Pesawat mata-mata P8-A Poseidon milik AS. (US Navy)
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein, Sabtu, 30 Mei 2015, mengatakan sengketa Laut China Selatan bisa menjadi salah satu konflik paling mematikan, yang pernah terjadi dunia.
Berbicara pada para delegasi pada forum pertahanan Shangri-La Dialogue di Singapura, Hishammuddin mengatakan tantangan global baru muncul dari konflik lama, menyerukan dipatuhinya hukum di wilayah yang diperebutkan.
"Jika kita tidak hati-hati, itu akan meningkat menjadi konflik paling mematikan di masa kita, jika bukan sepanjang sejarah," kata Hishammuddin yang dikutip oleh laman Channel News Asia.
Dia memperingatkan, hanya karena terlihat damai di kawasan, tidak berarti menghalangi munculnya prospek konflik. Amerika Serikat (AS) dan China, telah menyuarakan pandangan mereka yang bertentangan secara terbuka.
AS menuding reklamasi China di Laut China Selatan, sebagai aktivitas yang mengkhawatirkan, sementara China bersikeras apa yang mereka lakukan, adalah bagian dari kedaulatan negaranya.
Beijing mengatakan telah menahan diri, menyebut AS berkontribusi atas meningkatnya ketegangan di kawasan. Hishammuddin mengatakan semua pihak harus bertanggungjawab, untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
"Retorika berapi-api tidak akan memberi kebaikan bagi negara mana pun. Itu mungkin terlalu optimis untuk meyakini, bahwa kita bisa mencegah konflik dan eskalasinya dari waktu ke waktu," ucapnya.
Dia menambahkan bahwa negara-negara dapat bertindak, sesuai dengan apa yang mereka anggap pantas di wilayah kedaulatannya, namun harus mewaspadai konsekuensi dari keputusan mereka.
"Dunia ini tidak dapat menanggung konflik global lainnya. Dunia ini tidak dapat menanggung lebih banyak ketidakjelasan, ketidakstabilan, kematian dan kerusakan," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar