Aktivitas pantau memantau cuaca nyatanya bukan melulu jadi urusan
BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Guna mendukung misi
penerbangan militer, TNI AU pun membutuhkan perangkat pendukung agar
mendapatkan informasi cuaca yang akurat di sekitaran daerah operasi.
Perangkat yang dimaksud adalah radar cuaca mobile (move weather radar) Meteor 50DX Selex-Si buatan Gematronik, Jerman, yang belum lama ini memperkuat kemampuan deteksi TNI AU.
Sejatinya, keberadaan Meteor 50DX sudah terpantau media sejak 22 Januari 2013, berdasarkan rilis yang dikeluarkan oleh situs tni-au.mil.id.
Kemudian publik di Tanah Air banyak dibuat bertanya tentang sosok radar
dengan radome unik ini, pasalnya radar cuaca mobile ini ikut
ditampilkan dalam defile pada HUT TNI ke-69 di Dermaga Ujung Koarmatim,
bulan Oktober 2014 silam. Kegunaan sistem radar cuaca ini adalah untuk
mendeteksi intensitas curah hujan dengan pengoperasian yang mudah.
Kombinasi dari resolusi tinggi dan update data yang cepat (real time) dari radar ini memberikan informasi rinci mengenai curah hujan lokal dan peringatan dini tentang potensi badai yang mendekat.
Dirunut dari spesifikasinya, Meteor 50DX mampu mendeteksi kondisi dan
cuaca yang akan terjadi setiap saat, sehingga kegiatan operasinya dapat
disesuaikan dengan perkembangan cuaca yang terjadi saat itu. Radar
tersebut juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan dimana saja sesuai yang
dikehendaki sehingga cuaca dapat dipantau sewaktu-waktu.
Radar memiliki ukuran antena 1,2/1,8/2,4m dan menggunakan sistem
Doppler pada frekuensi X-Band pada rentang 9.36 – 9.38 GHz.
Kelengkapannya antara lain Magnetron Transmitter (55 kW), dan sebuah
generator mandiri yang mampu menyuplai listrik sampai 24 jam non-stop.
Aplikasi pada radar ini dapat diakses secara lokal (melalui Laptop/LAN)
dan jarak jauh lewat remote 3G/WiFi. Keunggulan lainnya, Meteor 50DX
dapat beroperasi optimal di tengah Kabut, hujan, hujan es, dan hujan
badai dengan kemampuan deteksi cuaca pada rentang 100 – 155 Km (tanpa
radome) dengan cakupan 360 derajat.
Radome dapat dilepas pasang, dan penggunaan radome atau tanpa radome
ternyata berpengaruh pada kinerja. Ambil contoh, dengan memasang radome,
rentang suhu untuk penggunaan antara -25 sampai 45 derajat Celcius.
Sementara dengan melepas radome, rentang suhu untuk operasional antara
-10 sampai 35 derajat Celcius. Dengan melepas radome, jangkauan deteksi
cuaca pun disebut bisa lebih jauh, yakni hingga 155 Km.
Di lingkup operasional TNI AU, radar cuaca ini ditempatkan di Lanud
Abdurrahman Saleh, Malang – Jawa Timur. Lanud Abdurahhman Saleh
terbilang strategis, mengingat menjadi home base bagi Skadron Udara 32
dan Skadron Tempur 21 Super Tucano. Selain dapat mudah dalam gelar operasinya, karena cukup ditarik (towed)
oleh kendaraan sekelas SUV 4×4. Bila harus diterbangkan pun tak jadi
soal, sebab Meteor 50DX dapat dimasukkan ke dalam ruang kargo pesawat C-130 Hercules. Selain ditawarkan dalam versi mobile, radar cuaca ini juga ditawarkan dalam versi stationary.(Gilang Perdana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar