan lantas membuatnya melarikan diri dari Laos
pada 17 Oktober 1966.
Sepanjang pelariannya, dia pernah bersembunyi di Indonesia, Hong
Kong, AS. Dia menghembuskan napas terakhirnya saat berada di Prancis,
awal tahun lalu.(Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar