Sejak beberapa tahun lalu Dislitbangau (Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara) berhasil menelurkan prototipe smart bomb
alias bom pintar. Tapi sejak gencar dipamerkan ke hadapan publik pada
ajang Indo Defence 2012, hingga kini prototipe bom pintar buatan dalam
negeri ini belum juga resmi operasional, penggunaannya masih sebatas
pengujian. Meski masih banyak kekurangan disana sini, namun kabarnta bom
pintar Dislitbangau dilirik oleh Iran.
Bom pintar ini diberi label BP-250 dengan bobot 250 kg yang merupakan
pengembangan dari bom konvensional dengan penambahan alat pengendali
sasaran. Prinsipnya, bom BP-250 merupakan bom udara ke darat yang
koordinat terhadap targetnya dapat diatur menggunakan alat kendali.
Berkat alat pengendali ini, BP-250 dapat menghantam sasaran secara
tepat. Sensor elektronik yang merupakan sistem pengendali sirip bom
dapat diubah sesuai dengan target yang dituju.
Ujung tombak untuk urusan sensor ini tak lain adalah gyroscope.
Pengembangan gyroscope mekanik berbahan baku komponen hardisk
menghadirkan gyroscope yang memiliki kemampuan navigasi tinggi dengan
biaya rendah. Gyroscope mekanik dikatakan lebih unggul dalam kepekaan
terhadap perubahan sikap dan gerakan perlahan. Alat navigasi ini juga
dapat dikembangkan dengan memanfaatkan hardisk bekas.
Guidance kit
Bom pintar BP-250 telah dilengkapi perangkat guidance kit.
Berbeda dengan rudal, guidance kit ini terletak di bagian ujung belakang
bom ini dilengkapi GPS yang siap dioperasikan oleh pilot. Pada
prototipe BP-250, sirip bom yang berwarna orange dapat berubah posisi
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan baterai. Dengan adanya kelengkapan
baru tersebut, maka pilot akan mengendalikan dengan langsung menentukan
berapa koordinat sasaran. Sehingga tingkat akurasi jatuhnya bom lebih
tepat.
Walau mengusung kata ‘smart’ yang berarti pintar, produk ini juga
masih memiliki keterbatasan yakni belum mampu digunakan untuk sasaran
yang bergerak. Sebab kendalinya di setting sebelum bom diluncurkan.
Sehingga ketika koordinat sasaran berubah, bom ini belum mampu
mendeteksi pergerakannya. (Gilang Perdana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar