KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, korvet Parchim pertama yang akan dipasang Type 730, menggantikan kanon AK-230 di haluan.
Berdasarkan informasi dari Koarmabar, Type 730 resmi diadopsi TNI AL
untuk korvet kelas Parchim. Sebagai project instalasi pertama dipilih
KRI Sultan Thaha Syaifuddin 376, dan kemudian secara bertahap seluruh
korvet Parchim TNI AL akan dipasangi Type 730. Selain karena urusan
harga, adopsi Type 730 dipandang ideal bagi Parchim, sebab Type 730
adalah buatan Tiongkok, dan rancang bangunnya CIWS ini pun memang
mencomot aroma teknologi khas Rusia, sehingga ada kecocokan untuk korvet
Parchim. Sebagai kanon CIWS modern, Type 730 menggunakan modul terpadu
untuk penempatan laras putar, perangkat sensor optik penjejak dan radar.
Pihak AL Tiongkok memberi kode Type 730 dengan identitas H/PJ12 . Di
lingkungan AL Cina, Type 730 sudah diadopsi di banyak kapal perang,
mulai dari kelas korvet, frigat, perusak, hingga kapal patroli cepat.
Bila diperhatikan dari segi desain, nampak paduan elemen Type 730 agak
menyerupai Goalkeeper, CIWS buatan Belanda. Sementara, untuk teknologi
laras putar Gatling-nya, banyak disebut-sebut mencontek GAU-8/A Avenger
buatan General Electric yang terpasang pada pesawat A-10Thunderbolt II.
Lalu bagaimana dengan daya hancur Type 730? Bila AK-230 hanya mampu
memuntakan 1.000 proyektil per menit, maka Type 730 jauh lebih sadis,
kanon dengan kendali elektrik dan
hydraulic driven ini maksimum
bisa mengumbar 5.800 proyektil dalam satu menit. Jelas urusan daya
hancur dan kemampuan mengentikan laju rudal anti kapal pun meningkat
drastis. Jarak tembak efektif kanon ini mencapai 3.500 meter. Jenis
amunisi yang digunakan mulai dari armour-piercing discarding sabot
(APDS), high explosive incendiary (HEI) dan target practice (TP) untuk
latihan. Menurut rilis, sasaran yang melesat hingga kecepatan Mach 2
masih dapat ditangkal Type 730. Jumlah stok amunisi yang siap digunakan
adalah 1.000 peluru.
Type 730 pada Perusak Kawal Rudal kelas Luyang II. Kanon dapat memuntahkan 5.800 proyektil dalam satu menit.
Laras Type 730 mencomot model GAU-8_Avenger.
Bekal radar menjadi elemen vital dari sistem CIWS, Type 730
menggunakan jenis radar TR-47C. Pihak Xi’an Research Institute of
Navigation Technology menyebutkan radar
tracking ini berjalan
di J-band dengan frekuensi 15.7 Ghz dan 17.3 Ghz. Jangkauan deteksi
radar TR-47C mencapai 9.000 meter. Dalam teorinya, 48 sasaran dapat
dipindai secara bersamaan. Dalam konsol senjata, tempatnya berada di
samping radar ditempatkan perangkat optronics (
electro optics)
dari jenis OFC-3. Dalam bentuk modular, OFC-3 merangkum beberapa sensor,
seperti laser range finder, color TV camera, dan infra red camera.
Dalam versi yang lebih maju, laser range finder dapat diganti laser
designator untuk membaca manuver SAM (
suface to air missile).
Juga TV camera dapat diganti dengan night vision camera. Kemudian infra
red camera bisa diganti dengan ImIR, tentunya semuanya berdampak pada
harga jual CIWS.
Radar TR-47C
Electro Optics OFC-3
Display dan kendali OFC
Dalam simulasi tempur, radar dapat melacak sasaran di permukaan laut
seukuran 0,1 meter persegi pada jarak 8 km, bisa diperpanjang hingga 15
km untuk deteksi sasaran 2 berukuran dua meter persegi. Kemudian ukuran
sasaran 10 meter persegi dari jarak 20 km. Kemampuan deteksi radar
mencakup sasaran yang melaju
sea skimming, terbang rendah
diatas permukaan laut untuk menhindari deteksi radar. Namun tentunya,
sistem penembakkan kanon baru dapat merespon saat sasaran berada di
jarak jangkau tembakan (3 ribuan meter).
Untuk sistem kendali penembakkan (
fire control system)
mengusung teknologi autonomous closed-loop system, teknologi ini
digadang bakal memberi reaksi lebih cepat ketimbang CIWS jenis AK-630
buatan Rusia. Sebagai informasi,
AK-630M telah digunakan oleh TNI AL di Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Clurit 641 dan KRI Kujang 642.
Untuk misi pemasaran di Luar Negeri, Type 730 dirancang full kompatibel
dengan combat data system dari buatan Tiongkok dan Eropa. Dari Tiongkok
dikenal model ZKJ-1, ZKJ-4, ZKJ-4A-3, ZKJ-5, ZKJ-6, ZKJ-7, H/ZBJ-1, dan
dari Eropa/NATO seperti Thomson-CSF TAVITAC. Agar lebih memikat calon
pembeli, sistem Type 730 dapat diintegrasikan secara langsung dengan
combat data system tadi tanpa perlu dilakukan modifikasi.
Tampak belakang.
Norinco juga m,enawarkan LD-2000, yang tak lain versi darat dari Type 730.
LD-2000 menjadi salah satu kekuatan Arhanud AD Tiongkok.
Selain hadir untuk kebutuhan kapal perang, pihak Norinco selaku
manufaktur juga menghadirkan Type 730 dalam bentuk land based CIWS.
Identitasnya disebut LD (Lu Dun) -2000, platform CIWS ini ditempatkan
terpadu dalam truk berpenggerak 8×8.
Besar harapan kita, TNI AL dapat lebih memperbanyak adopsi kanon
otomatis reaksi cepat untuk melengkapi armada kapal perang. Selain
dipercaya handal untuk memberi perlindungan pada kapal markas dan konvoi
tempur, kanon model CIWS juga dipandang punya efek getar yang
signifikan pada lawan. Selain digunakan AL Tiongkok, Type 730 juga
dipakai AL Pakistan di empat frigat kelas Zulfiquar.
(Bayu Pamungkas)
Spesifikasi Type 730
Manufaktur : Norinco – China
Laras : Model Gatling 7 laras
Jarak tembak efektif : 3.500 meter
Kecepatan tembak (rate of fire) : 5.800 proyektil per menit
Electro Optics : OFC-3
Radar : TR-47C
Indomil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar