Meski TNI AD sudah mendapatkan meriam tarik (towed) Howitzer 105 mm generasi anyar, yakni tipe KH-178 buatan
WIA Corporation (dulu Kia Machine Tool Company) dari Korea Selatan.
Namun, sejatinya Artileri Medan (Armed) TNI AD lebih mengidamkan
howitzer lain buatan Perancis, yang di maksud adalah LG-1 MK III,
howitzer kaliber 105 mm besutan Nexter System.
Ada beberapa poin yang membuat Armed TNI AD kepincut LG-1 MK III,
diantaranya dalam pengujian oleh Pussenarmed TNI AD, meriam ini dapat
menampilkan performa yang memuaskan, bahkan mampu menandingi meriam M2A2 yang legendaris. Ditambah lagi, LG-1 dalam versi yang lebih senior, LG1 MK II telah di operasikan Resimen Artileri Korps Marinir TNI AL sejak tahun 1994.
Kiprah howitzer ini terbilang moncer saat dipakai Marinir TNI AL, enam
unit LG-1 MK II sempat berlaga dalam operasi tempur melawan separatis
GAM (Gerakan Aceh Merdeka) pada tahun 2003 silam. Total hingga kini,
Batalyon Armed Marinir TNI AL mempunyai 20 pucuk LG-1 MK II.
Sementara itu, dalam MEF (minimum essential force) I, TNI AD
sudah mencanangkan untuk mendatangkan 54 pucuk KH-178 guna melengkapi
kekuatan tiga batalyon Armed. KH-178 pun sudah kerap ditampilkan di
hadapan publik, seperti pada ajang Pameran Alutsista TNI AD yang saban
tahun berlangsung di Lapangan Monas. Tapi berdasarkan informasi yang
dikutip dari Majalah Commando Edisi 6 Tahun 2012, disebutkan
uji tembak KH-178 tidak memuaskan dalam hal akurasi yang diinginkan.
Ditambah bobot meriam ini yang dinilai jauh lebih berat dari
kompetitornya.
Ibarat merespon umpan, pihak Nexter rupanya makin percaya diri untuk
menggolkan penjualan LG-1 MK III ke Indonesia. Ditambah, sebelumnya
Nexter berhasil memasok self propelled howitzer 155 mm CAESAR ke Armed TNI AD.
Wujudnya, seperti pada Indo Defence 2014 Expo, Nexter memboyong live
unit LG-1 MK III ke pameran militer tahunan terbesar di Indonesia ini.
Kabarnya , TNI AD akan memesan sebanyak 2 Batalyon (36 unit) LG-1 Mk
III, disusul Marinir TNI AL yang ikut memesan 1 kompi LG-1 MK III.
Selain sudah punya rekam jejak memuaskan dalam Perang di Afghanistan,
bobot LG-1 MK III hanya sekitar 1,5 ton, artinya 1 unit pesawat angkut
berat C-130 Hercules dapat membawa 4 pucuk LG-1.
Dalam pengoperasiannya, LG-1 MK III membutuhkan 5 awak, lebih sedikit
ketimbang LG-1 MK II yang membutuhkan 7 awak. Pihak pabrikan mengklaim
laras L30 yang dimilikinya mampu menembak 12 peluru per menit, dengan
daya tahan laras sampai 7.500 kali penembakan. Meriam LG-1 MK III juga
bisa menggunakan munisi 105 mm lama yang biasa digunakan pendahulunya.
Ini menjadi nilai tambah karena adanya commonality antara TNI
AL dan TNI AD. Kalau menggunakan munisi standar M1, jarak tembaknya
sekitar 11 Km. Akan tetapi jika menggunakan munisi “extended range”
Nexter, maka jarak tembak sampai 17 km.
Baca juga: Radar Fire Finder – Pemburu posisi meriam lawan
Yang tak bisa di lupakan, LG-1 MK III sudah dibekali sistem komputer balistik (built in)
untuk setting akurasi pembidikan dan kontrol tembak. Dengan demikian,
waktu penyiapan meriam hingga peluru pertama terlontar menjadi lebih
singkat. Awak meriam juga akan di mudahkan dalam memetakan sasaran yang
telah dipandu oleh tim observer. (Deni Adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar