FAMAS (Fusil d’Assaut de la Manufacture d’Armes de St-Etienne) sudah
menjadi label yang kuat dalam jagad senapan serbu. Identitasnya begitu
lekat lewat desain bullpup dan rancangan carry handle yang unik,
menjadikan FAMAS begitu mudah dikenali bagi yang awam sekalipun. Bagi
Perancis, FAMAS adalah lambang kedigdayaan militer Negeri Eifel
tersebut, reputasi dan citra FAMAS bisa disejajarkan dengan popularitas
keluarga jet Mirage dari Dassault Aviation.
Meski kalah kondang dari fam AK-47 dan M16, namun FAMAS yang mulai
diproduksi pada tahun 1975 sudah lumayan malang meintang dalam laga
operasi militer. Harus diakui reputasinya tak sedahsyat senapan serbu
lain, ini lantaran FAMAS tampil agak ekslusif. Selain digunakan pasukan
Perancis, FAMAS sejauh ini hanya menyebar di Agentina, Djibouti, Gabon,
Lebanon, Papua Nugini, Filipina, Senegal, Serbia, Tunisia, Uni Emirat
Arab, Iran, dan Indonesia. Sebagian besar penggunanya adalah
negara-negara yang sejak lama ‘akrab’ dengan Perancis.
Namun, dengan harga bandrol yang terbilang tinggi, semisal varian
standar F1 mencapai 1.500 Euro per unit, menjadikan di luar Perancis
FAMAS hanya tampil sebagai senjata pendukung alias pelengkap untuk
misi-misi khusus. Perancis yang tergabung dalam NATO dan punya beberapa
wilayah bekas koloni di Afrika, menjadikan militer Perancis kerap tampil
dalam operasi militer kelas dunia, termasuk dalam kancah perang
Afghanistan, yang otomatis menyertai keterlibatan FAMAS.
Nah, bagi Indonesia, senjata standar untuk segmen senapan serbu
memang sudah dipatri ke SS-1 dan SS-2. Tapi jangan salah, FAMAS pun ikut
eksis melengkapi etalase senjata perorangan pada pasukan elit. Kopassus
(Komando Pasukan Khusus) TNI AD, secara terang-terangan menampilkan
sosok FAMAS dalam Pameran Alutsista TNI AD 2012 di Lapangan Monas.
Bahkan, Wikipedia.com menyebut Kopaska (Komando Pasukan Katak)
TNI AL juga ikut mengoperasikan senjata bullpup ini. Meski bukan jadi
senjata standar, wajar bila pasukan elit TNI turut mengenal dan memiliki
senjata serbu yang punya reputasi sekelas FAMAS.
Tidak diketahui persis varian apa yang digunakan Kopassus, namun dari
pengamatan di foto, sekilas FAMAS yang tampil di Pameran Alutsista
adalah varian FAMAS F1. Ini merupakan varian dasar FAMAS, dilengkapi
magasin lurus berisi 25 butir peluru. Senjata ini pun dapat meluncurkan
rifle grenade. Varian ini diketahui telah diproduksi sebanyak 400 ribu
unit.
Dirunut dari sejarahnya, FAMAS yang dirancang oleh Paul Tellie
diracik dalam periode yang tak singkat, yakni antara 1967 – 1971. Ini
lantaran Perancis mensyaratkan kesempurnaan dan kualitas tinggi untuk
senapan serbu standar. Setelah prototipe-nya disetujui, produksi FAMAS
resmi dimulai pada tahun 1975 oleh MAS (Manufacture d’armes de
Saint-Étienne) berlokasi di kota Saint Étienne, MAS merupakan anggota
grup GIAT Industries yang sekarang berubah nama menjadi Nexter milik
pemerintah Perancis. Produksi FAMAS terus berlangsung hingga saat ini.
Untuk kebutuhan pasar dan kepentingan komersial, varian FAMAS terus di
update untuk beragam misi. Selain desain yang unik, ada beberapa hal
yang menarik dari senapan dengan kaliber peluru 5,56 x 45 mm ini.
Kidal
FAMAS mungkin menjadi satu-satunya senjata yang memikirkan betul kebutuhan pengguna kidal. Hal ini dibuktikan dengan penempatan pengokangnya yang tepat di bawah carry handle. Dengan posisi pengokang (cooking handle) di bawah carry handle, maka pengokang yang ikut bergerak saat senapan ditembakkan ini bisa diakses dengan cukup baik oleh tangan kangan atau tangan kiri dengan sama mudahnya. Penembak kidal juga difasilitasi dengan keberadaan ekstrakator yang fleksibel. Sebagai informasi, FAMAS memang dilengkapi dengan ejection port (lubang keluarnya selongsong peluru) pada sisi kiri dan kanan.
FAMAS mungkin menjadi satu-satunya senjata yang memikirkan betul kebutuhan pengguna kidal. Hal ini dibuktikan dengan penempatan pengokangnya yang tepat di bawah carry handle. Dengan posisi pengokang (cooking handle) di bawah carry handle, maka pengokang yang ikut bergerak saat senapan ditembakkan ini bisa diakses dengan cukup baik oleh tangan kangan atau tangan kiri dengan sama mudahnya. Penembak kidal juga difasilitasi dengan keberadaan ekstrakator yang fleksibel. Sebagai informasi, FAMAS memang dilengkapi dengan ejection port (lubang keluarnya selongsong peluru) pada sisi kiri dan kanan.
Lebih dari itu, bolt head FAMAS juga memiliki cekungan pada kiri dan
kanannya. Bagi pengguna kidal, tinggal memindahkan ekstraktor dari sisi
kanan ke kiri, lalu memindahkan penutup ejection port yang
sekaligus berfungsi sebagai cheekpiece berbahan kevlar ke sisi kanan.
Sehingga operator dapat menembak dengan nyaman karena selongsong sisa
akan dibuang melalui lubang yang terbuka di sisi kiri.
Laras
Laars menjadi komponen yang unik dari FAMAS, dengan panjang 488 mm yang dibuat dengan teknik cold hammer forged dilengkapi dengan cincin-cincin sehingga mengesankan larasnya tidak mulus. Selain dimaksudkan untuk membantu penguapan panas laras, rupanya fungsi utama cincin ini adalah untuk mengunci granat senapan di posisinya. Beda dengan senapan lain yang hanya melontarkan granat senapan dari satu posisi, maka operator FAMAS punya keleluasaan untuk menentukan seberapa jauh ia ingin melontarkan granat senapannya.
Laars menjadi komponen yang unik dari FAMAS, dengan panjang 488 mm yang dibuat dengan teknik cold hammer forged dilengkapi dengan cincin-cincin sehingga mengesankan larasnya tidak mulus. Selain dimaksudkan untuk membantu penguapan panas laras, rupanya fungsi utama cincin ini adalah untuk mengunci granat senapan di posisinya. Beda dengan senapan lain yang hanya melontarkan granat senapan dari satu posisi, maka operator FAMAS punya keleluasaan untuk menentukan seberapa jauh ia ingin melontarkan granat senapannya.
Meski mengadopsi model bullpup dengan dimensi yang pendek, FAMAS
adalah senapan serbu yang dirancang bagi pasukan infateri sejati,
pasalnya FAMAS sudah disiapkan untuk adopsi bayonet. Uniknya, bayonet
dipasang dari sisi atas dengan modifikasi dua lubang pada gagangnya.
Receiver
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan receiver berbahan polimer. Selain terdapat bipod di sisi kiri dan kanan untuk membantu kestabilan saat penembakan. Receiver nampak mulus tanpa tambahan apapun. Namun jangan salah, di dalam carry handle yang menyatu dengan receiver atas, tersimpan lima macam pisir sehingga FAMAS boleh dibilang sebagai senapan serbu dengan sistem pembidik terbanyak di dunia.
Sekilas tidak ada yang istimewa dengan receiver berbahan polimer. Selain terdapat bipod di sisi kiri dan kanan untuk membantu kestabilan saat penembakan. Receiver nampak mulus tanpa tambahan apapun. Namun jangan salah, di dalam carry handle yang menyatu dengan receiver atas, tersimpan lima macam pisir sehingga FAMAS boleh dibilang sebagai senapan serbu dengan sistem pembidik terbanyak di dunia.
Kelima sistem pisir terbagi atas dua kegunaan. Untuk senapan dan
untuk granat senapan. Untuk sistem pisir pejera bagi senapan, ada tiga
untuk FAMAS. Untuk pisir standar, ada pisir dengan setelan elevasi
berbentuk cincin putar dengan skala 300-500 meter. Bila operator
menginginkan akurasi, ia tinggal menaikkan pisir presisi model flip up
di depan dan belakang pisir. Bila pertempuran terjadi di malam hari,
ada pisir cadangan model u-post terbuka di bagian carry handle yang
dilengkapi tritium insert berupa dua titik yang akan menyala dalam
kegelapan. Pisir malam ini juga berfungsi sebagai pisir granat senapan
cadangan dengan jarak 75 dan 100 meter. (Gilang Perdana)
Spesifikasi FAMAS
- Kaliber : 5,56 x 45 mm NATO
- Berat: 3,8 kg
- Panjang: 757 mm
- Panjang laras: 488 mm
- Mekanisme: Blowback
- Kecepatan tembak : 950 butir/menit
- Kecepatan proyektil : 960–925 m/s
- Jarak efektif: 300—450 meter
- Jarak tembak maksimum : 3.200 meter
- Amunisi: magazen box 25 atau 30-butir
- Alat bidik: Rear aperture fitted withtritium night inserts, front pos
- Varian: F1, G1, G2, FAMAS Export, FAMAS Civil, FAMAS Commando
Tidak ada komentar:
Posting Komentar