Anda pernah menonton film James Bond: The Sky Fall? Tentu anda masih
ingat dengan peristiwa ledakan yang mengguncang SIS Building, yang
menjadi markas besar Agen Rahasia M16, atau British Secret Intelligence
Service. Konon, di gedung ini pulalah arah mata angin mulai menemukan
tujuannya untuk membawa kapal perang jenis MRLF pesanan Kesultanan
Brunei Darussalam, Nakhoda Ragam Class, melabuhkan layarnya ke pangkuan
ibu pertiwi, Indonesia Tercinta..!
Nun jauh di sebuah kota kecil di Indonesia, sebuah bungkusan kecil
dari sebuah negara Eropa yang kaya, telah diterima oleh seseorang di
beranda depan rumahnya. Ekspresinya tetap tenang meskipun ia telah
mengetahui bahwa bungkusan kecil itu datang dari luar negeri, Inggris..!
Perlahan dia melangkah menuju sebuah ruang kerja yang hanya diterangi
oleh cahaya matahari yang menerobos dinding-dinding kaca yang telanjang.
Bungkusan itu pun di buka. Beberapa fail dan denah kapal perang kini
berserakan di depannya. Satu persatu spesifikasi kapal itu dicermatinya.
Kadang mengangguk, mengernyit, tersenyum, atau bahkan geleng-geleng
kepala. Pada sebuah lembaran fail, tatapan matanya mulai terlihat begitu
fokus, ekspresi serius pun tiba-tiba menghempaskan ketenangan yang
sedari tadi diperlihatkannya.
Tidak cukup hanya sampai di situ, tangannya pun mulai menggapai
secarik kertas dan sebatang pensil. Tidak jelas, entah tulisan, lukisan
atau hitungan yang dia goreskan. Namun yang jelas, tanpa disadarinya,
hari sudah mulai merangkak gelap. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk
membersihkan diri. Setelah itu diambilnya sebungkus mie instant sebagai
pengganjal perut, maklum gara-gara dokumen dari Inggris itu, dia sampai
lupa waktu untuk menikmati santap makan siang dan makan malamnya. Tidak
heran jika tubuhnya pun terlihat agak ceking, tapi tentu saja tidak
demikian dengan otaknya, sama sekali jauh dari kesan ceking. Terbukti
dengan hadirnya dokumen itu di rumahnya. Bisa jadi dialah satu-satunya
manusia di muka bumi ini yang menerima dokumen itu langsung dari
produsen peralatan perang terkemuka, BAE System di Inggris.
Sambil menyeruput kuah mie instant yang dibuatnya, dia pun
melanjutkan mencermati detail gambar dan kalimat yang tertera dalam
dokumen tersebut. Hingga akhirnya diapun menggapai handphone yang
tergeletak agak jauh dari tempatnya duduk saat itu. Seseorang
dihubunginya, dan sebuah pertemuanpun dijanjikan.
Tiga hari kemudian, pagi-pagi sekali dia sudah terlihat berada di
Bandara Juanda, Surabaya. Sebuah koper ukuran sedang dan tas komputer
yang tersandang, tampak menyertai keberangkatannya. Sebuah presentasi
penting akan segera digelar bersama para petinggi di Jakarta. Pendek
kata, presentasi itu pun sukses menyatukan suara para petinggi yang
hadir, padahal sebelumnya, pro kontra kerap memenuhi ruang diskusi.
Mimpi dan harapan besarpun bersandar di pundaknya.
Tidak lama berselang, tim negosiasi pun berangkat ke Brunei. Dari
negeri Sultan Hasanal Bolqiah, terbetik kabar gembira. Sang Sultan
bersedia melepas ketiga ‘the Sultan’s boats’ nya hanya dengan harga $380
juta, atau hanya sekitar 20% dari total biaya yang telah dikeluarkan
oleh paduka Sultan untuk pengadaan ketiga kapal tersebut. Kabar ini pun
kemudian tersebar di berbagai media seluruh dunia. Tindakan bodoh telah
diambil oleh TNI AL, begitulah kira-kira kebanyakan pendapat para
pembaca seusai mengetahui transaksi mengejutkan tersebut. Ya memang
sangat mengejutkan, karena sebelumnya Indonesia juga sempat menolak
tawaran itu, bahkan hampir semua negara di dunia yang ditawari kapal
ini, menyatakan sikap penolakan yang sama. Tapi kini, Indonesia telah
membulatkan tekad untuk mengakuisisi kapal perang yang konon paling
super canggih di kelasnya..!
Pertanyaannya, mengapa kita mau menerimanya sedangkan negara sekelas
Zimbabwe aja ogah untuk mengambilnya.? Hehehe..! Pria ceking ini hanya
bisa nyengir saat ditanyakan tentang hal ini. Ia pun menepis isu tentang
ketidakseimbangan kapal dan tutupnya pabrikan rudal MBDA Seawolf
sebagai alasan atas penolakan Indonesia sebelumnya. Konon saat itu kita
masih sedang mencari solusi untuk menutupi kelemahan yang dimilikinya.
Sekarang semuanya sudah bisa kita atasi berkat negosiasi sengit dari
berbagai lapisan, dari mulai negosiasi para ahli, hingga ke negosiasi
pemimpin negara. Hasilnya, lelaki ceking itu yang dibantu oleh beberapa
orang stafnya, kemudian di berangkatkan ke Inggris, jauh sebelum proses
perbaikan dikerjakan.
Kolaborasi pintar antara para ahli perkapalan Inggris, Jerman,
Perancis dan Indonesia pun berjalan lancar. Satu persatu, detail
permasalahan yang selama ini menjadi isu besar, berhasil dituntaskan.
Hasilnya, sea trial yang dilakukan beberapa waktu lalu, ternyata mampu
menunjukan keseimbangan kapal yang tinggi, sehingga kapal itu pun
dinyatakan lulus untuk menempati rumah barunya di Indonesia. Segenap
bangsa Indonesia kini sedang menantikan kehadiran asset baru
kebanggaannya.
Pertanyaan kecil kemudian menggelitik: Lho kok cuma datang dua,
bukankah yang kita beli itu ada 3? Kenapa yang satunya ketinggalan?
Hehehe..! Ternyata, ini juga salah satu penyebab mengapa kita memutuskan
untuk mengakusisi ketiga kapal ini. Dan ini pulalah yang menjadi point
penting yang diperjuangkan presiden SBY saat harus menandatangani naskah
kerjasama pertahanan dengan rekan sejawatnya dari Inggris, David
Cameron, ketika bertandang ke Jakarta beberapa waktu lalu.
Pengerjaan KRI Usman Harun adalah sebuah langkah awal dari proses TOT
yang diwajibkan oleh pemerintahan SBY. Indonesia mengirimkan para
ahlinya ke Inggris, untuk menuntaskan pengerjaan KRI Usman Harun aka KD
Jerambak yang pada tahun 2003 sengaja dihentikan pengerjaannya oleh
pihak BAE System. Kelemahan-kelemahan yang teridentifikasi oleh para
ahli Indonesia berhasil dieliminir, sesuatu yang tidak akan pernah bisa
dilupakan oleh pihak BAE System. Berkat keberhasilan ini, efek besar
yang langsung bisa dirasakan, adalah menangnya tender PT PAL dalam
pengadaan kapal jenis LPD untuk Angkatan Laut Philipines. Di Manila,
kita telah berhasil menyisihkan Korea Selatan, yang notabene adalah guru
Indonesia dalam pengerjaan kapal jenis LPD Makassar Class. Semua
ternyata tidak terlepas dari keberhasilan para ahli Indonesia dalam
mengoprek kapal Bung Tomo Class di Inggris.
Daya jelah kapal yang semula hanya bertahan sampai 14 hari, berhasil
dilipatgandakan menjadi hingga satu bulan, mengingat perairan Indonesia
yang amat luas. Yang membanggakan, pembangunan tangki dan instalasi pipa
yang dilakukan, ternyata sama sekali tidak mengurangi keseimbangan dan
kecepatan kapal. Hal inilah salah satu yang membuat para ahli di BAE
System menaruh respect yang tinggi terhadap para insinyur Indonesia.
Begitu pula ketika dilakukan pembongkaran terhadap MBDA Seawolf untuk
digantikan dengan senjata sejenis yang lebih canggih, VLS Mica, para
bule itu pun terkesima. Sistem payung udara yang diusung Nautis ll, yang
sebelumnya malfunction pun, tak lepas dari sentuhan para ahli kita.
Kini kapal Nakhoda Ragam Class, yang dulu banyak dicibir dan ditolak
oleh berbagai negara karena dipandang sebagai sesosok perempuan pendek,
gemuk, lamban dan tak berpelindung, mulai menuai banyak pujian. Tidak
sedikit negara yang mulai paranoid dengan kehadiran kapal ini di
perairan Nusantara. Tapi masih sangat sedikit pihak yang memahami
kekuatan sejati yang dimilikinya. Ketika mencoba menanyakan hal ini,
pria ceking itu pun bisa nyengir. Semua berawal dari SIS Building, kita
harus menghormatinya..!
Hmmmm..! Mungkin diperlukan seorang wanita seksi untuk merayu James
Bond agar mau terbuka tentang rahasia jeroan kapal tersebut. Anda masih
ingat, diawal penyerahannya pada Brunei, kapal ini direkomendasikan
untuk operasikan oleh 90 orang crews? Tapi kini, meskipun senjatanya
bertambah, berkat otomatisasi yang dicangkokkan para insinyur Indonesia,
kapal super canggih ini sudah bisa dioperasikan oleh hanya 79 orang
crews saja. Sebuah lompatan yang cukup signifikan, yang sudah membuat
negara-negara seperti Oman dan Pakistan merasa menyesal karena tidak
memiliki sekelompok insinyur Indonesia yang pandai itu, dan membuat TLDM
merasa perlu untuk mempercepat pengadaan kapal Gowind Classnya.
Hehehe..! Untuk mengetahui detailnya, kita tunggu aja kehadiran James
Bond ke Indonesia..! Salam hangat bung..! (by: yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 23 July 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar