Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat menerima alat utama sistem persenjataan baru berupa multiple launcher rocket system
atau senjata peluncur roket bernama Astros II. Senjata baru untuk
Divisi Artileri Medan tersebut didatangkan dari pabrik Avibras Indústria
Aeroespacial, Brasil.
“MLRS Astros II telah tiba di Pelabuhan Tanjung Priok kemarin (6
Agustus 2014), sekitar pukul 10.00 WIB,” kata Kepala Dinas Penerangan
TNI AD Brigjen TNI Andika Perkasa lewat pesan pendek kepada Tempo, Kamis, 7 Agustus 2014.
Menurut Andika, Astros II yang tiba kemarin terdiri atas tiga paket,
yakni satu baterai peluncur roket, amunisi roket, dan simulator peluncur
roket. Ketiga paket tersebut akan segera didistribusikan ke beberapa
markas TNI Angkatan Darat sesuai dengan kebutuhan.
Satu baterai peluncur roket, kata dia, akan digunakan untuk Batalyon
Artileri Medan 1/Malang, amunisi roket bagi Batalyon Artileri Medan
10/Bogor, dan simulator dikirim ke Pusat Pendidikan Artileri Medan.
Andika mengatakan Astros II tiba di Indonesia lebih cepat daripada
rencana semula.TNI AD, kata dia, senang karena Astros bisa dipamerkan
dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-69 TNI yang rencananya akan digelar
di Markas Komando Armada Laut Timur, Surabaya, Jawa Timur, 5 Oktober
mendatang.
Astros II, Andika melanjutkan, merupakan alat utama sistem persenjataan berupa peluncur roket yang memilki mobilitas dan fleksibilitas tinggi. Musababnya, Astros II berbentuk kendaraan tempur sebesar truk yang pada bagian belakangnya menggendong peluncur roket. Rudal Astros bisa ditembakkan dari mana saja.
Kerja sama pembelian Astros II antara pemerintah Indonesia dan Brasil
sudah terjalin sejak 2012. Dalam kerja sama tersebut, Kementerian
Pertahanan sebagai perwakilan pemerintah meminta perjanjian alih
teknologi. Perjanjian tersebut, menurut Andika, meliputi pengadaan
simulator Astros II MKS, Ammunition Mobile Acclimated Depot (AV-DMMC),
revalidasi roket, dan dukungan teknis pembangunan fasilitas perawatan
MLRS Astros.
Sebelumnya, pada April lalu, TNI Angkatan Darat menerima senjata baru berupa 18 pucuk meriam Hyundai howitzer
tarik 155 milimeter/L52 Kh-179 dari Korea Selatan. Kaliber 155 mm pada
meriam ini adalah kaliber terbesar yang dimiliki TNI AD untuk meriam
jenis tarik. Daya tembak meriam ini mampu mencapai jarak 30 kilometer.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat saat itu, Jenderal Budiman, mengatakan
pembelian satu unit meriam ini menghabiskan dana sekitar US$ 980 ribu
pada saat kurs rupiah 9.000 per dolar Amerika Serikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar