KASAL Laksamana TNI Marsetio (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Kepala Staf TNI
Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio menyerahkan 22 miniatur
kapal perang TNI AL berikut pedang kehormatan dan buku tentang TNI AL ke
Museum Jenderal TNI (Purn) Soesilo Soedarman di Cilacap, Jateng, guna
menambah koleksi museum.
Koleksi sejumlah miniatur kapal perang tersebut diserahkan KSAL Laksamana TNI Marsetio kepada Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
"Kami mendapatkan kehormatan kedatangan keluarga besar Soesilo Soedarman. Pemberian miniatur kami harap bisa lebih memberikan nuansa kemaritiman di Museum," kata KSAL.
Koleksi miniatur kapal-kapal perang TNI AL di dalam museum itu, selain untuk mengenang jasa almarhum Soesilo Soedarman kepada TNI AL juga diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan jiwa bahari anak-anak bangsa, khususnya para generasi muda.
Indroyono Soesilo yang juga putra Soesilo Soedarman, yang secara simbolik menerima tambahan koleksi museum, menuturkan, dengan diserahkannya miniatur dapat menambah koleksi dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Cilacap secara khusus.
Almarhum Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman semasa pengabdiannya sangat dekat dengan kelautan dan TNI AL. Antara lain, menjabat sebagai Komandan Divisi Taruna Akabri pertama (1966-1968) mendampingi Komandan Jenderal Akabri, Laksda Rachmat Sumengkar yang mencakup Akabri bagian darat, laut, udara, kepolisian.
Saat menjabat Ketua G-3/Personil Hankam (1973-1978), Soesilo Soedarman mendorong dibangunnya Laboratorium Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI AL di Jakarta. Almarhum jua pernah menjabat Komandan Jenderal Akabri (1978-1981) dimana KSAL adalah salah satu taruna AAL-nya.
Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, Jawa Tengah, pada 10 November 1928. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Kecamatan Maos, Soesilo Soedarman melanjutkan pendidikan Taman Siswa di Yogjakarta dan menjadi salah satu murid Ki Hadjar Dewantara.
Usai menamatkan pendidikan Sekolah menengah, Soesilo Soedarman masuk pendidikan Akademi Militer Yogyakarta Angkatan I dan dilantik sebagai perwira berpangkat Letnan Dua oleh Presiden RI Soekarno.
Koleksi sejumlah miniatur kapal perang tersebut diserahkan KSAL Laksamana TNI Marsetio kepada Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo di Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa.
"Kami mendapatkan kehormatan kedatangan keluarga besar Soesilo Soedarman. Pemberian miniatur kami harap bisa lebih memberikan nuansa kemaritiman di Museum," kata KSAL.
Koleksi miniatur kapal-kapal perang TNI AL di dalam museum itu, selain untuk mengenang jasa almarhum Soesilo Soedarman kepada TNI AL juga diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan jiwa bahari anak-anak bangsa, khususnya para generasi muda.
Indroyono Soesilo yang juga putra Soesilo Soedarman, yang secara simbolik menerima tambahan koleksi museum, menuturkan, dengan diserahkannya miniatur dapat menambah koleksi dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Cilacap secara khusus.
Almarhum Jenderal (Purn) Soesilo Soedarman semasa pengabdiannya sangat dekat dengan kelautan dan TNI AL. Antara lain, menjabat sebagai Komandan Divisi Taruna Akabri pertama (1966-1968) mendampingi Komandan Jenderal Akabri, Laksda Rachmat Sumengkar yang mencakup Akabri bagian darat, laut, udara, kepolisian.
Saat menjabat Ketua G-3/Personil Hankam (1973-1978), Soesilo Soedarman mendorong dibangunnya Laboratorium Kedokteran Gigi (Ladokgi) TNI AL di Jakarta. Almarhum jua pernah menjabat Komandan Jenderal Akabri (1978-1981) dimana KSAL adalah salah satu taruna AAL-nya.
Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, Jawa Tengah, pada 10 November 1928. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Kecamatan Maos, Soesilo Soedarman melanjutkan pendidikan Taman Siswa di Yogjakarta dan menjadi salah satu murid Ki Hadjar Dewantara.
Usai menamatkan pendidikan Sekolah menengah, Soesilo Soedarman masuk pendidikan Akademi Militer Yogyakarta Angkatan I dan dilantik sebagai perwira berpangkat Letnan Dua oleh Presiden RI Soekarno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar