Paket pembelian MBT Leopard 2A4 dan IFV Marder 1A3 dari Jerman untuk TNI AD disertai dengan pengadaan kendaraan lapis baja pendukung. Maklum yang dibeli memang di setting untuk kebutuhan dua batalyon kavaleri, maka rantis pendukung seperti ARV (Armoured Recovery Vehicle), AVLB (Armoured Vehicle Launched Bridge) hingga AEV (Armoured Engineer Vehicle) mutlak dibutuhkan guna menjamin gelar operasi Leopard dapat maksimal dalam kondisi apa pun.
Bila di artikel terdahulu telah dikupas ARV untuk MBT Leopard TNI AD, yakni Bergepanzer 3Ri Buffalo buatan Rheinmetall Defence. Maka kini giliran kita singgung sekilas AEV yang dibeli dalam paketan pembelian Leopard. Nah, untuk AEV disebut-sebut Indonesia akan mengadopsi 3 unit tank Kodiak yang juga buatan Rheinmetall Defence. Namun, dalam display model yang di ada di stand Kavaleri pada Pameran Alutsista TNI AD 2014 di Lapangan Monas, justru display model yang tampil adalah Pionierpanzer 2Ri Dachs buatan MaK System Gesellschaft mbH, Jerman.
Yang menarik, meski Kodiak buatan Rheinmetall tapi justru tidak digunakan oleh AD Jerman, pengguna Kodiak utamanya adalah AD Swiss dan AD Kanada. Sementara Dachs yang buatan MaK System justru dioperasikan langsung oleh AD Jerman (141 unit) dan AD Kanada (9 unit). Besar kemungkinan, Dachs AEV pesanan Indonesia diambil dari stok militer Jerman yang ‘melimpah.’
Menyandang gelar AEV, Dachs tak hanya punya peran mendukung laju operasi armada MBT Leopard. Justru kendaraan ini amat pas mendukung kerja satuan zeni tempur, karena adanya dozer dan eskavaator yang cukup besar. Dari platformnya, Pionierpanzer 2 Dachs dibangun dari basis hull MBT Leopard 1. Sebagai kendaraan AEV, Dachs dibekali dengan ‘senjata’ utama untuk membersihkan rintangan. Hal ini diwujudkan dalam crane yang dilengkapi baki ekskavator di bagian depan yang dapat dilipat ke atas sasis saat tak digunakan. Di bagian depan, terpasang bilah dozer dengan lebar 3.520 mm dan tinggi 940 mm. Dozer ini punya daya dorong 240 meter3 per jam. Dozer dapat dimanfaatkan untuk membantu peran membuat tanggul atau menyapu ranjau saat membuka jalan bagi kendaraan lainnya. Bahkan dalam operasi bumi hangus, Dachs dapat dibekali scarifies tajam untuk merusak lapisan aspal. Saat bilah dozer diturunkan, laju kendaraan sekitar 8 km per jam. Penasaran dengan keperkasaan Dachs 2, simak video di bawah ini.
Untuk crane yang dilengkapi baki ekskavator terpasang pada sisi kanan kendaraan, mirip model di ARV Buffalo.
Landasan crane dapat diputar 270 derajat untuk memberi alternatif
posisi sebanyak mungkin dalam segala kondisi. Crane ini memiliki fitur
canggih, karena dibekali sistem sensor pembatas momentum elektronik yang
terus menerus menghitung elevasi, kemiringan kendaraan, dan massa beban
yang diangkut untuk mencegah beban berlebih. Saat tidak digunakan,
crane dapat dilipat dan ditaruh membujur di sisi kanan Dachs. Ekskavator
digerakkan secara hidrolik namun dikendalikan secara elektrik. Baki
ekskavator dapat ditekuk hingga sudut 60 derajat. Kapasitas baki bisa
dimuati material hingga 1,1 meter3. Dalam kondisi tertentu, lengan crane
ekskavator dapat dijulurkan sampai panjang maksimum 8,3 meter.
Kelengkapan Dachs lainnya adalah winch. Dengan adanya winch,
menjadikan Dachs bisa bekerja layaknya ARV. Winch dengan sistem
tensioning dilengkapi sling (kabel baja) dengan panjang 90
meter, ketebalan kabelnya sendiri 33 mm. Kemampuan winch ini cukup
spektakuler, yakni bisa menarik beban hingga 20 ton. Winch mampu menarik
beban sampai 35 ton apabila sling disimpul ganda dengan bantuan pulley tackle.
Posisi pengemudi Dachs duduk di bagian depan dengan komandan tepat
berada di belakangnya. Standar pengoperasioan Dachs melibatkan dua orang
kru, yakni komandan dan pengemudi. Namun dalam misi tempur jumlahnya
bisa ditambah karena disediakan tempat kursi bagi awak ketiga. Pengemudi
dilengkapi periskop, sementara komandan berperan sebagai pengendali
crane ekskavator. Untuk self defence, pada posisi hatch
komandan dapat dilengkapi senapan mesin sedang kaliber MG3 atau FN MAG
7,62 mm. Selain itu juga 6 pelontar granat asap kaliber 76 mm. Seperti
terlihat dalam foto, Dachs AEV juga dapat diajak menyelam sampai
kedalaman 4 meter dengan bantuan cerobong snorkel, ditambah bantuan
pompa air (bilge pump) berukuran besar.
Dari segi kemampuan mesin, dapur pacu Dachs 2 dipasok mesin MTU MB
838 Ca M-500 37.4 litres V-10 multifuel. Dari mesin dengan kapasitas BBM
1.410 liter, kendaraan dapat dipacu hingga kecepatan maksimum 62 km per
jam, sementara jarak tempuhnya sampai 650 km. (Margana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar