Teror ledakan di bilik ATM Bank Mandiri,
Karangploso, Malang, Kamis (09/01), merupakan produk intelijen gelap
dengan motif sebagai warming up pengamanan Pemilu 2014.
Salah satu point analisis itu disampaikan pemerhati kontraterorisme, Harits Abu Ulya, kepada intelijen
(09/01). “Saya condong menduga ini adalah permainan intelijen gelap.
Dan dari bahan material bom, digabung dengan konteks isu belakangan yang
berkembang tentang ancaman keamanan, maka ‘teroris’ bisa menjadi
kambing hitam kembali,” tegas Harits.
Sejumlah analisis soal peledakan ATM di Malang, disampaikan Harits.
“Teror di Malang itu bukan upaya perampokan, tapi lebih pada bentuk
teror. Bisa jadi pelakunya orang yang tidak puas terhadap kasus
tertentu,” jelas Harits.
Kemungkinan lain, kata Harits, teror ledakan ATM Malang ditujukan
untuk mengalihkan isu terkait terpojoknya posisi Densus 88 dan Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam kasus penindakan
terorisme. Aksi Densus 88 dan BNPT dinilai tidak proporsional dan
melanggar HAM.
“Dari TKP terlihat indikasi-indikasi bahwa ledakan ini tidak
disengaja untuk mengambil uang atau brankas. Dan juga tidak dengan
target yang bisa menimbulkan korban sipil maupun aparat,” pungkas
Harits.
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta,
menyatakan, peledakan ATM Bank Mandiri Malang dilakukan oleh pihak-pihak
teroris. “Dengan media dan bahan yang digunakan kemungkinan itu adalah
upaya yang dilakukan pihak-pihak teroris,” kata Adi Deriyan, seperti
dikutip BBC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar