Tiga dari 24 pesawat tempur F-16 C/D 52ID
telah diserahkan oleh pemerintah Amerika Serikat kepada pemerintah
Indonesia di hangar Flight Test Facility Hill AFB, Senin (14/7/2014)
waktu setempat. Pihak Amerika serikat diwakili Dr Chalon Keller yang
sehari-hari menjabat sebagai acting chief F-16 International Branch.
Ia menyerahkan tiga pesawat F-16 C/D 52ID kepada pihak Indonesia yang
diwakili Atase Udara RI Kol Pnb Beni Koessetianto. Pengadaan 24 pesawat
F16 C/D-52ID dalam Proyek “Peace Bima Sena II” ini merupakan kerjasama
antara Pemerintah AS dan Indonesia berdasarkan kontrak yang
ditandatangani 17 Januri 2012.
Ketiga pesawat terdiri dari dua pesawat F-16 D (kursi ganda) dengan
nomor ekor TS-1620 dan TS-1623, serta sebuah pesawat F-16 C (kursi
tunggal) dengan nomer ekor TS-1625. Turut hadir pula dalam acara
penyerahan ini Maj. Gen Brent Baker selaku Komandan Hill AFB, perwakilan
dari 309 AMXG, perwakilan dari Kellstrom Industry, BAE system, Northrop
Grumman, Indonesian F-16 program office Mayor Tek Subagyo serta
Komandan Skadron Udara 3 Letkol.Pnb.Firman “Foxhound” Dwi Cahyono
beserta dua orang penerbang yaitu Mayor.Pnb.Anjar “Beagle” Legowo dan
Mayor Pnb.Bambang “Bramble” Apriyanto.
Dalam kesempatan ini pula untuk pertama kalinya para penerbang
Skadron Udara 3 melihat sosok luar dan cockpit F-16 C/D block 52 ID yang
tampak baru dengan hampir semua peralatan dan layar penunjuk baru. Para
penerbang mendapat penjelasan saat diberi kesempatan melihat pengerjaan
pesawat-pesawat lain yang sedang di regenerasi setelah acara serah
terima.
Dibutuhkan waktu kurang lebih 17.500 man-hour untuk mengerjakan
pesawat pertama, karena baru pertama kali Depo Regenerasi dan Lockheed
Martin melakukan upgrade mengganti system avionik pesawat blok 25 dengan
blok 52.
Untuk pengerjaan pesawat ke dua dan selanjutnya hanya dibutuhkan
15.000 man hour atau mungkin kurang setelah pabrikan mendapatkan road
map pengerjaan pesawat.
Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), Marsekal TNI I.B Putu
Dunia didampingi Atase Udara RI di Washington DC, Kol Pnb Benedictus B
Koessetianto dan Technical Liaison Officer Mayor Tek. Subagyo telah
melaksanakan kunjungan kerja selama 2 hari di Depo Regenerasi Hill AFB,
Utah pada tanggal 4-5 April 2014. Dalam kesempatan tersebut Kasau
melaksanakan inspeksi ke hangar tempat regenerasi pesawat dilaksanakan.
Kasau juga melihat langsung pesawat pertama (TS 1625) yang telah selesai
melaksanakan upgrade dan modifikasi.
Menjelang penyerahan enam orang penerbang menjalani ground training
di Tucson ANG Base Arizona. Selama menjalani kegiatan ground training
baik di kelas maupun di simulator mereka mendapatkan bahwa metode yang
diterapkan sangat efektif.
Pelajaran di kelas dan pelatihan di simulator ditekankan kepada
pendalaman avionik apa saja yang diupgrade serta penggunaannya dalam
penerbangan. Simulator di sini ada dua macam, yaitu simulator untuk
block 25 dan simulator untuk block 42.
Pelatihan para penerbang TNI AU menggunakan simulator block 42 yang
dinilai lebih mendekati pada kemampuan pesawat blok 52ID kita. Kegiatan
di simulator terdiri atas familiarisasi cockpit dan avionik, prosedur
normal dan prosedur emergency, Air To Ground (Serangan darat) dan Air To
Air (Pertempuran Udara) yang meliputi Basic Intercept, Air Combat
Tactic 2 v 2 dan 2 v 4. Tujuannya utk memperlancar penggunaan sistem
avionik dan HOTAS (Hand On Throttle And Stick) sehingga penerbang mahir
menggunakan pesawat dalam pertempuran tanpa memindahkan tangan dari
kemudi.
Selanjutnya pada tanggal 15 Juli dua orang penerbang TNI AU akan ikut
dalam penerbangan “Ferry” jarak jauh tiga pesawat pertama yang dikirim
ke Indonesia. Rencananya dua pesawat F-16 D dengan nomer ekor TS-1620
diawaki oleh Col.Howard Purcell (Komandan 162 Fighter Wing) /
Letkol.Firman Dwi Cahyono dan TS- 1623 diawaki Ltc. Erik Houston /
Mayor. Anjar Legowo serta sebuah pesawat F-16 C dengan nomer ekor TS
1625 diawaki oleh Maj. Collin Coatney.
Selama perjalanan ketiga pesawat akan terbang melintasi Samudera
Pasifik dengan mengikuti pesawat tanker KC-135 milik USAF sebagai
pesawat untuk “air refueling” atau pengisian bahan bakar di udara.
Rencananya penerbangan dimulai tanggal 15 juli 2014 dengan take off
dari Hill AFB, Utah pada pukul 11.00 menuju Eilsen AFB Alaska (4 jam 23
menit), selanjutnya 17 Juli Dari Eilsen AFB Alaska menuju Andersen AFB
Guam (9 jam 40 menit) dan leg terakhir tanggal 20 Juli dari Guam
langsung menuju Lanud Iswahyudi Madiun ( 5 jam 16 menit). Ketiga pesawat
direncanakan akan mendarat di Madiun pukul 11.16 pada hari Minggu
tanggal 20 Juli 2014.
Keenam instruktur penerbang selanjutnya mulai Agustus akan
melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud Iswahyudi
Madiun dibawah supervisi para instruktur penerbang dari US Air Force
(Mobile Training Team). Saat ini konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID
tidak dilengkapi dengan drag chute (rem payung) sehingga untuk
menyesuaikan dengan kondisi Indonesia maka pesawat-pesawat ini
direncanakan akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag chute
yang dilakukan teknisi TNI AU dibantu personil Lockheed Martin pada
kuartal pertama 2015.
Kemampuan operasi dan tehnologi pesawat ini untuk saat ini dirasa
sudah memadai untuk meningkatkan secara signifikan kemampuan jajaran
tempur TNI AU dalam manajemen perang udara modern. Harapan kita pada
saat pesawat tempur masa depan IFX sudah bisa dioperasikan maka kita
bisa menerapkan berbagai prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID ini,
sehingga bisa menyamai dan bahkan mengungguli kekuatan udara calon lawan
dan pesaing negara kita.
Pengalaman dan pemahaman dari aplikasi penggunaan tehnologi perang
udara modern yang didapat dalam pengoperasian F-16 CD 52ID akan membantu
kita untuk memperbaiki perencanaan, pengadaan, pelatihan serta doktrin
dan taktik perang udara TNI AU sehingga mampu menjadi tulang punggung
kekuatan dirgantara nasional kita. (tni-au.mil.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar