Mantan Presiden Republik
Indonesia kedua, Soeharto wafat pada tanggal 27 Januari 2008, tepat
pukul 13.10 WIB. Soeharto meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina
(RSPP) Jakarta. Kemudian sekitar pukul 14.35 WIB, jenazah mantan
Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan
Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulans yang mengusung jenazah Pak
Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawalan
yang ketat.
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf
Kalla dan beberapa Menteri yang sedang mengikuti rapat kabinet terbatas
tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3
menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden
menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI
Kedua H Muhammad Soeharto.
Untuk diketahui, Soeharto adalah Presiden Indonesia yang kedua
(1967-1998), menggantikan Soekarno. Di dunia internasional, terutama di
Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer ‘The Smiling
General’ yang artinya ‘Sang Jenderal yang Tersenyum’ karena raut
mukanya yang selalu tersenyum.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa
pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.
Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak
yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi
ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.
Harus diakui bahwa wafatnya mantan Presiden Soeharto membuat kita
mencoba merefleksikan ulang, bahwa negeri ini pernah berada pada titik
puncak keberhasilan pembangunan. Jujur kita akui bahwa di zamannya alm
Soeharto memerintah, bangsa kita pernah menikmati betapa mudahnya hidup
kala itu.
Yang tidak kalah penting adalah bagaimana Soeharto bisa mengubah
wajah Indonesia. Pada tahun 1984, Indonesia berhasil mengubah diri dari
negara terbesar dalam mengimpor beras, akhirnya menjadi negara
berswasembada pangan. Lebih dari 3 juta ton padi dihasilkan setiap
tahunnya. Bandingkan dengan sekarang yang justru defisit lebih dari 1
juta ton setiap tahun.
Meski bukan lulusan sekolah ekonomi, mantan Presiden tersebut dikenal
lihai memotivasi para petani dan nelayan. Mereka dikunjungi dan
diberikan motivasi untuk bisa memajukan pekerjaannya, sehingga menjadi
petani adalah kebanggaan. Bahkan beliau dikenal suka memperkenalkan diri
sebagai ”anak petani”, untuk meningkatkan gairah dan harga diri para
petani.
Tak hanya dalam bidang pertanian, salah satu sukses besar Orde Baru
adalah dalam bidang kesehatan dan KB. Karena adanya kesadaran bahwa daya
pembangunan akan terserap oleh jumlah penduduk, maka mantan Presiden
Soeharto membangun dan menggalakkan program KB. Ia mencanangkan berbagai
upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui berbagai upaya yang
pada gilirannya berhasil mengerem laju pertumbuhan penduduk kita.
Di bidang kesehatan, upaya meningkatkan kualitas bayi dan masa depan
generasi ini dilakukan melalui program kesehatan di posyandu, sebuah
upaya yang mengintegrasikan antara program pemerintah dengan kemandirian
masyarakat. Di jamannya, program ini memang sangat populer dan
berhasil. Banyak ibu berhasil dan peduli atas kebutuhan balita mereka di
saat paling penting dalam periode pertumbuhannya.
Yang tidak kalah penting yakni, karena Indonesia memiliki prospek
yang sangat baik, terutama dalam menjaga kawasan baik di Asia Tenggara
dan Asia, serta masa depan Indonesia yang dianggap sebagai ‘macan Asia’,
Soeharto dan bangsa Indonesia memiliki kebanggaan tersendiri. Negara
lain yang kini terang-terangan berani ”mengganggu” keberadaan kita
seperti Malaysia dan Singapura, dulu tidak pernah menganggap Indonesia
serendah sekarang.
Jujur kita sampaikan bahwa dulu, kita sangat bangga karena kita punya banyak kiprah dalam memajukan wilayah ini.(Aktual)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar