Panglima Tentara Nasional Indonesia
Jenderal Moeldoko mengatakan, pembelian alat-alat tempur utama tidak
dapat dipublikasikan ke masyarakat. Meski demikian ia menjamin pengadaan
alutsista TNI tersebut tetap dilaksanakan melalui mekanisme lelang.
“Ada hal-hal yang memang dibuka melalui elektronik, tapi khusus
alutsista tidak boleh. Yang jelas, semua proses berjalan sesuai aturan
perpres,” ujar Moeldoko saat dijumpai di Markas Besar TNI, Cilangkap,
Jakarta, Senin (6/7).
Jenderal bintang empat itu memaparkan, institusinya tidak dapat
membeberkan jenis dan jumlahnya alutsista yang dibeli setiap tahunnya.
Ia beralasan, TNI menerapkan kebijakan tersebut atas dasar asas
kerahasiaan.
Pengadaan barang dan jasa di lingkungan institusi negara diatur pada
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010. Sekitar empat bulan setelah
dilantik menjadi presiden, Joko Widodo mengeluarkan perubahan keempat
perpres tersebut.
Berdasarkan aturan itu, Moeldoko berkata TNI tidak dapat menentukan
sendiri pabrikan yang akan menyediakan alutsista untuk institusinya.
“Tidak boleh tunjuk kanan-kiri, semua harus melalui tender terbuka,”
ucapnya.
Sementara itu anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengatakan, selama
ini alokasi anggaran untuk pembelian dan perawatan alat tempur utama TNI
hanyalah 30 persen dari total anggaran pertahanan nasional. Rendahnya
alokasi dana tersebut, menurutnya, memaksa TNI membeli alutsista bekas
ataupun menanti hibah dari negara lain.
Presiden Joko Widodo pekan lalu telah memerintahkan Moeldoko dan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk merombak manajemen alutsista
secara mendasar. Perintah ini keluar setelah pesawat Hercules C-130 yang
dioperasikan Skuadron Udara 32 jatuh di Medan.
Tak melulu membeli alutsista dari pabrikan luar negeri, Jokowi
mendesak dua petinggi sektor pertahanan itu untuk ikut serta
mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dalam rangka
memodernisasi alutsista TNI.
Sebagai panglima tertinggi TNI, Jokowi mendesak zero accident di
lingkungan TNI. Ia berkata, jatuhnya Hercules C-130 di Medan tidak boleh
terulang kembali.
CNN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar