Hingga tulisan ini dibuat, sekitar 300 ranpur lapis baja Anoa 6×6
buatan PT Pindad dalam berbagai varian tengah dan telah berhasil di
produksi. Sebagian besar dibuat untuk memenuhi kebutuhan Yonif Mekanis
TNI AD, sementara sisanya dibuat untuk memenuhi pesanan dari Malaysia,
Brenei, dan Oman. Sebagai flagship ranpur buatan industri Dalam
Negeri, Anoa cukup membanggakan, pasalnya pihak PT Pindad menghadirkan
Anoa 6×6 dalam berbagai varian.
Meski pesanan paling dominan adalah varian APC (Armoured Personnel Carrier), namun untuk melengkapi gelar operasional Yonif Mekanis TNI AD, khusus 3 Yonif Mekanis di lingkup Kodam Jaya, Anoa 6×6 juga di datangkan berupa varian komando, kanon,
logistik amunisi, ambulance, dan ARV (Armoured Recovery Vehicle). Nah,
melengkapi tulisan sebelumnya, dimana TNI telah mengoperasikan jenis AMX-13 ARV dan BREM-L ARV Marinir TNI AL,
kini kami kupas Anoa 6×6 ARV, yang juga di daulat sebagai ranpur
recovery pertama yang dibuat oleh Indonesia. Dari pesanan gelombang
pertama, yakni 150 Anoa pada tahun 2008, diketahui ada 4 unit diantaranya merupakan varian recovery.
Dari spesifikasi standar, Anoa 6×6 Recovery tak ada beda dengan Anoa
varian lainnya. Namun, karena punya fungsi khusus, maka ruang pasukan di
bagian belakang disulap menjadi tempat crane. Sekilas ya memang karena
crane inilah yang membuat Anoa 6×6 Recovery beda tampilan dengan
saudara-saudaranya. Sebagai ranpur recovery, peran utamanya adalah
memperbaiki, menderek (towed), dan merawat Anoa lain yang sedang mengalami kerusakan. Kelengkapan utama yang digadang adalah hydraulic crane
yang mampu mengangkat beban hingga 12,6 ton. Sementara berat crane
mencapai 2,1 ton yang bisa dipanjangkan hingga 10 meter. Agar seimbang
selagi mengangkat beban, pada tiap sisi Anoa disematkan dua kaki
hidrolik yang menunjang bodi ranpur. Selain crane, untuk menuntaskan
misi bantuannya, Anoa 6×6 Armoured Vehicle Recovery juga dibekali
perlengkapan lain, seperti mesin chain saw, pemotong baja, dan genset 2
KVA.
Meski berlaku sebagai unit bantuan di pertempuran, namun Anoa 6×6
Recovery juga dibekali persenjataan, meski pilihannya hanya terbatas di
senapan mesin kaliber 7,62 mm dan pelontar granat asap untuk self
defence. Untuk proteksi lapisan baja 8-10 mm juga sama dengan Anoa
lainnya, termasuk kaca tahan proyektil kaliber 7,62 mm. Dengan banyaknya
perkakas yang dijejali di ranpur ini, maka ruang untuk awak hanya
disediakan untuk tiga orang saja.
Selain rajin dipamerkan oleh Pindad di berbagai pameran, Anoa 6×6
Recovery belum lama ini juga telah tampil di medan pengabdian yang
sebenarnya. Pada hari Senin (27/7/2014), sebuah Anoa APC terlihat mogok
di sekitar pintu keluar tol Kebon Jeruk di KM 03+400, Jakarta Barat.
Akibat mogoknya kendaraan berat ini lalu lintas dari Kebon Jeruk
mengarah ke Tomang tersendat. Nah, sebagai aksi pertolongan, di
datangkan dua unit Anoa ke TKP, dan salah satunya diketahui adalah Anoa
6×6 Recovery dari Kodam Jaya. (Heru Baskoro)
Spesifikasi Anoa 6×6 Armoured Recovery Vehicle:
- Crew : 3
- Dimension : 6 x2,5 x 2,17 meter
- Crane : Hydraulic capacity 12,6 ton
- Wheel Base : 1.510 mm
- Empty Weight : ± 12.500 kg
- Power to Weight Ratio : > 20 Hp/ton
- Max Speed : ± 80 km/h (flat road),± 40 km/h (offroad)
- Turning Radius : < 10 m
- Fuel Tank : ± 200 Liter
- Maximum Range : ± 600 km
Tidak ada komentar:
Posting Komentar