KRI Nanggala-402 dalam persiapan sandar setelah kembali dari perbaikan
menyeluruh di Korea Selatan. Sistem manajemen tempur dan operasi digital
baru diterapkan pada kapal selam itu. TNI AL berencana menambah jumlah
dan sistem kesenjataan kapal selamnya, yang kemungkinan besar berasal
dari Rusia. (ANTARANews/Ade P Marboen)
2014 akan datang
banyak persenjataan TNI untuk ketiga matranya, baik bersumber dari
Barat, Timur, ataupun sesama negara Asia, yang menjadi bagian dari
target pencapaian Kekuatan Esensial Minimum (MEF) 42 persen.
Target
itu bagian dari Rencana Strategis I TNI yang telah dirumuskan sejak
beberapa tahun lalu. Di Asia Tenggara, belanja militer Indonesia cukup
rendah ketimbang tetangga-tetangganya, demikian juga dengan usia
teknologi sistem kesenjataannya.
"MEF pada
2013 telah lampaui target 28,7 persen. Pada 2014 diharapkan mencapai
40-42 persen," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, usai membuka
Rapat Pimpinan TNI 2014, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur,
Rabu.
Hampir 300 perwira tinggi dari tiga matra
hadir dalam rapat pimpinan tahunan TNI itu, yang oleh Moeldoko
dinyatakan cukup berbeda dari berbagai rapat pimpinan yang dilakukan
selama ini. Tiga kepala staf matra TNI hadir, yaitu Kepala Staf TNI AL,
Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia,
dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman.
Sejak triwulan pertama 2013, berbagai persenjataan baru TNI telah "diperagakan" secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. Di antaranya penggelaran arsenal yang terjadi di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.
Sejak triwulan pertama 2013, berbagai persenjataan baru TNI telah "diperagakan" secara terbuka kepada masyarakat Indonesia. Di antaranya penggelaran arsenal yang terjadi di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.
Dalam daftar belanja pasti TNI persenjataan dari luar negeri pada 2012-2014, terdapat nama EMB-314 Super Tucano, Sukhoi Su-37 dan Su-30 MKI Flankers, tank 2A4 Leopard, meriam lapangan berat Caesar, hingga kapal-kapal selam kelas U-209 Tipe 1500 lisensi Jerman yang dibuat di Korea Selatan.
Khusus
untuk kapal selam, masih akan dikaji pengadaan dari Rusia, sebagai
runtutan kebijakan pertahanan maritim sejak awal 2000. TNI AL belum pada
keputusan final apakah akan membeli kapal selam baru sama sekali,
menerima hibah dari Angkatan Laut Rusia, atau perpaduannya.
TNI
AL menghendaki sistem kesenjataan kapal-kapal selam itu tidak cuma pada
torpedo bawah permukaan laut, melainkan juga peluru kendali bawah
permukaan laut ke darat dan laut.
Moeldoko
menjelaskan, pada 2013 indikator TNI cukup terbilang baik pada bidang
keuangan, karena pencapaian yang diraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Sementara di bidang operasi saat ini hampir di setiap daerah kondisinya
terbilang baik dan kondusif.
"Tentu kondisi kondusif tidak begitu saja muncul. Ada penguatan di bidang intelijen, teritorial, dan lain-lain. Di perbatasan, kami lakukan operasi yang melibatkan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU sehingga tidak muncul friksi-friksi masalah di perbatasan," paparnya.
"Tentu kondisi kondusif tidak begitu saja muncul. Ada penguatan di bidang intelijen, teritorial, dan lain-lain. Di perbatasan, kami lakukan operasi yang melibatkan TNI AD, TNI AL maupun TNI AU sehingga tidak muncul friksi-friksi masalah di perbatasan," paparnya.
Mengenai
sejumlah peristiwa di Papua yang telah menelan korban prajurit TNI,
Moeldoko sangat menyayangkan, karena pendekatan kesejahteraan sudah
dilakukan di Papua dalam bentuk operasi bakti TNI, bukan dalam bentuk
operasi militer.
"Namun, kelompok bersenjata tetap melakukan langkah-langkah tidak baik. Tidak fair kalau TNI diam saja menanggapi tindakan tersebut," kata dia.
Terkait hubungan TNI dengan Kepolisian Indonesia sendiri, kata dia, relatif baik, meski sejumlah insiden antara anggota TNI dan Kepolisian Indonesia pada 2013.
"Walaupun, di tingkat bawah sering terjadi gesekan-gesekan. Tetapi, sepanjang prajurit masih bisa dibina, akan tetap dibina. Kalau tidak bisa dibina, lebih baik keluar," kata dia.
Pada gelanggang internasional, Moeldoko mengungkap berbagai pujian yang diberi lembaga internasional atas kinerja TNI dalam berbagai misinya. Di antara pujian yang diungkap itu dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, atas peran serta aktif kontingen TNI di medan penugasan menjaga perdamaian di Lebanon, Kongo, Haiti, dan lain-lain. TNI selalu bisa diterima di kedua belah pihak yang bertikai.
"Namun, kelompok bersenjata tetap melakukan langkah-langkah tidak baik. Tidak fair kalau TNI diam saja menanggapi tindakan tersebut," kata dia.
Terkait hubungan TNI dengan Kepolisian Indonesia sendiri, kata dia, relatif baik, meski sejumlah insiden antara anggota TNI dan Kepolisian Indonesia pada 2013.
"Walaupun, di tingkat bawah sering terjadi gesekan-gesekan. Tetapi, sepanjang prajurit masih bisa dibina, akan tetap dibina. Kalau tidak bisa dibina, lebih baik keluar," kata dia.
Pada gelanggang internasional, Moeldoko mengungkap berbagai pujian yang diberi lembaga internasional atas kinerja TNI dalam berbagai misinya. Di antara pujian yang diungkap itu dari Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, atas peran serta aktif kontingen TNI di medan penugasan menjaga perdamaian di Lebanon, Kongo, Haiti, dan lain-lain. TNI selalu bisa diterima di kedua belah pihak yang bertikai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar