Kapal perang produksi PT PAL Indonesia (Persero) ternyata dilirik oleh
negara lain. PT PAL mengekspor dua kapal perang tipe “strategic sealift
vessel” (SSV) kepada Kementerian Pertahanan Filipina.
“Produk anak bangsa kini mulai diperhitungkan di negara lain. Ini
tidak asal ngomong, soalnya Myanmar juga sudah menyampaikan
ketertarikan,” kata Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M.
Firmansyah Arifin di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman di Jakarta,
Selasa (13/1/2015).
Firmansyah mengatakan, dua kapal perang berukuran panjang 123 meter
dan lebar 21,8 meter itu merupakan alat utama sistem senjata (alutsista)
pertama yang diekspor Indonesia ke negara lain. Pengiriman kapal
pertama sudah dilaksanakan dengan kontrak 28 bulan sementara kapal kedua
sekitar 36 bulan.
BUMN itu memenangkan tender internasional senilai 90 juta dollar AS melawan tujuh perusahaan di antaranya Korea Selatan.
“Kita menang karena pengalaman. Pasalnya militer Filipina ingin yakin
bahwa kapal yang dipesan itu sudah dipakai di negara kita,” ujarnya.
Ia menambahkan jika kapal sejenis juga digunakan di dalam negeri di
antaranya KRI Banda Aceh yang membantu evakuasi ekor pesawat AirAsia
yang mengalami kecelakaan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah, tingkat kandungan dalam negeri
(TKDN) kapal perang yang diekspor itu menurut Firmansyah sudah memenuhi
regulasi yakni 30-35 persen.
Ia juga menjamin pelat besi untuk kapal perang yang dibangun selama
dua tahun itu 100 persen menggunakan produk buatan lokal dari PT
Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Firmansyah berharap, dengan suksesnya ekspor kapal perang ke Filipina
itu bisa mengundang investasi serupa dari negara lainnya. Menurutnya,
tahun ini ada rencana Pakistan, Brunei Darussalam dan Thailand berencana
untuk membeli kapal buatan Indonesia.
“Januari ini dari Pakistan akan datang untuk melihat. Tapi mereka
buka mencari SSV melainkan kapal cepat rudal (KCR),” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar