|
Akhirnya tiga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU dengan call sign "Viper
Flight," dari Eielson AFB (Air Force Base) Alaska berhasil mendarat
dengan selamat di Andersen AFB Guam. Pesawat tinggal landas dari Eielson
AFB pada tanggal 22/7 pukul 11.14 waktu Alaska (tgl.22/7 pukul 02.00
WIB) dan mendarat di Guam pada pukul 15.00 waktu Guam (tgl 23 pukul
12.00 WIB). Pesawat leader adalah sebuah F-16 C dengan nomer TS 1625
yang diterbangkan Col. Howard Purcel, pesawat kedua adalah sebah
pesawat F-16 D dengan nomer TS 1620 yang diawaki Maj Collin Coatney /
Ltk.Firman Dwi Cahyono dan pesawat terakhir juga sebuah F-16 D dengan
nomer TS 1623 yang diawaki Ltc. Erick Houston/ May.Anjar Legowo.
Viper Flight telah menempuh perjalanan dari Eielson AFB Alaska
meneuju Andersen AFB Guam selama 9 jam 46 menit dengan dikawal pesawat
tanker KC-10 dari Travis AFB. Semula flight terbang pada ketinggian
25.000 kaki dengan kecepatan 0.75 MN (Mach Number) atau sekitar 450 KTAS
(Knots True Air Speed) melewati Samudra Pasifik yang luas. Namun
penerbangan terpaksa naik keketinggian 27.000 kaki untuk menghindari
awan dan turbulensi. Selanjutnya pada dua jam terakhir kecepatan
terpaksa ditambah agar tiba sesuai rencana. Selama perjalanan telah
dilaksanakan 9 kali air to air refueling. Saat mendarat dalam kondisi
hujan ringan (light rain) namun setelah landing menjadi cukup lebat
(shower rain).
Setelah sebelumnya tertahan selama 5 hari di Eielson karena kerusakan
pada pesawat tanker maka besok tanggal 23 Juli akan dilaksanakan
penerbangan leg terakhir dari Guam langsung menuju Lanud Iswahyudi
Madiun dengan rencana waktu tempuh 5 jam 16 menit. Ketiga pesawat
direncanakan akan mendarat pada pukul 11.16 di Lanud Iswahjudi Madiun
pada tanggal 24 Juli 2014, dan akan diterima oleh Kepala Staf Angkatan
Udara dan pejabat teras TNI AU dan Kemhan untuk selanjutnya akan
langsung diparkir di hangar Skadron Udara 3 “The Dragon Nest” untuk
inspeksi.
Setelah libur Idul Fitri maka enam instruktur penerbang F-16 akan
mulai melanjutkan latihan terbang konversi F-16 C/D nya di Lanud
Iswahyudi Madiun mulai bulan Agustus 2014 dibawah supervisi empat
instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team. Rencananya
pesawat-pesawat ini akan menjalani modifikasi pemasangan peralatan drag
chute karena konfigurasi awal pesawat F16C/D-52ID tidak dilengkapi
dengan drag chute (rem payung) yang dilakukan tehnisi TNI AU dibantu personil Lockheed Martin pada kuartal pertama 2015.
Seluruh pesawat sebelumnya menjalani upgrading dan refurbished rangka “airframe” serta modernisasi sistem “avionic”
dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah.
Rangka pesawat diperkuat, cockpit diperbarui, jaringan kabel dan
elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi atau diganti
menjadi baru dan mission computer canggih baru sebagai otak pesawat
ditambahkan agar lahir kembali dengan kemampuan jauh lebih hebat dan
ampuh.
Modernisasi dan upgrade avionic dan engine pesawat
dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan menjadi setara dengan F-16
block 50/ 52, khususnya dengan pemasangan “otak dan syaraf” pesawat
yaitu Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 yang juga dipakai Block
52+, demikian pula radar AN/APG-68 (V) ditingkatkan kemampuan sesuai
system baru yang dipasang. Juga Improved Modem Data Link 16 untuk
komunikasi data canggih, Embedded GPS/ INS (EGI) block-52 yang
menggabungkan fungsi GPS dan INS dan berguna untuk penembakan JDAM
(Bomb GPS), Electronic Warfare Management System AN/ALQ-213, Radar
Warning Receiver ALR-69 Class IV serta Countermeasures Dispenser Set
ALE-47 untuk melepaskan Chaffs/ Flares anti radar/anti rudal.
Untuk seluruh mesin pesawat tipe F100-PW-220/E telah menjalani
upgrade menjadi baru kembali, khususnya dengan pemasangan system DEEC
(Digital Electronic Engine Computer) baru dan Augmentor Engine baru yang
usia pakainnya dua kali lebih lama.
Dalam urusan pertempuran udara pesawat ini cukup handal karena
disamping lincah F-16 C/D 52ID TNI AU juga juga dilengkapi rudal jarak
pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak
sedang AIM-120 AMRAAM-C . Untuk menyerang sasaran permukaan dilengkapi
kanon 20 mm, bomb standar MK 81/ 82/ 83/ 84, Laser Guided Bomb Paveway,
JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65 Maverick K2,
rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar),
Improved Data Modem Link 16, Head Up Display layar lebar terbaru yang
kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan Night Vision Google.
Pesawat juga dilengkapi navigation dan targeting pod canggih seperti
Sniper/ Litening untuk operasi tempur malam hari serta mampu
melaksanakan missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) untuk
menetralisir pertahanan udara musuh.
TNI Angkatan Udara merencanakan armada baru F-16 C/D 52ID ini akan
melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16
Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru. Dilengkapi kemampuan sistem avionic
canggih dan senjata udara modern serta keunggulan daya jangkau operasi
membuat pesawat ini sanggup untuk menghadang setiap penerbangan gelap
atau menghantam sasaran, baik di luar atau dalam wilayah kedaulatan
kita, pada saat siang atau malam hari. Pengalaman dan pemahaman dari
aplikasi penggunaan tehnologi perang udara modern yang didapat dalam
pengoperasian F-16 CD 52ID niscaya akan membantu kita untuk memperbaiki
perencanaan, pengadaan, pelatihan serta doktrin dan taktik perang udara
TNI AU.
Diharapkan pada saat pesawat tempur masa depan IFX sudah siap
dioperasikan maka berbagai prosedur, taktik, pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID bisa
kita terapkan untuk menyamai dan bahkan mengungguli kekuatan udara calon
lawan dan pesaing negara kita. Pesawat-pesawat canggih ini akan
menambah kekuatan tempur TNI Angkatan Udara sebagai tulang punggung
Air Power (Kekuatan Dirgantara) Negara kita demi menjaga Keamanan
Nasional Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar