TNI Angkatan Darat mendapatkan penguatan
alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan menerima empat unit
artileri medan, Caesar 155 mm. Indonesia merupakan negara keempat
pengguna alutsista buatan Nexter, Prancis.
Caesar mempunyai keunggulan mampu bergerak sendiri karena larasnya
berada di atas kendaraan. Setiap kendaraan mampu membawa maksimum 32
munisi yang siap ditembakkan.
Menurut Komandan Pusat Persenjataan Artileri Medan Brigjen Sonhadji,
TNI Angkatan Darat akan menerima total 37 unit Caesar hingga tahun 2016.
Alutsista ini akan ditempatkan di Batalion Purwakarta dan Ngawi.
Caesar selama ini sudah dipergunakan Tentara Prancis di Afganistan,
Lebanon, dan Mali. Daya jangkau tembakan Caesar bisa mencapai 39
kilometer dan bahkan diperjauh hingga 42 kilometer. Selain Prancis,
sekarang ini yang menggunakan Caesar adalah satu negara Timur Tengah dan
Thailand.
Tambahan Persenjataan
Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan TNI di tiga matranya perlu menambah persenjataan untuk mengamankan wilayah Indonesia dari segala aspek.
Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan TNI di tiga matranya perlu menambah persenjataan untuk mengamankan wilayah Indonesia dari segala aspek.
“Minimal kita harus punya tiga kapal selam dan kapal patroli cepat
terutama untuk wilayah-wilayah perbatasan, di jalur perdagangan yang
sibuk,” kata Mahfudz Siddiq, di Gedung DPR, Jakarta, 24/06/2014.
Ia menambahkan, sebetulnya Indonesia sudah menambah kapal perang tetapi belum dilengkapi persenjataan dan alat pendukung.
Bicara soal TNI AL Indonesia masih harus diperkuat wahana pengintai
maritim, karena untuk saat ini pesawat pengintai TNI AL masih terbatas
jumlah dan jangkauannya. Sinergitas antara sayap udara maritim dengan
kapal perang permukaan dan bawah permukaan akan menjadi prioritas ke
depan.
Sementara, tantangan terbesar di kelautan dari sisi ekomomi adalah
menyelamatkan potensi ekonomi nasional dari kejahatan-kejahatan yang
masih terjadi, di antaranya pencurian ikan.
“Ke depan, rencana strategis yang harus diprioritaskan adalah
memperbesar postur anggaran pertahanan untuk wilayah laut” ujar Ketua
Komisi I DPR.
DPR mendukung rencana induk TNI AL yang akan membangun tiga komando
armada Indonesia, yaitu di wilayah barat, tengah, dan timur. Antisipasi
dinamika Laut China Selatan juga harus dilakukan secara baik.
Mahfud menyinggung juga soal buku Satu Dasawarsa Membangun Untuk
Kesejahteraan Rakyat terbitan Kantor Staf Khusus Presiden Bidang
Komunkasi Sosial. Di situ disebutkan anggaran pertahanan Indonesia
meningkat 400 persen, dari Rp 21,42 triliun pada 2004 menjadi Rp 84,47
triliun pada 2013.
Ini peningkatan terbesar sepanjang sejarah APBN untuk sektor
pertahanan sejak 10 tahun terakhir. Pada 1980-an, postur TNI pernah
menjadi paling menonjol di ASEAN namun kini tidak lagi dari beberapa
sisi.
Akan tetapi, secara akumulatif, dana negara di sektor pertahanan ini telah Rp 440,94 triliun pada 2004 sampai 2013.
Dalam buku yang disunting Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi
Sosial, Sardan Marbun, itu disebutkan, modernisasi arsenal TNI
semata-mata untuk menjaga kedaulatan Indonesia serta menjaga keamanan
regional maupun kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.(Metro TV dan Antara) JKGR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar