Dalam rencana strategis (renstra) kedua
TNI, satu di antaranya adalah untuk perawatan dan perbaikan alutsista
yakni sebesar Rp 120,6 triliun. Sebanyak Rp 93,9 triliun sendiri akan
dialokasikan untuk TNI AU.
“Memang mahal. Memelihara pesawat terbang itu paling mahal. Kalau
angkatan darat, tank di pinggir jalan nih bannya kempis, (bisa) tambal
ban. Kalau udara nggak bisa,” ungkap Menteri Pertahanan Ryamizard
Ryacudu di Mabesad, Jl Veteran, Jakpus, Rabu (15/7/2015).
Dari dana renstra perawatan dan perbaikan alutsista yang disusun TNI,
sebanyak Rp 17,4 T disiapkan untuk AL, sementara AD mendapatkan dana
yang paling sedikit yakni Rp 9,3 T. Itu, kata Ryamizard, bukan soal
pilih kasih melainkan karena biaya pemeliharan alutsista di AD memang
membutuhkan dana yang lebih sedikit dibanding 2 matra lainnya.
“Menggerakkan prajurit cukup kasih air menaral saja. Tapi kalau laut dan udara ini harus BBM. Mahal itu,” tutur Ryamizard.
Walau biaya pertahanan untuk negara memerlukan biaya besar, Ryamizard
sadar bahwa pemerintah tidak bisa langsung merealisasikannya. Adalah
wajar menurut Ryamizard jika pemerintah mencairkan dana sesuai skala
prioritas.
“Harus dihitung karena kalau TNI dan Kemhan nggak minta dan minta
terus. Pemerintah kan masih ada pembangunan lain,” kata Ryamizard.
“Dari dulu TNI tidak memaksakan. Rakyat dululah. Rakyat lapar masa
kita mau berlomba-lomba untuk beli alutsista. Kecuali kalau rakyat sudah
senang, baru boleh. Prinsipnya itu,” sambung mantan KSAD tersebut.
Hanya yang jelas, disebutkan Ryamizard, pemerintah sudah memutuskan
untuk tidak lagi membeli alutsista bekas dari negara lain. Ia yakin
dengan kondisi dan renstra kedua TNI, kekuatan pertahanan negara sudah
cukup untuk saat ini.
“Yang lama diganti barang-barangnya. Laut ada (alutsista) yang
usianya 40 tahun, udara ada yang 30 tahun. Tapi sudah kuat kita ini,”
ucap Ryamizard.
Saat ini Kemhan sendiri sedang mengkaji untuk mencari pesawat angkut
pengganti Hercules. Sudah ada beberapa pesawat yang dipertimbangkan oleh
Ryamizard.
“Kami lihat yang besar tapi bisa mendarat di lapangan pendek. Itu
yang kami cari. Ada banyak pilihan, A400 salah satunya,” pungkas
jenderal (purn) bintang 4 itu.
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar