Enam Penerbang F-16 TNI AU dari
Sakdron Udara 3 tiba di Tucson Arizona, untuk mengikuti latihan konversi
menjadi instruktur penerbang pesawat tempur F-16 C/D Block 52ID dalam
Proyek “Peace Bima Sena II”.
Mereka adalah Komandan Skadron Letkol. Pnb. Firman “Foxhound” Dwi
cahyono (40 th), Mayor. Pnb. Anjar “Beagle” Legowo (38 th), Mayor Pnb.
Bambang “Bramble” Apriyanto (34 th), Kapt. Pnb Pandu “Hornet” Eka
Prayoga (31 th), Kapt. Pnb. Anwar “Weasel” Sovie (30 th) dan Kapt. Pnb.
Bambang “Sphynx” Yudhistira (30 th).
Para penerbang TNI AU ini tiba di Tucson International Airport pada
tanggal 25 Juni 2014 pukul 14.05 siang setelah menempuh perjalanan
selama 28 jam dari Jakarta – Hongkong – Seattle dan Tucson.
Para penerbang akan menjalani Latihan “Differential Training” F-16
C/D di Tucson Arizona tanggal 30 Juni-11 Juli 2014. Selanjutnya setelah
mengikuti penyerahan tiga pesawat ke pemerintah Indonesia maka pada
tanggal 15 Juli dua penerbang akan ikut terbang “Ferry” dari Hill AFB,
Utah – Eilsen AFB Alaska- Andersen AFB Guam dan langsung menuju Lanud
Iswahyudi Madiun.
Selama perjalanan akan dilaksanakan beberapa kali “air refueling”
atau pengisian bahan bakar di udara. Ketiga pesawat direncanakan akan
mendarat di Madiun pada tanggal 20 Juli 2014 pukul 11.00 siang. Para
penerbang akan melanjutkan latihan terbangnya di Lanud Iswahyudi Madiun.
Pesawat Tempur F-16 C/D yang saat ini sedang di upgrade di Hill AFB
memiliki nama resmi F-16 C/D k 52 ID memiliki kemampuan dalam banyak hal
setara dengan pesawat F-16 Block 52, khususnya bidang kecanggihan
avionic, kemampuan tempur dan jenis persenjataannya.
Seluruh pesawat sebelumnya digunakan oleh USAF dan disimpan dengan
baik di Davis Monthan AFB/AMARG (Aerospace Maintenance &
Regeneration Group) yang berlokasi di gurun yang sangat kering.
Sementara seluruh mesin pesawat tipe F100-PW-220/E menjalani upgrade di
fasilitas pabrik Pratt & Whitney di Old Kelly AFB sehingga menjadi
baru kembalai memiliki umur komponen dua kali lebih lama dari mesin
standar.
Seluruh pesawat menjalani upgrading dan refurbished rangka serta
sistem avionic dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center yang
berada di Hill AFB, Odgen, Utah. Rangka pesawat diperkuat, jaringan
kabel dan elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi
menjadi baru dan system baru ditambahkan agar pesawat lahir kembali siap
menjadi pesawat baru dengan kemampuan jauh lebih hebat dari saat
kelahirannya.
Sebetulnya pesawat F-16 C/D 52ID F-16 berdasarkan F-16 C/D Block 25
yang memiliki bentuk fisik dan berat kotor maksimum serta tipe mesin
yang sama dengan pesawat F-16 Block 15 A/B OCU yang kita miliki. Memang
pesawat F-16 C/D Block 52 dengan daya dorong lebih besar mampu
mengangkut senjata lebih berat dan bisa terbang lebih jauh. Namun dalam
close combat atau pertempuran udara jarak pendek maka pesawat F-16 TNI
AU dengan T/W ratio lebih besar memiliki kelincahan yang lebih baik dari
F-16 Block 52. Sehingga untuk urusan pertempuran udara dengan rudal
jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal
jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C jelas pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU tidak
kalah dengan pesawat F-16 C/D Block 50/52.
Untuk serangan permukaan darat dan perairan Pesawat F-16 ID juga
mampu menggotong persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84,
Laser Guided Bomb, JDAM (GPS Bomb), rudal AGM-65 Maverick, rudal AGM-84
Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar) serta mampu
menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta
missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) menghancurkan pertahanan
udara musuh. Improved Data Modem memungkinkan penerbang melakukan
komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat
lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.
Upgrade Pesawat F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar
kemampuan setara dengan Block 52, diantaranya memasang Mission Computer
MMC- 7000A versi M-5 yang dipakai Block 52+, Improved Data Modem Link 16
Block-52, Embedded GPS INS (EGI) block-52 yang menggabungkan fungsi GPS
dan INS, AN/ALQ-213 Electronic Warfare Management System, ALR-69 Class
IV Radar Warning Receiver, ALE-47 Countermeasures Dispenser Set untuk
melepaskan Chaff/Flare. Sementara radar AN/APG-68 (V) di upgrade agar
meningkat kemampuannya.
Prinsipnya pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU menjalani program The Common
Configuration Implementation Program (CCIP) seperti yang dilakukan pada
pesawat F-16 CD Blok 40/42 USAF agar meningkat menjadi standar
Blok-50/52. Semua pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi
struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural
Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari
10.000 jam, hal ini memungkinkan pesawat dipakai selama 10 tahun lagi
sebelum menjalani Service Life Extension Program (SLEP) yang mampu
menambah umur rangka pesawat sekitar 2000 jam atau 10 tahun masa pakai.
Pada saat usia pakai F-16 C/D 52 ID berakhir maka diharapkan Indonesia sudah memiliki armada pesawat tempur modern masa depan generasi 4.5 atau generasi ke 5.
Pesawat F-16 C/D 52ID ini merupakan jembatan yang sangat baik untuk
membawa Indonesia selangkah lebih maju, tidak hanya menghasilkan
penerbang dan tekhnisi yang mahir menguasai pesawat dengan generasi
lebih maju, namun juga membawa kita untuk bersama-sama menguasai
tehnologi, manajemen dan taktik pertempuran udara modern. Sehingga bisa
membawa kekuatan udara betul-betul menjadi bagian dari operasi gabungan
TNI dengan matra lainnya baik di Darat, Laut dan Udara. Pembelian F-16
C/D 52ID ini akan mendorong peningkatan kemampuan, pengalaman dan
pengetahuan kita tentang apa yang diperlukan oleh Indonesia untuk
membangun Air Power atau Kekuatan Dirgantara yang kuat. (tni-au.mil.id).
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara
Hadi Tjahjanto, S.IP.
Marsekal Pertama TNI
Hadi Tjahjanto, S.IP.
Marsekal Pertama TNI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar