Minggu, 08 November 2015

Pratu M. Thoyib Azizi Prajurit Pemberani, Ringkus Penembak Polisi


Sebuah peristiwa heroik dilakukan oleh seorang prajurit TNI AD, dengan mengabaikan keselamatan jiwanya, ia terpanggil untuk melakukan aksi yang sangat beresiko. Pratu M. Thoyib Azizi, Prajurit Kodam VII/Wirabuana, berhasil menangkap seorang pelaku penembakan terhadap anggota kepolisian. Dalam perburuan yang menegangkan Thoyib berhasil membekuk pelaku dan mengamankan satu pucuk senjata api jenis Revolver milik Brigadir Syarif Dunggio anggota Polres Kota Gorontalo, yang meninggal dunia akibat penembakan oleh pelaku kriminal yang merebut senjata api milik korban.

Thoyib (23 tahun), begitu panggilan akrabnya, lahir di Desa Betoyo Guci Manyar Gresik dari keluarga sederhana. Sang Ayah, Abdul Ghofar, adalah seorang petani tambak sewaan, sementara ibunya, Nafilah, sehari-hari berdagang nasi di depan rumah. Thoyib sedari kecil telah terbiasa bekerja membantu orang memanen ikan dengan upah 20 ribu rupiah setiap panen. Hal itu harus dilakukan demi membantu mengatasi biaya hidup keluarga, walau resikonya mengantuk karena sejak pulang sekolah hingga dini hari terkadang tidak tidur. Meski demikian ia tetap bersyukur bisa meringankan beban orang tuanya.

Perawakan tinggi dan kekar dari laki-laki berseragam tentara dengan pangkat prajurit dua ini, memang memberi kesan bahwa ia bukan orang yang bisa dianggap remeh. Sikapnya yang sigap dan gerakannya yang gesit, jelas mengisyaratkan bahwa ia adalah sosok yang memiliki keahlian beladiri. Sangat layak bila Prada Moh. Thoyib Azizi menjadi salah satu prajurit yang memperoleh penghargaan berupa Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) dari Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pada awal tahun 2015 di Mabesad.

Meringkus dengan Tangan Kosong

Prada Thoyib diberi penghargaan karena dianggap berjasa dalam membantu pihak kepolisian menangkap pelaku Curanmor yang menembak mati anggota kepolisian saat menyergapnya. Hebatnya lagi, Thoyib meringkus pelaku yang bersenjata api hanya dengan menggunakan tangan kosong. Dampak positif dari tindakannya tersebut, ia dianggap sebagai dewa penolong yang mencairkan suasana hubungan antara Polisi dan Prajurit TNI AD, khususnya dalam menetralisasi kesan adanya perselisihan TNI – Polisi di Gorontalo selama ini. “Dengan adanya penghargaan ini, membuat saya semakin bangga menjadi tentara, saya akan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk NKRI tercinta”, ungkap Prada Thoyib.

Pria yang berdinas di Yonif 713/ST, Brigif 22/OM Gorontalo sejak 4 April 2012 itu, berhasil melumpuhkan seorang pelaku Curanmor yang melarikan diri seusai menembak Brigadir Syarif Dunggio, seorang anggota Polres Gorontalo dan seorang pengemudi becak motor, di Simpang Telaga, Gorontalo, sekitar pukul 17.30 Wita, pada 26 Desember 2014 lalu.

Kronologis peristiwa berawal ketika Prada Thoyib mendengar teriakan minta tolong dari Brigadir Polisi Syarif anggota polisi yang ditembak pelaku dengan menggunakan pistol revolver miliknya yang direbut pelaku kejahatan. Tanpa pikir panjang pria yang sangat menggemari beladiri militer Yong Moo Do ini bergegas mengejar pelaku hingga terdesak ke pemukiman warga. Melihat pelaku yang masih memegang senjata api itu terpojok, Thoyib secepat kilat menghantam dada pelaku dengan kakinya. Mendapat tendangan yang cukup keras, pelaku tersungkur tak sadarkan diri. Selanjutnya Thoyib mengamankan pelaku berikut pistol milik Brigpol Syarif anggota Polres Kota Gorontalo yang berhasil dilucuti oleh pelaku, untuk kemudian menyerahkannya ke Mapolda Gorontalo.

Kebenaran pada akhirnya akan keluar sebagai pemenang, walau tidak satupun diantara kita mengetahui persis kapan datangnya. Bila seseorang selalu berupaya menjaga niat baiknya untuk selalu berbuat baik, suatu saat perbuatan baik itu akan berbuah manis pada kehidupan orang yang menjalaninya. Agaknya hal itu jugalah yang dialami Prajurit Dua (Prada) M. Thoyib Azizi (23), personel Yonif 713 Brigif 22 Gorontalo. Berkat aksi ksatrianya, Panglima Kodam VII/Wirabuana, Mayor Jenderal TNI Bachtiar juga berkenan memberi penghargaan secara khusus kepada Prada Thoyib, bertempat di Makodam VII/Wirabuana, Makassar, Senin (19//1/2015).

Membopong Pencuri ke Pos Polisi

Salah seorang warga Kota Gorontalo bernama Syahrir Soleman, yang menyaksikan langsung kejadian tersebut mengatakan, bahwa pada mulanya orang-orang mengira peristiwa yang terjadi merupakan perkelahian antar anggota, ternyata salah sangka. Tentara tersebut (Prada Toyib) ternyata mengejar pencuri sepeda motor, dan dia terlihat sangat berani sekali. Hanya dia yang berani maju melawan pencuri tersebut, orang lain pada takut, karena pencuri tersebut memegang pistol. Setelah dia berhasil melumpuhkan penjahat dengan tangan kosong, dan hanya dengan beberapa tendangan berhasil melumpuhkan, serta melucuti pistol pencuri tersebut, selanjutnya Prada Toyib mengangkat tubuh pencuri bagaikan aksi “smack down” dan membopong tubuh pencuri yang sudah tidak berdaya menuju pos polisi terdekat”, tutup Syahrir.

Satu pesan orang tua Thoyib yang masih ia pedomani hingga sekarang; “Jangan pernah takut kalau kamu benar, kamu pasti bisa”, demikian pesan ayahnya. Rupanya Thoyib pernah menjadi saksi bahwa nasehat itu bukanlah sekedar kata-kata belaka. Di masa kecilnya, Thoyib pernah menyaksikan langsung ayahnya mengejar dan menangkap pencuri ikan di tambak. Agaknya, pelajaran ini yang memotivasi dirinya, disempurnakan dengan penghayatan dari butir ke-3 Sapta Marga, yakni “Kami Ksatria Indonesia, yang Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta Membela Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan”, sehingga ia berani mengambil langkah tepat yang berdampak kepada citra TNI AD yang semakin baik.(Dispenad)

Cita-cita Bung Karno Ingin Jadikan Jenderal Ini Presiden

Cita-cita Bung Karno Ingin Jadikan Jenderal Ini Presiden
Presiden Pertama RI, Soekarno (Dody Handoko)

Bung Karno pernah menyebutkan bahwa kelak pengganti dirinya adalah Jenderal (AD) Achmad Yani yang saat itu menjabat sebagai Kepala Satuan Angkatan Darat TNI (Kasad). Menurut mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa, Kolonel Purn Maulwi Saelan dalam buku Penjaga Terakhir Soekarno dikatakan, Ahmad Yani adalah yang paling dekat dengan Bung Karno. Saelan juga menuturkan, Soekarno pernah menitipkan Ahmad Yani sebagai penggantinya.


Ia menjelaskan, jauh-jauh sebelumnya, Soekarno juga sudah mendengar persetujuan pihak keluarga Ahmad Yani. Hingga dijadwalkan akan ada pertemuan untuk membahas hal itu lebih lanjut. Dalam penjelasan Saelan, Ahmad Yani dijadwalkan akan menemui Bung Karno di Istana Jakarta pada 1 Oktober 1965.


"Banyak yang bilang bapak jadi anak emas Presiden Soekarno," kata putri Yani, Amelia A Yani dalam buku Achmad Yani Tumbal Revolusi terbitan Galang Press.
"Bapak  sudah cerita kepada keluarga bahwa dia bakal menjadi presiden. Waktu itu Bapak berpesan, jangan dulu bilang sama orang lain," ujar putra-putri Achmad Yani, Rully Yani, Elina Yani, Yuni Yani dan Edi Yani acara diskusi "Jakarta - Forum Live, Peristiwa G-30S/PKI, Upaya Mencari Kebenaran", beberapa waktu lalu.


Informasi itu sudah diketahui pihak keluarga dua bulan sebelum meletusnya peristiwa berdarah G-30S/PKI. "Waktu itu ketika pulang dari rapat dengan Bung Karno beserta para petinggi negara, Bapak cerita sama ibu bahwa kelak bakal jadi presiden," kenang Yuni Yani, putri keenam Achmad Yani.

"Setelah cerita sama ibu, esok harinya sepulang main golf, Bapak juga menceritakan itu kepada kami putra-putrinya. Sambil tertawa, kami bertanya, benar nih Pak. Jawab Bapak ketika itu, ya," ucapnya.

Menurut Elina Yani (putri keempat), saat kakaknya Amelia Yani menyusun buku tentang Bapak, mereka menemui Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai salah satu nara sumber.
"Waktu itu, Pak Sarwo cerita bahwa Bapak dulu diminta Bung Karno menjadi presiden bila kesehatan Proklamator itu tidak juga membaik. Permintaan itu disampaikan Bung Karno dalam rapat petinggi negara. Di situ antara lain, ada Soebandrio, Chaerul Saleh dan AH Nasution," katanya.


"Bung Karno bilang, Yani kalau kesehatan saya belum membaik kamu yang jadi presiden," kata Sarwo Edhie seperti ditirukan Elina.

Pada prinsipnya, tambah Yuni pihak keluarga senang mendengar berita Bapak bakal jadi presiden. Namun ibunya (Alm. Nyonya Yayuk Ruliah A.Yani) usai makan malam membuat ramalan bahwa kalau Bapak tidak jadi presiden, bisa dibunuh.

"Ternyata ramalan ibu benar. Belum sempat menjadi presiden menggantikan Bung Karno, Bapak dibunuh secara kejam dengan disaksikan adik-adik kami - Untung dan Eddy, kalau Bapakmu tidak jadi presiden, ya nangdi (ke mana bisa dibunuh, kata Nyonya Yani seperti ditirukan Yuni.

Amelia Yani mengingat hubungan ayahnya dan Presiden Soekarno sangat dekat. Amelia mengingat, Soekarno ikut peduli dengan renovasi rumah Yani di Menteng. Soekarno juga sering mengajak Yani ikut dalam kunjungan ke daerah. Bahkan menyempatkan hadir saat syukuran rumah Yani.

"Hari Minggu pun Bapak dan Ibu sering menemani Bung Karno dan ibu Hartini ngobrol-ngobrol di Istana Bogor," kenang Amelia.

Jenderal Achmad Yani  dikenal sebagai tentara cerdas dan lugas, perancang strategi perang, pemberani dan konsisten dengan profesinya. Sejarah mencatatnya sebagai De Reder van Magelang, karena keberhasilannya merebut kembali kota Magelang dari cengkeraman Belanda.
Ia berhasil menumpas pemberontakan PRRI dengan "Operasi 17 Agustus pada 1958", juga berhasil menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dengan pasukan Banteng Raiders yang dia bentuk.


Sikap tegas dan karir militernya yang cemerlang telah mengantarkan dirinya pada posisi puncak sebagai militer dan menjadikan dirinya dekat dengan Bung Karno.
Oleh Bung Karno, ia dipercaya untuk melakukan misi pembelian senjata ke luar negeri dalam rangka memperkuat Angkatan Darat dan dipercaya sebagai Kepala Staf Komando Tertinggi.


Hubungan Yani dan Soekarno mulai dekat ketika Yani menjabat Kepala Staf Gabungan Komando Tertinggi (KOTI) pembebasan Irian Barat sekitar tahun 1963.
Yani juga menjadi juru bicara tunggal Panglima Tertinggi soal Irian Barat. Hampir setiap hari dia rapat dengan Soekarno di Istana. Hubungan mereka kemudian memang erat.


Setelah menjabat Kasad, hubungan Yani dan Soekarno makin akrab. Namun kemesraan itu tak berlangsung lama. Isu Dewan Jenderal dan rumor kudeta Angkatan Darat membuat jarak di antara Soekarno dan Yani.
Viva. 

Veteran impikan hari pahlawan semeriah 17 Agustus


Veteran impikan hari pahlawan semeriah 17 Agustus
Dokumentasi sejumlah legiun veteran mengikuti acara peringatan hari veteran di Graha Bina Praja Pemprov Sumsel, Palembang, senin (10/8). Pemerintah provinsi Sumatera Selatan memberikan dana hibah bagi kegiatan para veteran selain tunjangan yang diterima setiap bulannya. (ANTARA FOTO/ Feny Selly) 
 
Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) memimpikan Hari Pahlawan di Tanah Air dilakukan semeriah perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia karena merupakan momentum paling bersejarah perjuangan masyarakat melawan penjajah.
"Kami ingin peringatannya bisa menggema di berbagai penjuru daerah dan tidak dilewati begitu saja," ujar Ketua LVRI Kota Surabaya, Hartoyik, kepada wartawan, Jumat.
Selama ini peringatan Hari Pahlawan tidak lebih dari kegiatan formal, seperti upacara, pemberian tali asih, diskusi, sekolah kebangsaan dan sebagainya.
Menurut dia, kegiatan itu tidak boleh dihentikan, tapi justru ditambah dengan imbauan dari pemerintah, seperti instruksi pengibaran bendera merah putih di seluruh permukiman, perkantoran, gedung hingga meramaikan kampung-kampung dengan berbagai kegiatan.
"Jadi, lomba-lomba yang biasanya Agustusan, kini ditambah November. Ini sangat penting untuk mengingatkan warga, khususnya anak-anak pada peristiwa 10 November," ucapnya.
Terkait pengibaran bendera Merah Putih, lanjut dia, sampai saat ini pihaknya merasakan kurang berkesan karena tidak dilakukan serentak.
"Saya sudah menyampaikan ke pemerintah, kalau bisa dalam rangka memperingati Hari Pahlawan kebyarnya lebih terasa, khususnya di kota Surabaya sebagai lokasi sejarah," kata pejuang yang ikut menjadi salah satu saksi sejarah 10 November 1945.
Sementara itu, upacara bendera memperingati Hari Pahlawan di Surabaya digelar di Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Selasa (10/10) mulai pukul 08.00
Sampai saat ini, direncanakan yang bertindak sebagai inspektur upacara adalah Presiden RI Joko Widodo.
"Kalau tidak ada perubahan, nantinya Presiden RI Joko Widodo yang akan menjadi inspektur upacara di Kota Pahlawan. Ini bahkan merupakan yang pertama kali dalam 70 tahun," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa beberapa waktu lalu.
Sedangkan, tema peringatan Hari Pahlawan tahun ini yakni "Semangat Kepahlawanan adalah Jiwa Ragaku". 
 

Motorola SLAMMR: Dibalik Kecanggihan Radar Airborne Boeing 737 Patmar TNI AU

img_0005

Saat ini nama Motorola memang lebih kondang sebagai merek ponsel, tapi pada masa jayanya, Motorola merupakan raksasa elektronik yang amat diperhitungkan, termasuk salah satunya sebagai pemasok alutsista bagi TNI. Selain memasok jenis radio trunking bagi pasukan infanteri, debut spektakuler Motorola di Indonesia tak bisa dilepaskan dari kecanggihan pesawat intai maritim Boeing 737-200 (2X9) Camar Emas Skadron Udara 5 TNI AU.

Tentang kiprah Boeing 737-200 Surveillance tentu sudah banyak yang tahu, pasalnya pesawat ini kerap dilibatkan dalam beragam misi SAR di lautan, selain tugas esensinya sebagai peronda ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif). Singkat kata publikasi tentang pesawat besutan awal tahun 80-an ini lumayan maksimal, maklum pada masanya pesawat ini cukup membuat bangga Indonesia, mengingat di awal 80-an baru Indonesia di Asia Tenggara yang punya pesawat patmar secanggih ini.

a659b1d916_2

Apa yang membuat Boeing 737-2X9 Skadron 5 ini begitu menarik? Jawabannya terletak dari keberadaan radar modular yang terpasang berdekatan dengan sirip tegak. Airborne radar ini lebih kondang dengan identitas SLAMMR (Side Looking Airborne Modular Multi Mission Radar) buatan Motorola. Dalam identifikasi sistem radar oleh AS, SLAMMR diberi kode AN/APS-94. Radar ini berbentuk punuk kecil dengan dua blade antenna yang mengapit sirip tegak. Masing-masing antenna radar ini punya panjang 4,87 meter. Kebisaan radar ini adalah mampu mengendus keberadaan kapal hingga ukuran kecil dalam coverage sejauh 185 km pada ketinggian 9.150 meter dari permukaan laut.

1916237
Foto: Airliners.net

Foto: Airliners.net
Foto: Airliners.net

Oleh Motorola, SLAMMR tak hanya dirancang untuk misi intai pada kapal-kapal yang mencurigakan, radar ini juga di setting untuk mendukung misi SAR. Karena kebisaannya untuk mendukung misi SAR, maka teknologi radar ini pun juga diadopsi pada pesawat penjaga pantai AS (US Coast Guard) HU-25 Falcon 20 dan HC-130 Hercules.

Foto: Airliners.net
Foto: Airliners.net

Pesawat US Coast Guard HU-25 Falcon dengan radar SLAMMR.
Pesawat US Coast Guard HU-25 Falcon dengan radar SLAMMR.

Dirunut dari sejarahnya, AN/APS-94 SLAMMR mulai dikembangkan oleh AS sejak tahun 50-an. Teknologinya pun terus dilakukan update dengan kemampuan intai dan deteksi/identifikasi kapal sipil/militer yang bergerak dengan manuver tinggi di lautan. Untuk pengembangan fitur lanjutan ini, pemerintah AS mempercayakan pada Grumman dengan nilai kontak mencapai US$55 juta untuk adopsi stand off target acquisition system sotas.

Uniknya varian radar SLAMMR yang diadopsi pada Boeing 737 hanya digunakan oleh Indonesia. TNI AU menerima tiga unit pesawat ini secara bergelombang, yakni registrasi AI-7301 datang pada 20 Mei 1982, registrasi AI-7302 datang pada 30 Juni 1983, dan registrasi AI-7303 datang pada 3 Oktober 1983. Ketiga pesawat ini resmi dipesan pada April 1981. Dengan kekuatan tiga pesawat, berarti tiap pesawat harus melakukan pengintaian sepertiga wilayah Indonesia. Pada periode yang sama, TNI AU juga tengah mendapat perrkuatan tempur dengan tibanya armada jet tempur F-5 E/F Tiger II, A-4 E/F Skyhawk, dan jet latih Hawk MK53. (Haryo Adjie)
 
 

Boeing MSA: Pesawat Intai Maritim dari Platform Jet Bisnis Challenger 605

boeingchallenger604msa_flighttesttakeoff09112014-672x372

Keberadaan tiga unit Boeing 737-200 SLAMMR (Side-Looking Airborne Modular Multi-Mission Radar) Skadron 5 Patmar TNI AU telah menjadi kebutuhan strategis dalam misi intai maritim. Di masanya, pesawat tersebut cukup mumpuni dalam meronda laut. Tapi seiring perkembangan jaman dan kondisi pesawat yang telah menua, (didatangkan pada tahun 1982), maka menjadi agenda pemerintah guna memodernisasi jenis pesawat strategis ini, khususnya yang bermesin jet dengan kecepatan dan endurance memadai.

msa_hero_lrg_01_1280x720MSA-on-a-mission-to-South-Africa

Skadron 5 yang bermarkas di Lanud Hasanuddin, Makassar, tentu punya incaran untuk pengganti Boeing 737-200 SLAMMR. Tak lain masih dari keturunan Boeing 737, yakni P-8 Poseidon yang dibangun dari platform Boeig 737-800ER (Extended Range). Tentang seluk beluk dan kecanggihan P-8 Poseidon telah kami kupas di atikel terdahulu. Namun ada yang lumayan memberatkan dari pengadaan P-8 Poseidon, lantaran harga jualnya yang kelewat mahal, yakni di rentang US$171 – US$200 juta per unit.

Nah, melihat kocek pemerintah Indonesia yang ngepas, Boeing pun tak surut menawarkan produk yang lain, yang tentunya masih berupa pesawat jet intai maritim. Dan baru-baru ini, mendaratlah Boeing MSA (Maritime Surveillance Aircraft) di Lanuma Halim Perdanakusuma, Jakarta. Tak hanya melakukan demo ke calon operator, yakni TNI AU, Boeing pada hari Rabu (4/11/2015) mengajak tamu VIP Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama Menko Kemaritiman Rizal Ramli untuk joy flight. Selama 1,5 jam, kedua menteri yang populer dengan aneka gebrakan ini diajak mengitari selatan Pulau Jawa.

boeingmsa_demo_1st_flight_3boeingmsademo-fieldaviation0

Dikutip dari Detik.com (4/11/2015), Rizal memuji kecanggihan Boeing MSA yang berukuran kecil namun memiliki teknologi canggih ini. Pesawat ini bisa mengidentifikasi kapal-kapal yang menggunakan transmitter maupun tidak, sehingga bisa mendeteksi kapal pencuri ikan yang mematikan alat transmitter yang wajib aktif saat kapal beroperasi di laut. “Kita bisa pantau kapal-kapal baik yang ada identifikasi maupun yang tidak men-transmit. Yang tidak men-transmit jangan-jangan illegal fishing,” ucapnya.

Rizal menambahkan, saat ini di lautan Indonesia banyak terjadi transhipment atau bongkar angkutan ikan di tengah laut dari kapal-kapal kecil ke kapal pencuri ikan berukuran besar‎. Kapal besar tersebut biasanya mematikan transmitter dan langsung kabur dari perairan Indonesia begitu selesai menampung ikan ilegal. “Cukup banyak yang terjadi sekarang ada kapal di laut bebas, tapi ada kapal-kapal kecil yang suplai ke kapal besar itu, jadi transhipment. Nah kalau ada kapal besar tidak ada transmit-nya itu bisa dicurigai illegal fishing, bisa ditindak,” tukasnya.

11-2013-4-boeing-msa-challenger

Kedua menteri tak menampik bila tertarik dengan Boeing MSA, lebih lanjut Rizal meminta Boeing memberikan diskon khusus pada pemerintah Indonesia untuk pembelian pesawat ini. Jika tidak ada diskon yang memuaskan, Rizal menyatakan Indonesia tidak akan membeli dari Boeing. Harga per unit Boeing MSA ditaksir mencapai US$60 juta per unit.

Dari Platform Pesawat Jet Pribadi
Beda dengan P-8 Poseidon yang dibangun dari pesawat penumpang kelas medium, maka Boeing MSA punya ukuran kecil, karena platform pesawatnya dicomot dari jenis Challenger 605 buatan Bombardier. Pesawat ini terbilang populer digunakan sebagai pesawat bisnis pribadi para pejabat dan konglomerat. Resminya Boeing memilih Challenger 605 pada ajang Dubai Airshow tahun 2013. Saat itu Boeing tengah mencari kandidat pesawat untuk program Intelligence, Surveillance and Reconnaissance Aircraft.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli di depan Boeing MSA. (Foto: Detik.com)
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli di depan Boeing MSA. (Foto: Detik.com)

Interior challenger 605 yang mewah.
Interior challenger 605 yang mewah.

Eksistensinya sebagai pesawat jet bisnis pribadi tak diragukan lagi.
Eksistensinya sebagai pesawat jet bisnis pribadi tak diragukan lagi.

Ilustrasi jangkauan terbang Boeing MSA, bila diterbangkan dari Singapura.
Ilustrasi jangkauan terbang Boeing MSA, bila diterbangkan dari Singapura.

Mengemban peran sebagai pesawat intai maritim, Challenger 605 yang ditenagai dua mesin General Electric CF34-B MTO ini dilengkapi seabreg sensor dan radar canggih. Salah satu wujudnya berupa penempatan radar intai dibawah perut pesawat (bawah body). Pola penempatan radar ini mengingatkan pada jenis radar Ocean Master 400 di pesawat CN-235 220 NG TNI AL. Kelengkapan yang mencakup Active Electronically Scanned Array multi-mode radar, high-definition Electro-Optical/Infrared camera, dan advanced Electronic Support. Soal data link pun tak jadi masalah, berkat adopsi interoperable data links. Sambungan akses komunikasi dengan ground ditunjang dengan teknologi high-bandwidth line-of-sight and over-the-horizon communications.

MSA+1

Oleh Boeing, pesawat ini digadang mampu beroperasi secara mandiri (standalone surveillance), bahkan jika diperkukan pesawat ini dengan mudah interiornya bisa disuap menjadi pesawat angkut VIP atau pesawat medical evacuation (medevac). Kapabilitas yang diusung mulai dari tugas anti pembajakan laut, intai ZEE, pengawasan perbatasan, dan SAR.

Punya Endurance Tinggi
Meski pesawat kecil, untuk urusan endurance Boeing MSA bisa mengudara terus-menerus selama 8 jam, cukup ideal untuk misi intai di lautan. Jangkauan terbangnya mencapai 7.408 km, atau dalam simulasi dengan enam penumpang bisa terbang non stop dari London ke New York dan Dubai ke London. Dalam menjalankan misi intai maritime, Boeing MSA di set dengan dua awak (pilot dan copilot), serta lima orang kru.

Apakah tawaran Boeing kali ini berhasil di Indonesia? Kita tunggu saja kabar selanjutnya. Mengingat Boeing telah sukses menggolkan penjualan heli tempur AH-64 Apache dan heling angkut berat CH-47 Chinook untuk TNI AD, maka bukan tak mungkin Boeing MSA nantinya mulai dilirik serius. (Gilang Perdana)

Spesifikasi Boeing MSA
– Platfom pesawat: Bombardier Challenger 605
– Panjang: 19,8 meter
– Lebar sayap: 21 meter
– Tinggi: 6,4 meter
– Max Kecepatan jelajah: Mach 0.8
– Mesin: 2x General Electric CF34-B MTO
– Endurance: 8 jam
– Ketinggian terbang max: 12.497 meter
– Max berat take off: 21.863 kg
 

Batalyon Para Raider 330 Kostrad

  11
The 330th Para Raider battalion, 17th Airborne Brigade / Kostrad.

12

IMG_4623-2

DSC02446

IMG_4651

IMG_3053

IMG_3020

IMG_0170

IMG_0193

IMG_2350


Batalyon Infanteri Para Raider 330/Tri Dharma yang berlokasi di Cicalengka, Jawa Barat, merupakan salah satu dari tiga batalyon Linud yang berada di bawah Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I, Divisi Infanteri 1/Kostrad.

Dua batalyon lainnya, yaitu Yonif Linud 328/Dirgahayu yang berlokasi di Cilodong, dan Yonif Linud 305/Tengkorak yang berlokasi di Karawang. Yonif Linud ini Berdiri pada tanggal 25 April 1952, dengan kekuatannya meliputi 4 kompi, yaitu Kompi Senapan A, Senapan B, Senapan C, dan Kompi Bantuan. Masing-masing kompi beranggotakan rata-rata 146 prajurit.

Markas Komando (Mako) Yonif Linud 330/Kostrad berada di Desa Mandalawangi, Kec. Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

IMG_2985

IMG_3019

13

Tanggal 25 Agustus 2015, Prajurit Yonif Linud 330/Tri Dharma Kostrad secara resmi dilantik sebagai Para Raider yang dilaksanakan dipantai Desa Cijeruh, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut Jawa Barat, dipimpin oleh Pangdivif-1 Kostrad dan turut hadir Menteri Pertahana RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Sejarah lahirnya Yonif Para Raider 330/Tridharma, diawali dengan kedatangan Batalyon 718/Tengkorak Putih ke Jawa Barat, 3 April 1952. Batalyon 718/Tengkorak Putih merupakan gabungan eks KNIL Infanteri 25/Tengkorak Putih di Jawa Tengah dan Eks KNIL Infanteri I dan VIII di Jawa Barat. Selanjutnya, Batalyon 718/Tengkorak Putih direorganisasi ke satuan-satuan Teritorium III yang kemudian ditetapkan menjadi Batalyon 330 pada 25 April 1952. Pada 3 Juni 1987, ditetapkan menjadi Yonif Linud 330/Tridharma. Mereka adalah Pasukan Pemukul Reaksi Cepat TNI.

Sumber:
Wikipedia.org
pararaider330.com
brigiflinud17.mil.id / JKGR.

Kisah Pasukan Tank TNI dan Ukulele

  tank

Anda tentu masih ingat dengan film fury yang belum lama ini, diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Akting Brad Pitt yang menjadi komandan tank saat perang dunia II mendapat pujian para penggemar film perang.

Salah satu adegan film menggambarkan empat buah Tank milik AS menggempur barisan pertahanan tentara Jerman yang diperkuat meriam antitank. Tank-tank Sherman itu menjadi ujung tombak penyerangan sementara pasukan infanteri berlindung di belakang tank.

Kisah bak Film Fury itu juga terjadi di Indonesia. Saat itu pasukan TNI tengah menghadapi pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tahun 1958.

Dalam sebuah pertempuran, dua batalion (sekitar 1.600 orang) pasukan PRRI bertahan di dataran tinggi Lubuk Bagalung, sebelah selatan Kota Padang. Pasukan TNI diperintahkan merebut pertahanan PRRI.

Letnan Kolonel Pranoto Reksosamodra memimpin serangan tersebut. Dia mengerahkan semua kekuatan milik TNI. Dari arah laut, kapal-kapal perang TNI AL membombardir pertahanan musuh. Sementara pesawat Mustang Angkatan Udara memberikan bantuan tembakan udara menghancurkan perkubuan senapan mesin. Serangan juga dilakukan meriam-meriam artileri.

Namun serangan darat bertumpu pada serangan empat buah tank stuart. Skadron Tank itu dipimpin Letnan Satu Broery, seorang perwira asal Maluku.


Di samping tank-tank itu, pasukan baret merah dan Raider bergerak ikut menghancurkan musuh.

Letkol Pranoto sangat terkesan dengan keberanian Letnan Broery. Tanpa rasa takut sedikit pun Broery duduk di atas kubah tank sambil main ukulele atau gitar kecil. Dia terus melagukan lagu perang Hela Arumbai selama pertempuran.

“Selama ukuleleku masih bisa kalian dengar, maka skadron kita tidak boleh berhenti menyerang,” kata Pranoto menirukan perintah Broery yang jantan pada anak buahnya.

Benar saja, Tank Stuart itu terus menderum maju. Menghujani perkubuan musuh dengan senapan mesin. Hanya butuh dua jam untuk merebut Lubuk Begalung dan menghancurkan dua batalion pasukan PRRI.

Pranoto tersenyum bangga pada Letnan Broery. Dia mencatat sama sekali tak ada korban jiwa di pihak TNI dalam serangan itu.

Pengalaman pribadi Pranoto ini kemudian disunting Imelda Bachtiar dalam Buku Catatan Jenderal Pranoto dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya yang diterbitkan Kompas tahun 2014.

“Peristiwa ini sangat berkesan dan satu-satunya pertempuran yang tak pernah kulupakan dalam hidupku,” kata Pranoto sambil mengenang Letnan Broery dan lagu Hela Arumbai.