... dari jauh-jauh hari setelah surat dikeluarkan pihak kemanan harus segera menindaklanjuti dan diantisipasi...Anggota Komisi III DPR, Sufmi Ahmad, di Jakarta, Senin, menyatakan, penyerangan dan kerusuhan di Tolikara, Papua, pada hari pertama Lebaran 2015 ini karena intelijen lemah.
"Kalau
menurut saya, peristiwa ini menunjukkan ada kelemahan dalam intelejen
kita, Seharusnya dari jauh-jauh hari setelah surat dikeluarkan pihak
kemanan harus segera menindaklanjuti dan diantisipasi," kata dia.
Katanya, intelejen haru memiliki "mata" dan tindakannya juga harus kuat, karena Papua itu potensi konfliknya besar, dan ada potensi gerakan separatis juga bisa terjadi.
"Ini tantangan buat Bang Yos. Kalau dia tidak bisa memenuhi tantangan ini dia mundur saja," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Sutiyoso
sebagai kepala baru Badan Intelijen Negara sudah mencanangkan program
pencetakan 1.000 agen intelijen, juga membuka kantor perwakilan BIN di
Turki mengantisipasi penyebaran radikalisme sangat ekstrim NIIS/ISIS.
Sedangkan anggota lain Komisi III DPR, Nasir Jamil, menyatakan, pelaku penyerangan di Tolikara, Papua, harus diberi hukuman.
"Ini negara hukum karena itu siapapun pelakunya harus diselesaikan secara hukum. Saya ingin agar polisi bisa menemukan dan menangkap siapa dalang dari peristiwa itu," katanya.
"Ini negara hukum karena itu siapapun pelakunya harus diselesaikan secara hukum. Saya ingin agar polisi bisa menemukan dan menangkap siapa dalang dari peristiwa itu," katanya.
" Jika
dalang kerusuhan itu tidak berhasil ditemukan dan dihukum maka saya
pesimis situasi di lapangan bisa kondusif," kata Kamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar